Tag Archives: jawa timur

Kemenkes Beberkan Provinsi dengan Penyakit Jantung Terbanyak, Ini Daftarnya


Jakarta

Penyakit jantung masih menempati posisi teratas beban pembiayaan terbanyak BPJS Kesehatan, lebih dari 70 persen utilisasi atau penggunaan. Insiden kasus masalah jantung belakangan juga dilaporkan semakin muda. Bahkan sejumlah pasien usia 30-an sudah harus dipasang ring jantung.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kasus terbanyak penyakit jantung dengan prevalensi 1,67 persen berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI yang dirilis 2025. Disusul Papua Tengah dengan angka tak jauh berbeda di 1,65 persen dan DKI Jakarta 1,56 persen. Seluruhnya melampaui rata-rata nasional di 0,85 persen di semua usia.

Berikut 10 provinsi terbanyak penyakit jantung di Indonesia:


  • DI Yogyakarta: 1,67 persen
  • Papua Tengah: 1,65 persen
  • DKI Jakarta: 1,56 persen
  • Jawa Barat: 1,18 persen
  • Kalimantan Timur: 1,08 persen
  • Bali: 1 persen
  • Kalimantan Utara: 0,95 persen
  • Kepulauan Riau: 0,91 persen
  • Jawa Timur: 0,88 persen
  • Sumatera Barat: 0,87 persen

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi merinci sebagian besar atau hampir 50 persen kasus adalah penyakit jantung koroner. Penyebabnya merupakan faktor riwayat genetik, gaya hidup tidak sehat, hingga lingkungan.

Kematian akibat penyakit jantung juga relatif tinggi, lantaran pasien terlambat didiagnosis. dr Nadia berpesan agar masyarakat segera memanfaatkan cek kesehatan gratis.

Hal ini dikarenakan bisa melihat faktor risiko penyakit jantung dari kondisi tekanan darah, gula darah, hingga kolesterol. Ia juga mengingatkan tren secara global, dua di antara tiga orang yang memiliki masalah jantung berisiko meninggal dunia.

“Kasus penyakit jantung semakin muda, karena itu sebaiknya segera CKG untuk melihat faktor risikonya,” tutur dr Nadia kepada detikcom, Senin (6/10/2025).

Angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia tercatat lebih dari 200 ribu setiap tahun.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

Fatwa Haram Sound Horeg, Ketua MUI Pusat: Ini Upaya Cegah Mafsadah



Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa haram terkait sound horeg. Sebagaimana diketahui, kehadiran sistem audio dengan ukuran besar itu memunculkan suara yang sangat keras dan kerap kali mengganggu ketertiban umum.

Fatwa dari MUI Jatim ini mendapat dukungan dari MUI Pusat. Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof KH Asrorun Ni’am Sholeh turut memberi tanggapannya.

“Saya dapat memahami fatwa (sound horeg haram) tersebut sebagai bagian dari upaya mencegah mafsadah dan gangguan yang merugikan masyarakat juga untuk melindungi masyarakat,” katanya dalam keterangan tertulis saat dihubungi detikHikmah, Rabu (16/7/2025).


Lebih lanjut, Prof Niam menyampaikan bahwa segala hal yang mendatangkan gangguan serta mafsadah harus dicegah. Dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mafsadah artinya kerusakan, kebinasaan, atau akibat buruk yang menimpa seseorang (kelompok) karena perbuatan atau tindakan pelanggaran hukum.

Guru Besar Bidang Ilmu Fikih itu juga menuturkan apabila sarana sound horeg digunakan untuk kepentingan kebaikan maka diizinkan.

“Sebaliknya, jika sarana ini digunakan untuk kepentingan kebaikan dan tidak mendatangkan mafsadah, ya dibolehkan,” sambungnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim KH Sholihin Hasan menjelaskan bahwa MUI Jatim menerima surat permohonan fatwa yang berasal dari anggota masyarakat mengenai sound horeg di Jawa Timur.

“Bahwa kami menerima laporan dan aduan dari masyarakat soal sound horeg yang banyak mudaratnya di tengah masyarakat,” katanya seperti dilansir dari detikJatim.

Masyarakat juga meminta MUI Jatim mengeluarkan fatwa terkait sound horeg. Tak sampai di situ, MUI Jatim turut memberi rekomendasi ke pemerintah terkait pembatasan sound horeg.

Selama proses pembuatan fatwa, Sholihin mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng ahli kesehatan telinga, hidung, tenggorokan (THT), Pemprov Jatim, dan ahli desibel terkait volume suara.

“Dan dari kesimpulannya, semua menyatakan bahwa sound horeg lebih banyak mudaratnya. Kami sudah gandeng ahli kesehatan hingga ahli soal desibel musik, semua menyatakan demikian,” terangnya.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Sederet Alasan MUI Keluarkan Fatwa Sound Horeg Haram



Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan sound horeg. Fatwa tersebut dikeluarkan bukan tanpa alasan.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim KH Sholihin Hasan mengungkap MUI Jatim menerima surat permohonan fatwa dari masyarakat soal sound horeg yang dinilai banyak mudaratnya. Surat tersebut masuk pada 3 Juli 2025.

“Bahwa kami menerima laporan dan aduan dari masyarakat soal sound horeg yang banyak mudaratnya di tengah masyarakat,” kata Sholihin saat dikonfirmasi, Selasa (15/7/2025), dilansir detikJatim.


Masyarakat, kata Sholihin, minta MUI Jatim mengeluarkan fatwa terkait sound horeg. Mereka juga minta MUI Jatim bisa memberikan rekomendasi pemerintah soal pembatasan sound horeg.

“Bahwa telah terjadi pro dan kontra perihal keberadaan sound horeg di Jawa Timur dengan berbagai argumentasi masing-masing, bahkan perbedaan itu berpotensi menjurus pada konflik horisontal yang sangat merugikan,” jelasnya.

Tak hanya aduan dari masyarakat, MUI Jatim juga mendapat informasi adanya petisi penolakan sound horeg di Jawa Timur. Petisi tersebut telah ditandatangani 828 orang sejak 3 Juli lalu.

“Bahwa telah ada kelompok masyarakat yang menggalang petisi penolakan sound horeg di Jawa Timur yang ditandatangani oleh 828 orang per tanggal 3 Juli 2025. Oleh sebab itu, Komisi Fatwa MUI Jatim perlu menetapkan fatwa tentang penggunaan sound horeg,” tambahnya.

Sholihin menjelaskan, MUI Jatim menggandeng sejumlah pihak dalam menetapkan fatwa soal sound horeg. Di antaranya ahli kesehatan telinga, hidung, tenggorokan (THT), Pemprov Jatim, dan ahli desibel terkait volume suara. Semuanya sepakat sound horeg banyak mudaratnya.

Fatwa soal sound horeg tertuang dalam Fatwa MUI Jawa Timur Nomor: 1 Tahun 2025 tentang Penggunaan Sound Horeg. Fatwa tersebut ditetapkan pada 12 Juli 2025.

Dilihat dari salinan fatwa, sound horeg hukumnya haram apabila digunakan dengan intensitas suara melebihi batas wajar sehingga mengganggu dan membahayakan kesehatan atau merusak fasilitas umum dan milik orang lain. Termasuk apabila diiringi joget dengan membuka aurat dan kemungkaran lain baik di satu lokasi maupun keliling pemukiman warga.

Selain itu, adu sound dihukumi haram mutlak karena menimbulkan mudarat atau kebisingan melebihi ambang batas dan berpotensi tabdzir dan idha’atul mal (menyia-nyiakan harta).

Sementara itu, sound horeg masih diperbolehkan asal dalam intensitas suara wajar untuk berbagai kegiatan positif seperti resepsi pernikahan, pengajian, sholawatan, dan lain-lain, serta bebas dari hal-hal yang diharamkan.

Selengkapnya baca di sini.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kronologi Bentrokan Acara Habib Rizieq Versi PWI LS



Jakarta

Setelah Front Persatuan Islam (FPI), kini giliran kubu Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) yang angkat bicara mengenai bentrokan acara Habib Rizieq di Pemalang. Begini kronologinya.

Menurut Koordinator Komunikasi Antarwilayah DPP PWI LS, Andi Rustono, mereka bukan pihak yang memulai keributan. Bentrokan terjadi karena mereka diserang terlebih dahulu oleh FPI.

“Kami tidak bawa senjata tajam. Kalau pun ada yang bawa kayu, itu hanya pentungan untuk jaga diri karena di pinggir sawah banyak balok kayu. Tapi serangan awal itu dari kubu yang berpakaian putih, mereka melempar batu duluan, lalu terjadi chaos,” kata Andi, dilansir detikJateng, Kamis (24/7/2025).


Padahal, PWI LS datang ke acara ceramah Habib Rizieq karena ingin menyampaikan aspirasi secara damai. Mereka berjumlah 4.000 orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Alasannya, peringatan awal untuk tidak mendatangkan Habib Rizieq ke acara pengajian tidak didengarkan sebelum acara dimulai. Hal itu juga sudah disampaikan saat pertemuan bersama Kesbangpol pada 16 Juli lalu.

“Sudah ada peringatan dari berbagai pihak, termasuk para kiai lokal yang mendesak Bupati agar HRS tidak dihadirkan. Bahkan, sempat ada pertemuan dengan Dandim dan Polres bersama pengurus pusat, yang menyepakati secara informal bahwa HRS tidak akan berceramah. Tapi kesepakatan itu gagal ditegakkan,” kata Andi saat ditemui detikJateng, Kamis (24/7/2025).

Andi meminta aparat memproses semua pihak yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Ia juga mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap tokoh maupun kelompok yang menurutnya menyebarkan provokasi dan memecah belah masyarakat melalui ceramah-ceramah keagamaan.

“Kami sedang mempertanyakan kembali ke-Indonesia-an kita. Ini bukan soal acara pengajian semata, ini soal ceramah yang selalu provokator, ujar kebencian, pembelokan sejarah dan budaya yang dilakukan secara masif dan struktural oleh mereka. Negara tidak boleh absen,” tukasnya.

Akibat bentrokan FPI dan PWI LS, 15 orang mengalami luka. Empat di antaranya adalah polisi.

“Korban terdiri dari empat personel Polri, sembilan anggota PWI LS, dan dua dari FPI. Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala akibat lemparan batu atau benda tumpul lainnya. Empat anggota polisi sudah pulang dan menjalani rawat jalan,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025) di Mapolres Pemalang.

Bentrok sendiri terjadi sekitar 50 meter dari panggung utama pengajian, yang berada di kawasan padat penduduk. Meski sempat terjadi kericuhan, acara ceramah tetap berlangsung hingga selesai sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

“Kami bersama Kodim dan unsur terkait berhasil meredam insiden ini. Kami tengah mendalami penyebab bentrokan. Penyelidikan dilakukan oleh Polres Pemalang dibantu Polda Jateng,” tegasnya.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

12 Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia


Jakarta

Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga sarat dengan tradisi lokal yang beragam. Setiap daerah memiliki cara khas untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Rasulullah SAW, mulai dari pembacaan sholawat hingga festival rakyat yang meriah.

Berikut adalah berbagai tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang masih lestari di berbagai daerah Indonesia.


Tradisi Maulid Nabi di Indonesia

Tradisi Maulid Nabi digelar setiap 12 Rabiul Awal. Dirangkum dari arsip detikHikmah, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk memeriahkan momen Maulid Nabi Muhammad SAW:

1. Tradisi Meuripee dan Kuah Beulangong di Aceh

Di Aceh, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan nama Meuripee. Tradisi ini dilakukan dengan cara masyarakat berpatungan membeli sapi yang kemudian dimasak bersama. Menu wajibnya adalah Kuah Beulangong, semacam kari daging yang dimasak dalam kuali besar.

Selain sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga mempererat silaturahmi karena seluruh warga ikut dalam prosesi masak hingga makan bersama.

2. Tradisi Bungo Lado di Sumatera Barat

Masyarakat Sumatera Barat, khususnya di Padang Pariaman, memiliki tradisi unik bernama Bungo Lado. Setiap keluarga membuat pohon hias yang diberi tanda daun merah menyerupai cabai. Pohon ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan.

Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki, terutama di hari yang penuh keberkahan seperti Maulid Nabi.

3. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta

Di Yogyakarta dan Surakarta, tradisi Maulid Nabi dikenal dengan Grebeg Maulud. Acara ini dipusatkan di Keraton. Nantinya sultan beserta para abdi dalem membawa gunungan berisi hasil bumi dan makanan menuju Masjid Besar Kauman.

Gunungan tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat karena diyakini membawa berkah. Tradisi ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi besar antara rakyat dengan sultan.

4. Pembacaan Kitab Al-Barzanji di Jepara

Di Jepara, Jawa Tengah, tradisi Maulid Nabi diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji yang berisi syair pujian kepada Rasulullah SAW. Acara ini biasanya dilanjutkan dengan tausiyah, doa bersama, serta kegiatan sosial.

Tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai religius tetap dipertahankan dalam perayaan Maulid Nabi di tengah masyarakat pesisir.

5. Bale Saji di Bali

Meski Bali dikenal sebagai pulau mayoritas Hindu, umat Islam di sana juga memiliki tradisi khas Maulid Nabi yang disebut Bale Saji. Dalam tradisi ini, masyarakat mengarak hiasan berbentuk telur dan bunga dari kertas warna-warni.

Telur dalam Bale Saji melambangkan kelahiran, sehingga sangat tepat dijadikan simbol untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

6. Perayaan Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan

Masyarakat Maros, Sulawesi Selatan, memperingati Maulid Nabi dengan cara unik: mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu di sepanjang sungai Rammang-Rammang.

Acara ini dilengkapi dengan hiasan ribuan telur dan bisa dinikmati gratis oleh siapa pun yang hadir. Tradisi ini sekaligus bentuk rasa syukur atas sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.

7. Tradisi Maulid di Lombok

Di Lombok, Maulid Nabi dirayakan dengan pembacaan sholawat Nabi dan syair Al-Barzanji. Selain itu, masyarakat juga mengadakan lomba serta arak-arakan mengelilingi kampung.

Perayaan ini menciptakan suasana meriah sekaligus mempererat persaudaraan antarwarga.

8. Endhog-Endhogan di Banyuwangi

Di Banyuwangi, Jawa Timur, tradisi Maulid Nabi dikenal dengan festival Endhog-endhogan. Ratusan telur ditancapkan pada batang pohon pisang (jodang) dan ancak (wadah berisi nasi serta lauk).

Setelah diarak, jodang dan ancak dibawa ke masjid untuk dibacakan doa dan sholawat, lalu dibagikan kepada masyarakat. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.

9. Keresan di Mojokerto

Tradisi Maulid di Mojokerto disebut Keresan, yang berasal dari kata keres (pohon kersen). Tradisi ini mirip dengan panjat pinang, masyarakat harus memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantungkan.

Selain meriah, tradisi ini juga menjadi hiburan rakyat dalam rangka menyemarakkan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

10. Sebar Udikan di Madiun

Masyarakat Dusun Sukarejo, Madiun, memiliki tradisi unik bernama Sebar Udikan. Dalam acara ini, uang koin senilai belasan juta rupiah disebar di halaman rumah warga.

Peserta yang hadir akan berebut koin tersebut. Tradisi ini diyakini sebagai warisan nenek moyang yang mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan cara yang penuh sukacita.

11. Tradisi Ketupat Sampang di Madura

Di Madura, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan membuat ketupat dari daun kelapa. Ketupat ini kemudian dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar.

Selain sebagai simbol kebersamaan, ketupat juga melambangkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

12. Baayun Maulid di Banjar, Kalimantan Selatan

Tradisi khas Banjar dalam memperingati Maulid Nabi adalah Baayun Maulid. Kata baayun berarti mengayun, sehingga tradisi ini dilakukan dengan mengayun bayi dalam buaian sambil membaca doa dan sholawat.

Makna tradisi ini adalah ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW serta doa agar anak-anak yang ikut dalam prosesi mendapat keberkahan.

Tradisi Maulid Nabi di Indonesia tidak hanya sekadar perayaan kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sarana memperkuat ukhuwah, menjaga kearifan lokal, dan menanamkan nilai berbagi. Dari Aceh hingga Papua, tradisi ini menjadi bukti nyata betapa umat Islam di Nusantara mencintai Nabinya dengan cara yang penuh kreativitas dan kebersamaan.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Metode Dakwah Sunan Gresik dalam Menyebarkan Islam di Tanah Jawa


Jakarta

Pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa, para Wali Songo memiliki metode tersendiri dalam memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat. Mereka menggunakan berbagai cara yang bijaksana dan menyesuaikan budaya setempat untuk menarik perhatian orang-orang agar menerima Islam. Salah satu tokoh yang juga berperan penting dalam hal ini adalah Sunan Gresik.

Simak metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa berikut ini.

Profil Singkat Sunan Gresik

Dalam buku Sejarah Islam Nusantara yang disusun oleh Rizem Aizid dijelaskan bahwa Sunan Gresik diyakini sebagai Wali Songo pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenal dengan julukan Syekh Maghribi atau Maulana Maghribi.


Selain itu, Sunan Gresik memiliki gelar lain, seperti Sunan Tandhes, Sunan Raja Wali, Wali Quthub, Mursyidul Auliya’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya Wali Sanga, Ki Ageng Bantal, dan Maulana Makdum Ibrahim I. Karena dianggap sebagai Wali Songo pertama yang datang ke Jawa, Sunan Gresik dipandang sebagai wali yang paling senior di antara anggota Wali Songo.

Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan pendekatan yang bijaksana dan strategi yang tepat. Ia dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut, penuh kasih sayang, dan ramah tamah kepada semua orang, baik yang seagama maupun yang berbeda keyakinan.

Sifat-sifat ini membuatnya dihormati dan disegani sebagai tokoh masyarakat. Kepribadiannya yang baik menarik perhatian penduduk setempat, yang kemudian berbondong-bondong memeluk Islam dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, serta menjadi pengikut setia dakwahnya. Dalam hal akidah, Sunan Gresik menganut Islam Ahlusunnah wal Jamaah dan mengikuti mazhab Syafi’i dalam masalah fiqh.

Selama menyebarkan agama Islam, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) merupakan pembimbing dari sembilan tarekat mu’tabarah yang diikuti oleh Wali Songo, yaitu Tarekat ‘Alawiyah, Tarekat Qadiriyah, Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Sanusiyah, Tarekat Maulawiyah, Tarekat Nur Muhammadiyah, Tarekat Khidiriyah, dan Tarekat Al-Ahadiyah.

Di tengah kuatnya pengaruh agama Hindu dan Buddha, Sunan Gresik berhasil membawa dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, Jawa masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, kerajaan Buddha terbesar di Nusantara.

Dengan pendekatan dakwah yang bijaksana, Sunan Gresik mampu meruntuhkan dominasi Hindu-Buddha di Jawa dan berhasil mengislamkan masyarakat Jawa, khususnya di daerah-daerah yang menjadi pusat dakwahnya.

Metode Dakwah Sunan Gresik

Berikut adalah metode dakwah yang digunakan Sunan Gresik, sehingga Islam berhasil menyebar luas di tanah Jawa. Metode-metode ini dirangkum dari buku Sunan Gresik susunan Masykur Aarif dan sumber sebelumnya.

1. Pendekatan Pribadi Melalui Adat Istiadat

Metode dakwah Sunan Gresik yang digunakan pertama adalah pendekatan secara pribadi, melalui pergaulan dengan masyarakat. Dalam metode ini, Sunan Gresik senantiasa menunjukkan sifat-sifat mulia, seperti ramah-tamah, kasih sayang, dan suka menolong.

Dengan sifat-sifat baik tersebut, ia berhasil menarik perhatian masyarakat, yang kemudian menjadi dekat dengannya dan menghormatinya. Bahkan, banyak dari mereka yang akhirnya memeluk Islam dengan sukarela, karena melihat budi pekerti luhur yang ditunjukkan oleh Sunan Gresik.

Meskipun pada waktu itu mayoritas masyarakat beragama Hindu, Sunan Gresik tidak secara langsung menentang agama atau kepercayaan yang mereka anut, melainkan lebih kepada menunjukkan keindahan dan kebaikan ajaran Islam.

Melalui metode ini, Sunan Gresik juga mempelajari bahasa Jawa, mengenal adat istiadat setempat, dan belajar memahami kehidupan masyarakat, termasuk mata pencaharian dan pandangan hidup mereka. Ini menunjukkan bahwa Sunan Gresik sangat berhati-hati dalam menjalankan dakwah, dan berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang bisa menyebabkan penolakan dari masyarakat.

2. Perdagangan

Metode dakwah Sunan Gresik kedua yang dilakukan dalam rangka menyiarkan Islam adalah melalui jalan perdagangan. Dalam metode ini, Sunan Gresik berprofesi sebagai pedagang di pelabuhan terbuka, yang sekarang dikenal dengan nama desa Romo, Manyar.

Melalui perdagangan, Sunan Gresik dapat berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, kegiatan perdagangan juga melibatkan raja dan para bangsawan yang turut serta sebagai pelaku jual beli, pemilik kapal, atau pemodal.

Setelah cukup dikenal dan dihormati oleh masyarakat, Sunan Gresik melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Meskipun kunjungannya untuk menyebarkan agama Islam tidak berhasil karena raja Majapahit tidak memeluk Islam, Sunan Gresik berhasil menarik perhatian raja Majapahit.

Sebagai hasilnya, sang raja memberikan sebidang tanah di pinggiran kota Gresik, yang kini dikenal dengan nama desa Gapura.

3. Pertanian dan Pengobatan

Cara lain yang digunakan Sunan Gresik dalam menyiarkan agama Islam adalah melalui jalur pertanian dan pengobatan. Berdasarkan literatur sejarah, Sunan Gresik dikenal sebagai seorang ahli di bidang pertanian dan pengobatan.

Sejak ia berada di Gresik, hasil pertanian masyarakat meningkat pesat. Sunan Gresik mampu memanfaatkan kesuburan tanah Jawa untuk menanam berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti padi, umbi-umbian, dan tanaman lainnya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa ia adalah orang pertama yang mengusulkan untuk mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian masyarakat.

Selain itu, Sunan Gresik juga dikenal mampu menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan ramuan dari daun-daunan tertentu. Dalam praktik pengobatannya, ia tidak memungut biaya sepeser pun. Ia dengan ikhlas membantu masyarakat yang sakit dan membutuhkan kesembuhan.

Melalui cara ini, Sunan Gresik berhasil mendapatkan simpati dari masyarakat, yang akhirnya mempermudah penyebaran agama Islam di kalangan mereka.

4. Mendirikan Masjid dan Pesantren

Setelah para pengikut Islam semakin banyak, metode dakwah Sunan Gresik yang ia lakukan selanjutnya adalah dengan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah, sarana dakwah, serta untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat. Pada masa itu, masyarakat Jawa sudah terbiasa tinggal di sekitar tempat guru mereka yang mengajarkan ilmu.

Ada tempat-tempat khusus yang disediakan oleh para guru untuk menampung murid yang ingin belajar.

Sunan Gresik yang memahami kebiasaan ini, kemudian mendirikan pesantren sebagai tempat untuk menampung santri yang ingin belajar ilmu agama darinya. Pesantren yang didirikannya tercatat sebagai lembaga pendidikan Islam pertama di Tanah Jawa.

Itulah empat metode dakwah Sunan Gresik dalam upaya menyebarkan Islam di Jawa, khususnya di wilayah Gresik. Setelah Islam diterima oleh masyarakat setempat dan pesantren selesai dibangun, Sunan Gresik pun menghadap Allah SWT (wafat). Kini, makam beliau menjadi salah satu tempat ziarah umat Islam di Indonesia, yang terletak di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bank Mega Syariah Lepas Keberangkatan 323 Jemaah Umrah



Jakarta

Bank Mega Syariah bersama dengan Kanomas Tour and Travel melepas keberangkatan 323 jemaah Program Umroh Milad Bank Mega Syariah ke-20 di Sheraton Hotel Airport Soekarno Hatta pada 3 September 2024 kemarin.

Jemaah umrah ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera ini akan menunaikan ibadah selama 9 hari dimulai pada 3 – 11 September 2024.

Seperti dalam rilis yang diterima detikHikmah, keberangkatan kali ini menambah total jemaah umrah yang difasilitasi oleh Bank Mega Syariah. Untuk itu, sejak Januari-Agustus 2024 ada peningkatan umrah seberat 37 persen dari periode Januari-Agustus 2023.


Bank Mega Syariah juga telah memberangkatkan lebih dari 6.400 jemaah haji reguler dan lebih dari 2.500 jemaah haji khusus pada musim haji 2024 ini.

“Jemaah Program Umroh Milad Bank Mega Syariah ke-20 mendapatkan fasilitas mulai dari penginapan hingga transportasi terbaik selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Selama menunaikan ibadah umrah, jemaah juga akan mendapatkan asuransi perjalanan dari Saudi Insurance,” ujar Dila Karnela Peter, Sales and Distribution Division Head Bank Mega Syariah.

“Alhamdulillah, melalui program ini, Bank Mega Syariah akan memberangkatkan satu pesawat jemaah umrah dengan jumlah 323 jemaah di September 2024. Bank Mega Syariah juga berkomitmen untuk memastikan jamaah mendapatkan kenyamanan dan kemudahan mulai dari proses persiapan hingga pelaksanaan ibadah umrah,” jelas Dila.

Konsistensi dalam menyediakan layanan umrah dan haji yang optimal kepada nasabah berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis haji dan umrah Bank Mega Syariah.

Pada Januari – Agustus 2024, volume tabungan haji meningkat dan mencapai lebih dari Rp 278 miliar. Di periode yang sama, fee based income dari segmen haji dan umrah juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 60 persen jika dibandingkan dengan periode Januari – Agustus 2023.

“Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan dalam memperkuat kepercayaan nasabah dengan memberikan layanan dan produk yang kompetitif di sektor haji dan umrah. Salah satu fitur terbaru adalah nasabah dapat membuka rekening tabungan haji melalui aplikasi mobile banking M-Syariah,” jelas Dila.

Bank Mega Syariah merupakan mitra Kementerian Agama (Kemenag) dan telah memperoleh izin sebagai BPS-BPIH sejak tahun 2009. Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan adalah pembukaan Payment Point di Kantor Kemenag, yang bertujuan untuk mempermudah nasabah dalam melakukan pendaftaran ibadah haji.

Tabungan Haji Bank Mega Syariah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah, setoran awal ringan, setoran selanjutnya yang fleksibel dan terhubung secara online melalui SISKOHAT (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) Kementerian Agama Republik Indonesia. Selain itu, Tabungan Haji Bank Mega Syariah juga tersedia bagi nasabah perorangan untuk semua usia (dewasa dan anak).

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Sebanyak 28.120 Jemaah Regular Lunasi Biaya Haji 1446 H di Hari Kedua



Jakarta

Tercatat ada lebih dari 28 ribu jemaah haji reguler yang telah melakukan pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 1446 H/2025 M.

Dikabarkan melalui laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Senin (17/2/2025) masa pelunasan Bipih 1446 H dibuka mulai 14 Februari – 14 Maret 2025. Tahap ini dibuka menyusul terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 Hijriah/2025 Masehi yang bersumber dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji dan Nilai Manfaat sudah terbit. Keppres Nomor 6 tahun 2025 ini ditandatangani Presiden pada 12 Februari 2025.

Pelunasan dilakukan di Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada jam kerja, mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB.


Direktur Layanan Haji dalam Negeri Muhammad Zain mengatakan, sudah ada lebih dari 28 ribu jemaah melakukan pelunasan Bipih.

“Pada penutupan sore ini, ada 28.120 jemaah haji reguler yang telah melakukan pelunasan,” kata Muhammad Zain, Senin (17/2/2025).

Lebih rinci, Zain menyebutkan angka jemaah yang telah melunasi biaya Bipih.

“Sore ini, 27.744 jemaah yang berhak lunas dan 376 jemaah lanjut usia prioritas, telah melunasi biaya haji,” papar Muhammad Zain.

Ia juga menyebutkan tiga provinsi teratas yang jemaahnya paling banyak melakukan pelunasan biaya haji.

“Tiga provinsi terbanyak adalah Jawa Barat dengan 5.252 jemaah, Jawa Timur
4.842 jemaah, dan Jawa Tengah 4.402 jemaah,” jelasnya.

Kemenag telah merilis daftar nama jemaah haji reguler yang masuk alokasi kuota tahun 1446 H/2025 M. Ada dua kriteria jemaah haji reguler yang masuk dalam alokasi kuota haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Pertama, jemaah haji masuk alokasi kuota keberangkatan pada musim haji tahun berjalan. Kedua, prioritas jemaah haji reguler lanjut usia.

Untuk diketahui, Indonesia tahun ini mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

Kuota jemaah haji reguler terdiri atas 190.897 kuota jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi, 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia, 685 kuota pembimbing ibadah, dan 1.572 kuota petugas haji daerah.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com