Tag Archives: isra miraj

8 Hal yang Membatalkan Shalat



Jakarta

Shalat dari syariat Islam menduduki tempat yang sangat penting, sehingga meninggalkan sholat khususnya shalat lima waktu akan mendapatkan dosa. Shalat adalah rukun kedua dari seluruh rukun Islam setelah dua kalimat syahadat. Shalat adalah tiang agama dan sesuatu yang pertama-tama dihisab dari seorang hamba.

Shalat telah disebutkan dalam berbagai ayat Al-Qur’an Al-Karim dengan bentuk yang berbeda-beda. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 103:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا


Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan shalat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin. (QS: An-Nisa: 103)

Dalam buku Fiqih Sunnah tulisan Sayyid Sabiq, perintah shalat disampaikan kepada Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra Miraj.

Anas bin Malik menceritakan, “Shalat diwajibkan kepada Rasulullah SAW pada saat beliau diangkat pada malam Isra, yaitu sebanyak 50 kali. Kemudian dikurangi hingga mencapai lima kali. Lalu dipanggillah Rasulullah SAW, ‘Wahai Muhammad, sungguh perkataan-Ku tidak bisa diganti-ganti. Dengan lima (waktu salat) ini, kamu mendapatkan 50.” (Hadits Shahih)

Kewajiban shalat juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 43:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ

Artinya: “Tegakkanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”

Diriwayatkan Abdullah bin Qarth, Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka seluruh amalnya akan baik. Jika shalatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.” (Hadits Shahih)

Dengan diwajibkannya shalat, tentunya kita ingin shalat yang kita kerjakan dapat diterima dan sah di mata Allah SWT. Agar shalatnya sah, sebaiknya muslim harus menghindari hal-hal yang membatalkan shalat.

8 Hal yang Membatalkan Shalat

Berikut hal-hal yang membatalkan shalat

1. Murtad

Dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat tulisan Ahmad Sarwat, syarat pertama orang yang mengerjakan shalat adalah statusnya harus menjadi seorang muslim. Bila status keislamannya terlepas, maka otomatis shalatnya menjadi batal.

Maka orang yang sedang melakukan shalat, lalu tiba-tiba murtad, maka batal shalatnya. Mungkin ada orang yang bertanya, bagaimana bisa seseorang yang sedang shalat, tiba-tiba berubah menjadi murtad?

Murtad atau keluar dari agama Islam bisa saja terjadi tiba-tiba, misalnya ketika seseorang tiba-tiba mengingkari wujud Allah SWT, atau mengingkari kerasulan Muhammad SAW, termasuk juga mengingkari kebenaran agama Islam sebagai agama satu-satunya yang Allah ridhai. Bila sesaat setan masuk ke dalam pikiran sambil meniupkan pikiran sesatnya itu, lalu seseorang itu sampai kepada tingkat meyakini apa yang ditiupkan setan itu, maka boleh jadi dia sempat murtad sebentar.

Kalaupun saat itu dia segera sadar, maka shalat yang dilakukannya dianggap batal dan harus diulang lagi. Mengapa demikian?

Karena kekufuran itu merusak amal dan membuatnya menjadi sia-sia. Dalilnya adalah firman Allah SWT:

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya: “Jika kamu mempersekutukan niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)

2. Gila

Demikian juga dengan orang yang tiba-tiba menjadi gila atau hilang akal saat sedang shalat, maka shalatnya juga batal.

Sebab syarat sah dalam ibadah shalat salah satunya adalah berakal. Shalat yang dilakukan oleh orang gila atau kehilangan akalnya, tentu shalat itu tidak sah. Dan bila gila itu datangnya kumat-kumatan, sebentar datang dan sebentar hilang, maka bila terjadi ketika sedang shalat, shalat itu menjadi batal.

3. Belum Masuk Waktu Shalat

Di antara syarat sah shalat adalah bahwa mengetahui bahwa waktu shalat sudah masuk. Sebab shalat itu tidak sah dilakukan bila belum lagi masuk waktunya. Maka bila seseorang yang sedang mengerjakan shalat, kemudian terbukti bahwa di tengah shalat itu baru masuk waktunya, otomatis shalatnya itu menjadi batal dengan sendirinya.

Hukum shalat sebelum waktunya jauh berbeda dengan shalat yang dilakukan pada waktu yang sudah terlewat. Bila waktunya sudah lewat, shalat masih sah dilakukan, bahkan dalam kaitannya dengan shalat fardhu, hukumnya tetap wajib dikerjakan.

4. Terkena Najis

Suci dari najis adalah salah satu syarat sah shalat. Tidak sah shalat seseorang kalau badan, pakaian atau tempatnya shalatnya masih terkena najis. Maka jika di tengah-tengah shalat seseorang terkena atau tersentuh benda-benda najis, maka secara otomatis shalatnya itu pun menjadi batal.

Namun yang perlu diperhatikan adalah batalnya shalat itu hanya apabila najis itu tersentuh tubuhnya atau pakaiannya.

Adapun tempat shalat itu sendiri bila mengandung najis, tapi tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau pakaian, shalatnya masih sah dan bisa diteruskan. Asalkan dia bergeser dari tempat najis itu terjatuh.

Selain sumber najis itu dari luar, bisa juga najis itu datang dari dalam tubuh sendiri. Maka bila ada najis yang keluar dari tubuhnya hingga terkena tubuhnya, seperti mulut, hidung, telinga atau lainnya, maka shalatnya batal.

Namun bila kadar najisnya hanya sekadar najis yang dimaafkan, yaitu najis-najis kecil ukurannya, maka hal itu tidak membatalkan shalat.

5. Berbicara secara sengaja

Dilansir dalam buku Panduan Sholat Rasulullah karya Imam Abu Wafa, berbicara saat shalat membuat shalat menjadi rusak. Di dalam shalat harus tenang dan tidak berbicara.

Berdasarkan dalil sahabat Zaid bin Arqam:

كُنَّا نَتَكَلَّمُ فِي الصَّلَاةِ، يُكَلِّمُ الرَّجُلُ صَاحِبَهُ، وَهُوَ إِلَى جَنْبِهِ فِي الصَّلَاةِ حَتَّى نَزَلَتْ { وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ }، فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ، وَنُهِينَا عَنِ الْكَلَامِ.

Artinya: “Ia (Zaid bin Arqam) berkata: Dahulu kami berbicara di dalam shalat, seseorang mengajak bicara dengan temannya yang di sebelahnya hingga turun ayat ‘Dan dirikanlah shalat karena Allah dengan tenang’, maka kami diperintahkan agar diam dan dilarang berbicara “(HR. Muslim no539, Bukhari no.1200, Abu Dawud no.949, Tirmidzi no.405, Nasai no.1219)

6. Tidak Membaca Surah Al-Fatihah

Mengutip buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat tulisan Ahmad Sarwat menyebut bahwa seluruh ulama sepakat bahwa membaca surat Al-Fatihah adalah bagian dari rukun shalat. Sehingga bila ada orang yang sengaja atau lupa tidak membaca surat Al-Fatihah lalu langsung rukuk, maka shalatnya menjadi batal.

Dalilnya adalah hadits nabawi yang secara tegas menyebutkan tidak sahnya shalat tanpa membaca surat Al-Fatihah:

لا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ القُرْآنِ

Dari Ubadah bin Shamit RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sah shalat kecuali dengan membaca ummil-quran (surat Al-Fatihah).” (HR. Bukhari Muslim)

Namun, dalam hal ini dikecualikan dalam kasus shalat berjamaah di mana memang sudah ditentukan bahwa imam menanggung bacaan Fatihah makmum, sehingga seorang yang tertinggal takbiratul ihram dan mendapati imam sudah pada posisi rukuk, dibolehkan langsung ikut rukuk bersama imam dan telah mendapatkan satu rakaat.

Demikian pula dalam shalat jahriyah (suara imam dikeraskan), dengan pendapat yang mengatakan bahwa bacaan Al-Fatihah imam telah menjadi pengganti bacaan Al-Fatihah buat makmum, maka bila makmum tidak membacanya, tidak membatalkan shalat.

7. Keluar Sesuatu dari Kemaluan

Yang dimaksud kemaluan itu termasuk bagian depan dan belakang. Dan yang keluar itu bisa apa saja termasuk benda cair seperti air kencing, mani, wadi, mazi, atau apa pun yang cair. Juga berupa benda padat seperti kotoran, batu ginjal, cacing, atau lainnya.

Pendeknya, apa pun juga benda gas seperti kentut. Semua itu bila keluar lewat dua lubang qubul dan dubur membuat wudhu yang bersangkutan menjadi batal.

Dasarnya adalah firman Allah SWT berikut ini:

أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ

Artinya: Atau bila salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air. (QS. Al-Maidah: 6)

Dan juga berdasarkan hadits nabawi:

إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَل عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنَ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila seseorang dari kalian mendapati sesuatu pada perutnya lalu dia merasa ragu apakah ada sesuatu yang keluar atau tidak, maka tidak perlu dia keluar dari masjid, kecuali dia mendengar suara atau mencium baunya.” (HR. Muslim)

Tidur yang bukan dalam posisi tetap (tamakkun) di atas bumi. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW:

مَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّا

“Siapa yang tidur maka hendaklah dia berwudhu.”(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur yang membuat hilangnya kesadaran seseorang. Termasuk juga tidur dengan berbaring atau bersandar pada dinding. Sedangkan tidur sambil duduk yang tidak bersandar kecuali pada tubuhnya sendiri tidak termasuk yang membatalkan wudhu sebagaimana hadits berikut:

عَنْ أَنَسٍ رَضِي الله عنه قَالَ كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ يَنَامُونَ ثُمَّ يُصَلُّونَ وَلَا يَتَوَضَّؤُنَ – رواه مسلم – وزاد أبو داود : حَتَّى تَخْفَقَ رُؤُسُهُم وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ

Dari Anas RA berkata bahwa para sahabat Rasulullah SAW tidur kemudian shalat tanpa berwudhu (HR. Muslim) Abu Daud menambahkan: Hingga kepala mereka terkulai dan itu terjadi di masa Rasulullah SAW.

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Contoh Teks Pidato Isra Miraj yang Bisa Jadi Referensi



Jakarta

Isra Miraj adalah peristiwa luar biasa yang dialami oleh Rasulullah sebagai mukjizat dari-Nya. Pidato tentang hikmah perjalanan Rasulullah SAW dalam Isra Miraj bisa disampaikan pada kaum muslimin.

Dengan menyampaikan pidato atau ceramah mengenai Isra Miraj, diharapkan orang-orang muslim akan selalu mengingat peristiwa berharga ini sehingga bertambah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

1. Contoh Teks Pidato Isra Miraj

Teks pidato Isra Miraj yang pertama diambil dari buku Anti Panik Berbicara di Depan Umum oleh Asti Musman. Teks pidato Isra Miraj tersebut adalah sebagaimana berikut:


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami muliakan,

Mengawali pertemuan kita pada hari ini, marilah kita mengucapkan alhamdulillah sebagai salah satu cara kita bersyukur atas berbagai macam nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita. Salah satu nikmat-Nya yaitu pada kesempatan hari ini kita bisa berkumpul, bersilaturahmi dan bertatap muka di lapangan Masjid yang dihadiri sekian banyak kaum muslimin dan muslimat untuk ikut serta memperingati hari besar Islam, yakni Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah sebagai pembawa rahmat kepada umatnya yang setia mengikutinya. Mudah-mudahan kita tergolong umat Nabi Muhammad SAW yang benar-benar mencontoh dalam aktivitasnya. Aamiin.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,

Dalam bulan Rajab, ada peristiwa yang terpenting yang tidak boleh terlupakan, yaitu Isra dan Miraj. Isra’ berarti perjalanan di malam hari yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Dalam kesempatan kali ini, saya tidak akan menyampaikan kisah perjalanan itu secara kronologis, tetapi saya akan melihat dari segi hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa itu.

Kaum muslimin muslimat yang saya hormati,

Berkaitan dengan peristiwa Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW, Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya dalam Alquran surah al-Isra’ ayat 1 yang artinya:

“Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (nabi Muhammad SAW) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang kami berkati di sekitarnya, supaya Kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami padanya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dengan peristiwa tersebut bagi kaum mukmin tentunya tidak ada keraguan lagi, karena sudah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya di atas. Adapun yang dinamakan Miraj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha menuju luar angkasa, dan akhirnya sampai yang paling tinggi, yaitu dinamakan Sidratul Muntaha. Dan tempat yang paling tinggi itu tidak mungkin bisa dijangkau oleh manussia, walau dengan menggunakan alat yang canggih, kecuali Nabi Muhammad SAW yang dapat sampai di sana, karena kekuasaan dan kehendak Allah semata. Dari tempat inilah Nabi Muhammad SAW secara langsung menerima perintah shalat sehari lima waktu, yang harus dikerjakan oleh segenap kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia.

Hadirin yang kami hormati,

Apa yang menjadi pupuk dan siraman bagi iman? Tidak lain ialah ibadah kepada Allah, baik ibadah yang wajib maupun ibadah sunah. Di antara berbagai ibadah yang sangat mendasar dan pokok bahkan merupakan tiang penyangga agama Islam ialah ibadah shalat lima waktu. Ibadah inilah yang menjadi buah tangan ketika Rasulullah SAW mengadakan perjalanan Isra dan Miraj.

Hadirin,

Selain merupakan sebuah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui peristiwa Isra Miraj, shalat juga mempunyai banyak dampak positif pada manusia.

Dilihat dari segi hasil dan mutu pekerjaan, waktu shalat adalah bersamaan waktunya dengan manusia beristirahat. Kalaupun dhuhur pada waktu manusia bekerja, istirahat barang sepuluh menit sesudah jam tujuh pagi mulai bekerja, tidak akan merugikan, justru menambah semangat bekerja. Seolah gadget yang kehabisan baterai, dicas kembali sehingga bisa berfungsi dengan baik.

Dilihat dari segi konsentrasi manusia berpikir, karena konsentrasi itu dibutuhkan dalam berbagai hal, shalat pun melatih manusia untuk berkonsentrasi. Paling tidak diwajibkan lima kali dalam sehari semalam, di samping shalat sunah.

Dilihat dari segi kebersihan dan kesehatan, shalat mengandung hal itu. Karena sebelum shalat kita dianjurkan bersuci. Demikian pun dengan gerakan shalat memiliki nilai yang lebih tinggi dari sekadar olahraga.

Hadirin sekalian,

Tak terasa, ternyata sudah tiba saatnya di penghujung materi pidato saya kali ini. Demikian pidato yang bisa saya sampaikan, yakni mengenai peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Apabila terdapat kesalahan dan kurang tepat, saya mohon maaf. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Contoh Teks Pidato Isra Miraj untuk Kelas

Dikutip dari buku Pintar Pidato: Kiat Menjadi Orator Hebat oleh Arif Yosodipuro, teks pidato Isra Miraj tersebut adalah:

Wahyu yang Diterima Nabi Muhammad SAW dalam Isra Miraj

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَبِهِ أَجْمَعِينَ. (أَمَّا بَعْدُ)

Yang kami hormati, Wali kelas X IPA 1, Ibu Hanifah Zubair

Yang terhormat, Ketua Kelas X IPA 1, rekan-rekan, hadirin yang dimuliakan Allah.

Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena atas qodho’-Nya kita bisa hadir di majelis ini dalam acara peringatan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Sholawat dan salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Rasulullah, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi akhir zaman yang telah membimbing dan mengajarkan kepada kita suatu ajaran yang haq, yakni dinul Islam.

Ibu wali kelas dan saudara-saudara yang dirahmati Allah, pada majelis yang penuh rahmat ini ijinkan saya menyampaikan pidato dengan judul: WAHYU YANG DITERIMA NABI MUHAMMAD SAW DALAM ISRA MIRAJ.

Hadirin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,

Isra’ dan Mi’raj merupakan serangkaian peristiwa spiritual yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi satu dari mukjizat beliau. Secara etimologi atau arti kata, isra’ berarti “berjalan” atau “perjalanan”. Sedangkan mi’raj artinya “naik”.

Kemudian secara istilah Isra Miraj diartikan sebagai perjalanan Rasulullah Muhammad SAW dari Masjidil Haram (di Mekah) ke Mesjidil Aqso (di Baitul Maqdis, Palestina) pada malam hari kemudian naik ke Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu shalat lima waktu.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Isra’ ayat 1 yang berbunyi:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ، لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ)

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [QS. AL ISRA 17:1]

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad sampai langit ketujuh dan bertemu Allah di Sidratul Muntaha. Di sana, beliau menerima wahyu shalat sebanyak 50 waktu dalam sehari. Perintah itu pun Nabi sanggupi.

Saat kembali, Nabi Muhammad bertemu Nabi Musa. Nabi Musa pun mengingatkan agar Nabi SAW meminta keringanan kepada Allah. Karena nanti umat Nabi Muhammad akan keberatan menjalankan shalat fardu sebanyak itu.

Nabi Muhammad SAW setuju dengan pendapat Nabi Musa. Lalu, beliau kembali menghadap Allah dan meminta keringanan. Setelah mendapatkan keringanan, beliau bertemu Nabi Musa dan disarankan untuk meminta keringanan lagi, karena jumlahnya dianggap masih memberatkan.

Beliau pun kembali menghadap Allah dan meminta keringanan lagi. Permintaan itu beliau lakukan beberapa kali. Setiap kali beliau meminta keringanan, Allah mengurangi lima waktu.

Akhirnya, setelah sampai pada bilangan terakhir, yakni lima waktu, Nabi malu untuk kembali menghadap kepada Allah minta keringanan. Beliau khawatir jika hal itu dilakukan, niscaya Allah akan mengurangi lima waktu tersebut.

Hadirin as’adakumullah, ketika Nabi bercerita ihwal peristiwa tersebut kepada penduduk Quraisy Makkah, tidak hanya kafir Quraisy yang tidak mempercayainya, orang-orang yang sebelumnya telah memeluk Islam pun banyak yang tidak percaya dengan peristiwa tersebut.

Alasan mereka tidak mempercayai hal tersebut karena jarak tempuh dari Mekkah ke Baitul Maqdis yang seharusnya ditempuh dengan waktu sebulan pada masa itu hanya ditempuh nabi selama satu malam. Mereka tetap tidak percaya walaupun Nabi mampu menyebutkan ciri-ciri Baitul Maqdis.

Peristiwa Isra dan Miraj adalah sebuah peristiwa yang futuristik. Pada saat itu memang dirasa aneh karena kendaraan satu-satunya adalah unta atau kuda. Dan, tidak mungkin perjalanan sejauh itu bisa ditempuh dengan waktu yang cepat jika hanya menggunakan unta atau kuda.

Hanya Abu Bakar yang tidak ragu sedikit pun dengan kejadian yang dialami Nabi. Dialah orang pertama yang meyakini dan membenarkan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Hadirin as’adakumullah,

Kita sebagai umat beliau Rasulullah Muhammad SAW berkewajiban untuk meyakini peristiwa tersebut. Tentu kadang ada yang seolah tidak masuk di akal. Peristiwa Isra Miraj bukannya tidak masuk di akal, tetapi akal kitalah yang belum bisa menjangkaunya.

Dan setelah meyakini, tugas kita selanjutnya adalah menjalankan hasil dari peristiwa tersebut, yakni shalat lima waktu. Karena shalat lima waktu merupakan satu dari ibadah fardhu yang harus kita kerjakan.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Wassalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Contoh Kultum Singkat Isra Miraj, Kisah Perjalanan Nabi yang Menyentuh Hati


Jakarta

Hari-hari terakhir Rajab bertepatan dengan peringatan Isra Miraj atau peristiwa perjalanan satu malam Rasulullah SAW. Berikut detikHikmah sajikan contoh kultum singkat tentang Isra Miraj yang dapat dijadikan referensi.

Kultum mengenai peringatan Isra Miraj sekaligus menjadi pengingat kepada salah satu mukjizat besar Rasulullah SAW tersebut. Selain itu, perjalanan ini pula saat Rasulullah SAW menerima syariat kewajiban salat lima waktu dalam sehari menghadap Allah SWT.

Adapun kultum memiliki kepanjangan yaitu kuliah tujuh menit. Istilah kultum merujuk pada istilah dari ceramah atau dakwah secara singkat. Untuk itu, naskah kultum tidak perlu terlalu panjang namun tetap mempertahankan isi yang disampaikan. Berikut kumpulan contoh kultum yang dapat dijadikan rujukan seperti dikutip dari laman KemenPAN RB, Kementerian Agama, dan Pemerintah Provinsi Aceh.


Kumpulan Contoh Kultum Singkat tentang Isra Miraj

1. Kultum Singkat Isra Miraj Pertama

Peristiwa Isra Miraj adalah peristiwa yang sulit dicerna oleh akal manusia tapi sebagai seorang muslim kita wajib percaya dan meyakininya. Pada masa itu pun, usai peristiwa Isra Miraj Rasulullah SAW menceritakannya pada kaum muslimin dan masyarakat di Makkah, akan tetapi tentu saja kaum kafir Quraish tidak ada yang mempercayainya dan bahkan Abu Lahab menjadikannya sebagai bahan olok-olokan.

Banyak diantara kaum muslimin pun yang mendengar cerita nabi pada waktu itu seolah ragu, tapi Abu Bakar Shiddiq tampil terdepan mengakui kebenaran dan meyakini bahwa peristiwa Isra Miraj yang telah terjadi pada Nabi SAW adalah benar adanya. Abu Bakar-lah yang pertama kali membenarkan adanya peristiwa itu hingga ia pun diberi gelar As-Siddiq.

Peristiwa Isra Miraj adalah ujian keimanan bagi kaum muslimin pada waktu itu karena bagaimana bisa seorang manusia pulang pergi dari Makkah ke Palestina dan dinaikkan ke Sidratul Muntaha hanya dalam satu malam, tapi jika iman yang berkata, tentu tak ada yang mustahil bagi Allah SWT, sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 1.

Isra Miraj adalah suatu peristiwa besar yang tonggak sejarah dimulainya perintah sholat lima waktu. Isra artinya diperjalankan, sedangkan Miraj artinya dinaikkan.

Rasulullah SAW pada waktu itu diperjalankan oleh Allah SWT dari Mekah ke Palestina dan kemudian dinaikkan ke Sidratul Muntaha untuk diperlihatkan kepadanya tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Pada peristiwa bersejarah itulah, untuk pertama kalinya perintah sholat lima waktu disyariatkan wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin.

Oleh karenanya, melalui momentum peringatan Isra Miraj ini, marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas ibadah sholat kita, sehingga sholat yang kita laksanakan lima waktu setiap hari dapat mempercantik perilaku kita, bahkan mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ankabut ayat 45.

2. Kultum Singkat Isra Miraj Kedua

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah terindah kepada Rasulullah SAW melalui perintah sholat lima waktu dalam perjalanan Isra Miraj. Momentum ini mengajarkan kita untuk merefleksi kembali sejarah, merenungi pesan, dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai peringatan bagi umat Islam.

Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah SAW menyaksikan berbagai gambaran kehidupan umatnya di masa depan. Wabah-wabah seperti kurangnya sedekah, meninggalkan kewajiban sholat, hingga kecenderungan mengonsumsi hasil riba menjadi sorotan dalam visualisasi yang diperlihatkan Allah SWT.

Ini adalah peringatan bagi kita untuk menjaga kewajiban sholat, mengeluarkan sedekah, dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dilarang. Refleksi ini diharapkan dapat membantu umat Islam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Mari jadikan peristiwa Isra Miraj sebagai landasan untuk meningkatkan ketaqwaan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menyadari pentingnya menjaga nilai-nilai agama. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini dan menjadi umat yang taat serta bermanfaat bagi sesama.

3. Kultum Singkat Isra Miraj Ketiga

Seandainya seorang muslim memahami secara hakiki peristiwa diterimanya wahyu salat, pastilah tak ada seorang pun dari umat islam yang meremehkan dan melalaikan bahkan meninggalkan salat. Allah mengistimewakan dan meninggikan kedudukan syariat ini, karena itulah, Nabi SAW menerimanya dengan cara yang berbeda. Langsung berjumpa dengan-Nya tanpa perantara.

Wahyu ini tidak diterima di bumi sebagaimana syariat lainnya. Syariat ini pula satu-satunya syariat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta keringanan dalam penunaiannya. Awalnya diwajibkan 50 waktu dalam sehari.

Mengapa Nabi SAW menerimanya dengan cara yang berbeda. Langsung berjumpa dengan Allah SWT tanpa perantara malaikat Jibril?

Bagi umat Islam yang mentadabburi perjalanan Isra Miraj, mereka sadar semua kejadiannya dan tahapan peristiwanya adalah sebuah pengantar untuk berjumpa suatu yang lebih dahsyat lagi, yaitu perjumpaan Rasulullah SAW dengan Rabbnya. Terjadilah dialog yang begitu agung hingga beliau menerima perintah kewajiban salat untuk diri beliau dan umatnya. Inilah puncak perjalanan Isra Mi’raj.

Allah Ta’ala, dengan kasih sayang-Nya menganugerahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman sesuatu yang dapat menghubungkan mereka dengan Rabb mereka. Rasulullah SAW Mi’raj dengan ruh dan fisik beliau.

Dengan keadaan itulah beliau berdialog dengan Allah Ta’ala. Kemudian Allah SWT menyediakan bagi umat Islam sesuatu yang mampu membuat mereka bermunajat, dekat, tersambung, dan berdialog dengan Rabb mereka, yaitu ibadah salat. Inilah makna bahasa dari kata salat. Salat adalah alat penyambung yang menghubungkan seorang hamba dengan Rabbnya.

Semoga setiap orang muslim merenungkan dan memahami secara hakiki peristiwa diterimanya wahyu salat, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang meremehkan dan melalaikan salat. Aamiin.

4. Kultum Singkat Isra Miraj Keempat

Peristiwa Isra Mi’aj selain berdimensi religius spiritual juga berdimensi geopolitik global. Dimensi religius spiritual yaitu perintah salat 5 waktu. Sementara dimensi geopolitik global yaitu mencabut mandat dari Bani Israil dan mengalihkan kepemimpinan spiritual dan politis Yerusalem kepada Nabi Muhammad SAW.

Peringatan Isra Miraj yang digelar rutin setiap tahun, selain untuk menyemarakkan syiar Islam, juga mengajak kaum muslimin untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Memperingati Isra Miraj juga diharapkan dapat memperteguh sikap istiqamah dalam meneladani perjuangan Rasulullah SAW.

Isra dan Miraj yang terjadi pada diri Rasulullah dilakukan dengan ruh dan jasad, dan dalam waktu kurang dari satu malam. Dalam hal ini, kalau dilihat dari pendekatan akal pikiran dan nalar manusia yang sangat terbatas maka tentu peristiwa tersebut sangatlah irasional. Namun, inilah yang dinamakan mukjizat, yang merupakan bukti yang menundukkan logika manusia yang lemah.

Peristiwa Isra Miraj mewajibkan umat Islam untuk menunaikan salat 5 waktu sebagai wahana komunikasi langsung dengan Allah SWT. Selain perintah salat, buah dari peristiwa Isra Mi’raj adalah pencerahan jiwa dan semangat bagi Rasulullah dalam menghadapi berbagai persoalan, baik dalam menyebarkan syiar Islam maupun dalam membangun tatanan kehidupan kemasyarakatan.

Dengan demikian, Isra Miraj tidak hanya merupakan bagian dari transformasi spiritual tetapi juga transformasi sosial. Transformasi spiritual mengajarkan kita semua untuk senantiasa taat, tunduk dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sementara transformasi sosial, mengajak kita semua untuk senantiasa melakukan perubahan; dari kesalahan menuju kesalehan, dari jalan gelap menuju terang, dan dari keterbelakangan menuju kemajuan.

5. Kultum Singkat Isra Miraj Kelima

Alhamdulillah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan mengulas tentang peristiwa Isra Miraj, suatu mukjizat besar yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Peristiwa Isra Miraj terjadi pada malam yang penuh berkah, di mana Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit ketujuh. Ini adalah hadiah dari Allah untuk menghibur hati Rasul-Nya yang sedang dilanda kesedihan setelah kehilangan Khadijah dan Abu Thalib.

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa utama, yaitu Isra (perjalanan malam) dan Miraj (kenaikan). Isra melibatkan perjalanan fisik Rasulullah dari Makkah ke Yerusalem, sementara Miraj adalah kenaikan beliau melewati langit-langit menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menjadi dasar dari kewajiban sholat lima waktu bagi umat Islam.

Kita juga dapat merasakan hikmah dari Isra Miraj ini. Pertama, kemukjizatan yang terjadi menunjukkan kuasa Allah atas waktu, mengingat Rasulullah melakukan perjalanan hingga ke hari kiamat. Kedua, pentingnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan aktivitas spiritual. Isra Miraj menegaskan bahwa masjid bukan hanya tempat, tetapi ruh dan pusat aktivitas umat Islam. Ketiga, peristiwa ini memberi pengertian bahwa kehidupan umat Islam yang beriman seringkali dinistakan oleh mereka yang tidak percaya.

Selain itu, kita bisa mengambil hikmah bahwa dalam menghadapi kesulitan hidup, melakukan “safar” atau jalan-jalan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad dapat membantu menemukan ide-ide luar biasa. Safar yang dimaksud di sini adalah perjalanan kepada hal-hal yang baik.

Hikmah terakhir yang patut diambil adalah pentingnya iman sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana Rasulullah yang mempercayai mukjizat ini, kita pun perlu memperkuat iman sebagai dasar utama hidup dalam naungan Islam.

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah Isra Miraj ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Sisi Lain Isra Sang Nabi



Jakarta

Tiga makhluk itu bersicepat. Melesat tanpa meninggalkan jejak. Melebihi kecepatan pesawat ulang alik yang pernah digunakan Neil Amstrong ke bulan. Kecepatan Discovery dan Columbus tak akan melampaui angka 20.000 km per jam. Jika melebihi itu, salah satu produk kehebatan otak manusia ini akan meledak menjelma zarah debu. Konon, untuk bisa sampai ke bintang terdekat saja, dua pesawat butuh waktu tempuh tidak kurang lebih 450 tahun!

Menurut riwayat, bintang terdekat ke bumi berjarak 8 tahun perjalanan cahaya yang berkecepatan 300 ribu km per detik. Berapa waktu yang kita butuhkan? Yaitu 8 tahun x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 300.000 km = 75.686.400.000.000 km. Dengan pesawat Discovery atau Columbus yang berkecepatan 20.000 km per jam, maka kita baru sampai di bintang itu setelah perjalanan sekitar 450 tahun. Amboi. Alangkah lamanya!

Tapi, tiga makhluk itu melayang jauh. Sangat jauh. Di luar jangkauan ilmu pengetahuan. Di luar capaian sains paling canggih yang pernah ada. Di luar standar teknologi yang berhasil dibuat. Bahkah, tak terjangkau oleh produk digital paling mutakhir. Beribu-ribu kali lipat kecepatan Discovery dan Columbus. Menurut hitung-hitungan ilmu astronomi, kecepatan mereka 300 ribu km per detik. Jelas sekali, mereka bukan dari bangsa manusia.


Kalau sebangsa manusia atau yang yang sejenis, mereka akan meledak menjadi serpihan sub atomik. Sebab, tubuh manusia tersusun dari banyak organ. Seperti organ jantung, otak, lever, ginjal, usus, tangan, darah, kaki, kepala, kulit dan lainnya. Organ-organ itu, terbentuk dari zat yang lebih kecil, yaitu sel ; seperti sel jantung, sel otak, sel lever, sel ginjal, sel usus, sel kaki, sel tangan, sel darah, sel kepala, sel kulit. Sel-sel itu pun tersusun dari molekul.

***

Dan, molekul-molekul yang jumlahnya miliaran, juga tersusun dari atom yang tiada terbilang. Atom-atom terdiri dari triliunan partikel sub atomik. Alhasil, tubuh manusia terbentuk dari organ, sel, molekul, atom dan partikel sub atomik yang sangat kompleks. Semua unsur tersebut meniscayakan tubuh memiliki massa. Karena punya massa, maka secara kodrati manusia tidak akan berkecepatan hingga 300 ribu km per detik ! Tubuhnya akan terburai!

Material tubuh manusia terbentuk dengan mekanisme tertentu serta sistem “energi ikat” yang sangat rumit. Karena adanya kekuatan saling ikat antarunsur, maka terbentuklah tubuh seperti yang dapat disaksikan saat ini. Partikel sub atomik berkumpul, dan membentuk atom. Atom-atom itu juga saling mengikatkan diri sehingga membentuk molekul. Demikian pula dengan molekul-molekul. Mereka saling ikat dan membentuk sel-sel.

Miliaran sel hasil bentukan molekul, juga saling ikat antarmereka sehingga terbentuklah semua organ. Terakhir; organ jantung, organ ginjal, organ otak, organ darah, organ tulang, organ lever, organ rambut, organ kulit, organ tangan, organ kaki, organ kuku, dan organ lainnya, saling ikat untuk membentuk sebuah tubuh manusia. Demikianlah ! Tubuh manusia akan terus seperti itu, sepanjang energi ikat masih bekerja alias sebelum ajal tiba.

***

Lalu, siapa gerangan ketiga makhluk yang berkemampuan beyond manusia itu? Merujuk pada banyak riwayat, mereka adalah Jibril As, Buraq dan Baginda Nabi Muhammad. Ketiganya sedang mengarungi “samudera” alam semesta. Melintasi ruang dan waktu. Umat Islam wajib hukumnya beriman kepada Jibril. Ia bagian dari malaikat Allah. Sebagaimana juga kita wajib hukumnya mengimani Muhammad SAW sebagai bagian dari para nabi dan rasul-Nya.

Mengimani bahwa; penghuni alam malakut seperti Jibril, diciptakan dari material nur atau cahaya. Berbeda dari iblis yang dicipta dari material api. Kata ilmu fisika, di alam semesta, hanya cahaya yang memiliki kecepatan “tertinggi”. Ia adalah makhluk Tuhan dengan kecepatan 300 ribu km per detik. Jibril As dan Buraq adalah cahaya. Jibril dan Buraq adalah dua di antara tiga makhluk yang malam itu melesat dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Satunya?

Satunya lagi; dialah Sang Nabi. Sang Manusia. Yang badannya tersusun dari organ, sel, molekul, atom, partikel sub atomik. Tubuhnya sarat material. Karena itu, amat sulit dinalar, ketika Sang Nabi terbukti leluasa bermanuver di atas kecepatan supersonic. Jika tidak biasa, naik pesawat akan membuat gendang telinga tersiksa. Itu baru tipe pesawat komersial. Kecepatannya berkisar 800 hingga 900 km per jam. Bagaimana dengan Buraq yang 300 ribu km per detik?

***

Malam itu, Nabi Muhammad ditemani Jibril As berselancar di alam semesta menaiki cahaya bernama Buraq. Naik dari satu langit ke langit lain. Keluar dari tingkap langit pertama dan masuk ke tingkap langit kedua. Demikian seterusnya. Hingga rejim pengetahuan mencapai puncak saat ini, ilmu astronomi pun belum pernah menyangka bahwa langit berada dalam posisi bertingkat-tingkat. Dan, ketiga makhluk itu menyelami lelangit, lalu hinggap di batas Al Baytul Ma’mur.

Bagaimana ini bisa terjadi? Sebabnya adalah kehendak Allah SWT. Tanpa itu, maka peristiwa fenomenal dan kontroversial tersebut tak akan pernah ada. Semua karena campur tangan dan skenario-Nya. Ini adalah peristiwa yang belum pernah terjadi dan diyakini tidak akan pernah terulang lagi di masa depan dalam sejarah kehidupan manusia. Rasul melakukan safar malam, karena diperjalankan. “Asraa bi ‘abdihi– Dia telah memperjalankan hamba-Nya.”

Ini kata kuncinya. Adalah Tuhan yang berkehendak memperjalankan Nabi Muhammad SAW, dan bukan karena atas kehendak sendiri. Perjalanan yang melintasi dimensi-dimensi di luar kebiasaan. Untuk kepentingan itu, maka Allah mengutus Jibril As dan mengirim Buraq. Menyiapkan kumparan energi dan gelombang elektromagnetik dia dua masjid; Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Mengirim sejumlah ruh para rasul pada setiap tingkatan langit.

***

Syahdan, turunlah malaikat Jibril dari alam malakut, membawa amar Tuhan. Ketika tiba di Masjidil Haram, ia terus beranjak menuju Baginda Rasul yang tengah khusyu’ dalam munajat yang sublim. Jibril mendekat hingga sekitar jarak dua busur. Mendadak horison sekitar berkilau. Makhluk malakut tersebut membawa Nabi Muhammad ke sisi ka’bah. Membedah dadanya, membersihkan, dan mensucikannya. Lalu menyirami dengan air zamzam.

Ada yang membaca bahwa itulah isyarat yang menjelaskan bahwa Sang Jibril tengah melakukan tindakan modifikasi energi. Ia mengubah jasad Nabi yang memiliki massa dan terbentuk dari sejumlah unsur. Memodifikasinya menjadi makhluk berbadan cahaya, seperti dirinya dan Si Kilat alias Buraq. Adanya kumparan elektromagnetik yang tersedia di Masjidil Haram–madium ibadah selama puluhan ribu tahun, turut mempercepat proses modifikasi.

Adalah teori “annihilasi” yang dapat menjelaskan proses modifikasi yang dilakukan Malaikat Jibril terhadap badan Nabi. Menurut kaidah itu, tiap materi memiliki antimaterinya. Dan begitu materi dipertemukan dengan antimaterinya, maka kedua partikel tersebut akan lenyap dan berubah menjadi seberkas sinar. Dalil ini membuktikan bahwa dengan menggunakan teori tertentu, material badan Nabi diubah oleh Malaikat Jibril menjadi cahaya.

***

Penjuru para kaum malaikat ini, atas izin dan qudrat Allah, secara presisi merekonstruksi dan memanipulasi sistem energi dalam tubuh Rasulullah. Meng-annihilasi badan Nabi, dari yang semula bersifat material bermassa, berubah menjadi cahaya, unsur yang sangat ringan dan tanpa bobot. Sifatnya yang ringan tanpa bobot itulah yang menyebabkan cahaya memiliki tingkat kecepatan di angka 300 ribu km per detik. Kecepatan yang tiada tanding.

Teknologi transportasi modern dapat dengan mudah menjelaskan proses perjalanan Nabi dari Mekkah menuju Palestina yang berjarak sekitar 1500 km. Dengan pesawat komersial, satu jam adalah waktu yang cukup. Tapi melakukan perjalanan sejauh itu di era Nabi, bisa berbulan-bulan jika mengendarai unta apalagi jalan kaki. Dan isra’ Nabi adalah perjalanan tidak lebih dari 000,5 detik alias tak sampai sedetik. Alias hanya sekelebatan cahaya saja!

Menjelang subuh, Nabi sudah tiba kembali. Badan tetap utuh. Persis sebagaimana beliau sebelum berangkat. Tidak cedera sedikit pun. Tidak berkurang apalagi terburai. Nabi mengalami perjalanan isra dan mi’raj dalam kesadaran penuh. Ingat semua yang dialami. Sempat mengimami sejumlah rasul dalam sekian kesempatan dan di semua tingkatan langit. Merekam kisah-kisah di surga dan neraka. Bahkan dapat dengan mudah bercerita soal pertemuannya dengan kafilah dagang yang sedang dalam perjalanan.

Hanya karena izin Allah lewat ketebalan iman, seseorang akan menerima kisah isra’ dan mi’raj sebagai sebuah mukjizat. Menerima tanpa reserve. Mukjizat tidak butuh penjelasan. Ia akan menjelaskan dirinya sendiri dengan spektrum dan medium yang tersedia. Persis Sahabat Abu Bakar bin Abi Kuhafah yang mendapat dejarat “As Shiddiq”–yang membenarkan kisah Nabi soal perjalanan malamnya itu. Dengan ketebalan imannya, Abu Bakar selalu meyakini dan mengimani apa saja yang datang dari Baginda Rasul.

“Subhabakallah–Mahasuci Engkau ya, Allah”…

***

Selamat memperingati Hari Isra dan Mi’raj 2024

Ishaq Zubaedi Raqib

Jurnalis senior. Kini Ketua LTN (Lembaga Ta’lif wan Nasyr)–Lembaga Infokom dan Publikasi PBNU.
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab Tema Isra Miraj


Jakarta

Jumat pekan ini adalah Jumat terakhir bulan Rajab 1445 H/2024 M, yang juga dekat dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Untuk itu, khatib salat Jumat bisa menyampaikan khutbah bertema Isra Miraj.

Isra Miraj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang berlangsung pada malam 27 Rajab. Menurut hadits yang diyakini kebenarannya, perjalanan tersebut dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke langit ketujuh, tepatnya di Sidratul Muntaha.

Dalam rangka mengenang peristiwa bersejarah tersebut, khatib Jumat bisa menyampaikan khutbah tentang Isra Miraj pada pelaksanaan salat Jumat pekan ini. Mengutip Kumpulan Naskah Khutbah Jumat susunan Kementerian Agama RI, berikut contoh naskah yang bisa disampaikan kepada jemaah.


Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab: Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

السَّلَامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُوْلَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat yang berbahagia!

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga terlimpah pada junjungan kita.Nabi Muhammad SAW. Sebagai Khatib saya mengajak kepada jama’ah sekalian untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Saat ini kita dalam suasana memperingati Isra mi’raj Nabi Muhammad SAW. Secara harfiah, isra berarti perjalanan di malam hari. Karena itu peristiwa isra tidak hanya dialami oleh nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga dialami oleh nabi-nabi lain, seperti Nabi Luth AS dan Nabi Musa AS.

Tentang isra mi’raj Nabi Luth AS, Allah SWT berfirman di dalam surat Hud, ayat 81:

قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ ٨١

Artinya: “Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu (karena mereka akan dibinasakan). Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam (dini hari) dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu (janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat). Sesungguhnya dia akan terkena (siksaan) yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat (kehancuran) mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”

Tentang Isra Nabi Musa AS Allah SWT berfirman di dalam surat Ad Dukhaan ayat 23:

فَاَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلًا اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَۙ ٢٣

“(Allah berfirman,) “Oleh karena itu, berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari. Sesungguhnya kamu akan dikejar.”

Adapun lsra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman di dalam surat AI Israa ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١

“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Allah SWT menjadikan peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW sebagai ujian bagi umat manusia, apakah mereka beriman atau tidak, sebagaimana digambarkan di dalam firman Allah SWT dalam surat AI Israa ayat 60:

وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ ٦٠

“(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru’yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.”

Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW ternyata memberikan informasi tentang alam gaib, yang akan terjadi pada umat manusia diakhirat kelak. ltulah sebabnya, dikatakan sebagai ujian, apakah umat manusia beriman atau tidak terhadap peristiwa tersebut.

Jamaah Jumat yang berbahagia!

Adapun hikmah Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut :

1. Isra, perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, menunjukan isyarat perlunya manusia
mengadakan hubungan horizontal dengan sesamanya. Adapun Mi’raj,. perjalanan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha, menghadap Allah SWT, mengandung hikmah perlunya manusia berhubungan secara vertikal dengan Tuhannya, atau dalam istilah Al Qur’an “Hablun minallah wa hablum minannas”. Rasulullah SAW seusai Isra dan Mi’raj menceritakan pengalamannya kepada para sahabat, bahwa betapa bahagia dan nikmatnya dikala berjumpa menghadap Allah SWT.

2. Pada peristiwa Mi’raj, dalam titik tertentu Rasulullah SAW keluar dari ukuran ruang dan waktu, sehingga tidak ada lagi siang ataupun malam. Dalam kondisi seperti inilah Rasulullah SAW dapat melihat rahasia kegaiban yang diperlihatkan Allah SWT. Sedangkan hidup kita, kini terkungkung waktu, sehingga hidup kita berkisar dari sekarang, besok dan seterusnya. Namun suatu saat menurut Allah SWT, manusia dapat keluar dari kungkungan waktu, sebab waktu itu sendiri adalah makhluk Allah SWT. Pada saat itulah manusia akan diperlihatkan oleh Allah SWT gambaran manusia yang baik dan yang jahat.

3. Isra berarti perjalanan menelusuri permukaan bumi, sedangkan Mi’raj berarti perjalanan meninggalkan bumi. Peristiwa ini menggambarkan kepada kita, bahwa suatu saat manusia pasti wafat meninggalkan bumi, dan inilah berarti Mi’rajnya kita.

Sebelum Isra dan Mi’raj Rasulullah SAW dibedah terlebih dahulu untuk dibersihkan hatinya dari segala kotoran yang mengganggu keselamatannya. Hal m1 berarti mengisyaratkan kepada kita, bahwa apabila manusia ingin selamat dalam akhir hayatnya, maka manusia harus lebih dahulu membersihkan hatinya dari kotoran-kotoran syirik kepada Allah SWT.

Sidang Jumat yang berbahagia!

Demikianlah, semoga dengan peringatan Isra Mi’raj ini iman kita bertambah mantap, begitu juga dalam hubungan antara manusia, sehingga terdapat keseimbangan antara hablum minallah dan hablum minannas.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَ وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهُ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

7 Kultum tentang Isra Miraj Singkat Beserta Dalilnya


Jakarta

Kultum tentang Isra Miraj bisa dijadikan referensi jelang peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam tersebut. Kultum bisa disampaikan ketika khutbah Jumat atau acara-acara lainnya jelang Isra Miraj.

Menukil dari buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah oleh Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafid, kultum merupakan singkatan dari kuliah tujuh menit. Biasanya, kultum banyak dilakukan dalam kegiatan dakwah atau ceramah yang relatif singkat.

Berikut beberapa kultum tentang Isra Miraj sebagaimana merujuk pada sumber yang sama, laman Kementerian Agama, dan buku Kitab Kultum Kuliah Tujuh Menit karya A R Shohibul Ulum.


Kumpulan Kultum tentang Isra Miraj

1. Kultum tentang Isra Miraj Versi Pertama

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kita sebagai umat Islam memiliki kekayaan spiritual yang luar biasa dalam peristiwa Isra Miraj. Ketika Rasulullah saw melakukan perjalanan ke langit ketujuh, kita diajarkan untuk menyadari keagungan dan kebesaran Allah SWT. Isra Miraj mengajarkan kepada kita betapa besar dan luar biasanya kekuasaan-Nya. Dari peristiwa ini, kita dapat belajar untuk selalu merenungkan kebesaran Allah dalam segala hal yang kita lakukan. Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita, serta selalu mengingat dan mengagungkan Allah swt dalam setiap langkah hidup kita.

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari peristiwa Isra Miraj ini untuk meningkatkan keimanan dan kualitas hidup kita. Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Kultum tentang Isra Miraj Versi Kedua

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, pada hari ini kita bisa bersama sama hadir dalam majlis yang mulia ini untuk memperingati suatu peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu Isra dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Tema yang akan saya sampaikan dalam acara peringatan Isra dan Mi’raj ini adalah: Isra dan Mi’raj dalam perspektif keimanan dan ilmu pengetahuan.

Kisah Isra dan Mi’raj merupakan kisah yang sangat inspiratif sepanjang masa, sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW sampai saat ini. Selain inspiratif, kisah Isra dan Mi’raj juga merupakan “tantangan” bagi para Ahli Tafsir maupun Ilmuwan, utamanya dalam usaha untuk mengerti dan menyingkap fakta fakta ilmiah dibalik fenomena Isra dan Mi’raj itu.

Peristiwa Isra terekam di dalam Kitab Suci AI-Qur’an, yaitu pada surat Al-Isra ayat 1:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Sedangkan peristiwa Miraj terekam dalam surah An-Najm ayat 13-18:

وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18

Artinya: “Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat fibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat fibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”

Hadirin yang berbahagia,

Peristiwa Isra dan Mi’raj yang berlangsung pada diri junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW 15 abad yang lalu, telah memperkuat keimanan Rasulullah SAW maupun kita semua umat Islam, akan ke-Maha-Kuasaan Allah SWT.

Apapun yang dikehendaki-Nya, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk terjadi; karena memang ilmu Allah sangat luas dibanding kekuatan nalar manusia untuk memahaminya. Bandingan ilmu Allah dengan ilmu yang telah dikuasai oleh peradaban manusia sampai saat ini, hanya seperti perbandingan samudera dengan setetes air di ujung jari.

Namun demikian, peristiwa Isra dan Mi’raj memberikan tantangan sekaligus inspirasi kepada para ilmuwan, untuk melakukan “penalaran/pemahaman” tentang peristiwa itu. Khazanah ilmu pengetahuan telah terakumulasi begitu banyak, tidak ada salahnya para ilmuwan menambah dan memperkuat keimanannya dengan mencoba menalar secara saintifik semua fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT ini, termasuk fenomena-fenomena yang ada di balik Peristiwa Isra-Miraj ini.

Akhir kata mohon maaf jika ada kesalahan dan tutur kata yang salah dan tidak menjadi perkenan hadirin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

3. Kultum tentang Isra Miraj Versi Ketiga

Alhamdulillah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan mengulas tentang peristiwa Isra Miraj, suatu mukjizat besar yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Peristiwa Isra Miraj terjadi pada malam yang penuh berkah, di mana Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit ketujuh. Ini adalah hadiah dari Allah untuk menghibur hati Rasul-Nya yang sedang dilanda kesedihan setelah kehilangan Khadijah dan Abu Thalib.

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa utama, yaitu Isra (perjalanan malam) dan Miraj (kenaikan). Isra melibatkan perjalanan fisik Rasulullah dari Makkah ke Yerusalem, sementara Miraj adalah kenaikan beliau melewati langit-langit menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menjadi dasar dari kewajiban sholat lima waktu bagi umat Islam.

Kita juga dapat merasakan hikmah dari Isra Miraj ini. Pertama, kemukjizatan yang terjadi menunjukkan kuasa Allah atas waktu, mengingat Rasulullah melakukan perjalanan hingga ke hari kiamat. Kedua, pentingnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan aktivitas spiritual. Isra Miraj menegaskan bahwa masjid bukan hanya tempat, tetapi ruh dan pusat aktivitas umat Islam. Ketiga, peristiwa ini memberi pengertian bahwa kehidupan umat Islam yang beriman seringkali dinistakan oleh mereka yang tidak percaya.

Selain itu, kita bisa mengambil hikmah bahwa dalam menghadapi kesulitan hidup, melakukan “safar” atau jalan-jalan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad dapat membantu menemukan ide-ide luar biasa. Safar yang dimaksud di sini adalah perjalanan kepada hal-hal yang baik.

Hikmah terakhir yang patut diambil adalah pentingnya iman sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana Rasulullah yang mempercayai mukjizat ini, kita pun perlu memperkuat iman sebagai dasar utama hidup dalam naungan Islam.

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah Isra Miraj ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum tentang Isra Miraj Versi Keempat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita semua. Marilah kita mengingat kembali salah satu peristiwa luar biasa dalam sejarah agama kita, yakni Isra Miraj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan ini, Nabi kita mendapat banyak pengajaran dan tuntunan yang menjadi pedoman bagi umat manusia. Isra Miraj mengajarkan kepada kita pentingnya keimanan, ketabahan dalam menghadapi cobaan, serta pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama. Mari kita ambil pelajaran dari peristiwa ini untuk memperkuat iman dan meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari.

Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Kultum tentang Isra Miraj Versi Kelima

Seandainya seorang muslim memahami secara hakiki peristiwa diterimanya wahyu salat, pastilah tak ada seorang pun dari umat Islam yang meremehkan dan melalaikan bahkan meninggalkan salat. Allah mengistimewakan dan meninggikan kedudukan syariat ini, karena itulah, Nabi SAW menerimanya dengan cara yang berbeda. Langsung berjumpa dengan-Nya tanpa perantara.

Wahyu ini tidak diterima di bumi sebagaimana syariat lainnya. Syariat ini pula satu-satunya syariat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta keringanan dalam penunaiannya. Awalnya diwajibkan 50 waktu dalam sehari.

Mengapa Nabi SAW menerimanya dengan cara yang berbeda. Langsung berjumpa dengan Allah SWT tanpa perantara malaikat Jibril?

Bagi umat Islam yang mentadabburi perjalanan Isra Miraj, mereka sadar semua kejadiannya dan tahapan peristiwanya adalah sebuah pengantar untuk berjumpa suatu yang lebih dahsyat lagi, yaitu perjumpaan Rasulullah SAW dengan Rabbnya. Terjadilah dialog yang begitu agung hingga beliau menerima perintah kewajiban salat untuk diri beliau dan umatnya. Inilah puncak perjalanan Isra Mi’raj.

Allah Ta’ala, dengan kasih sayang-Nya menganugerahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman sesuatu yang dapat menghubungkan mereka dengan Rabb mereka. Rasulullah SAW Mi’raj dengan ruh dan fisik beliau.

Dengan keadaan itulah beliau berdialog dengan Allah Ta’ala. Kemudian Allah SWT menyediakan bagi umat Islam sesuatu yang mampu membuat mereka bermunajat, dekat, tersambung, dan berdialog dengan Rabb mereka, yaitu ibadah salat. Inilah makna bahasa dari kata salat. Salat adalah alat penyambung yang menghubungkan seorang hamba dengan Rabbnya.

Semoga setiap orang muslim merenungkan dan memahami secara hakiki peristiwa diterimanya wahyu salat, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang meremehkan dan melalaikan salat. Aamiin.

6. Kultum tentang Isra Miraj Versi Keenam

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pertama-tama, mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Hadirian yang berbahagia,

Hari ini, kita akan membahas sebuah peristiwa luar biasa, sebuah peristiwa yang penuh hikmah dan keajaiban, yaitu Isra Miraj.

Peristiwa ini terjadi pada suatu malam, di mana Rasulullah Muhammad SAW diangkat oleh Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dan dari sana beliau melanjutkan perjalanan ke langit.

Tema Isra Miraj adalah tema yang begitu memukau dan penuh dengan pelajaran berharga bagi umat Islam. Allah SWT sendiri mencatat peristiwa ini dalam Al-Quran, di Surat Al-Isra ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Bapak ibu yang saya hormati,

Ayat ini menyiratkan keagungan dan kebesaran Allah, yang memilih hamba-Nya, Nabi Muhammad SAW, untuk mengalami perjalanan spiritual yang tiada tandingnya.

Dalam Isra Miraj, Rasulullah tidak hanya diberikan kesempatan untuk menghadap Allah, tetapi juga diperlihatkan berbagai mukjizat dan tanda-tanda kebesaran-Nya.

Perjalanan Isra Miraj mengajarkan kita tentang kekuasaan Allah yang tak terhingga, kebesaran-Nya yang meliputi segala sesuatu. Ini menjadi pengingat bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, dan Dia Maha Mengetahui serta Maha Melihat segala sesuatu.

Sebagai umat Islam, kita dapat mengambil banyak pelajaran dari Isra Miraj. Antara lain, menguatkan iman kita kepada Allah, mengingatkan kita akan pentingnya menjalankan perintah-Nya, serta merenungkan makna hidup yang sejati.

Semoga ceramah singkat ini dapat memberikan pemahaman dan inspirasi bagi kita semua. Mari kita terus mendalami ajaran Islam, menjalankan perintah-Nya, dan mengharapkan ampunan serta rahmat-Nya.

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

7. Kultum tentang Isra Miraj Versi Ketujuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah terindah kepada Rasulullah SAW melalui perintah sholat lima waktu dalam perjalanan Isra Miraj. Momentum ini mengajarkan kita untuk merefleksi kembali sejarah, merenungi pesan, dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai peringatan bagi umat Islam.

Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah SAW menyaksikan berbagai gambaran kehidupan umatnya di masa depan. Wabah-wabah seperti kurangnya sedekah, meninggalkan kewajiban sholat, hingga kecenderungan mengonsumsi hasil riba menjadi sorotan dalam visualisasi yang diperlihatkan Allah SWT.

Ini adalah peringatan bagi kita untuk menjaga kewajiban sholat, mengeluarkan sedekah, dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dilarang. Refleksi ini diharapkan dapat membantu umat Islam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Mari jadikan peristiwa Isra Miraj sebagai landasan untuk meningkatkan ketaqwaan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menyadari pentingnya menjaga nilai-nilai agama. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini dan menjadi umat yang taat serta bermanfaat bagi sesama.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Teks Ceramah Isra Mi’raj untuk Memahami Peristiwa Agung Rasulullah


Jakarta

Setiap perayaan Isra Mi’raj, ceramah keagamaan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Ceramah ini tidak hanya mengingatkan kita tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menggali hikmah-hikmah penting yang terkandung dalam perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha.

Agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, berikut beberapa contoh teks ceramah Isra Mi’raj yang dapat membantu menyampaikan makna peristiwa agung tersebut, sehingga dapat menginspirasi jemaah dengan lebih mendalam.

Contoh Teks Ceramah Isra Mi’raj

1. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Hadirin rahimakumullah,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rahimakumullah,

Kata “Isra” dalam bahasa Arab berarti berjalan malam. Menurut istilah, Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj berarti naik ke atas. Menurut istilah, Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa menuju Arasy untuk menghadap Allah SWT.

Allah SWT menceritakan kisah ini dalam surat Al Isra, ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Hadirin rahimakumullah,

Setelah mengalami kedukaan karena dua orang yang amat dicintai dan dihormati telah meninggal dunia, Allah SWT ingin menghibur dan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Allah telah mengutus Malaikat Jibril untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap-Nya.

Peristiwa ini terjadi setelah sebelas tahun Muhammad menjadi Nabi. Setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril membaringkan Nabi Muhammad SAW, kemudian membelah dadanya, membersihkan sifat-sifat buruk, dan menggantinya dengan sifat baik ke dalam dadanya. Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril menaiki Buraq, yaitu kendaraan yang sangat cepat. Perjalanan mereka pertama menuju Masjidil Aqsa di Palestina.

Selama di perjalanan, mereka singgah di lima tempat, yaitu:

Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwaroh.
Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa dari Fir’aun.
Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima Kitab Taurat.
Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS.
Masjidil Aqsa di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Pada tiap persinggahan, Nabi Muhammad SAW selalu melakukan sholat dua rakaat. Sesampainya di Masjidil Aqsa, Nabi disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak. Nabi Muhammad SAW mengambil gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Setelah menjadi imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama Malaikat Jibril. Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit, yaitu:

Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam AS.
Langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Ishaq AS.
Langit ketiga bertemu Nabi Yusuf AS.
Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS.
Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun AS.
Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa AS.
Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

Hadirin rahimakumullah,

Setelah melewati tujuh lapis langit, Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur, yaitu tempat Malaikat melaksanakan Thawaf. Kemudian naik ke Sidratul Muntaha, dan dalam perjalanan ini Malaikat Jibril tidak ikut serta.

Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan sholat sebanyak lima puluh waktu.

Ketika hendak turun, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa AS, dan beliau bercerita tentang perintah sholat yang diterimanya dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut, Nabi Musa menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah kembali guna meminta keringanan. Nabi Muhammad berulang kali menghadap Allah untuk memberikan keringanan perintah sholat, dan akhirnya Allah memberikan keringanan kepada Nabi Muhammad, menjadi 5 waktu setiap harinya. Allah memberikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad seperti melaksanakan sholat sebanyak 50 waktu. Setelah itu, Nabi dikembalikan ke Makkah.

Pagi harinya, Nabi berniat menceritakan hal tersebut kepada kaum Quraisy. Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal mengumpulkan kaum Quraisy. Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk meyakinkan kaum kafir Quraisy tentang kebohongan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menyeru kaum Quraisy untuk berkumpul.

Setelah kaum Quraisy berkumpul, Nabi Muhammad menceritakan segala kejadian yang dialaminya dalam Isra Mi’raj. Ceramah Nabi Muhammad tersebut disambut dengan ejekan dan cemoohan. Abu Jahal menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan kebohongan. Kemudian menemui Abu Bakar dan menceritakan apa yang mereka dengar dari Nabi Muhammad.

Mereka bertanya kepada Abu Bakar, “Apakah Abu Bakar mempercayainya?” Dengan tegas, Abu Bakar menyatakan “bahwa dia meyakini apa yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW.” Kemudian Nabi Muhammad SAW memberikan gelar Assidiq kepada Abu Bakar hingga menjadi Abu Bakar Assidiq.

Hadirin rahimakumullah,

Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami peristiwa yang tidak pernah dirahasiakannya. Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad dalam waktu yang singkat telah tersiar ke seluruh kota Makkah. Ejekan dan cemoohan sering diterima Nabi Muhammad mengenai peristiwa yang dialaminya.

Sebagai contoh, waktu Nabi Muhammad duduk di Masjidil Haram dan bertemu dengan Abu Jahal, Abu Jahal duduk di samping Nabi Muhammad SAW dan berkata dengan nada mengejek, “Apa kabar pagi ini, Muhammad? Adakah sesuatu yang engkau anggap penting yang engkau terima dari Tuhanmu?” Nabi Muhammad menjawab, “Ya, tadi malam aku telah diisra’kan.” Abu Jahal bertanya, “Kemana?” Nabi menjawab, “Ke Baitul Maqdis.” Kata Abu Jahal, “Kemudian pagi ini engkau telah ada di sini?” Nabi Muhammad menjawab, “Ya.”

Mendengar jawaban itu, Abu Jahal tertawa dan mengejek Nabi dan berkata, “Beranikah engkau menceritakan perkataanmu itu kepada penduduk Makkah? Saya akan mengumpulkan mereka di sini, lalu sampaikan perkataanmu kepada mereka!” Nabi menjawab, “Baiklah, saya akan menerangkan peristiwa ini kepada mereka.”

Setelah penduduk Makkah berkumpul di Masjidil Haram, Nabi menceritakan peristiwa Isra Mi’raj dari awal sampai akhir, tidak ada sedikitpun yang terlewat. Kejadian ini menjadikan mereka yang sudah masuk Islam berbalik menjadi murtad. Tetapi bagi umat Islam yang kuat imannya, tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu karena mereka telah yakin akan kebenaran Nabi Muhammad.

Lain halnya dengan Abu Bakar, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain. Setelah didatangi oleh orang-orang yang merasa sangsi dengan peristiwa Isra dan Mi’raj, ia mendatangi Nabi Muhammad SAW dan meminta penjelasannya. Peristiwa yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW langsung diterimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan As Siddiq.

Hadirin rahimakumullah,

Adapun tamsil dalam Isra, yaitu:

Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus, beliau bertanya kepada Jibril, “Siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Mereka itu ibarat mu yang gemar beramal jariah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT.”

Melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya, Nabi Muhammad bertanya, “Siapakah mereka itu, Ya Jibril?” Dijawabnya, “Mereka itu ibarat mu yang enggan bersholawat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya.”

Melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya, Nabi bertanya, “Apakah itu, Ya Jibril?” Dijawabnya, “Itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Ia mati disiksa dengan digodok oleh Raja Fir’aun karena mempertahankan imannya kepada Allah Swt sewaktu dipaksa untuk menyembah berhala.”

Melihat orang yang di hadapannya ada dua hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memakan makanan busuk. Nabi bertanya, “Ya Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “Ya Rasulullah, itu ibarat umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala.”

Nabi Muhammad SAW melihat orang-orang yang gagah perkasa. Orang itu menengok dan melihat ke kirinya merasa sedih dan menangis tersedu-sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke kanannya, dia berseri-seri gembira dan tersenyum. Nabi bertanya, “Siapakah orang itu, Ya Jibril?” Jawab Jibril, “Dia itu bapakmu yang pertama, yaitu Nabi Adam AS. Bila beliau melihat ke kiri, sedih karena melihat anak cucunya berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila mereka menengok ke kanan, merasa gembira karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh.”

Hadirin rahimakumullah,

Hikmah Isra Mi’raj, yaitu:

Menghilangkan perasaan sedih dalam diri Nabi Muhammad SAW yang disebabkan oleh meninggalnya pembelanya yang utama, yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah. Allah SWT ingin meyakinkan utusan-Nya itu bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh apa pun dan siapa pun.
Allah hendak memperlihatkan kemahakuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi musuh yang menghalangi penyiaran agama Islam.

Allah mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan para Nabi dan Rasul terdahulu, agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.
Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas kejayaan bangsa-bangsa terdahulu yang hancur luluh karena kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Menguji para pengikut Nabi, apakah mereka akan tetap beriman kepada agama yang selama ini dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.

Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dengan hadirat Allah SWT.
Allah menyampaikan perintah melakukan sholat kepada Nabi dan umatnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

2. Teks Ceramah Isra Mi’raj Hikmah Peristiwa Isra Miraj yang Penuh Makna

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينُ وَعَلَىٰ أُمُورِ دُّنْيَا وَالدِّينِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَىٰ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa bihi nasta’inu wa ‘ala umuri dunya wa ad-din. Wa as-sholatu wa as-salamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal-mursalin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, mari kita mengulas peristiwa Isra Miraj, sebuah mukjizat besar yang Allah berikan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Isra Miraj terjadi pada malam yang penuh berkah, di mana Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh. Peristiwa ini merupakan hadiah dari Allah untuk menghibur hati Rasul-Nya yang tengah dilanda kesedihan setelah kehilangan Khadijah dan Abu Thalib.

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa utama: Isra (perjalanan malam) dan Miraj (kenaikan). Isra adalah perjalanan fisik Rasulullah dari Makkah ke Yerusalem, sedangkan Miraj adalah kenaikan beliau melewati langit-langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menjadi landasan kewajiban sholat lima waktu bagi umat Islam.

Peristiwa Isra Miraj mengandung banyak hikmah yang dapat kita ambil. Kemukjizatan yang terjadi menunjukkan kuasa Allah atas waktu, di mana Rasulullah mampu melakukan perjalanan luar biasa dalam waktu yang sangat singkat. Selain itu, Isra Miraj juga menegaskan pentingnya masjid, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat rohani dan aktivitas umat Islam.

Hikmah lainnya adalah pengingat untuk tetap sabar dalam menghadapi cobaan, karena kehidupan umat Islam yang beriman seringkali diuji oleh mereka yang tidak percaya. Isra Miraj juga mengajarkan bahwa melakukan “safar” atau perjalanan menuju hal-hal yang baik dapat membantu menemukan inspirasi dan semangat baru dalam menghadapi kesulitan hidup.

Pentingnya iman sebagai landasan utama juga menjadi pelajaran besar dari peristiwa ini. Sebagaimana Rasulullah mempercayai mukjizat ini, kita pun perlu memperkuat iman untuk menjalani kehidupan di bawah naungan Islam.

Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran berharga dari kisah Isra Miraj ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Keutamaan Isra Miraj

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينُ وَعَلَىٰ أُمُورِ دُّنْيَا وَالدِّينِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَىٰ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa bihi nasta’inu wa ‘ala umuri dunya wa ad-din. Wa as-sholatu wa as-salamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal-mursalin, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hadirin yang dirahmati Allah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, Islam, serta kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, izinkan saya menyampaikan ceramah tentang peristiwa agung dalam Islam, yaitu Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT sekaligus mukjizat luar biasa yang diberikan kepada Rasulullah SAW.

Hadirin yang berbahagia,

Isra Miraj adalah perjalanan malam yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12 kenabian. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan kendaraan yang disebut Buraq. Di Masjidil Aqsa, beliau memimpin sholat bersama para nabi terdahulu, sebuah peristiwa yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat manusia dan para nabi.

Setelah itu, dalam Miraj, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha, yaitu tempat tertinggi di langit ketujuh. Dalam perjalanan tersebut, beliau bertemu dengan para nabi pada setiap lapisan langit dan menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Puncaknya, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah sholat lima waktu, yang menjadi kewajiban utama umat Islam hingga kini.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Peristiwa Isra Miraj memiliki banyak keutamaan yang patut kita renungkan. Pertama, peristiwa ini adalah bukti kebesaran Allah SWT. Perjalanan luar biasa ini, yang terjadi hanya dalam satu malam, tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia. Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Isra ayat 1, yang
artinya:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Keutamaan lainnya adalah sebagai bukti kenabian Rasulullah SAW. Isra Miraj menegaskan bahwa beliau adalah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran bagi seluruh umat manusia. Perjalanan ini juga memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW surga dan neraka, yang menjadi bukti nyata adanya kehidupan setelah mati. Melalui peristiwa ini, Allah SWT menunjukkan bahwa Dia mampu melakukan segala sesuatu, bahkan yang berada di luar nalar manusia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Isra Miraj juga menjadi salah satu bukti kebenaran Islam. Mukjizat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang benar dan berasal dari Allah SWT, pencipta alam semesta. Oleh karena itu, mari kita jadikan peristiwa ini sebagai pengingat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa Isra Miraj dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita tutup dengan doa, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Teks Ceramah Isra Mi’raj tentang Pelajaran dari Perjalanan Isra Mi’raj

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan anugerah terbesar kepada umat manusia berupa Islam sebagai jalan hidup. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan sedikit tausiyah mengenai peristiwa Isra Mi’raj. Isra Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang dilalui oleh Nabi Muhammad SAW, di mana beliau menerima perintah sholat lima waktu sebagai kewajiban umat Islam. Perjalanan ini merupakan mukjizat yang menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam.

Peristiwa Isra, perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan manusia dengan sesama. Sedangkan Mi’raj, perjalanan naik ke Sidratul Muntaha, mengingatkan kita akan hubungan manusia dengan Allah SWT, yaitu ibadah dan ketaatan kepada-Nya.

Dalam perjalanan itu, Rasulullah SAW diperlihatkan berbagai gambaran tentang kehidupan umat manusia. Beliau melihat akibat dari perbuatan buruk seperti meninggalkan sholat, enggan bersedekah, dan memakan riba. Semua ini menjadi peringatan nyata agar kita senantiasa menjaga kewajiban sebagai seorang Muslim.

Hadirin yang berbahagia,

Isra Mi’raj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga pedoman hidup. Melalui perintah sholat lima waktu, kita diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT, sekaligus memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan.

Mari jadikan momentum ini untuk meningkatkan ketaqwaan, memperbanyak ibadah, dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama, dan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikianlah ceramah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga kita semua mampu mengambil hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon maaf atas segala kekurangan, semoga Allah SWT meridhoi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Malam Isra Miraj: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Ada doa yang bisa dibaca saat malam Isra Miraj. Doa ini menjadi salah satu amalan yang bisa dikerjakan untuk memperingati peristiwa perjalanan agung yang dilakukan Rasulullah SAW.

Peristiwa Isra Miraj telah dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits. Isra Miraj merupakan perjalanan menuju langit ketujuh yang dilakukan Rasulullah SAW atas kuasa Allah SWT.

Syofyan Hadi dalam bukunya yang berjudul Kisah Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW menjelaskan kisah perjalanan Isra Miraj telah dipaparkan Allah SWT pada beberapa ayat di dalam Al-Qur’an.


Dalam surah Al Isra ayat 1, Allah SWT berfirman,

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Perjalanan Isra Miraj menjadi salah satu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam karena mulai dari sinilah perintah salat lima waktu menjadi kewajiban bagi seorang muslim.

Doa Malam Isra Miraj

Banyak amalan yang bisa dilakukan untuk mengenang sekaligus memperingati hari Isra Miraj, salah satunya dengan mengamalkan doa. Doa ini dipanjatkan semata-mata untuk mengharapkan rida Allah SWT dan memohon perlindungan selama hidup di dunia dan kelak ketika di akhirat.

Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i dalam salah satu kitabnya, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafaiz, menjelaskan doa yang bisa dipanjatkan saat malam Isra Miraj. Ia menjelaskan bahwa siapa saja yang membacanya pada tanggal 27 Rajab, kemudian menyebutkan hajatnya kepada Allah SWT, maka akan dikabulkan segala hajatnya, melapangkan urusannya, dan menghidupkan hatinya ketika hati-hati manusia sudah mulai mati.

Berikut bacaan doa malam Isra Miraj:

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

Arab Latin: Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da’watī yā akramal akramīn.

Artinya, “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”

Keutamaan Berdoa Malam Hari

Berdoa menjadi amalan yang bisa dikerjakan kapan pun. Allah SWT bahkan menjanjikan akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang memohon kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.

Sebagaimana termaktub dalam surah Al-Mu’min ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

Merangkum buku Ramadhan Menyapa Penduduk Bumi, Menaiki Tangga Langit yang ditulis Mustopa, dijelaskan beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan beribadah dan berdoa di malam hari.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Dari Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW melakukan qiyamul lail hingga kedua telapak kaki beliau bengkak. Aisyah RA berkata kepada Beliau, ‘Mengapa engkau melakukannya hingga seperti ini? Padahal, Allah telah mengampuni dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?'” (Muttafaqun Alaih)

Berdoa di malam hari juga menjadi tanda bahwa seorang muslim memiliki kesabaran dan rasa syukur yang luas. Hal ini bersandar pada hadits yang berasal dari Abi Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh mempesona urusan orang yang beriman. Karena semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia akan bersyukur, (karena) hal itu adalah yang terbaik baginya. Jika ia mendapatkan kesulitan, maka dia bersabar, (karena) dia tahu bahwa hal itu adalah yang terbaik baginya.” (HR Muslim)

Amalan saat Isra Miraj

Selain berdoa, seorang muslim juga bisa melakukan amalan lainnya saat memperingati Isra Miraj. Berikut amalan saat Isra Miraj:

1. Dzikir Isra dan Miraj

Dalam perjalanan Isra Miraj, Rasulullah SAW pernah bertemu Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh yang kemudian mengajarkan kalimat dzikir.

Nabi Ibrahim AS bertanya pada malaikat Jibril, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Kemudian Malaikat Jibril menjawab, “Muhammad.”

Nabi Ibrahim AS lantas mengajarkan pada Rasulullah SAW, “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas.”

Rasulullah bertanya, “Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?” Ia menjawab, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah.” Kalimat dzikir ini artinya, “Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah.” (HR Ahmad)

2. Sedekah saat Isra Miraj

Amalan lain yang bisa dilakukan umat Islam adalah bersedekah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melonggarkan satu beban kehidupan sesama saudara muslim di bulan Rajab, Allah akan membangunkan istana untuknya di surga Firdaus yang luasnya sejauh pandangan matanya. Karena itu, muliakanlah bulan Rajab, pasti Allah akan memuliakanmu dengan seribu kemuliaan.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab


Jakarta

Doa dan dzikir merupakan amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam untuk menghidupkan malam Isra Mi’raj. Ada doa dan dzikir khusus yang dapat diamalkan saat malam Isra Mi’raj.

Mengutip buku 12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dikatakan bahwa malam 27 Rajab adalah waktu terjadinya Isra Mi’raj. Malam Isra Mi’raj dapat diisi oleh umat Islam dengan memperbanyak ibadah untuk menghidupkan malam tersebut.

Berdasarkan kalender Hijriyah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI 27 Rajab 1446 Hijriah tahun ini jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Dengan demikian, malam Isra Miraj akan dimulai pada saat matahari terbenam pada Minggu, 26 Januari 2025.


Doa dan Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

Ada doa dan dzikir khusus yang dapat diamalkan oleh umat Islam pada malam Isra Mi’raj. Doa ini terdapat dalam kitab Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri. Berikut ini adalah doa dan dzikirnya menurut kitab tersebut seperti dinukil NU Online:

Doa Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

Allahumma innii as’aluka bimusyāhadati asrāril muhibbīn, wabil khalwatil latii khashshashta bihaa sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatassābi’i wal ‘isyrīn antarhama qalbiyal hazīna watujība da’watī yā akramal akramīn.

Artinya, “Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan.”

Mengacu sumber yang sana, berikut tata cara sebelum membaca doa malam Isra Mi’raj 27 Rajab:

  1. Melakukan sholat sunnah 2 rakaat seperti biasa. Setelah itu, membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Ikhlas di rakaat pertama dan kedua.
  2. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad sebanyak 10 kali.
  3. Barulah membaca doa malam 27 Rajab disertai dengan menyebutkan segala hajat yang diinginkan.

Dzikir Malam Isra Mi’raj 27 Rajab

Selain berdoa kepada Allah SWT, umat Islam dapat melakukan dzikir. Berikut ini dzikir yang dapat diamalkan:

Istighfar

Umat Islam dapat melakukan dzikir istighfar setelah sholat Maghrib atau Isya. Berikut adalah bacaan istighfar:

أَسْتَغْفِرُ الله

Arab latin: Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW, ” Barang siapa yang beristighfar kepada mukminin dan mukminat setiap hari dua puluh tujuh kali, maka ia termasuk orang-orang yang mustajab doanya. “(HR Al Hakim)

Dalam Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah terdapat hadits dari Ibnu Umar RA yang menjelaskan bacaan istighfar yang biasa dilakukan Rasulullah SAW, berikut lafaznya:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Sayyidul Istighfar

Setelah sholat Maghrib atau Isya, umat Islam juga dapat melakukan dzikir Sayyidul Istighfar. Berikut ini lafaznya:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu, dan aku diatas ikatan janji-Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku, dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya, tiada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari)

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Bentuk Buraq Menurut Hadits, Kendaraan yang Dinaiki Nabi SAW saat Isra Miraj


Jakarta

Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Miraj, ia menaiki buraq. Tunggangan sang rasul ini dikatakan dapat melaju dengan sangat cepat sampai-sampai mampu mempersingkat waktu perjalanan.

Menukil dari Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum susunan Furqon Syarief Hidayatullah, buraq diartikan sebagai cahaya atau kilat. Kata buraq merupakan turunan dari beberapa kata dalam bahasa Arab.

Menurut buku al-Isra wa al-Mi’raj oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti yang diterjemahkan Arya Noor Amarsyah, kata lain dari asal kata buraq adalah istilah khusus yang menjelaskan hewan tunggangan yang digunakan Nabi Muhammad SAW ketika Isra Miraj.


Lantas, seperti apa bentuk atau wujud buraq?

Mengutip dari buku Ensiklopedia Islam karya Hafidz Muftisany, bentuk buraq dideskripsikan dalam hadits dari Anas bin Malik RA. Rasulullah SAW bersabada:

“Didatangkan kepadaku buraq, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan sekali ia menjejakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang.” (HR Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa buraq adalah dabbah. Menurut penafsiran bahasa Arab dabbah merupakan makhluk hidup berjasad, bisa laki-laki atau perempuan. Dabbah ada yang memiliki akan dan juga tidak berakal.

Penafsiran tersebut menunjukkan bahwa kita tidak dapat menentukan jenis kelamin dabbah, seperti halnya malaikat.

Melalui haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

“Jibril mendatangiku dengan seekor hewan yang tingginya di atas keledai dan di bawah baghal, lalu Jibril menaikkanku di atas hewan itu kemudian bergerak bersama kami, setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya.”

Selain itu, dalam riwayat dari Tsa’labi diterangkan tentang fisik buraq. Dari Ibnu Abbas RA berkata,

“Dia (buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kaki-kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah.”

Kecepatan buraq tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Langkah buraq bahkan sejauh mata memandang, artinya ia menjejakkan kaki pada setiap titik terjauh yang dilihatnya.

Perlu dipahami, perlu dilakukan kajian mendalam tentang hewan tunggangan yang memiliki sayap tersebut. Sebab, kecepatan bergeraknya dianggap melebihi kecepatan cahaya dan kilat yang artinya hal itu merupakan tanda kebesaran Allah SWT dan bukti kemuliaan-Nya kepada sang rasul.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com