Tag Archives: jami

Dzikir Bulan Rajab setelah Sholat Subuh Dibaca 70 Kali


Jakarta

Rajab kerap disebut bulan beramal karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah membaca dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh.

Dzikir bulan Rajab setelah sholat Subuh umumnya dibaca 70 kali. Penentuan angka ini mengacu pada hadits yang menyebut Rasulullah SAW beristighfar sehari 70 kali.

Imam an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memaparkan hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, dia berkata,


سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «وَاللَّهِ، إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمَ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Artinya: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah! Sesungguhnya aku mohon ampun dan bertobat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam satu hari.” (HR Bukhari)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Doa bab Istighfar Nabi SAW Sehari Semalam. Menurut mutiara hadits yang terdapat dalam Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan Misbah, hadits tersebut bermakna anjuran untuk memperbanyak istighfar demi meneladani Rasulullah SAW.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW beristighfar 100 kali. Sebagaimana sabda beliau yang dinukil Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Jami’us Sirah dan diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhammad Muchson Anasy, “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah Tuhan kalian! Sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali dalam sehari.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Disebutkan dalam Tazkirah (Risalah Amalan Bulan Rajab) repositori International Islamic University Malaysia (IIUM), berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali setelah sholat Subuh atau pagi hari.

Dzikir Bulan Rajab 70 Kali setelah Sholat Subuh

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيَّ

Allahummaghfirlii warhamnii watub ‘alayya

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku.”

Selain setelah sholat Subuh, dzikir bulan Rajab tersebut juga dianjurkan dibaca saat petang sebanyak 70 kali.

Bacaan dzikir serupa juga terdapat dalam hadits Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW membaca dzikir ini sebanyak 100 kali.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Menurut Imam at-Tirmidzi hadits tersebut hasan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Apakah Pekerjaan Terbaik Menurut Rasulullah? Ini Kriterianya


Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk bekerja. Namun pekerjaan apakah yang terbaik menurut Rasulullah? Simak penjelasan berikut, berdasarkan hadits yang berkaitan dengan pekerjaan terbaik dan kriterianya.

Hadits Tentang Pekerjaan Terbaik

Dalam buku Ensiklopedia Mizanul Hikmah: Kumpulan Hadis Nabi SAW Pilihan yang disusun Muhammad M. Reysyahri dkk, dijelaskan, Imam Ahmad, Ath-Thabrani, Al-Hakim, dan Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Jami’ al-Hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabda

خَيْرُ الْكَسْبِ كَسْبُ يَدَيْ الْعَامِلِ إِذَا نَصَحَ


Artinya: “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, bila dia tulus.”

Disebutkan dalam redaksi lain,

أَطْيَبُ الْكَسْبِ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Artinya: “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya dan setiap jual beli yang baik.”

Dari hadits di atas, dijelaskan ada dua kriteria pekerjaan terbaik menurut Rasulullah, yaitu pekerjaan dengan tangannya sendiri dan jual beli atau berdagang yang baik.

Pekerjaan dengan Tangannya Sendiri

Dikutip dari buku Sepenggal Cerita Sejuta Makna karya Abdul Wahid Al-Faizin, alasan mengapa pekerjaan terbaik adalah yang dilakukan dengan tangan sendiri, ialah karena lebih terjamin kehalalannya.

Tafsir lainnya, pekerjaan dengan tangan sendiri adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, tanggung jawab, jauh dari unsur penipuan, dan tidak sembarangan.

Dikutip dari situs Jakarta Islamic Centre, Rasulullah pernah mengatakan Nabi Daud yang juga makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri.

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

Artinya: “Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu juga makan dari hasil kerja keras tangannya.” (HR Bukhari).

Adapun contoh pekerjaan dengan tangan seperti bercocok tanam, membuat kerajinan, mengolah kayu, pandai besi, menulis, dan sebagainya.

Jual Beli yang Baik

Pekerjaan yang disebutkan selanjutnya adalah jual beli atau berdagang. Jual beli yang dimaksud adalah jual beli yang tidak ada sumpah dusta untuk sekadar melariskan dagangan, serta jual beli yang selamat dari tindak penipuan.

Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah dalam Minhah Al-‘Allam juga menjelaskan, jual beli yang baik adalah jual beli yang sesuai syarat dan rukun jual beli, tidak bermasalah, dibangun di atas kejujuran, dan menghindarkan diri dari penipuan dan pengelabuan.

Pekerjaan Lain Diperbolehkan

Selain pekerjaan yang disebutkan di atas, tentu banyak pekerjaan yang tetap diperbolehkan dalam agama. Dalam Tawdhihul Ahkam, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Ali Bassam menjelaskan bahwa pekerjaan terbaik disesuaikan dengan keadaan setiap orang.

Meski demikian, ada aturan yang menjadi dasar, yakni harus berisi kebaikan, tidak ada penipuan, serta menjalani kewajiban-kewajiban dalam bekerja. Selain itu, kita diperintahkan untuk bersemangat dalam hal yang bermanfaat.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

Artinya: “Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah kepada Allah, serta janganlah engkau malas.” (HR Muslim)

Sesama muslim juga diperintahkan untuk saling menguatkan. Termasuk dalam pekerjaan, semua jenis pekerjaan yang baik tentu dapat saling menguatkan. Dari Abu Musa, Nabi SAW bersabda,

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya: “Mukmin yang satu dan lainnya bagaikan bangunan yang mesti menguatkan antara satu bagian dan bagian lainnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dapat kita simpulkan, pekerjaan terbaik menurut Rasulullah adalah pekerjaan dengan tangannya sendiri dan berjual beli. Namun pekerjaan apa pun juga bisa menjadi baik asal mendasarkan pada kebaikan dan manfaat. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com