Tag Archives: jabal thariq

Thariq bin Ziyad, Panglima Perang Bani Umayyah Penakluk Andalusia



Jakarta

Thariq bin Ziyad adalah panglima perang dari Bani Umayyah. Ia tampil sebagai pahlawan Islam yang sukses menaklukkan Andalusia, Spanyol.

Selain dikenal sebagai panglima perang, namanya juga diabadikan sebagai nama sebuah selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol. Berikut kisahnya.

Thariq bin Ziyad, Panglima dari Bani Abbasiyah

Dirangkum dari buku Para Panglima Perang Islam karya Rizem Aizid, Thariq bin Ziyad memiliki nama lengkap Thariq bin Abdullah bin Wanamu az-Zanati atau Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walghu bin Warfajum bin Nabarghasan bin Walhas bin Yatufat bin Nafzaw. Thariq lahir pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair.


Thariq adalah panglima perang Islam dari Bani Umayyah. Bani Umayyah merupakan dinasti Islam terbesar yang berpusat di Andalusia. Kebesaran Dinasti Bani Umayyah ini bahkan mampu bersaing dengan kekusaan Bani Abbasiyah di Baghdad.

Thariq bin Ziyad Memimpin Penaklukkan Andalusia

Dirangkum dari sumber sebelumnya dan buku Peradaban Islam di Eropa dari Penaklukan Andalusia Hingga Runtuhnya Kekhalifahan Umayyah karya Ari Ghorir Atiq, ide penaklukkan Andalus telah lama berkumandang dalam pemerintahan Islam. Musa bin Nushair lah yang memerintahkan Thariq bin Ziyad untuk segera berangkat menuju Andalus.

Thariq menjadi pemimpin dalam penaklukan atas wilayah Al-Andalus pada tahun 711 M. Thariq dan pasukannya mendarat di sebuah gunung yang dikenal dengan Jabal Thariq. Sebelum peperangan dimulai, ia memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal setelah pendaratan. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada pilihan baginya dan pasukannya untuk mundur.

Setelah itu Thariq berpidato di depan pasukannya. Pidato yang disampaikannya mengobarkan api semangat pasukannya.

Thariq pun membagi pasukannya menjadi beberapa kelompok dan terus menuju ke tempat yang telah ditentukan. Meskipun jumlah pasukan mereka kalah besar dengan pasukan yang akan mereka hadapi, mereka yakin jika kemenangan akan segera mereka dapatkan.

Thariq bin Ziyad memimpin dengan memadukan antara ketakwaan dan kapabilitas, antara kasih sayang serta ketegasan, antara kerendahan hati dan kemuliaan. Sementara lawannya dipimpin oleh pemimpin yang sombong dan angkuh, hidup penuh kemewahan sementara rakyatnya hidup di bawah tekanan kemiskinan.

Peperangan tersebut akhirnya dimenangkan oleh pasukan Thariq, Andalus pun berhasil ditaklukkan. Thariq berhasil menorehkan sejarah monumental yang sebelumnya belum pernah terjadi di tanah Andalus maupun negeri-negeri Maghribi (lima negara di Afrika Utara).

Kepahlawanan Thariq bin Ziyad diabadikan dengan nama selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol, dengan nama Selat Gibraltar. Gibraltar adalah kata dalam bahasa Spanyol yang diartikan dalam bahasa Arab sebagai Jabal Thariq atau dalam bahasa Indonesia Bukit Thariq.

Wafatnya Thariq menuai kontroversi dan misteri. Konon setelah menjadi Gubernur Andalusia, ia dipanggil oleh Khalifah Al-Walid ke Damaskus. Thariq berangkat bersama Musa bin Nushair pada September 714 M. Enam tahun kemudian, yakni tahun720 M, Thariq pun menemui ajalnya di Damaskus.

Strategi Thariq bin Ziyad dalam Penaklukan Andalusia

Selain memilih pasukan terbaik dalam misi penaklukan Andalusia, Thariq juga menggunakan strategi dengan membagi pasukannya menjadi empat kelompok. Dalam buku Para Panglima Perang Islam, empat kelompok Thariq bin Ziyad dalam Penaklukkan Andalusia yaitu:

  • Pasukan pemanah yang dipimpin Amir, dan berada di garda terdepan.
  • Pasukan berkuda yang dipimpin oleh Sufyan. Pasukan ini bertugas menggempur musuh dari sayap kiri
  • Pasukan pejalan kaki yang menyeberang dari sayap kanan
  • Pasukan yang dipimpin oleh Thariq

Teladan Thariq bin Ziyad

Thariq bin Ziyad adalah pahlawan muslim yang berhasil menaklukkan Andalusia. Sosoknya menjadi salah satu sumber keteladanan yang dapat ditiru oleh umat muslim, di antaranya:

Keikhlasan dan kesabaran

Thariq adalah sosok yang ikhlas dan sabar dalam membela Islam. Ia selalu memimpin dengan ikhlas dan sabar serta mengayomi rakyatnya dan tidak mementingkan diri sendiri.

Keberanian

Dalam melawan musuh, Thariq adalah sosok yang sangat berani dalam melawan kezhaliman dan ketidakadilan.

Keimanan yang kuat

Keimanan adalah landasan Thariq dalam memimpin. Dengan berlandaskan iman, ia berhasil menaklukkan Al-Andalus.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Sosok Panglima Perang Islam yang Berhasil Taklukan Andalusia



Jakarta

Thariq bin Ziyad adalah salah satu panglima perang Islam yang paling tersohor pada masanya. Bahkan, namanya diabadikan sebagai nama selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol (Selat Gibraltar dalam bahasa Spanyol).

Mengutip buku Para Panglima Perang Islam susunan Rizem Aizid, Thariq termasuk panglima terkuat Islam. Ia berasal dari Kerajaan Umawiyah atau Bani Umayyah dan dikenal sebagai penakluk Andalusia.

Nama lengkapnya adalah Thariq bin Abdullah bin Wanamu Az-Zanati. Ada juga yang menyebut namanya Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Wwalghu bin Warfajum bin Nabarghasan bin Walhas bin Yatufat bin Nafzaw.


Thariq bin Ziyad lahir pada 50 H atau 670 M di Khenchela, Aljazair dari kabilah Nafzah. Pendapat lain mengatakan Thariq berasal dari kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Ada juga yang menyebut Thariq keturunan Bani Hamdan di Persia hingga bangsa Vandals.

Meski demikian, Thariq bin Ziyad bukan berasal dari Arab Saudi. Namanya dikenal sebagai panglima perang Islam pada masa Kekhalifahan Umayyah.

Thariq bin Ziyad memimpin perang ekspansi ke Andalusia, Spanyol. Pada ekspansi itu, Thariq tampil sebagai pahlawan Islam yang sukses menaklukan Andalusia.

Turut diceritakan dalam buku Peradaban Islam di Eropa dari Penaklukan Andalusia hingga Runtuhnya Kekhalifahan Umayyah oleh Ari Ghorir Atiq, penaklukan Andalus telah lama direncanakan dalam pemerintahan Islam. Musa bin Nushair lalu memerintahkan Thariq untuk berangkat ke Andalus.

Pada 711 M, Thariq menjadi pemimpin dalam penaklukan atas wilayah Al-Andalus. Ia beserta pasukannya mendarat di gunung yang disebut Jabal Thariq.

Sebelum peperangan bermula, Thariq memerintahkan pasukannya membakar kapal setelah pendaratan. Tujuannya agar tidak ada pilihan baginya dan pasukannya untuk mundur.

Setelahnya, Thariq berpidato di depan bala tentaranya. Pidato itu membuat pasukannya semakin semangat dan menggebu-gebu untuk menaklukan Andalusia.

Akhirnya, ia membagi para tentara menjadi beberapa kelompok dan menuju ke tempat yang telah ditentukan. Walau jumlah pasukannya kalah besar dengan musuh yang dihadapi, mereka yakin kemenangan berpihak pada mereka.

Strategi yang ia gunakan untuk penaklukan Andalusia cukup menarik. Thariq membagi pasukannya menjadi empat kelompok yaitu pasukan pemanah yang berada di garda depan, pasukan berkuda yang bertugas menggempur musuh dari sayap kiri, pasukan pejalan kaki yang menyebrang dari sayap kanan dan pasukan yang dipimpin oleh Thariq.

Benar saja, peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Thariq dan Andalus berhasil ditaklukan. Thariq bin Ziyad menorehkan sejarah monumental yang belum pernah terjadi di tanah Andalus maupun negeri-negeri Maghribi atau lima negara di Afrika Utara.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com