Tag Archives: jin

Jin, Ular, dan Tanda Keberadaan Mereka


Jakarta

Ular merupakan hewan melata yang banyak ditakuti manusia karena dapat membahayakan keselamatan. Bahkan, hewan ini mampu membunuh mangsanya dengan cara melilit kuat-kuat hingga tak bernyawa.

Namun, dalam pandangan Islam, kehadiran ular di dalam rumah tidak serta-merta harus dibunuh. Lantas, bagaimana sebenarnya Islam memandang keberadaan ular dan makhluk lain seperti jin yang mungkin bersemayam di rumah?

Ular dan Jin

Menukil buku Hewan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits karya H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., dijelaskan bahwa jin memiliki kemampuan untuk berubah rupa menjadi berbagai bentuk, termasuk menyerupai hewan.


Salah satu wujud yang paling sering dikaitkan dengan penampakan jin dalam literatur Islam adalah ular. Inilah yang menjadi alasan utama larangan membunuh ular yang muncul di dalam rumah secara sembarangan, karena bisa saja ular tersebut merupakan jin yang telah masuk Islam.

Apabila seekor ular terlihat bersarang di dalam rumah, Rasulullah SAW menganjurkan agar tidak langsung dibunuh. Kita dianjurkan untuk memperingatkan ular tersebut agar keluar dengan mengucapkan kalimat,

“Aku bersumpah kepada Allah agar engkau keluar dari rumah ini dan menjauhkan kejahatanmu dari kami. Jika tidak, kami akan membunuhmu.”

Jika setelah tiga hari peringatan diberikan ular tersebut masih menetap, maka diperbolehkan untuk membunuhnya. Hal ini karena sudah dapat dipastikan bahwa ular tersebut bukanlah perwujudan jin muslim.

Sebab, apabila ular itu memang jelmaan jin yang telah memeluk Islam, ia akan pergi dengan sendirinya. Namun, jika ular itu termasuk jenis berbisa yang membahayakan, maka sudah sepatutnya dibunuh demi keselamatan.

Larangan tersebut muncul karena dalam Islam, membunuh jin tanpa alasan yang dibenarkan tidak diperbolehkan, sebagaimana larangan membunuh manusia tanpa sebab yang sah.

Doa Menghadapi Ular

Dalam menghadapi situasi apa pun, sebaiknya kita melibatkan Allah dengan cara berdoa, termasuk juga ketika melihat dan menghadapi ular. Menukil buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Asmaul Husna karangan KH stad Solechul Azis, berikut kumpulan doa menghadapi ular.

Doa 1

يَا أَرْضُ رَبِّيْ وَرَبُّكِ اللهُ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيْكِ وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ أَسَدٍ وَأَسْوَدٍ وَحَيَّةٍ وَعَقْرَبٍ وَمِنْ شَرِّ وَالِدٍ وَمَا وَلَدٍ وَمِنْ شَرِّ سَاكِنِ الْبَلَدِ

Arab latin: Ya ardhu, rabbi wa rabbukillah. A’uudzu billaahi min syarriki, wasyarrimaa fiiki, wasyarrimaa yadibbu ‘alaiki. A’uudzu billaahi min asadin wa aswadin wahayyatin wa ‘aqrabin wamin syarri waalidin wamaa walad wamin syarri saakinil balad.

Artinya: Hai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu, kejahatan sesuatu yang ada padamu, kejahatan sesuatu yang berjalan di atasmu. Aku berlindung kepada Allah dari macan, ular hitam, segala ular, kalajengking, dari kejahatan segala yang beranak dan yang diperanakkan, dan dari kejahatan yang berdiam di tempat ini.

Doa 2

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Arab latin: A’uudzu bikalimaatillaahit-taammaati mingkulli syaithaanin wa haammatin wamingkulli ‘aynin lammah.

Artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala setan, hewan melata, dan segala penyakit ain yang ditimbulkan mata jahat.

Doa 3

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ وَعَيْنِ الْجِنِّ الْاِنْسِ وَالشَّيَاطِيْنِ وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ وَمَاهُوَ اِلاَّذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ وَمُسْتَجَابُ اْلقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ جَسَدِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْنِيْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْ

Arab latin: Bismillahirrahmanirrahim. Allaahumma dzis-sultaanil-‘aziimi wa dzil-mannil-qadiimi wa dzil-wajhil-kariimi wa waliyyil-kalimaatit-taammati wadda’awaatil-mustajaabaati ‘aaqilil-hasani wal-husaini min anfusil-haqqi ‘ainil-qudrati wan-naaziriina wa ‘ainil-jinni wal-insi wasy-syayaatiin, Wa iy yakaadulladziina kafaruu layuzliquunaka bi absaarihim lammaa samii’udz-dzikra wa yaquuluuna innahuu lamajnuunuw wa maa huwa illaa dzikrul lil-‘aalamiin, wa mustajaabil-qur’aanil-‘aziim, wa waritsa sulaimaanu daawuuda ‘alaihimas-salaam, al-wuduudu dzul-‘arsyil-majiid. Tawwil ‘umrii wa shahhih jasadii waqdii haajatii wa aktsir amwaalii wa aulaadii wa habbibnii lin-naasi ajma ‘iina wa tabaa ‘adil-‘adaawata kullahaa mim banii aadama ‘alaihissalaamu man kaana hayyaw wa yahiqqal-qaulu ‘alal-kaafiriina innaka ‘alaa kulli syai’in qadiir.” Subhaana rabbika rabbil-‘izzati ‘ammaa yasifuuna wa salaamun ‘alal-mursaliina wal-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah yang Maha Kuat, yang memiliki anugerah, yang merupakan zat yang Maha Mulia, yang menguasai banyak kalimat sempurna dan doa yang mustajab, penjamin Al Hasan dan Al Husain dari jiwa yang hak, pandangan yang penuh kuasa, serta orang-orang yang melihat dari pandangan para jin, manusia dan juga setan.

Sesungguhnya orang yang kafir itu adalah orang yang menjerumuskan kamu dengan pandangan dari mereka, ketika mendengar Al-Quran dan mereka pun berkata, “sesungguhnya Muhammad adalah orang yang gila”. Alquran hanyalah peringatan untuk setiap umat. Wahai yang Dia yang memperkenankan melalui Al quran yang sangat agung.

Sulaiman dan juga Daud dan Dia yang Maha Pengasih, sebagai Pemilik Arasy yang Mulia. Maka panjangkanlah umurku, sehatkanlah tubuhku, tunaikanlah segala yang kuperlukan, dan perbanyaklah harta dan anakku, jadikanlah aku orang yang terhindar dari segala permusuhan dari anak-anak adam yang masih hidup. Pastikan ketetapan atau azab untuk orang-orang yang kafir. Karena sesungguhnya Engkau adalah yang Maha Kuasa akan segala sesuatu. Maha suci Tuhanmu, yaitu Maha yang memiliki kebesaran, dari apapun yang (mereka) gambarkan yaitu orang-orang kafir, dan melimpahlah kesejahteraan pada para Rasul, dan segala puji Bagi Allah pemilik Alam Semesta.”

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Hati-hati Gangguan Jin Ifrit, Kenali Sifat dan Cirinya


Jakarta

Dalam ajaran Islam, Allah SWT memperkenalkan kita pada berbagai jenis makhluk ciptaan-Nya. Salah satunya adalah jin.

Meskipun tidak terlihat oleh mata telanjang, jin memiliki eksistensi dan peran di alam semesta. Di antara berbagai golongan jin, ada satu jenis yang dikenal memiliki kekuatan dan kedudukan tertinggi, yaitu Jin Ifrit.

Sering kali dianggap sebagai “raja” dari seluruh bangsa jin, Ifrit digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai makhluk yang memiliki kekuatan dahsyat. Namun sayangnya, juga rentan terhadap sifat keji dan tipu daya.


Lalu, apa sebenarnya yang membedakan Jin Ifrit dari golongan jin lainnya? Mari kita selami lebih dalam tentang makhluk ghaib yang satu ini.

Memahami Jin Ifrit dalam Perspektif Islam

Menurut penjelasan dalam buku Analisis Penafsiran Imam Al-Alusy tentang Jin, Iblis, dan Setan oleh Nuramin, dunia jin tidak seragam. Ada jin yang beriman dan cenderung melakukan kebaikan, ada pula jin netral yang tidak banyak berinteraksi dengan manusia, dan tentu saja, ada jin yang gemar membisikkan kejahatan.

Jin Ifrit termasuk dalam kategori terakhir, yaitu jin yang berperangai buruk dan aktif mengajak manusia kepada kemaksiatan. Imam Al-Alusy menggambarkan Ifrit sebagai makhluk bertubuh besar, yang sering kali menunjukkan sifat jahat. Keistimewaan mereka adalah kekuatan yang jauh melampaui golongan jin lainnya, menjadikan mereka pemimpin atau bahkan raja di antara bangsa jin.

Keberadaan Jin Ifrit disebutkan dalam surah An-Naml ayat 39, Allah SWT berfirman,

قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ

Artinya: “Ifrit dari golongan jin berkata, ‘Akulah yang akan mengantarkannya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku sangat kuat dan dapat dipercaya’.”

Berdasarkan ayat ini, Imam Al-Alusy menafsirkan bahwa Jin Ifrit adalah salah satu entitas yang hadir di kerajaan Nabi Sulaiman AS. Jin Ifrit tersebut menawarkan kemampuannya untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke hadapan Nabi Sulaiman AS dalam waktu yang sangat singkat, bahkan sebelum Nabi Sulaiman AS beranjak dari tempat duduknya.

Ini menunjukkan betapa luar biasanya kekuatan dan kecepatan yang dimiliki Jin Ifrit.

Karakteristik dan Kekuatan Jin Ifrit

Diringkas dari buku Rahasia Jin: Tak Terhitung oleh Luth Movasil, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Jin Ifrit.

  • Golongan Tertinggi: Jin Ifrit menduduki posisi tertinggi di antara semua jenis jin, sering dianggap sebagai raja atau pemimpin.
  • Terbagi Dua Kelompok: Golongan Jin Ifrit juga terbagi menjadi dua, yaitu mereka yang memeluk Islam dan mereka yang tetap dalam kekafiran.
  • Kekuatan Dahsyat: Kekuatan satu Jin Ifrit diperkirakan setara dengan seribu jin biasa, menunjukkan level kekuatan yang benar-benar luar biasa.
  • Jauh Melampaui Jin Lain: Kemampuan dan daya tempur mereka jauh di atas rata-rata jin lainnya, menjadikan mereka entitas yang sangat kuat dan disegani di alam jin.
  • Ciri Fisik Beragam: Sebagian Jin Ifrit digambarkan memiliki sayap, meskipun ada juga yang tidak memiliki ciri fisik ini.
  • Kekuatan Berdasarkan Keimanan: Menariknya, Jin Ifrit yang beragama Islam dikatakan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan Jin Ifrit yang kafir. Ini menunjukkan bahwa keimanan juga berpengaruh pada kekuatan makhluk gaib.
  • Habitat Khusus: Mereka menghuni lokasi-lokasi khusus di alam jin, yang membedakan mereka dari golongan jin lainnya.

Membentengi Diri dari Gangguan Jin Ifrit

Mengingat sifat tipu daya dan ajakan pada kemaksiatan yang melekat pada Jin Ifrit, penting bagi umat Islam untuk senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari gangguan mereka. Salah satu cara terbaik adalah dengan membaca doa-doa perlindungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut doanya:

أَعُوذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا. وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ.

Bacaan latin: A’udzu biwajhillahil karim, wabikalimatillahit-tammatil-lati la yujawizuhunna barrun wa fajirun, min syarri ma yanzilu minas-sama’i, wa min syarri ma ya’ruju fiha, wa min syarri ma dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minha, wa min syarri fitanil-laili wan-nahari, wamin syarri thawariqil-laili, wamin syarri kulli tharinin illa thariqan yathruqu bi khairin, ya rahman.

Artinya: “Aku berlindung dengan zat Allah yang Maha Mulia, dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak ada orang baik dan juga orang durhaka yang melampauinya. Dari keburukan yang turun dari langit dan keburukan apa pun yang naik ke langit. Dari keburukan apa saja yang masuk ke bumi dan keburukan apa saja yang keluar dari bumi. Dari keburukan fitnah-fitnah siang dan malam, dari keburukan petaka-petaka malam, dari keburukan setiap petaka yang datang, kecuali petaka yang datang membawa kebaikan, wahai Zat yang Maha Penyayang.”

Dengan memahami karakteristik Jin Ifrit dan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT, kita dapat membentengi diri dari segala bentuk tipu daya dan kejahatan yang mungkin mereka sebarkan.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Bukan Langsung Dibunuh, Ini Cara Rasulullah Menyikapi Ular di Rumah


Jakarta

Ular kerap menimbulkan rasa takut, apalagi jika tiba-tiba muncul di dalam rumah. Banyak orang secara refleks langsung berusaha membunuhnya, mengingat bahaya yang mungkin ditimbulkan. Namun dalam ajaran Islam, tindakan tersebut tidak selalu dibenarkan.

Islam mengajarkan prinsip kehati-hatian dan memperlakukan semua makhluk hidup sesuai dengan haknya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-An’am ayat 38,

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ


Artinya: Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan.

Ayat ini mengingatkan bahwa semua makhluk, termasuk ular, adalah bagian dari ciptaan Allah dan hidup menurut aturan-Nya. Karena itu, manusia tidak diperkenankan bertindak semena-mena terhadap makhluk lain tanpa alasan yang dibenarkan.

Tuntunan Rasulullah SAW Saat Melihat Ular di Rumah

Salah satu tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam menyikapi ular yang masuk ke rumah adalah untuk tidak terburu-buru membunuhnya. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan bahwa ular tersebut bukan hewan biasa, melainkan jin yang menyerupai ular.

Dalam buku Hewan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits karya H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., dijelaskan bahwa jin memiliki kemampuan menyerupai berbagai bentuk makhluk, termasuk binatang seperti ular.

Imam an-Nawawi dalam Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi mengutip pendapat Al-Maziri yang menjelaskan bahwa larangan membunuh ular secara langsung ini berlaku khusus di lingkungan rumah-rumah penduduk Kota Madinah.

Lebih lanjut, tuntunan Nabi SAW dalam menghadapi ular di rumah dijelaskan dalam hadits berikut. Abu Sa’id Al-Khudri RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya di Madinah ini ada segolongan jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat salah satu dari mereka, maka mintalah agar ia keluar dalam waktu tiga hari. Jika ia tetap menampakkan diri kepada kalian setelah itu, maka bunuhlah ia, karena sesungguhnya dia adalah setan.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan adanya prosedur khusus dalam menghadapi ular yang muncul di rumah. Memberi kesempatan selama tiga hari bertujuan untuk memastikan apakah makhluk tersebut benar-benar hewan biasa atau makhluk lain yang sedang bersemayam dalam bentuk ular.

Jenis Ular Berbahaya yang Boleh Dibunuh Langsung

Meski ada anjuran untuk bersikap hati-hati, Rasulullah SAW juga memberikan pengecualian terhadap jenis ular tertentu yang sangat berbahaya. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Lubabah RA, beliau bersabda,

“Janganlah kalian langsung membunuh ular yang muncul di dalam rumah, kecuali ular yang ekornya terpotong pendek dan memiliki dua garis di punggungnya. Karena ular jenis ini dapat menggugurkan kandungan dan menyebabkan kebutaan. Maka, bunuhlah ia.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa jika ular memiliki ciri-ciri tersebut, tidak perlu menunggu tiga hari. Islam memprioritaskan keselamatan jiwa, dan dalam kasus ini, tindakan cepat justru dianjurkan untuk menghindari bahaya yang lebih besar.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Kenapa Anak Tak Boleh Keluar saat Maghrib? Ini Penjelasan Islam dan Sains


Jakarta

Ada anjuran bahwa anak-anak tidak boleh keluar rumah saat maghrib. Larangan ini bahkan dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

Dalam kehidupan masyarakat muslim, terutama di kalangan orang tua, terdapat anjuran kuat agar anak-anak tidak dibiarkan bermain atau keluar rumah saat waktu maghrib tiba. Anjuran ini bukan hanya sebatas tradisi atau budaya lokal seperti yang diyakini masyarakat, tetapi sejatinya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.

Rasulullah SAW telah mewasiatkan hal tersebut lebih dari 14 abad yang lalu. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,


“Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu rumah dan sebutlah nama Allah, sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dengan tegas melarang anak-anak keluar rumah saat sore menjelang malam (maghrib), karena pada waktu tersebut setan dan jin tengah bertebaran di bumi.

Mengapa Waktu Maghrib Dihindari?

1. Setan Sedang Menyebar di Bumi

Dikutip dari buku Sehari Semalam bersama Rasulullah Muhammad SAW karya Daeng Naja, waktu maghrib hingga awal malam adalah saat di mana makhluk halus seperti jin dan setan mulai berkeliaran dan berpencar. Mereka mencari tempat tinggal atau berlindung, termasuk ke dalam rumah-rumah manusia atau bahkan menyusup ke dalam tubuh manusia yang lengah dari zikir.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada waktu ini, setan-setan memiliki kekuatan yang lebih besar karena mereka bebas berkeliaran sebelum dikendalikan oleh kegelapan total malam. Maka, menjaga anak-anak tetap di dalam rumah adalah bentuk perlindungan agar mereka tidak menjadi sasaran gangguan makhluk halus.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk menutup pintu rumah dan menyebut nama Allah (membaca Bismillah) ketika masuk waktu maghrib. Ini bukan sekadar tindakan fisik, melainkan bentuk perlindungan spiritual agar rumah tidak dimasuki oleh setan.

“Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnu Abdil Barra dalam kitab Al-Istidzkar juga menjelaskan bahwa tindakan ini bukanlah tahayul, melainkan strategi perlindungan diri yang nyata dari gangguan makhluk halus berdasarkan petunjuk wahyu.

Penjelasan Ilmiah: Frekuensi Jin dan Spektrum Cahaya Maghrib

Dalam bukunya yang berjudul The Science of Shalat, Prof. Dr. Ir. H. Osly Rachman menjelaskan bahwa secara ilmiah, menjelang maghrib terjadi perubahan spektrum cahaya alam, yang dominan berwarna merah.

Warna merah ini, menurut penelitian gelombang elektromagnetik, memiliki frekuensi dan energi tertentu. Uniknya, frekuensi warna merah ini mirip dengan frekuensi energi yang dimiliki oleh jin dan setan. Akibatnya, pada waktu maghrib, kekuatan mereka meningkat secara drastis karena frekuensi lingkungan mendukung eksistensi mereka.

Di sisi lain, penglihatan manusia saat transisi dari terang ke gelap menjadi kurang stabil. Kombinasi ini membuat manusia, khususnya anak-anak yang masih lemah fisik dan spiritual, lebih rentan terhadap gangguan jin dan setan.

Doa-Doa Perlindungan dari Godaan Setan

Dirangkum dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) karya H. Ahmad Zacky, berikut adalah beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca agar terlindung dari gangguan jin dan setan, terutama di waktu maghrib:

1. Ta’awwudz (Ucapan Perlindungan dari Setan)

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِ

Latin: A’ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīm

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

2. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Membaca Ayat Kursi akan memberikan perlindungan dari gangguan setan dan makhluk jahat hingga pagi hari.

3. Membaca Surah Al-Falaq dan An-Naas

Surat Al-Falaq dan An-Naas sangat dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur dan saat petang hari sebagai pelindung diri dari sihir, dengki, dan gangguan jin.

Larangan membiarkan anak-anak keluar rumah saat maghrib bukanlah mitos atau kepercayaan kuno semata, tetapi berasal dari ajaran langsung Nabi Muhammad SAW.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Siapa Dia dan Bagaimana Menghadapi Bisikannya?


Jakarta

Dunia gaib selalu menarik untuk dibahas. Contohnya seperti jin, makhluk ciptaan Allah SWT yang diyakini keberadaannya dalam Islam.

Jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Mereka tidak bisa dilihat oleh manusia.

Al-Qur’an dan Hadits menyebut, jin diciptakan jauh sebelum manusia. Salah satu jenis jin yang sering disebut dalam Al-Qur’an adalah jin qorin.


Namun, apa sebenarnya jin qorin itu? Dan bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan kita? Mari kita selami lebih dalam.

Apa Itu Jin Qorin?

Dalam buku Terjemah & Syarah Misykah Al-Mashobih Jilid 2 karya M. Hasan Biqi Muhammad, jin qorin adalah jin yang hadir saat manusia lahir. Perawakannya sama dengan setiap manusia yang hadir di muka bumi ini.

Setiap individu memiliki qorinnya sendiri. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits dari Sayyidina Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنِّ قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ

Artinya: “Tidaklah dari kalian kecuali telah dikuasakan satu qorin (teman) dari kalangan jin dan satu qorin (teman) dari kalangan malaikat.

Para sahabat bertanya: “Apakah Engkau juga (memiliki qorin) ya Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab: “Aku juga (memiliki qorin dari jin), namun Allah menolongku, sehingga dia pun tunduk dan tidak memerintahkanku kecuali kebaikan.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa bahkan Nabi Muhammad SAW pun memiliki qorin. Namun dengan pertolongan Allah, qorin beliau telah tunduk dan tidak lagi memerintahkan keburukan.

Pengaruh Jin Qorin dalam Kehidupan Manusia

Allah SWT berfirman dalam Surat Az-Zukhruf ayat 36:

وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ

Artinya: “Siapa yang berpaling dari pengajaran (Allah) Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya). Maka, ia (setan) selalu menemaninya.”

Ayat ini secara jelas menggambarkan bagaimana jin qorin (dalam konteks setan) dapat menjadi teman yang menyesatkan bagi mereka yang berpaling dari zikir atau mengingat Allah. Jin qorin akan terus mengajak manusia pada kedurhakaan, menganiaya diri sendiri, dan menolak peringatan Allah.

Pada hari kiamat, penyesalan akan menghampiri mereka yang mengikuti bisikan qorin yang menyesatkan. Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf ayat 38:

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيْتَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ بُعْدَ ٱلْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ ٱلْقَرِينُ

Artinya: “Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia).”

Kata “hatta” (sehingga) menunjukkan bahwa sang qorin akan selalu membersamai manusia hingga wafat dan dibangkitkan kembali oleh Allah. Ini menjadi batasan akhir dari hubungan jin qarin dengan manusia dan penyesatan yang dilakukannya.

Qorin: Jin, Malaikat, atau Manusia?

Menurut Quraisy Shihab, kata qorin memiliki makna yang lebih luas. Ia bisa merujuk pada sesuatu yang menyertai seseorang, baik itu manusia, setan, jin, atau malaikat.

Dijelaskan bahwa qorin berupa setan/jin akan selalu berusaha menjerumuskan manusia, membisikkan hal-hal buruk, dan mempengaruhi pikiran serta perbuatan.

Di sisi lain, Al-Qur’an juga menyebutkan adanya “qorin” atau teman yang baik. Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa manusia tidak dibiarkan hidup sendiri oleh Allah. Dengan senantiasa mengingat Allah, malaikat akan dikirim untuk menjadi teman (qorin) dan memeliharanya.

Allah berfirman dalam Surat Al-An’am ayat 61:

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ

Artinya: “Dialah Penguasa mutlak di atas semua hamba-Nya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya.”

Dalam konteks ini, qorin berupa malaikat akan membisikkan kebaikan, mengingatkan untuk tidak takut atau bersedih dalam menghadapi ujian hidup. Namun, jika manusia lengah dari mengingat Allah, malaikat itu akan menjauh dan setanlah yang akan mengambil alih peran teman.

Doa agar Terhindar dari Bisikan Jin Qorin

Mengutip laman Kemenag, ada satu doa yang bisa dipakai agar terhindar dari godaan jin qorin menurut Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam. Doa ini diajarkan Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW, berikut bacaannya:

أَعُوذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا. وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ

Latin: A’ûdzu biwajhillâhil karîm, wabikalimâtillâhit-tâmmâtil-latî lâ yujâwizuhunnâ barrun wa fâjirun, min syarri mâ yanzilu minas-samâ’i, wa min syarri ma ya’ruju fîhâ, wa min syarri mâ dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minhâ, wa min syarri fitanil-laili wan-nahâri, wamin syarri thawâriqil-laili, wamin syarri kulli thâriqin illâ thâriqan yathruqu bi khairin, yâ rahmân.

Artinya: “Aku berlindung dengan Zat Allah yang Maha Mulia, dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak ada orang baik dan juga orang durhaka yang melampuainya, dari keburukan yang turun dari langit dan keburukan apa pun yang naik ke langit; dari keburukan apa saja yang masuk ke bumi dan keburukan apa saja yang keluar dari bumi; dari keburukan fitnah-fitnah siang dan malam; dari keburukan petaka-petaka malam; dari keburukan setiap petaka yang datang, kecuali petaka yang datang membawa kebaikan, wahai Zat Yang Maha Penyayang.”

Wallahu a’lam.

(hnh/hnh)



Sumber : www.detik.com

Jin Suka Tinggal di Tempat-tempat Ini, Salah Satunya Saluran Air


Jakarta

Jin adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT. Mereka berasal dari api dan kasat mata sehingga tidak bisa dilihat manusia.

Terkait jin dijelaskan dalam surah Ar Rahman ayat 15 bahwa Allah SWT berfirman,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ


Artinya: “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Menukil dari kitab Hiwar Ma’a Iblish yang disusun Muhammad Abduh Mughawiri terjemahan Wasith Fardas dijelaskan bahwa as Sayyid Alawi bin Ahmad as Saggaf dalam kitab Al Kaukabu Al Ajuj mengatakan jin memiliki dzat halus dan dapat merubah bentuk. Sebagian jin ada yang beriman dan ada pula yang tidak seperti halnya manusia.

Menurut pendapat populer, jin yang durhaka disebut dengan setan, sama halnya seperti manusia. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitab ‘Alam al-Malaikah al-Abrar & ‘Alam al-Jinn wa asy Syayathin terjemahan Kaserun AS Rahman mengatakan Ibnu Taimiyah berpendapat setan adalah asal jin sebagaimana Adam asal manusia. Jadi, setan adalah golongan dari jin.

Lantas, di mana saja tempat jin bernaung?

7 Tempat yang Ditinggali Bangsa Jin

Mengacu pada sumber yang sama, berikut beberapa tempat yang ditinggali bangsa jin.

1. Rumah

Tak hanya manusia, jin juga mendiami rumah-rumah. Umumnya, jin yang tinggal di rumah merupakan jin yang baik atau beriman.

Ibnu Hajar dalam kitab Fath al Bari mengutip riwayat Ibnu Abu Dunya,

“Tidak ada satu pun rumah orang muslim kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila mereka menghidangkan makanan pagi, jin itu pun ikut makan bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, jin itu juga ikut makan bersama mereka. Tapi, Allah menjaga orang-orang muslim itu dari gangguan jin tersebut.”

2. Kandang Unta

Dalam sebuah hadits, kandang unta disebut sebagai tempat tinggal jin. Berikut bunyi haditsnya,

“Rasulullah SAW melarang kita untuk salat di kandang unta karena kandang tersebut adalah tempat tinggal setan.” (HR Abu Dawud)

3. Laut

Melalui beberapa riwayat dijelaskan bahwa setan atau iblis membangun istana di lautan. Nantinya, mereka mengirim pasukan untuk menyesatkan manusia hingga kiamat tiba.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling rendah bagi iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu di antara mereka datang lalu berkata, ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab, ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Lalu yang lain datang dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Beliau bersabda, “Iblis mendekatinya lalu berkata, ‘Bagus kamu.” Al A’masy menyebutkan dalam riwayatnya, “Iblis berkata, ‘Tetaplah (menggodanya)’.” (HR Muslim)

4. Tempat yang Tak Berpenghuni

Jin gemar bernaung di tempat yang tidak ditinggali siapa pun. Dari Ibnu Mas’ud berkata,

“Suatu hari kami (para sahabat) sedang bersama Rasulullah. Sampai kemudian beliau terpisah dengan kami. Kami mencari beliau di lembah-lembah dan kampung-kampung (tetapi kami tidak menjumpainya). Di antara kami ada yang mengatakan jika Rasulullah diculik dan disandera. Malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan. Sampai pada pagi hari kami melihat Rasulullah datang dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami katakan kepada beliau tentang kehilangan kami, usaha kami mencari beliau tapi tak menemukan.

Rasulullah kemudian berkata, ‘Semalam aku didatangi utusan dari kelompok jin. Ia membawaku menemui kaumnya untuk mengajarkan Al-Quran’.”

Ibnu Mas’ud melanjutkan ceritanya, “Rasulullah lalu mengajak kami melihat bekas-bekas tempat perapian kelompok jin itu. Para jin itu bertanya kepada Rasulullah mengenai makanan mereka.

Rasulullah menjawab jin-jin itu, ‘Makanan kalian adalah sisa-sisa tulang yang masih ada dagingnya, yang ada di tangan kalian itu, yang sebelumnya dimakan oleh manusia dengan menyebut nama Allah. Dan juga semua kotoran binatang ternak.’

Rasulullah melanjutkan, ‘Oleh karena itu, kalian para sahabat jangan beristinja (membersihkan kotoran BAB) dengan tulang dan kotoran binatang. Sebab, keduanya makanan saudara kalian (golongan jin)’.” (HR Muslim)

5. Saluran Air

Abu Bakar bin Abu Daud mentakhrij dalam Kitaabul Waswasah dari Ibrahim berkata,

“Janganlah kalian kencing di mulut saluran air, karena jika dari sana muncul sesuatu (jin) akan sulit pengobatannya.”

Lalu, dalam hadits dari Abdulah ibn Sarjas turut dijelaskan mengenai lubang sebagai tempat tinggal jin.

“Jangan sampai ada yang kencing di lubang.” Orang-orang bertanya kepada Qatadah, “Mengapa tidak boleh kencing di lubang?” Qatadah menjawab, “Rasulullah pernah mengatakan, sebab lubang adalah tempat tinggal golongan jin.” (HR Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad)

6. Pasar

Pasar adalah tempat tinggal jin. Rasulullah SAW menjelaskannya dalam sebuah hadits,

“Kalau bisa, kalian jangan menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar darinya. Sebab, pasar merupakan tempat berseteru para setan. Di pasar, setan menancapkan benderanya.” (HR Muslim)

7. Toilet

Menurut kitab Luqthul-Marjan fi Ahkaamil-Jaan oleh Al Imam As Suyuthi terjemahan Kathur Suhardi terdapat hadits yang menyatakan jin tinggal di toilet. Dari Zaid bin Arqam berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya tanah becek ini biasa didatangi jin. Jika salah seorang di antara kalian memasuki kamar mandi, hendaklah dia mengucapkan, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Keberadaan Makhluk Misterius Penghuni Bumi sebelum Nabi Adam


Jakarta

Nabi Adam AS diyakini sebagai manusia pertama yang menghuni bumi, menurut pendapat masyhur di kalangan umat Islam. Keyakinan ini bersandar pada Al-Qur’an tentang penciptaan Nabi Adam AS beserta keturunannya.

Namun, jauh sebelum penciptaan manusia, bumi sudah dihuni makhluk misterius. Para ulama dan ahli tafsir menyebutnya al-hin dan al-bin. Keterangan ini disebutkan para mufassir dalam menafsirkan dialog antara malaikat dan Allah SWT saat Dia hendak menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 30,


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Ulama tafsir Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiya terjemahan Dudi Rosyadi mengatakan ayat tersebut merupakan pengumuman kehendak-Nya untuk menciptakan Nabi Adam AS dan keluarganya serta keturunan mereka yang berbeda-beda derajatnya. Pemberitahuan ini, kata Ibnu Katsir, karena adanya keistimewaan yang dimiliki manusia.

Kemudian, para malaikat bertanya kepada Allah SWT, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana?”

Menurut Ibnu Katsir, malaikat bertanya demikian untuk mencari tahu dan minta penjelasan agar dijadikan hikmah oleh mereka, bukan karena protes atau dengki terhadap manusia.

Terkait hal ini, Imam Qatadah mengatakan bahwa malaikat tahu hal itu (manusia berbuat kerusakan di bumi) akan terjadi karena mereka telah melihat apa yang dilakukan oleh al-hin dan al-bin di dunia sebelum penciptaan Nabi Adam AS.

Menurut Abdullah bin Amru, al-hin dan al-bin telah hidup di dunia dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam AS dan mereka saling membunuh satu sama lain. Allah SWT kemudian mengutus malaikat untuk mengusir mereka ke pulau terpencil. Ibnu Abbas turut meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Amru sebagaimana disebutkan Hakim dalam Al-Mustadrak.

Siapa Al-Hin dan Al-Bin?

Berdasarkan keterangan Ibnu Katsir, al-hin dan al-bin adalah sekelompok bangsa jin yang tinggal di bumi. Ada pendapat yang menyebut postur al-hin dan al-bin adalah antara bangsa jin dan manusia.

Jin yang bodoh dan lemah di kalangan mereka melakukan pertumpahan darah, termasuk anjing-anjing mereka. Kondisi ini, yang menurut salah satu pendapat, menjadi argumen malaikat menanyakan kenapa Allah SWT akan menciptakan manusia di bumi mengingat jauh sebelum Nabi Adam AS ada makhluk yang melakukan pertumpahan darah.

Sementara itu, dalam pandangan sains modern, bumi sebelum Nabi Adam AS telah dihuni oleh makhluk-makhluk purba. Hal ini terungkap dari temuan fosil-fosil manusia purba abad belakangan ini yang menunjukkan kehidupan mereka di bumi jutaan tahun lalu.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Apakah Setan dan Jin Sama? Begini Penjelasannya



Jakarta

Setan dan jin adalah makhluk gaib yang tak kasat mata. Keberadaannya disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Menukil dari kitab Taudhihul Adilah 1 susunan KH M Syafi’i Hadzami, setan berasal dari kata syatana yang artinya jauh dari rahmat. Makna dari setan sendiri adalah sifat sehingga tidak memiliki bentuk atau asal tertentu.


Selain itu, setan juga menjadi sebutan bagi bangsa jin atau manusia. Jin yang durhaka disebut dengan setan, begitu pula manusia yang bersifat durhaka berarti memiliki sifat setan. Allah SWT berfirman dalam surah Al An’am ayat 112,

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”

Sementara itu, jin merupakan makhluk yang asalnya dari nyala api. Hal ini tertuang dalam surah Ar Rahman ayat 15,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya: “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Merujuk pada sumber yang sama, as-Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saggaf melalui kitab Al-Kaukabu Al-Ajuj menjelaskan bahwa jin memiliki dzat yang halus, bisa berubah-ubah bentuk. Terdapat jin yang beriman dan ada juga yang kafir, begitu pula jin yang taat dan yang durhaka.

Menukil dari Al Madkhal ila Dirasah Al Akidah Al Islamiyyah susunan Umar Sulaiman Abdullah Al Asyqar terjemahan Muhammad Misbah, bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia yaitu sama-sama berakal, memiliki pengetahuan dan berkemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.

Jin diciptakan untuk menyembah kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam surah Az Zariyat ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Namun, bangsa jin dan manusia memiliki perbedaan yang jauh. Salah satu yang mendasar adalah materi asal kejadiannya. Jin dinamai jin karena keberadaannya tak bisa dilihat oleh pandangan manusia.

Meski demikian, jin mengalami kematian seperti manusia dan makhluk hidup lainnya. Terkait hal ini diterangkan dalam surah Ar Rahman ayat 26-28,

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya: “Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa. (Akan tetapi,) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?”

Tetapi, pengetahuan terkait batas usia makhluk ghaib berada di luar batas kemampuan manusia. Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Melepas Pakaian agar Terhindar dari Tatapan Jin dan Setan


Jakarta

Rasulullah SAW sudah menganjurkan muslim untuk melafalkan doa di setiap memulai kegiatan. Bahkan untuk melepas pakaian sekalipun, Rasulullah SAW juga sudah mengajarkan doa melepas pakaian agar terhindar dari ‘ain Jin yang suka melihat aurat manusia.

Pakaian diciptakan kepada anak cucu Adam sebagai pelindung yang telah diberikan oleh-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ


Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Doa Melepas Pakaian dan Artinya

Bacaan doa melepas pakaian yang dapat diamalkan sebagaimana dijelaskan dalam buku Tuntunan Doa & Zikir Sehari-hari yang ditulis oleh Redaksi QultumMedia. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ انْزَعْ عَنِيْ رَبَّقَةً النِّفَاقِ وَثَبِتْنِيْ عَلَى الْإِيمَانِ

Arab latin: Alloohummanza’ ‘annii robqo- tan nifaaqi wa tsabbitnii ‘alal iimaan.

Artinya: “Ya Allah, lepaskanlah dariku ikatan sifat munafik dan tetapkanlah aku pada keimanan.”

Selain itu, ada bacaan doa melepas pakaian versi pendek yang diterangkan dalam buku 24 Jam Hidup dengan Doa dan Amal Harian Rasulullah oleh Abu Bakar bin As-Sina.

بِسمِ اللّٰهِ الَّذِي لَا إِلٰهَ اِلَّا هُوَ

Arab latin: Bismillahil ladzi lailaha illa huwa

Artinya: Dengan nama Allah Yang Tiada Tuhan melainkan Dia.

Atau bila khawatir terlupa dengan bacaannya, muslim bisa cukup mengucapkan basmalah seperti yang dijelaskan oleh Imam Tirmidzi, yang diambil dari buku Ensiklopedia Doa Muslimah oleh TIM GIP.

بِسمِ اللّٰهِ

Arab latin: Bismillah

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. (HR Tirmidzi)

Keutamaan Baca Doa Melepas Pakaian

Salim Rosyadi dalam buku Living Hadis menjelaskan beberapa alasan pentingnya untuk perlu mengamalkan doa sebelum melepas dan memakai pakaian. Beberapa di antaranya seperti, untuk melindungi tubuh kita saat aurat terbuka, rasa malu dan hormat pada malaikat yang selalu bersama kita, hingga untuk melindungi tubuh dari pandangan jin.

Doa melepas pakaian sangat dianjurkan untuk diucapkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebab setan dan jin sangat menyukai aurat manusia. Bahkan tatapan mereka bisa menyebabkan dampak buruk untuk manusia yang bisa disebabkan oleh ‘ain.

Menurut buku Alam Jin yang ditulis oleh Al-Imam As-Suyuthi, setan dan jin sangatlah menyukai aurat-aurat Bani Adam. Apalagi ketika memasuki kamar mandi untuk mandi, tentunya seseorang akan membuka auratnya. Padahal tempat itu adalah sarang dari para jin dan setan.

Rasulullah SAW mengatakan bahwa pembatas antara pandangan jin dan aurat manusia adalah lafaz basmalah. Sebagaimana yang termaktub dalam hadits riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah mentakhrij dari Ali bin Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Artinya: Tabir antara mata jin dan aurat-aurat Bani Adam jika salah seorang di antara kalian masuk kamar mandi ialah jika dia mengucapkan, “Bismillah.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

5 Dzikir yang Paling Ditakuti Jin, Dibaca agar Tak Terjerumus dalam Kesesatan



Jakarta

Jin dan setan adalah makhluk yang lemah. Mereka dapat dikalahkan dengan mudah menggunakan dzikir. Lalu apa saja dzikir yang paling ditakuti jin dan setan?

Jin dan setan juga merupakan makhluk Allah SWT. Bedanya, mereka sering menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan dan perbuatan dosa dan melanggar larangan Allah SWT.

Tempat jin dan setan tidak hanya ada di sekitar manusia, melainkan juga berada di dalam hati atau qalbu. Hal ini sebagaimana dituliskan oleh Totok Waryatna dalam bukunya yang berjudul Pusaka Langit: Solusi Sembuh Dari Gerd.


Jin dan setan membuah benteng ghaib yang sangat kokoh berlapis lapis hingga lima lapisan tebalnya yang disebut dengan hijaban masturo. Mereka dengan sekuat tenaga akan menjerumuskan manusia ke jalan yang tidak baik.

Namun demikian, sebenarnya benteng-benteng itu adalah selemah-lemahnya benda, bahkan lebih lemah daripada sarang laba-laba. Benteng-benteng itu mudah hancur jika dilawan dengan dzikir kepada Allah SWT.

Lantas, apa saja dzikir yang paling ditakuti jin dan setan sehingga manusia bisa terhindar dari gangguannya?

5 Dzikir yang Paling Ditakuti Jin dan Setan

Masih dari sumber yang sama, dzikir yang paling ditakuti jin dan setan adalah,

Tahmid

Adapun lafal tahmid atau hamdalah adalah sebagaimana berikut,

الْحَمْدُ للَّهِ

Arab-latin: Alhamdulillah

Artinya: segala puji bagi Allah.

Takbir

Adapun lafal takbir adalah sebagaimana berikut,

للَّٰهُ أَكْبَرُ

Arab Latin: Allahu akbar

Artinya: Allah Maha Besar

Istighfar

Lafal istighfar adalah sebagaimana berikut ini.

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ,

Arab-latin: Astagfirullahaladzim

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Ta’awudz

Dikutip dari buku Rahasia Dzikir yang Mengasyikkan: Panduan Dzikir dan Doa Buat Remaja dari Al-Qur’an dan Sunnah yang ditulis oleh Ubaidurrahman Al-Bumany dzikir yang paling ditakuti jin dan setan serta dapat melindungi dari gangguan mereka adalah ta’awudz.

أعُوذُ بالله من الشَّيْطَانِ الرّحِيم

Arab-latin: A’udzibillahi minasy syaithanir rajiim

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.” (HR Abu Dawud, al-Tirmidzi, lihat Shahih At-Tirmidzi 1/77).

Dzikir Keluar Rumah

Buku Ensiklopedia Adab Islam karya ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada menambahkan bahwa dzikir yang paling ditakuti jin dan setan, serta dapat mengusir mereka ada dua macam.

Dzikir ini dapat mengusir dan melindungi orang yang mengucapkannya, serta dapat menyelamatkannya dari kejahatan manusia dan jin. Dzikir itu adalah doa keluar rumah yang berbunyi,

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ. فَإِنَّهُ يُقَالُ لَهُ: هُدِيتَ وَكُفَيْتَ، وَوُقِيْتَ، وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ.))

Arab-latin: Bismillahi, tawakkaltu ‘alallahi, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah. Fa Innahu yuqaalu lahu, hudiita wa kufiita, wa wuqiita, wa tanha ‘anhu syaithaan.

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Maka dikatakan kepadanya: ‘Engkau telah diberi petunjuk, diberi kecukupan, diberi perlindungan, dan dijauhkan dari syaitan.””

Atau yang kedua adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أَضَلُّ، أَوْ أَزِلٌ أَوْ أَزَلٌ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أَظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ.

Arab-latin: Allahumma inni a’uudzubika an adilla au adhulla, au azilla au azalla, au adhlima au adhluma, au ajhala au yujhala ‘alayya

Artinya: “Ya, Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan dan disesatkan, dari tergelincir atau digelincirkan, dari berbuat zhalim atau dizhalimi, dan dari berbuat jahil atau dijahili.”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com