Tag Archives: itidal

Doa Itidal dan Artinya, Dibaca Berapa Kali?


Jakarta

Itidal adalah salah satu gerakan dalam salat yang menjadi rukun salat. Ketika melakukannya, terdapat doa itidal yang dapat dibaca.

Mengutip buku Ritual Shalat Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab karya Isnan Ansory, itidal adalah gerakan bangun dari ruku’ dengan berdiri tegak. Adapun secara bahasa, itidal bermakna istiqamah (lurus) dan istiwa’ (tegak lurus).

Para ulama sepakat bahwa itidal adalah gerakan yang disyariatkan dalam salat. Hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Humaid as-Sa’idi RA. Ia berkata,


“Bila Rasulullah SAW mengangkat kepalanya, beliau berdiri tegak hingga tulang-tulang punggungnya kembali ke tempatnya.” (HR Bukhari)

Bacaan Doa Itidal Sesuai Sunah

Menukil Ensiklopedia Hadits Ibadah Bersuci dan Shalat Wajib karya Syamsul Rijal Hamid, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan bacaan doa itidal sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Doa Itidal 1

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

Rabbana lakal hamdu.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji.”

Doa itidal ini bersandar pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,

“Apabila imam mengucapkan, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang-orang yang yang memuji-Nya)’, maka katakanlah, ‘Rabbana lakal hamdu (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji)’. Sebab barang siapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, ia akan diampuni dari segala dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Itidal 2

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du.

Artinya: “Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

Doa itidal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Abu Awfa RA. Ia mengatakan,

“Jika Rasulullah SAW bangkit dari ruku’, beliau membaca, ‘Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Rabbana lakal hamdu mil-ussamaawaati, wa mil-ul ardhi, wa mil-umaa syi’ta min syai-in ba’du (Wahai Tuhan kami. Bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu)’.” (HR Muslim)

Doa Itidal 3

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Rabbana wa lakal hamdu hamdan katsiira thayyiban mubaarakan fiih.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang banyak, baik, dan mengandung berkah.”

Doa ini bersandar pada kisah yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqiy RA. Ia berkata bahwa ia sering salat di belakang Rasulullah SAW. Ketika mengangkat kepala dari ruku’, Rasulullah SAW mengucapkan, “Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya).”

Lalu, seorang jemaah yang berada di belakang beliau mengucapkan, “Rabbana wa lakal hamdu hamdan katsiira thayyiban mubaarakan fiih (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang banyak, baik, dan mengandung berkah).”

Usai salat, Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah orang yang mengucapkan kalimat tadi?”

“Aku,” seorang jemaah mengakui.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat yang berebut mencatatnya.” (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i)

Doa itidal dibaca satu kali, berbeda dengan doa rukuk dan sujud yang menurut hadits ada yang dibaca tiga kali.

Tata Cara Itidal

Berdiri Tegak

Menukil buku Panduan Shalat Rasulullah karya Imam Abu Wafa, itidal dilakukan dengan berdiri tegak setelah bangun dari ruku’. Hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,

“Kemudian bangunlah (dari ruku’) hingga berdiri tegak.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad)

Bersedekap atau Tidak Bersedekap

Terdapat perbedaan pendapat di antara ulama mengenai hal ini. Ulama yang menyunahkan untuk bersedekap ketika itidal bersandar pada sebuah hadits.

“Orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanan di atas lengan tangan kiri di dalam salat.” (HR Bukhari)

Adapun ulama yang tidak menyunahkan untuk bersedekap bersandar pada tidak adanya nash khusus mengenai hal ini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bahasa Arab, Latin, Indonesia, dan Keutamaannya


Jakarta

Dalam ibadah sholat, setiap gerakan memiliki hikmah dan doa yang memiliki banyak keutamaan, termasuk saat itidal. Itidal adalah gerakan bangkit dari rukuk dengan tubuh berdiri tegak sambil mengucapkan kalimat “Sami’allahu liman hamidah.”

Saat itidal, dianjurkan untuk membaca doa khusus. Doa itidal berisi pujian kepada Allah SWT, permohonan keberkahan, dan pengakuan atas keagungan-Nya. Meskipun gerakannya singkat, membaca doa itidal saat sholat menunjukkan rasa khusyuk dan kekhusyukan seorang hamba di hadapan Allah SWT.

Pengertian Doa Itidal

Dikutip dari Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir tulisan A Solihin As Suhaili. Secara bahasa, kata itidal berasal dari kata “i’tadala”, “ya’tadilu”. I’tidala yang berarti seimbang, rata, atau tegak. Dalam konteks gerakan sholat, itidal mengacu pada posisi berdiri tegak setelah rukuk, sebelum melanjutkan ke sujud.


Itidal tidak hanya gerakan fisik, tetapi juga menjadi momen untuk membaca doa itidal sebagai bentuk pujian terhadap Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Imam hanya dijadikan untuk diikuti, karenanya janganlah kalian menyelisihi imam, apabila imam takbir, maka takbirlah, apabila imam mengucapkan “sami’allaabu liman hamidah” maka ucapkanlah: “Rabbanaa wa lakal hamd.” Apabila imam sujud, maka sujudlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itidal adalah bagian dari rukun sholat, hukum melaksanakannya adalah wajib. Jika tidak dilakukan, maka sholat dianggap tidak sah. Namun, membaca doa itidal hukumnya sunnah yang dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan dan menambah kekhusyukan dalam sholat.

Bacaan Doa Itidal: Arab, Latin, dan Artinya

Dalam praktiknya, doa itidal dikenal memiliki dua versi yaitu versi pendek yang lebih sederhana dan versi panjang yang lebih panjang bacaannya.

Keduanya sama-sama mengandung arti syukur dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan seseorang dalam sholat. Berikut adalah bacaan lengkap doa itidal dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya.

1. Doa Itidal Versi Pendek

Doa itidal versi pendek adalah salah satu bacaan yang diajarkan Rasulullah SAW saat berdiri tegak setelah rukuk. Bacaan ini sederhana karena pendeknya dan tercantum dalam hadits dari Abu Hurairah RA yang disebutkan disebutkan:

“Di saat berdiri (dari rukuk), beliau (Rasulullah SAW) mengucapkan: Rabbanaa wa lakal hamdu.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Al-Baihaqi, dan Ahmad).

Adapun bacaan doa itidal versi pendek adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Arab latin: Rabbana wa lakal hamdu.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala pujian.”

2. Doa Itidal Versi Panjang

Selain versi pendek, doa itidal juga memiliki versi panjang yang berisi lebih banyak pujian kepada Allah SWT. Bacaan ini diajarkan Rasulullah SAW sebagai bentuk pengagungan yang lebih mendalam kepada-Nya. Berikut adalah bacaan doa itidal versi panjang yang dapat Anda baca ketika melakukan gerakan itidal ketika sholat:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Arab latin: Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa syita min syal’in ba’du.

Artinya: “Ya Rabb kami, bagi Engkau-lah segala puji yang memenuhi langit dan bumi dan memenuhi apa saja yang Engkau kehendaki.”

Tata Cara Membaca Doa Itidal

Doa itidal dapat dibaca saat seorang muslim melakukan gerakan itidal dalam sholat. Gerakan itidal adalah berdiri tegak setelah rukuk dan sebelum melanjutkan ke gerakan sujud.

Untuk lebih memahaminya, berikut adalah tata cara gerakan sholat dari awal hingga itidal dalam bentuk langkah-langkah sederhana:

1. Membaca Niat Sholat

Sebelum memulai sholat, awali dengan membaca niat sholat sesuai dengan jenis sholat yang akan dilaksanakan.

2. Takbiratul Ihram

Memulai sholat dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga sambil mengucapkan “Allahu Akbar.”

3. Membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek

Setelah berdiri tegak, baca Surah Al-Fatihah yang diikuti dengan surah pendek pilihan.

4. Gerakan Rukuk

Membungkuk dengan posisi punggung lurus, tangan memegang lutut.

5. Itidal

Bangkit dari rukuk dan berdiri tegak sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah.” Pada posisi inilah doa itidal dibaca. Anda dapat memilih versi pendek atau panjang sesuai keinginan dan kemampuan.

6. Gerakan Sujud

Setelah membaca doa itidal, lanjutkan ke gerakan sujud dengan meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan jari-jari kaki menyentuh lantai.

Keutamaan Melakukan Itidal

Melakukan gerakan itidal dalam sholat bukan hanya memenuhi rukun gerakan, tetapi juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Mengutip dari sumber sebelumnya, ketika melaksanakan itidal dan membaca doa itidal, seorang muslim tidak hanya memuji kebesaran Allah SWT tetapi juga mendapatkan perhatian khusus dari para malaikat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Rifa’ah bin Rafi’ dari ayahnya, diceritakan:

“Bahwa ketika Rasulullah SAW sedang salat, ada seorang laki- laki membaca (Doa itidal) di belakang beliau, yaitu setelah beliau bangkit dari ruku’ dan mengucapkan ‘samiallahu liman hamidah’. Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan salatnya, beliau berbalik dan bersabda: “Siapakah yang baru saja berbicara (membaca doa itidal)?” Maka laki-laki itu menjawab: “Saya wahai Rasulullah”, lalu beliau bersabda: “Saya telah melihat sekitar tiga puluhan malaikat berlomba mencatat bacaan tersebut, siapa yang pertama kali mencatatnya.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i, At-Turmudzi, dan Al-Baihaqi)

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya membaca doa itidal. Doa tersebut tidak hanya memperkaya sholat Anda dengan pujian kepada Allah SWT, tetapi juga menarik perhatian para malaikat yang berlomba mencatatnya sebagai amalan istimewa.

Maka, jangan pernah meremehkan itidal dalam sholat. Selain menjadi rukun wajib, melakukannya dengan khusyuk dan membaca doa itidal dapat menjadi amal yang dicatat oleh para malaikat dengan keutamaan yang luar biasa.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com