Tag Archives: istri

Tips Memilih Jodoh Menurut Hadits, Pilih yang Baik Akhlaknya


Jakarta

Jodoh adalah takdir dan ketetapan Allah SWT. Meskipun sudah ditentukan, setiap orang wajib berikhtiar mencari dan menjemput jodohnya.

Dalam buku Kenali Bahasa Wajah Jodohmu: Bahasa Wajah Pria dan Wanita yang Disenangi karya Ahmad Zainal Abidin dijelaskan jodoh dicatat bersamaan dengan takdir yang akan dihadapi oleh manusia yang hidup di dunia.

Dalam rangka memilih jodoh, Rasulullah SAW telah memberikan tips dan panduan melalui beberapa haditsnya.


Melalui sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat hal. Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah perempuan yang beragama. Jika tidak, kedua tanganmu akan lengket ke tanah.”

Arti dari “Taribat yadaka” kedua tanganmu akan lengket dengan tanah artinya akan menderita di dunia dan akhirat.

Hadits Memilih Jodoh

Berikut beberapa hadits Rasulullah SAW yang berisi tips dan panduan dalam memilih jodoh:

1. Orang yang Bertakwa

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat ketika seorang yang kaya lewat di hadapan beliau, “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu?”

Sahabat menjawab, “Pasti jika ia meminang perempuan akan diterima. Jika menolong orang akan berhasil dan jika berbicara akan didengar orang.”

Rasulullah SAW diam. Lalu, lewat seorang miskin di hadapan beliau. Sambil memandang para sahabatnya beliau bertanya, “Kalau orang ini, bagaimana pendapat kalian?”

Sahabat menjawab, “Ia pasti akan ditolak kalau meminang perempuan. Jikaa menolong tidak akan berhasil dan jika berbicara tidak akan didengar.”

Rasulullah SAW pun memberi penjelasan, “Orang ini lebih baik dari orang yang tadi sebanyak isi bumi ini.” (HR. Bukhari)

Dalam buku Jodoh: Memilih Jodoh dan Meminang dalam Islam oleh Husein Muhammad Yusuf hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW ingin mengajarkan kepada para sahabatnya bahwa penampilan tidak menjamin keaslian, jangan sampai tertipu dengan penampilan fisik.

Rasulullah SAW juga menerangkan bahwa fakir miskin yang bertakwa dan sering diperolok-olok dan diasingkan oleh masyarakat karena penampilannya, lebih berharga berjuta kali daripada orang kaya yang tidak beriman.

Kemudian Rasulullah SAW kembali bersabda, “Mungkin orang yang tampak kusut, berdebu, kumal pakaiannya dan tidak diacuhkan orang, kalau ia memohon kepada Allah SWT pasti akan dipenuhi-Nya.” (HR. Ahmad dan Muslim)

2. Asal Usulnya Baik

Dalam memilih jodoh, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memilih perempuan baik dari keturunan yang baik.

Rasulullah SAW bersabda, “Pilihlah untuk nutfahmu, nikahilah orang-orang yang serasi dan nikahilah mereka.” (HR Ibnu Majah)

Hadits ini menegaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar memilih istri yang salihah dengan asal usul yang baik. Akhlak perempuan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia dibesarkan dan diasuh.

Kelak dalam membina rumah tangga dan mendidik anak, warisan akhlak ini pula yang akan diturunkan. Kecantikan akhlak, jauh lebih penting dari kecantikan paras.

Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah kalian menikahi perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu bisa mencelakakan. Jangan pula kamu nikahi perempuan karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa menyombongkannya. Akan tetapi, nikahilah mereka karena agamanya. Sesungguhnya, seorang hamba sahaya yang hitam warna kulitnya, tetapi beragama itu lebih utama.” (HR Ibnu Majah)

3. Orang yang Berhati Lembut

Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada umatnya terkait memilih istri yang berakhlak baik. Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik perempuan Quraisy ialah yang paling kasih sayang kepada anak di waktu kecilnya dan yang paling teliti mengurusi suaminya.” (HR Bukhari)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa perempuan yang paling baik dan paling utama adalah perempuan yang memiliki naluriah mencintai dan menyayangi anak-anak kecil.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Ayub ketika Sakit, Baca untuk Minta Kesembuhan


Jakarta

Doa Nabi Ayub AS ketika sakit dapat diamalkan muslim untuk memohon kesembuhan. Sebagaimana diketahui, Ayub AS diuji dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya dalam waktu cukup lama.

Menurut Qashash Al-Anbiyaa’ oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Saefulloh MS, Nabi Ayub AS dikenal dengan sifatnya yang sangat dermawan. Sebelum sakit, ia dianugerahi harta yang melimpah.

Harta kekayaannya Ayub AS mencakup hewan ternak seperti kambing, sapi, unta, serta keledai. Sebagai utusan Allah SWT, Nabi Ayub AS menggunakan hartanya untuk kebaikan seperti disumbang kepada fakir miskin, membantu anak yatim, memuliakan tamu, dan lain sebagainya.


Namun, semua nikmat itu dicabut oleh Allah SWT ketika Ayub AS sakit. Saking parahnya penyakit yang diderita Nabi Ayub AS, ia hanya dapat menggunakan lidah dan hatinya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Sehari-hari, sang istri terpaksa mencari nafkah sejak Ayub AS jatuh sakit. Sebagai sosok yang setia, istri Nabi Ayub AS merawat sang nabi dengan tulus.

Doa Nabi Ayub AS ketika Sakit

Doa ketika Nabi Ayub AS sakit tercantum dalam surah Al Anbiya ayat 83, berikut bunyinya:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Arab latin: Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Kisah Sembuhnya Ayub AS dari Penyakit yang Diderita

Diceritakan dalam buku Mukjizat Doa-doa yang Terbukti Dikabulkan Allah karya Yoli Hemdi, alih-alih memohon kesembuhan kepada Allah SWT secara langsung, Ayub AS justru meminta Allah SWT menunjukkan bentuk Maha Penyayang-Nya. Ini menunjukkan pribadi sang nabi yang taat dan santun.

Allah SWT lantas memberi Nabi Ayub AS kesembuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam surah Al Anbiya ayat 84,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”

Itulah doa Nabi Ayub AS ketika sakit yang bisa diamalkan muslim. Semoga kita senantiasa selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, Aamiin.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Kumpulan Doa Meminta Jodoh, Bisa dengan Menyebut Namanya


Jakarta

Ada sebuah istilah yang populer di masyarakat, yakni ‘jodoh di tangan Tuhan.’ Pada dasarnya, jodoh manusia memang sudah ditentukan oleh Allah SWT.

Dalam Islam, setiap manusia telah ditentukan pasangan hidupnya oleh Allah SWT. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT pada surat Az-Zariyat ayat 49 yang berbunyi:

وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ


Arab latin: Wa min kulli syai`in khalaqnā zaujaini la’allakum tażakkarụn

Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”

Jodoh merupakan takdir yang tercatat di Lauhul Mahfudz. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda,

“Allah telah mencatat ketentuan-ketentuan ciptaan-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim dan Tirmidzi)

Namun, umat muslim juga perlu berusaha dan berikhtiar untuk menjemput jodohnya. Selain itu, dianjurkan juga untuk berdoa agar orang yang dicintainya saat ini kelak menjadi jodohnya.

Nah, ada sejumlah doa yang bisa dibaca untuk meminta jodoh, bahkan di dalam doa tersebut bisa menyebut nama orang yang kamu cintai. Simak kumpulan doa untuk meminta jodoh dalam artikel ini.

Kumpulan Doa Meminta Jodoh Kepada Allah SWT

Apabila kamu belum mendapatkan jodoh hingga sekarang, cobalah untuk berdoa kepada Allah SWT. Kamu bisa berdoa agar diringankan jodoh sekaligus dipertemukan dengan seseorang yang baik dan bisa membimbingmu sesuai ajaran Islam.

Mengutip buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap oleh Ustaz H Amrin Ali Al-Kasyaf, berikut kumpulan doa untuk meminta jodoh:

1. Doa Meminta Jodoh dengan Menyebut Namanya

اللَّهُمَّ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَبِيْرُ وَأَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الَّذِيْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ

..(sebut nama orang dimaksud)..اللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ

كَمَا سَخَّرْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى وَلَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ

فَإِنَّهُ لَا يَنْطِقُ إِلَّا بِإِذْنِكَ نَاصِيَتُهُ فِيْ قَبْضَتِكَ وَقَلْبُهُ فِيْ يَدِكَ جَلَّ ثَناَءُ وَجْهِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab latin: Allahumma innaka antal azizul kabir. Wa anaa abduka adhdhoiifudzdzaliil. Alladzi laa haula wa laa quwwata illaa bika.

Allahumma sakhirli … (sebut nama orang dimaksud, misal fulan bin fulan)… kama sakhkhorta firauna li musa.

Wa layyin li qolbahuu kama layyantalhadiida li dawuda.

Fa innahu la yantiqu illa bi idznika. Nashiyatuhuu fii qobdhatika. Wa qolbuhuu fi yadika. Jalla tsanau wajhik. ya arkhamar rakhimiin.

Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Perkasa lagi Maha Besar, dan aku adalah hamba-Mu yang lemah dan hina, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Mu.

Ya Allah tundukkan (sebut nama, misal fulan bin fulan) kepadaku sebagaimana Engkau tundukkan Firaun kepada Musa, dan lembutkan hatinya untukku sebagaimana Engkau melembutkan besi pada Daud.

Karena dia tidak berbicara kecuali dengan izin-Mu, ubun-ubunnya ada di tangan-Mu, dan hatinya ada di tangan-Mu.”

2. Doa Meminta Jodoh

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي حِكْمَتَكَ وَأَنشُرْ عَلَيَّ مِنْ خُزَائِنِ رَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ .

Arab latin: Alahummaftah lii hikmataka wansyur ‘alayya min khazaa-ini rahmatika yaa arhamar raahimin

Artinya: “Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Pengasih dan Penyayang.”

3. Doa Meminta Jodoh

يُقَرِّبُنِي إلى حُبِّكَ. اللَّهُمَّ حَبِّيْنِي إِلَيْكَ وَإِلَى مَلَائِكَتِكَ وَأَنْبِيَائِكَ وَجَمِيعَ خَلْقِكَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أُحِبُّ إِلَيَّ مِنْ نُفْسِي وَأَهْلِي وَمَالِي وَوَلَدِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ عَلَى الضَّمَاءِ.

Arab latin: Allahumma inni as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wa hubba kulli ‘amalin yaqrribunii ilaa hubbika. Allaahumma habbibni ilaika wa ilaa malaa ikatika wa anbiyaa-ika wa jamii’a khalqika. Allaahummaj’al hubbaka uhibbu ilayya min nafsii wa ahlii wa maalii wa waladii wa minal maa-il baaridi ‘alazh zhamaa-i

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon cinta kepada-Mu dan cinta orang yang cinta kepada-Mu, dan cinta kepada semua amal perbuatan yang mendekatkan aku kepada cinta kepada-Mu. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang cinta kepada-Mu, cinta kepada malaikat-Mu, semua nabi-Mu, dan semua makhluk-Mu. Ya Allah jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku kepada diriku sendiri, kepada keluargaku, kepada hartaku dan air tawar yang dingin bagi orang yang kehausan.”

4. Doa Meminta Jodoh Seorang Istri yang Baik

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَنزَوْجُ بِمَا وَتَكُوْنَ صَاحِبَةً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

Arab latin: Rabbi hablij milladunka zaujatan thaiiyabatan akhthubuhaa wa atazawwaju bihaa wa takuuna shaahibatal lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia, dan akhirat.”

5. Doa Meminta Jodoh Seorang Suami yang Baik

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنَ صَاحِباً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. اَللَّهُمَّ افتح لى حِكْمَةً وَانْشُرْ عَلَيَّ مِنْ خَزَائِنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. رَبِّ إِنِّى لما أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ . حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ وَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

Arab latin: Rabbi hablii milladunka zaujan thayyiban wayakuuna shaahiban lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah. Allahummaf tahlii hikmatan wansyur ‘alayya min khazaa-inii rahmatika yaa arhamar raahimiin. Rabbi innii limaa anzalta ilayya min khairim faqiirun. Hasbunallaah wani’mal wakiil ni’mal maula wani’man nashiir. Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin, waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat. Ya Allah, bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Tuhan, sungguh aku sangat fakir atas pemberian anugerah-Mu. Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Jodoh Identik dengan Cerminan Diri

Mengutip buku Hukum Keluarga Islam di Indonesia oleh Ansari, jodoh identik dengan cerminan diri sendiri. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 26:

ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Artinya: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa perempuan yang buruk dikirimkan untuk laki-laki yang buruk pula. Lalu sebaliknya, perempuan yang baik maka dikirimkan untuk laki-laki yang berperilaku baik juga.

Demikian kumpulan doa untuk meminta jodoh dengan menyebut namanya. Semoga dapat membantu detikers agar diringankan jodohnya.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

7 Doa Untuk Suami Agar Dimudahkan Segala Urusannya dan Dilindungi Allah


Jakarta

Seorang istri hendaknya mendoakan suami agar dimudahkan segala urusannya. Doa istri mempunyai faidah yang luar biasa dalam usaha dan ikhtiar suami.

Istri dapat membawa kesuksesan suami yang berikhtiar mencari nafkah melalui doa-doa yang dipanjatkan. Beberapa doa untuk suami di antaranya agar dimudahkan segala urusannya, dilancarkan rezekinya, serta senantiasa dilindungi Allah SWT.

Doa untuk Suami Agar Dimudahkan Segala Urusannya dan Dilindungi Allah SWT

Mengutip laman Kemenag, saat doa diucapkan dari seorang istri sholihah, maka Allah menjanjikan untuk mengabulkan doa-doa tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Mu’min ayat 60 tentang dikabulkannya doa.


وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Bacaan Latin: Wa qāla rabbukumud’ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna ‘an ‘ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Selain itu, dalam surat Al baqarah ayat 186. Allah berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Bacaan latin: Wa idzâ sa’alaka ‘ibâdî ‘annî fa innî qarîb, ujîbu da’watad-dâ’i idzâ da’âni falyastajîbû lî walyu’minû bî la’allahum yarsyudûn

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Terdapat beberapa bacaan doa yang bisa dipanjatkan untuk kemudahan urusan suami hingga senantiasa dilindungi Allah. Berikut di antaranya:

1. Doa Kemudahan Urusan

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً ، وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحُزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Bacaan latin: Allahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj ‘alul huzna idza syi’ta sahlaa

Artinya: “Ya Allah, tiada satu kemudahan, melainkan jika Engkau jadikan mudah, dan dengan kehendak-Mu sesuatu yang sulit itu menjadi mudah.”

2. Doa Agar Diberikan Rezeki yang Halal dan Luas

اَللهُمَّ اِنِّىْ اَسْأَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِىْ رِزْقًا حَلاَلاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلاَمَشَقَّةٍ وَلاَضَيْرٍ وَلاَنَصَبٍ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ

Arab latin: Allahumma innii as aluka an tarzuqanii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairita’abin wala masyaqqatin walaa dhoirin wa laa nashabin innaka ‘alaa kulli syai in qadiir.”

Artinya: “Ya Allah, aku minta pada Engkau akan pemberian rezeki yang halal, luas, baik tidak tanpa repot dan juga tanpa kemelaratan dan tanpa keberatan, sesungguhnya Engkau kuasa atas segala sesuatu.”

3. Doa Agar Suami Selalu dalam Ketakwaan

Dalam menjalani profesi, seseorang membutuhkan keimanan dan ketakwaan dalam menjalaninya. Menurut buku Dosa-dosa Istri yang Wajib Dihindari Agar Suami dan Anak-anak Sukses, Bahagia Dunia Akhirat oleh Hastanti Ayu Humaira, doa ini patut dipanjatkan agar suami senantiasa diberi ketaqwaan.

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Latin: Zawwadakallaahut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya: “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada.”

4. Doa Dihindarkan dari Beban yang Berat

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Bacaan latin: Robbanaa laa tuaa khidznaa innasiinaa au akhtho’na, robbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamaltahuu ‘ala al ladziina min qoblinaa, robbana walaa tuhammilnaa maa laa thoo qatalanabih, wa’ fuanna waghfirlanaa warhamnaa, anta maulana fansurnaa ‘ala al qaumilkaafiriin

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kamu memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir,” (QS Al Baqarah 286).

5. Doa Agar Diberi Rezeki yang Lancar

اَللَّهُمَّ يَاغَنِيُّ يَامُغْنِيْ أَغْنِنِيْ غِنًى أَبَدًا وَيَاعَزِيْزُ يَامُعِزُّ أَعِزَّنِيْ بِإِعْزَازٍ عِزَّةَ قُدْرَتِكَ وَيَامُيَسِّرَاْلأُمُوْرِ يَسِّرْ لِيْ أُمُوْرَ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ يَاخَيْرَ مَنْ يُرْجَى يَا اللهُ

Bacaan latin: Allahumma yaa ghaniyyu yaa mughnii aghninii ginan abadan wa yaa ‘aziizu yaa mu’izzu a’izzani bi-i’zaazin ‘izzatia qudrotika, wa yaa muyassirol umuuri yassir lii umuurod dun-yaa waddiini yaa khaira man yurjaa yaa allaah.

“Ya Allah, Dzat Yang Maha Kaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan yang abadi kepadaku. Wahai Dzat Yang Mahamulia dan yang memberikan kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang mempermudah semua urusan, berilah kemudahan kepadaku di dalam semua urusan dunia dan agama, wahai Dzat yang paling diharapkan, ya Allah.”

6. Doa Agar Suami Selalu Dilindungi Allah SWT

Ada kalanya seorang suami bekerja jauh dari rumah. Oleh sebab itu, seorang istri bisa mendoakan suami agar selalu berada dalam lindungan Allah. Dengan doa ini, dengan segala kekurangannya, seorang istri menitipkan suaminya kepada Allah.

أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

Arab Latin: Astaudi’ullaha diinaka wa amaanataka wa khawaatima ‘amalik.

Artinya: Aku menitipkan agamamu, amalanmu dan akhir amal perbuatanmu kepada Allah.

7. Doa Dimudahkan Segala Sesuatu yang Sukar

اللَّهُمَّ الْطُّفْ بِنَا فِي تَيْسِيرِ كُلِّ عَسِيرٍ فَإِنَّ تَيْسِيرُ الْعَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيرٌ وَنَسْتَلُكَ الْيَسِيرُ وَالْمُعَافَةَ فِي الدُّنيا وَالآخِرَة

Arab latin: Allaahummalthuf binaa fii taisiiri kulli ‘asiirin fa inna taisiiral ‘asiiri ‘alaika yasiirun wa nas-alukal yasiira walmu’aafaata fiddunya wal aakhirati.

Artinya: “Ya Allah, berilah kami taufiq dalam mempermudah segala sesuatu yang sukar, karena sesungguhnya mempermudah yang sukar amatlah mudah bagi Engkau, dan kami memohon kepada Engkau sesuatu yang mudah dan ampunan di dunia dan akhirat.”

Itulah beberapa doa yang dapat dipanjatkan untuk suami. Selain doa-doa ini, Allah juga menerima doa atas kehendak hambaNya atau dalam bahasa lainnya. Sebab dalam hukumnya, doa tak selalu diucapkan dalam bahasa Arab, meski lebih diutamakan.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Istri untuk Suami, Amalkan agar Segala Urusan Dipermudah


Jakarta

Doa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang tidak hanya penting dalam kehidupan beragama, tapi juga dalam rumah tangga. Bagi seorang istri, mendoakan suami bukan hanya sebagai wujud cinta dan kasih sayang, tetapi juga sebagai bentuk dukungan secara tidak langsung untuk kebaikan rumah tangga.

Dalam kehidupan berumah tangga, istri pasti selalu berharap agar suami diberi kekuatan, petunjuk, dan keberkahan dalam menjalani perannya. Agar semua kebaikan suami dapat terwujud demi terciptanya keharmonisan dalam keluarga, terdapat doa istri untuk suami yang dapat diamalkan. Berikut rangkuman beberapa doa tersebut.

Doa Istri untuk Suami

Agar suami selalu dalam lindungan Allah SWT, terdapat doa istri untuk suami yang dapat diamalkan dalam segala situasi dan kondisi. Berikut beberapa doa tersebut, yang dikutip dari buku Ajaibnya Dzikir Dan Doa Khusus Istri karya Ustadz Ali Amrin al-Qurawy dan buku Ajaibnya Sabar dan Doa Istri karya Ustadz Rusdianto.


1. Doa agar Suami Dikaruniai Akhlak yang Baik

اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسِنِ الْأَعْمَالِ وَالْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ.

Arab Latin: Allaahummahdinii li-ahsinil a’maali wal akhlaaqi laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta washrif ‘annii sayyi-ahaa laa yashrifu ‘annii sayyi-ahaa illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah aku pada amal perbuatan dan akhlak yang terbaik karena tiada yang bisa menunjukkannya, kecuali Engkau. Palingkanlah aku dari amal perbuatan dan akhlak yang paling jelek karena tiada yang dapat memalingkannya, kecuali Engkau.”

2. Doa agar Suami Terhindar dari Sifat Malas, Pikun, Dosa, dan Utang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ وَالمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ.

Arab Latin: Allaahumma innii a’uudzubika minal kasali wal harami wal ma’tsami wal maghrami.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari sifat malas, pikun, banyak dosa, dan utang.”

3. Doa agar Suami Dikaruniai Kekayaan Harta dan Hati

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Arab Latin: Qulillaahumma maalikal mulki tu’til mulka man tasyaa-u wa tu’izzu man tasyaa-u wa tudzillu man tasyaa-u biyadikal khair. Innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Katakanlah wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

4. Doa agar Suami Selalu Mendapatkan Rezeki yang Banyak

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي وَاسْقِ مَنْ سَقَانِي اللَّهُمَّ امْتِعْهُ بِشَبَابِهِ اللَّهُمَّ جَمِلْهُ.

Arab Latin: Allaahumma ath-im man ath-‘amanii wasqi man saqaanii. Allaahumma amti’hu bisyabaabihi. Allaahumma jammil-hu.

Artinya: “Ya Allah, berilah makan orang yang memberiku makan dan berilah minuman orang yang memberiku minuman. Ya Allah, berilah ia kebaikan waktu mudanya. Ya Allah, baguskanlah wajahnya.” (HR. Muslim).

5. Doa supaya Suami Diberi Kesabaran

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي صَبُوْرًا وَاجْعَلْنِي شَكُورًا وَاجْعَلْنِي فِي عَيْنِي صَغِيرًا وَفِي أَعْيُنِ النَّاسِ كَبِيرًا. رَبِّ اغْفِرْ لي وَارْحَمْنِي وَاهْدِنِي السَّبِيلَ الْأَقْوَمِ.

Arab Latin: Allaahummaj’alnii shabuuran, waj’alnii syakuuran, waj’alnii fii ainii shaghiiran, wa fii a’yunin naasi kabiiran, rabbighfirlii warhamni wahdinis sabiilal aqwam.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang yang penyabar, jadikanlah aku orang yang banyak bersyukur, dan jadikanlah aku seorang yang kecil/rendah dalam pandanganku dan besar dalam pandangan orang lain. Ya Tuhan ampunilah dosaku, kasihanilah aku, dan tunjukkanlah aku ke jalan yang lurus.”

6. Doa untuk Kesucian dan Ketenangan Hati Suami

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ قَرِيبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Arab Latin: Allaahummaghfir lii wa liwaalidayya wa lil muslimiina wal muslmaati wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa-i minhum wal amwaati innaka qariibun mujiibud da’awaati rabbal ‘aalamiin.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku, semua muslim dan muslimah, mukmin dan mukminat, yang masih hidup atau pun yang sudah mati. Sesungguhnya Engkau Tuhan yang Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan doa, wahai Tuhan yang menguasai seluruh alam.”

7. Doa agar Suami selalu Setia

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبِعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ.

Arab Latin: Rabbana aamannaa bimaa anzalta wat taba’nar rasuula faktubnaa ma’asy syaahidiin.

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul. Karena itu, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi.”

8. Doa agar Suami dan Istri Dijauhkan dari Segala Penyakit

اللَّهُمَّ حَنِبْنِي مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَهْوَالِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَدْوَاءِ.

Arab Latin: Allaahumma jannibnii munkaraatil akhlaaqi, wal ahwaa-li wal a’maali, wal adwaa-i.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah kami dari berbagai kejelekan akhlak, hawa nafsu, dan amal perbuatan, serta segala macam penyakit.”

9. Doa agar Suami Panjang Umur, Taat, dan Shalih

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ طُوْلَ الْعُمْرِ بِالطَّاعَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِالْعَمَلِ الصالحة.

Arab Latin: Allaahumma innaa nas-aluka thuulal ‘umri bithaa’ati wakhtim lanaa bil’amalish shaalihati.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu umur yang panjang dengan penuh ketaatan dan akhiri umur kami dengan melakukan perbuatan yang baik.”

Itulah beberapa doa istri untuk suami yang dapat diamalkan untuk memperkuat ikatan kasih sayang dan terwujudnya keharmonisan dalam keluarga.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Melakukan Hubungan Suami Istri, Muslim Sudah Tahu?


Jakarta

Doa setelah melakukan hubungan suami istri dapat diamalkan usai berhubungan intim. Doa ini bisa dibaca agar Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dari gangguan setan.

Dalam Islam, hubungan intim suami istri merupakan hal yang diatur dalam secara syariat. Berhubungan suami istri bukan sekedar menyalurkan hasrat biologis tetapi juga harus memperhatikan cara dan larangannya.

Hukum Berhubungan Suami Istri

Merujuk buku Fiqh Keluarga Terlengkap karya Rizem Aizid, dalam sudut pandang fikih, hubungan suami istri dibagi menjadi empat yakni wajib, sunnah, makruh dan haram. Artinya hukum berhubungan suami istri dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.


Hukum berhubungan suami istri dapat berubah dari wajib ke sunnah, dari sunnah ke makruh, dari sunnah ke wajib, dari sunnah ke haram dan sebagainya.

Mengutip buku Fikih Wanita karya Ustaz Muiz al Bantani, melakukan hubungan suami istri hukumnya adalah wajib. Hal ini merujuk pada salah satu hadits Rasulullah SAW,

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya untuk menyalurkan hajat nya, maka hendaklah ia mendatangi suaminya, meskipun ia sedang berada di tungku perapian.” (HR Ibnu Syaibah, Tirmidzi, Thabrani)

Islam mengajarkan bagaimana cara berhubungan suami istri yang baik dan doa bagi pasangan. Ada tiga doa yang diajarkan ketika berhubungan suami istri yakni doa sebelum berhubungan, doa ketika mengeluarkan air mani dan doa setelah selesai melakukan hubungan suami istri.

Doa sebelum dan Ketika Berhubungan Suami Istri

Merangkum buku Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam: Panduan bagi Orang Tua, Guru, Ulama, dan Kalangan Lainnya karya Yusuf al-Madanī Tabrizi, berhubungan seksual dalam Islam memiliki sentuhan spiritual. Ketika hendak melakukannya, seorang muslim memulainya dengan berdzikir kepada Allah SWT, menyebut nama-Nya, salat dan berdoa.

Dikutip dari Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustadz H. Amrin Ali Al-Kasyaf, berikut beberapa doa yang bisa diamalkan ketika hendak berhubungan suami istri hingga sesudahnya.

Berikut doa yang dibaca sebelum berhubungan suami istri, yaitu:

بِسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنْبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Latin: Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtanaa.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau berikan kepada kami.”

Ketika berhubungan suami istri kemudian keluar air mani, dapat membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ نُطْفَتَنَا ذُرِّيَةً صَالِحِةً

Latin: Allahummaj’al nuthfatan dzurriyatan shaalihatan.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah air mani kami keturunan yang baik.”

Doa Sesudah Berhubungan Suami Istri

Setelah melakukan hubungan suami istri, pasangan bisa membaca doa berikut,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا

Latin: Alhamdulillahilladzii khalaqa minal maa-i basyaran.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan wanita dan air (mani).”

Apabila suami istri ingin mengulangi jima, keduanya tidak perlu mandi besar tetapi cukup berwudhu saja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْيَعُوْدَ فَلْيَتَوَضًا. رواه مسلم

Artinya: “Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya, kemudian ia ingin mengulanginya lagi, berwudhulah satu kali di antara yang dua kali itu.” (HR Muslim).

Suami istri hendaknya selalu mengusahakan untuk membaca doa sebelum dan setelah berhubungan agar Allah SWT senantiasa melindungi. Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca doa, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Cerita Romantis Aisyah Istri Rasulullah, Bisa Jadi Teladan bagi Pasutri



Jakarta

Kisah rumah tangga Aisyah RA bersama Rasulullah SAW dipenuhi dengan keberkahan dan kasih sayang. Aisyah merupakan istri yang romantis kepada Rasulullah SAW, begitupun sebaliknya.

Disebutkan dalam buku Rumah Tangga Seindah Surga oleh Ukasyah Habibu Ahmad, Aisyah RA di usianya yang relatif muda telah menunjukkan tanda-tanda luar biasa sebagai pendamping seorang nabi. Ia mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi sehingga mengangkat derajat dan martabatnya di kalangan wanita seusianya.

Dua tahun setelah wafatnya Khadijah RA, turunlah waktu kepada Rasulullah SAW untuk menikahi Aisyah RA. Mendengar kabar tersebut Abu Bakar ash-Shiddiq selaku ayah dari Aisyah bersama istrinya begitu bahagia. Tak lama setelah itu, Rasulullah SAW menikahi Aisyah dengan mahar sebesar 500 dirham.


Aisyah merupakan satu-satunya istri Rasulullah SAW yang dinikahi dalam keadaan masih gadis. Meskipun usianya tergolong muda, ia tidak kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan sang Nabi, sebab tingkat keilmuan dan kecerdasannya terbilang sangat tajam.

Dalam kehidupan Rasulullah SAW, Aisyah RA termasuk istri yang sangat istimewa dan romantis karena sangat paham cara membahagiakan suami. Selain itu, ia juga memberikan kontribusi besar terhadap perjuangan dakwah Rasulullah SAW.

Keromantisan Aisyah Istri Rasulullah SAW

Mengutip dari buku Agungnya Taman Cinta Sang Rasul karya Ustadzah Azizah Hefni, berikut beberapa cerita keromantisan Aisyah istri Rasulullah SAW bersama suaminya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Aisyah RA pernah berkata, “Suatu ketika aku minum dan aku sedang haid, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah SAW, lalu beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain, aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR Muslim).

Hal itu menunjukkan bahwa antara Rasulullah SAW dan Aisyah membangun rumah tangga dengan saling mengasihi dan memanjakan. Kesibukan Rasulullah SAW dalam memperjuangkan dan menyebarkan agama Allah SWT tidak menjadikan beliau lupa untuk menjalin kemesraan bersama istri tercinta.

Keromantisan Aisyah dengan Rasulullah SAW juga ditunjukkan tatkala mereka pernah mandi bersama dalam satu bejana. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA pernah berkata,

“Aku dan Rasulullah pernah mandi bersama dalam satu wadah (kami bergantian menciduk airnya). Beliau sering mendahuluiku dalam mengambil air sehingga aku mengatakan, ‘Sisakan untukku, sisakan untukku!'” (HR Bukhari Muslim).

Kasih sayang dan kemesraan Rasulullah SAW dengan Aisyah tidak hanya ditunjukkan dari tindakan beliau, tetapi juga melalui ekspresi verbal. Rasulullah SAW memberikan panggilan khusus kepada Aisyah RA.

Beliau kerap memanggil Aisyah dengan sebutan ‘humaira’, artinya pipi yang kemerah-merahan sebab kulit Aisyah yang sangat putih hingga terlihat kemerahan saat tertimpa sinar matahari.

Selain panggilan humaira, terkadah Rasulullah SAW juga memanggil Aisyah dengan sebutan ‘aisy’. Dalam budaya Arab, pemenggalan huruf terakhir dari nama menunjukkan sebagai tanda kasih sayang.

Salah satu sikap manja Aisyah yang sangat menyenangkan Rasulullah SAW yaitu Aisyah selalu menyisir rambut Rasulullah SAW sebab beliau senang dengan rambut yang rapi. Hal ini disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Aisyah pernah berkata, “Aku menyisir rambut Rasulullah, padahal aku sedang haid.” (HR Bukhari).

Aisyah selalu menyisir rambut Rasulullah SAW dengan hati-hati, begitu lembut dan penuh cinta. Aisyah pernah mengungkapkannya, “Bila aku mengurakkan rambut Rasulullah, aku belah orakan rambut beliau dari ubun-ubunnya dan aku uraikan di antara kedua pelipis beliau.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Meskipun Rasulullah SAW disibukkan dengan dakwah dan mengurus kepentingan umat, beliau turut membantu pekerjaan Aisyah ketika di rumah. Beliau tidak segan menambal pakaian sendiri, memerah susu, dan mengurus keperluan sendiri.

Mengenai kebiasaan Rasulullah SAW di rumah, Aisyah RA juga pernah ditanya oleh seorang sahabat, “Apa yang dilakukan Rasulullah SAW di rumah?” Lalu Aisyah menjawab, “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR Bukhari).

Keromantisan dari cerita Aisyah RA bersama Rasulullah SAW tersebut bisa dijadikan sebagai teladan bagi pasangan suami istri.

Dengan segala kerendahan hatinya, Rasulullah SAW tidak segan membantu pekerjaan rumah tangga dan tidak membebankan pekerjaan rumah tangga kepada sang istri. Begitu pula sikap Aisyah RA sebagai istri Rasulullah yang senantiasa melayani beliau dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Siapakah Ibu Susuan Nabi Muhammad SAW? Ini Sosoknya



Jakarta

Ibu susuan Nabi Muhammad SAW cukup banyak, tetapi yang paling dikenal adalah Tsuwaibah dan Halimah as-Sa’diyah. Ibu susuan ini termasuk tradisi bangsa Arab yang menyusukan anaknya kepada wanita lain.

Menukil dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang diterjemahkan Kathur Suhardi, tradisi menyusui bayi wanita lain ini dimaksudkan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang menjalar. Hal tersebut juga memiliki anggapan agar bayi menjadi kuat, memiliki otot yang kekar dan keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab dengan fasih.

Sebelum disusui oleh Halimah, Nabi Muhammad SAW pernah disusui wanita lain yang bernama Tsuwaibah. Dijelaskan dalam Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya oleh Abdurrahman bin Abdul Karim, Tsuwaibah adalah ibu susuan Rasulullah SAW yang paling awal


Tsuwaibah merupakan wanita yang pernah menjadi budak Abu Lahab dan telah dimerdekakan. Selama di Makkah, Nabi Muhammad SAW selalu mencari dan menjalin hubungan kekeluargaan dengan Tsuwaibah ketika ia dewasa. Begitu pula dengan sang istri, Khadijah RA yang sangat memuliakan Tsuwaibah.

Setelah Tsuwaibah, barulah Rasulullah SAW disusui Halimah. Waktu itu, Abdul Muthalib yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW mencari ibu susuan untuk sang rasul. Wanita yang dicari berasal dari bani Sa’d bin Bakr yaitu Halimah binti Abu Dzu’aib dengan didampingi suaminya yang bernama Al-Harits bin Abdul Uzza atau Abu Kabsyah.

Atas kuasa Allah SWT, Halimah merasakan berkah yang dibawa oleh Muhammad kecil. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Halimah bercerita ketika ia pergi ke negerinya bersama sang suami, anaknya dan wanita dari bani Sa’d. Mereka bertujuan mencari anak yang bisa disusui karena sedang mengalami kesulitan.

Kala itu, Halimah membawa seekor keledai dan unta betina yang sudah tua. Ini menyebabkan air susu unta tersebut tidak dapat diperah.

Wanita-wanita lainnya tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi-bayi mereka yang menangis. Setibanya di Makkah, banyak wanita yang menolak menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW.

Sebab, sang rasul merupakan anak yatim. Wanita tersebut mengharapkan imbalan besar dari ayah kandung anak yang mereka susui, karenanya mereka menolak untuk menyusui Muhammad kecil.

Lain halnya dengan Halimah yang bersedia menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW. Setiap menggendongnya, Halimah tidak pernah merasa repot. Ia kembali menunggangi keledai dan menyusui Muhammad kecil.

Atas izin Allah SWT, unta milik Halimah yang semula tidak mengeluarkan air susu tiba-tiba susunya penuh. Akhirnya, Halimah dan sang suami meminum susu dari unta tersebut sampai kenyang. Semenjak itulah, keluarga Halimah terus diberi limpahan rahmat dan rezeki dari Allah SWT.

Halimah mengasuh Nabi Muhammad SAW selama empat tahun. Ketika sang rasul menginjak usia dua tahun, Halimah menghentikan susuannya dan Muhammad kecil hendak dikembalikan kepada ibunya, Aminah.

Tetapi, saking sayangnya Halimah terhadap Rasulullah SAW ia meminta agar anak tersebut dirawat di dusunnya. Aminah yang waktu itu takut anak yang tumbuh subur dan sehat terganggu penyakit yang ada di Makkah, ia mengizinkan Halimah untuk merawat Muhammad kecil kembali.

Selama menjadi ibu susuan Nabi Muhammad SAW, Halimah sangat menyayanginya lebih dari anak-anak kandungnya yang lain. Allah SWT bahkan mengangkat dan melimpahkan rezeki yang baik kepada keluarga Halimah.

Wallahu ‘alam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Istri Nabi Ibrahim yang Dilindungi Allah SWT saat Digoda Raja



Jakarta

Siti Sarah memiliki paras yang sangat cantik, istri Nabi Ibrahim AS ini pernah dilindungi Allah SWT dari raja yang zalim.

Abu Hurairah bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ibrahim tidak pernah berkata dusta kecuali tiga kali. Dua dusta berkaitan dengan Allah, yaitu perkataannya, ‘Aku sedang sakit,’ ketika diajak menyembah berhala oleh kaumnya, dan perkataannya, ‘Yang melakukan penghancuran berhala adalah berhala yang paling besar ini’.”

Sementara satu dusta lainnya adalah berkenaan dengan Siti Sarah, sang istri tercinta.


Mengutip buku 70 Kisah Teladan yang ditulis Mushthafa Murad diceritakan, suatu ketika Nabi Ibrahim AS datang ke sebuah daerah yang dikuasai oleh seorang raja yang zalim. Ia ditemani sang istri yang cantik jelita, Siti Sarah.

Nabi Ibrahim AS berkata pada sang istri bahwa raja zalim tersebut tidak mengetahui status pernikahan mereka. Sebab jika raja tersebut tahu bahwa Sarah adalah istri Nabi Ibrahim AS, maka ia harus menyerahkannya pada raja tersebut.

Nabi Ibrahim AS ingin melindungi istrinya agar tidak direbut paksa oleh raja zalim.

“Jika nanti dia bertanya kepadamu, kabarkan kepadanya bahwa kamu adalah saudaraku. Sebab, engkau adalah saudariku dalam Islam,” kata Nabi Ibrahim AS.

Ketika Nabi Ibrahim AS memasuki daerah tersebut, para pengikut raja langsung terpesona melihat paras Siti Sarah yang cantik jelita. Mereka lantas menghampiri Nabi Ibrahim AS dan berkata, “Jika engkau memasuki wilayahmu, istrimu adalah milikmu. Tetapi, jika engkau memasuki wilayah ini, istrimu harus engkau lepaskan!”

Siti Sarah kemudian dipaksa untuk dibawa kepada sang raja.

Nabi Ibrahim AS kemudian pergi untuk salat. Ia memohon kepada Allah SWT agar melindungi sang istri dari kejahatan raja zalim.

Ketika Siti Sarah memasuki istana, raja zalim tersebut hendak menyentuhnya. Tiba-tiba tangan raja menjadi lumpuh. Raja itu kemudian berkata pada Siti Sarah, “Berdoalah engkau kepada Allah SWT agar menyembuhkan tanganku ini dan aku tidak akan mengganggu dirimu!”

Maka Siti Sarah berdoa memohon pertolongan Allah SWT. Namun setelah sembuh, ternyata raja ini kembali melakukan niat jahatnya untuk menyentuh tangan Siti Sarah.

Tangan raja ini pun kembali lumpuh dengan keadaan yang lebih parah. Kejadian ini berulang beberapa kali hingga akhirnya raja memerintahkan pengawalnya untuk membawa Siti Sarah ke luar istana.

Dalam buku Air Mata Para Nabi: Kisah-Kisah Inspiratif tentang Ketabahan Para Nabi yang ditulis oleh Tuan Guru Lalu Ibrohim, raja zalim tersebut kemudian berkata, “Tukang sihir yang kamu bawa ini?”

Siti Sarah lantas menjawab, “Saya bukan tukang sihir. Saya istri kekasih Allah. Ia kini sedang melihat saya dari luar, mohon ampunlah padanya, agar engkau selamat.”

Raja itu kemudian memohon ampun. Nabi Ibrahim AS memaafkannya, dan kembalilah badan dan tangan raja ini seperti semula. Sayangnya, raja zalim ini justru hendak menyerang Nabi Ibrahim AS.

Pada peristiwa ini, malaikat Jibril turun dan bersabda, “Jangan kamu terlalu mudah memberi maaf. Kalau ia mau menyerahkan seluruh kerajaannya, maafkan, tetapi jika tidak mau, jangan maafkan dia!”

Raja zalim tersebut lantas menyerahkan seluruh kerajaannya. Ia juga menyerahkan seorang budak dari keluarganya yaitu Siti Hajar.

Wallahu a’lam.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Nabi Muhammad Diangkat Menjadi Rasul pada Usia 40 Tahun, Begini Kisahnya


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah figur yang sangat penting dalam Islam, yang kehidupannya sarat dengan makna mendalam. Salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam adalah saat beliau diangkat sebagai Rasul.

Nabi Muhammad SAW diutus sebagai penerang untuk membimbing umat manusia dari kegelapan menuju cahaya iman. Di tengah masyarakat yang diliputi oleh kejahiliahan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan, kehadiran beliau sebagai Rasul membawa misi rahmatan lil ‘alamin, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam.

Kapan Nabi Muhammad Diangkat Menjadi Rasul?

Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul saat beliau menginjak usia 40. Dijelaskan dalam buku karya Ajen Dianawati yang berjudul Kisah Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 Masehi.


Pada saat itu, beliau menerima wahyu pertama dari Malaikat Jibril ketika sedang berada di Gua Hira.

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul ketika menerima wahyu pertama, yaitu Surah Al-Alaq https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-alaq ayat 1-5, di Gua Hira. Menjelang usia 40 tahun, beliau sering mengasingkan diri di gua yang terletak di Jabal Nur itu karena merasakan ketidakselarasan antara nilai kebenaran dengan kondisi masyarakat saat itu.

Selama masa pengasingannya, Nabi Muhammad SAW membawa bekal berupa air dan roti gandum, dan tinggal di gua kecil yang memiliki panjang 4 hasta dan lebar sekitar 1,75 hasta.

Pada bulan Ramadhan, beliau memanfaatkan waktunya untuk beribadah dan merenungkan keagungan ciptaan Allah SWT, serta memikirkan ketidaksesuaian antara nilai-nilai kebenaran dengan praktik kehidupan sosial yang masih dipenuhi oleh kemusyrikan.

Kisah Pengangkatan Nabi Muhammad Menjadi Rasul

Masih mengacu sumber yang sama, peristiwa pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah diceritakan terjadi ketika beliau sedang beribadah di Gua Hira. Di tempat tersebut, beliau sering merenungkan berbagai masalah dan memikirkannya dengan mendalam.

Tiba-tiba, seorang laki-laki yang tak dikenal mendekatinya. Laki-laki itu langsung memeluk Nabi Muhammad sambil berkata “Bacalah hai Muhammad!”

Kemudian Nabi Muhammad menjawabnya dengan mengatakan “Saya tidak bisa membaca.” Laki-laki itu melepas pelukannya dan kembali berkata, “Bacalah hai Muhammad!”

Nabi Muhammad SAW tetap memberikan jawaban yang sama, “Saya tidak bisa membaca.” Hingga akhirnya, laki-laki tersebut mengajarkan Nabi Muhammad untuk membaca surah Iqra atau Al-Alaq ayat 1-5 sampai beliau hafal. Sosok laki-laki itu ternyata adalah Malaikat Jibril.

Setelah kejadian tersebut, Nabi Muhammad SAW pulang dan memberi tahu istrinya, Siti Khadijah. Beliau pulang dengan wajah yang sangat pucat dan tubuh yang lemas. Siti Khadijah pun langsung bertanya, “Apa yang terjadi, suamiku?”

Nabi Muhammad SAW tidak segera menjawab pertanyaan itu, melainkan meminta istrinya untuk menyelimutinya. “Selimuti aku, Khadijah, selimuti aku!”

Setelah ketakutan Nabi Muhammad SAW perlahan mereda berkat dukungan Siti Khadijah, akhirnya beliau menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya. Setelah mendengar cerita suaminya, Siti Khadijah kemudian mendatangi Waraqah, seorang ahli Injil dan Taurat, untuk menyampaikan kabar tersebut.

“Sungguh suamimu telah mendapatkan wahyu, sebagaimana wahyu pernah datang kepada Nabi Musa. Sesungguhnya, di akan menjadi Rasul umat ini,” terang Waraqah.

Siti Khadijah memang telah memiliki firasat dan ternyata terbukti benar bahwa suaminya telah diangkat menjadi Rasul Allah.

Setelah peristiwa itu, Siti Khadijah langsung memeluk Islam, menjadikannya orang pertama yang masuk Islam. Siti Khadijah juga menjadi pendukung pertama Nabi Muhammad SAW dalam mengemban wahyu tersebut.

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan wafat pada usia 63 tahun. Selama 23 tahun perjalanan dakwahnya, beliau menghadapi tantangan yang sangat berat, terutama karena lingkungan sekitar masih dalam keadaan jahiliyah dan dikelilingi oleh orang-orang kejam dari kaum Quraisy.

Namun, dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW tidak sendirian. Beliau ditemani oleh istri dan para sahabatnya, seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan lainnya.

Makna dari kisah pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul bagi umat Islam adalah sebagai tonggak awal penyebaran ajaran Islam yang membawa pencerahan dan petunjuk bagi umat manusia. Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya misi Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah untuk mengajak umat manusia menuju jalan kebenaran dan ketauhidan.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com