Tag Archives: istighfar

Menghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan, Lakukan 2 Amalan Ini


Jakarta

Meskipun dosa seseorang sangat banyak sampai tak terhitung jumlahnya, tetapi Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun dan Pemaaf. Dirinya hanya perlu melakukan amalan penghapus dosa sebanyak buih di lautan dan memperbanyak kebaikan.

Manusia adalah tempatnya kesalahan dan dosa. Hampir setiap saat manusia melakukan kesalahan, mulai dari yang kecil maupun yang besar. Tak jarang, kita juga melakukannya secara sadar.

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim menyadari tentang kekurangan itu, dan kemudian selalu berusaha meminta ampunan kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bahwa diri-Nya tetap berkenan untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak buih di lautan.


Rasulullah SAW berjanji bahwa terdapat dua amalan yang bisa menghapus dosa seseorang meskipun sebanyak buih di lautan. Apa saja amalan tersebut? Berikut selengkapnya!

Amalan Penghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan

1. Bertasbih (Subhanallahi wa Bihamdihi) Sebanyak Seratus Kali

Disebutkan dalam buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa oleh Ahmad Zacky El-Syafa, apabila seseorang ingin diampuni dosanya meskipun sebanyak buih di lautan oleh Allah SWT, hendaknya ia membaca tasbih sebanyak 100 kali.

Berikut bacaan tasbih tersebut:

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Arab-latin: Subhanallah wa bi hamdih

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya.”

Dalam buku Risalah Doa & Zikir Keluarga oleh Tim Madinatul Ilmi dan Muhammad Auli disebutkan, amalan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mengucapkan subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya, meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Bukhari)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menegaskan bahwa dengan mengucapkan zikir tasbih, maka seseorang akan mendapat seribu kebaikan dan dihapus seribu keburukannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَعْجِرُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ.

“Rasulullah saw bersabda, ‘Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan setiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya, ‘Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasulullah saw bersabda, ‘Hendaklah ia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.” (HR Muslim)

2. Salat Dhuha

Amalan penghapus dosa sebanyak buih di lautan yang kedua adalah melakukan salat dhuha sesering mungkin.

Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu dalam buku mereka yang berjudul Amalan Pembuka Rezeki menjelaskan bahwa salah satu keutamaan dari salat dhuha adalah dihapuskannya segala dosa-dosanya yang telah lampau.

Abu Hurairah RA berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa menjaga dua rakaat salat dhuha, dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Selain itu, Rasulullah SAW juga menekankan bahwa salat dhuha ini merupakan salatnya orang-orang yang bertobat kepada Allah SWT.

Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan salat dhuha kecuali dia adalah orang yang bertobat.” (HR Thabrani)

Selain itu, dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan bahwa, “Salat dhuha adalah salatnya orang-orang yang bertobat.” (HR Al-Hakim)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Bacaan Dzikir Penghapus Dosa yang Dapat Diamalkan setelah Salat


Jakarta

Muslim dapat mengamalkan dzikir penghapus dosa agar senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dzikir ini bisa dibaca setelah salat.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar selalu dekat dengan-Nya. Salah satu caranya adalah dengan berdzikir untuk mengingat Allah SWT. Hal tersebut diterangkan dalam surah Al-Ahzab ayat 41. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya.”

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, melalui ayat tersebut, Allah SWT menganjurkan semua orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya supaya berdzikir mengingat Allah SWT dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah dalam setiap keadaan dan waktu.

Dzikir dapat dibaca sesudah salat untuk menghapuskan dosa sebab Allah SWT memiliki sifat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebagaimana diterangkan dalam surah An-Nisa’ ayat 110. Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Agar memudahkan muslim, berikut detikHikmah rangkum beberapa bacaan dzikir yang dapat menghapus dosa.

Bacaan Dzikir Penghapus Dosa

1. Istighfar

Disebutkan dalam buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ali Amrin Al-Qurawy, Imam Qatadah menekankan betapa pentingnya istighfar, “Sesungguhnya, Al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian tentang penyakit dan obatnya. Adapun penyakit itu adalah dosa-dosa, dan istighfar adalah obat bagi kalian.”

Berikut bacaan istighfar penghapus dosa yang dimaksud,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Aku meminta ampunan kepada Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia, yang hidup dan berdiri sendiri, mengatur makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Bacaan Tasbih

Membaca bacaan tasbih atau dzikir subhanallahi wa bihamdihi dapat menghapus dosa. Dalam kitab Fiqih Do’a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan hal tersebut. Riwayat ini berasal dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ حَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa yang mengucapkan, ‘Subhanallahi wa bihamdihi’ (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya), dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya meskipun seperti buih di lautan’.” (HR Bukhari dan Muslim dalam Shahih)

Berikut bacaan yang dimaksud dalam hadits tersebut,

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bihamdihi

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya.”

3. Bacaan Tahlil

Muhammad Akrom dalam bukunya Berbuat Dosa tapi Masuk Surga, menyebutkan seorang muslim dapat diampuni dosanya oleh Allah SWT, dengan mengucapkan bacaan tahlil berikut,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ

Laa Illaaha illallah Wallahu Akbar, Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billahi

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT, Allah Maha Besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali (datangnya dari) Allah SWT.”

4. Bacaan Tahmid

Bacaan tahmid dapat diucapkan ketika mendapat nikmat dari Allah SWT sebagai ungkapan syukur. Selain itu, tahmid bisa menjadi dzikir penghapus dosa, sebagaimana diterangkan dalam buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Membaca Al-Qur’an karya Syamsul Rijal Hamid.

Keterangan tersebut bersandar pada sabda Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba memperoleh kenikmatan dari Allah SWT, lalu ia mengucapkan Alhamdulillah, maka ia telah menunaikan syukurnya. Jika ia mengucapkan Alhamdulillah untuk kedua kalinya, maka Allah SWT memperbarui pahala baginya. Dan kalau ia mengucapkan Alhamdulillah untuk ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.” (HR Baihaqi)

Bacaan yang dimaksud ialah sebagai berikut.

الْحَمْدُ للهِ

Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

5. Bacaan Takbir

Setelah membaca bacaan tasbih, tahmid dan tahlil, dapat dilengkapi dengan bacaan takbir. Itu merupakan zikir yang dapat menghapus segala dosa-dosa.

Membaca tahmid, tahlil dan takbir sebanyak 33 kali dapat menghapus dosa, sebagaimana Nabi SAW pernah bersabda, “Orang yang berdzikir dengan dzikir tersebut niscaya akan diampuni dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan. (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan yang dimaksud ialah sebagai berikut.

اللَّهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

6. Dzikir Sayyidul Istighfar

Terdapat sebuah riwayat dari oleh Syaddad bin Aus RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sayyidul Istighfar (doa memohon ampunan yang terbaik) adalah Allahumma anta Rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtani…. Barang siapa membacanya pada sore hari dengan meyakini kandungannya, kemudian meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan, barang siapa membacanya pada pagi hari dengan meyakini kandungannya, kemudian meninggal pada hari itu, maka ia akan masuk surga.” (HR Bukhari)

Adapun bacaan lengkap sayyidul istighfar sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang ku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

7. Bacaan Dzikir Rabbanaaghfir lana Watub ‘Alainna

Selain bacaan dzikir di atas, Ahmad Zacky El-Syafa menjelaskan di dalam bukunya 10 Amalan Inti Penghapus Dosa, terdapat bacaan dzikir penghapus dosa yang bunyinya,

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbanaaghfir lanaa watub ‘alainaa innaka antat tawwabur rahiimu

Artinya: “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha menerima tobat lagi Maha Kasih sayang.”

Rasulullah SAW selalu membaca dzikir penghapus dosa ini sebelum beranjak dari sebuah majelis atau halaqah (pertemuan) sebanyak seratus kali. Hal ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Dawud yang berasal dari Ibnu Umar RA.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Pedagang yang Semua Doanya Dikabulkan Allah SWT



Jakarta

Ada suatu kisah masyhur tentang pedagang yang semua doanya dikabulkan Allah SWT. Bahkan, tak perlu menunggu waktu lama.

Kisah ini terjadi di era Imam Ahmad bin Hanbal, ulama besar pendiri mazhab Hanbali yang juga murid Imam Syafi’i.

Diceritakan dalam buku edisi Indonesia, Tidak Ada yang Tidak Mungkin karya Asy-Syaikh Musthafa Ibrahim Haqqy dan buku Solusi Masalah dengan Qur’an oleh Yana Adam, suatu ketika, Imam Ahmad bin Hanbal sangat ingin pergi ke Bashrah, salah satu kota di Irak. Entah apa yang membawanya ke sana, tapi beliau tetap berangkat menuju Bashrah.


Imam Ahmad bin Hanbal tiba di Bashrah pada waktu Isya. “Saya ikut berjamaah salat Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya beristirahat,” kata Imam Ahmad bin Hanbal.

Beliau kemudian berencana menginap di masjid pada malam itu. Tapi, marbot masjid melarangnya dan bertanya, “Syekh, mau apa di sini?” Rupanya marbot tersebut tidak tahu bahwa dia sedang berbicara dengan Imam Ahmad bin Hanbal.

“Saya ingin istirahat, saya musafir,” jawab Imam Ahmad bin Hanbal.

Marbot itu melarang Imam Ahmad bin Hanbal tidur di masjid. Ia mendorongnya keluar dan mengunci pintu. Namun, upaya ini tak menghalangi Imam Ahmad bin Hanbal. “Saya akan tidur di tempat di mana kedua kakiku berada,” katanya.

Saat Imam Ahmad bin Hanbal akan tidur di teras, penjaga masjid itu pun tak mengizinkannya bahkan menyeretnya agar menjauh dari masjid.

Pada saat itu, ada seorang pedagang roti melihat beliau diseret seperti itu, ia pun menawarkan Imam Ahmad bin Hanbal agar bermalam di rumahnya.

“Mari Syekh, Anda boleh menginap di tempat saya, walau tempat saya kecil,” kata pedagang roti yang juga tidak tahu siapa sosok yang ia tawarkan bermalam itu.

Imam Ahmad bin Hanbal kemudian ikut pedagang roti itu. Beliau duduk di belakang pedagang roti yang juga membuat dagangannya sendiri, tanpa memperkenalkan dirinya.

Tukang roti juga diam. Saat membuat adonan roti, ia terlihat mengucapkan istighfar. Saat meletakkan garam, memecahkan telur, dan mencampur gandum, tukang roti ini selalu beristighfar.

Imam Ahmad bin Hanbal lantas bertanya, “Sudah berapa lama kamu melakukan ini?”

“Sudah lama sekali, Syekh. Saya menjual roti sudah tiga puluh tahun, sejak itulah saya lakukan,” jawab tukang roti itu.

Imam Ahmad bin Hanbal bertanya lagi, “Apa hasil dari perbuatanmu ini?”

Tukang roti itu kemudian menjelaskan doanya mustajab lantaran wasilah istighfar yang selalu ia ucapkan.

“Tidak ada hajat yang saya minta kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta Allah langsung terima, semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan,” tuturnya.

Imam Ahmad bin Hanbal kemudian menanyakan apa satu doa yang belum dikabulkan Allah SWT itu. Kata penjual roti, “Saya meminta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad.”

Mendengar hal itu, seketika Imam Ahmad bin Hanbal bertakbir. “Allahu Akbar! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong oleh marbot masjid sampai ke jalanan, ternyata karena istighfar dan doamu,” kata Imam Ahmad bin Hanbal.

Penjual roti lantas terkejut begitu tahu orang ia ajak bicara adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Ia lalu memuji Allah dan langsung memeluk serta mencium tangan ahli hadits itu.

Kisah tersebut mengandung hikmah betapa dahsyatnya istighfar.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com