Tag Archives: irbil

Maulid Nabi 2025 Berapa Hijriah? Cek Tanggalnya


Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW akan kembali diperingati oleh umat Islam pada 2025. Dalam kalender Masehi, peringatan tersebut jatuh pada bulan September. Sementara dalam kalender Hijriah, diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebuah momentum yang menjadi wujud nyata cinta umat Islam kepada Rasulullah SAW.

Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW sejatinya adalah bentuk kecintaan kepada Allah SWT. Hal ini tertuang dalam firman Allah di surah Ali Imran ayat 31.


قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Setiap tahun, kita memperingati Maulid Nabi untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW. Jadi, tanggal berapa Maulid Nabi 2025? Tahun ke berapa Hijriah?

Maulid Nabi 2025 Jatuh pada 1447 Hijriah

Rujukan mengenai hal ini dapat dilihat pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag RI). Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan 1447 Hijriah.

Berdasarkan kalender tersebut, 12 Rabiul Awal 1447 H bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025 Masehi.

Dengan mengetahui tanggal jatuhnya Maulid Nabi, umat Islam bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menyambut peringatannya. Persiapan tersebut membuat perayaan menjadi lebih bermakna serta dapat dijalani dengan khidmat.

Hari Libur Maulid Nabi 2025

Tanggal tersebut telah ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka peringatan Maulid Nabi SAW. Keputusan ini merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru mengenai hari libur nasional dan cuti bersama 2025.

Karena jatuh pada hari Jumat yang berdekatan dengan akhir pekan, maka libur Maulid Nabi tahun 2025 otomatis menciptakan long weekend selama tiga hari berturut-turut. Adapun rinciannya adalah:

  • Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW
  • Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Makna dan Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Menurut buku Tujuan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi terjemahan Bacharuddin Achmad, Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Rasulullah yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Bagi umat Islam, momen ini menjadi bentuk kecintaan kepada Nabi sekaligus penghormatan atas hadirnya beliau sebagai pembawa risalah Islam.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya peristiwa penting dalam sejarah, melainkan juga anugerah besar bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, beliau diutus sebagai rahmat bagi seluruh makhluk.

Peringatan Maulid juga mengingatkan umat Islam untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Dengan mengenang hari lahir beliau, para muslim diharapkan semakin mantap menjadikan Nabi sebagai suri teladan terbaik dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, sekitar tahun 570 atau 571 Masehi. Peristiwa kelahiran beliau disertai berbagai tanda kebesaran Allah, yang menggambarkan betapa agungnya kehadiran sang Nabi.

Tradisi memperingati Maulid Nabi baru berkembang beberapa abad setelah wafatnya Rasulullah SAW. Salah satu riwayat menyebut Raja al-Muzhaffar Abu Sa’id Kaukabri dari Irbil, Irak utara, sebagai tokoh pertama yang mengadakan perayaan Maulid secara besar.

Pada masa itu, peringatan dihadiri ulama, sufi, dan pejabat kerajaan, yang melihatnya sebagai sarana syiar sekaligus penguat semangat umat menghadapi berbagai tantangan. Perayaan Maulid pun menjadi wujud kecintaan kolektif kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain pendapat tersebut, ada pula yang menyebut Sultan Salahuddin Al-Ayyubi sebagai penggagas peringatan Maulid Nabi. Ia merayakannya dengan menyelenggarakan lomba penulisan riwayat serta pujian untuk Rasulullah, yang kemudian memperkuat tradisi penghormatan hingga terus dilestarikan hingga kini.

Namun sejatinya, peringatan Maulid Nabi tidak ada pada zaman sahabat. Dalil untuk memperingatinya pun tak ada dalam Islam. Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Arti, Tanggal dan Hari Libur


Jakarta

Sebentar lagi umat Islam akan menyambut Maulid Nabi 2025. Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW itu akan jatuh pada pekan pertama September mendatang.

Perayaan Maulid Nabi bertepatan dengan bulan Rabiul Awal tepatnya pada tanggal 12. Berikut arti, jadwal tahun ini, dan ketetapan liburnya.


Arti Maulid Nabi Muhammad dan Sejarahnya

Maulid Nabi adalah tradisi peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat muslim yang menurut sejumlah sumber dilakukan pada era Shalahuddin Al-Ayyubi.

Ada banyak versi terkait awal mula perayaan Maulid Nabi. Menurut buku Ahlussunnah Wal Jamaah karya A. Fatih Syuhud, Maulid Nabi dirayakan sejak berkuasanya Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-4 Hijriah atau abad ke-12 Masehi. Ini merupakan pendapat Al-Muqrizi dalam Al-Khitat.

Berbeda dengan itu, Jalaluddin As-Suyuthi berpendapat orang yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah Raja Muzhaffar Abu Sa’id Kukburi. Muzhaffar adalah penguasa kawasan Irbil pada era Shalahuddin Al-Ayyubi Pendapat ini senada dengan paparan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa Nihayah. Sementara pendapat lain menyebut Shalahuddin Al-Ayyubilah orang yang pertama kali memperingati Maulid Nabi secara resmi.

Perayaan Maulid Nabi umumnya berisi kegiatan-kegiatan spiritual seperti pembacaan Al-Qur’an, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, sholawat, zikir, dan pengajian. Selain itu, ada juga tradisi Maulid Nabi yang sarat akan nilai-nilai sosial-keagamaan.

Tanggal Maulid Nabi 2025

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rabiul Awal 1447 H akan jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025 dan 12 Rabiul Awal 1447 H atau Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025.

Libur Maulid Nabi: Jumat, 5 September 2025

Tanggal peringatan Maulid Nabi 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional. Ketetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 933/2025, 1/2025, dan 3/2025. SKB terbaru itu mengubah keputusan sebelumnya tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

Berdasarkan SKB tersebut, libur Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Artinya, perayaan ini akan disambut libur akhir pekan. Masyarakat akan mendapat long weekend Maulid Nabi 2025 pada tanggal-tanggal berikut:

  • Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

12 Rabiul Awal 2025 Tanggal Merah Apa? Cek di Sini



Jakarta

12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah adalah tanggal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi dijadikan sebagai tanggal merah nasional.

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia diperingati dengan berbagai acara. Mulai dari bersholawat bersama, mendengarkan ceramah hingga momen makan bersama.

Sejarah Maulid Nabi


Dalam sejarahnya, tradisi Maulid Nabi pertama kali ada pada masa pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi yang diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, Gubernur Irbil, Irak.

Maulid Nabi sampai saat ini masih dirayakan dan tercatat sebagai warisan budaya umat Islam. Dikutip dari buku Anna Mutmainah yang berjudul Shalahuddin Al-Ayyubi & Kisah Perjuangannya, Sejumlah sejarawan Barat mengatakan bahwa pembawa tradisi Maulid Nabi berasal dari pendiri Dinasti Fatimiyah yang saat itu mengikuti aliran Islam Syiah Ismailiyah. Tokoh yang menjadi dalang penyebutan Dinasti Fatimiyah sebagai pembawa tradisi Maulid Nabi adalah sejarawan dan ilmuwan yang bernama Al-Qalqashandi.

Tanggal Merah Maulid Nabi 2025

Tahun ini, 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 September 2025. Lalu, apakah tanggal tersebut termasuk tanggal merah?

Ketentuan tanggal merah tahun 2025 telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru, Nomor 933 Tahun 2024, Nomor 1 Tahun 2024, dan Nomor 3 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

12 Rabiul Awal 2025: Tanggal Merah

Mengacu SKB 3 Menteri terbaru, tanggal 5 September 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Penetapan ini dilakukan agar masyarakat dapat memperingati hari besar keagamaan dengan nyaman dan tertib.

Karena bertepatan dengan hari Jumat sehingga berdekatan dengan libur akhir pekan, maka libur Maulid Nabi 2025 bisa menjadi periode libur panjang selama 3 hari berturut-turut. Durasi libur juga bisa diperpanjang dengan mengambil 1-2 hari cuti tambahan untuk pribadi.

Berikut rincian tanggalnya:

Kamis, 4 September 2025: Rekomendasi cuti

Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW

Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir

pekan

Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Senin, 8 September 2025: Rekomendasi cuti.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Siapa Sosok Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?


Jakarta

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi tradisi yang dijalankan umat Islam sejak zaman dahulu. Setiap tahun, umat Islam memperingati kelahiran Nabi dengan doa, dzikir, majelis ilmu, dan kegiatan yang meningkatkan kecintaan kepada beliau.

Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 5 September 2025, menjadi momen istimewa untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW.

Meskipun menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya di Indonesia, perayaan Maulid Nabi sebenarnya tidak pernah dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW begitu pun para sahabat beliau. Lantas, siapa sosok pertama yang memprakarsai perayaan Maulid Nabi? Simak penjelasannya berikut ini.


Sosok Pertama yang Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Berdasarkan buku Tanya Jawab Islam terbitan Daarul Hijrah Technology, sosok pertama yang tercatat merayakan Maulid Nabi adalah Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, penguasa Irbil yang mengikuti ajaran ahlus sunnah wal jama’ah. Imam Suyuti menuliskan

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ

Artinya: “Orang yang pertama kali mengadakan seremonial (merayakan maulid nabi) itu adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Ia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Mudhaffari di kaki gunung Qasiyun.”

Menurut Al Hafizh Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wa Annihayah, Raja Mudzaffar mengadakan perayaan Maulid Nabi yang meriah pada bulan Rabi’ul Awal. Perayaannya sangat besar dan istimewa. Raja Mudzaffar dikenal sebagai raja yang cerdas, pemberani, bijaksana, alim, dan adil.

Al Hafizh juga menyebutkan bahwa Syeikh Abul Khaththab Ibnu Dihyah menulis sebuah kitab tentang Maulid yang berjudul At-Tanwir fii Maulidil Basyiirinnazhiir. Sebagai penghargaan, Raja Mudzaffar memberinya hadiah 1.000 dinar.

Masa pemerintahan Raja Mudzaffar berlangsung lama hingga wafat ketika sedang mengepung kota Akkaa dari pasukan Eropa pada tahun 630 H. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang baik dan terpuji.

Perbedaan Pendapat tentang Orang Pertama yang Merayakan Maulid

Meski banyak ulama sepakat bahwa Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin adalah sosok pertama yang memprakarsai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, sejarah mencatat adanya versi lain. Tidak semua catatan sepakat mengenai siapa yang pertama kali menyelenggarakan peringatan kelahiran Nabi.

Mengutip dari buku Ritual dan tradisi Islam Jawa oleh Muhammad Sholikhin, bahwa menurut al-Sundubi dalam karyanya Tarikh al-ikhtilaf fi al-Maulid al-Nabawi, al-Mu’izz li-Dinillah, penguasa Dinasti Bani Fatimah di Mesir dianggap sebagai pihak pertama yang melaksanakan perayaan Maulid.

Hal ini diperkuat oleh Syekh Hasan as-Sandubi yang menulis bahwa inisiatif merayakan Maulid Nabi muncul pertama kali dari Dinasti Fatimiyah yang didirikan oleh Ubaid al-Mahdi.

لَقَدْ دَلَّنِي البَحْثُ عَلَى أَنَّ الْفَاطِمِيِّيْنَ هُمْ أَوَّلُ مَنْ اِبْتَدَعَ فِكْرَةَ الْاِحْتِفَالِ بِذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِي

Artinya: Dinasti Bani Fatimah merupakan kelompok pertama yang mewujudkan gagasan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad (Hasan as-Sundawi, Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi)

Di sisi lain, Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi memang tercatat bukan yang pertama secara keseluruhan. Namun, beliau memiliki peran penting karena menjadi orang pertama yang mengadakan perayaan Maulid dengan skala besar dan tersusun rapi. Inisiatif Raja Mudhaffar membuat tradisi ini dikenal luas dan menjadi teladan bagi umat Islam di berbagai wilayah.

Perbedaan pendapat mengenai sosok pertama merayakan Maulid tidak mengurangi makna dari peringatan ini. Yang paling penting adalah bagaimana umat Islam memahami perayaan ini dengan menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlaknya, dan memperbanyak amal kebaikan.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com