Tag Archives: kadar estrogen

Ramai soal Seks Tahan 2 Menit, Berapa Lama Sih Waktu Ideal Bercinta?


Jakarta

Salah satu pengguna media sosial X menyebut bahwa hubungan seks yang ideal menurutnya cukup dua menit. Hal ini memunculkan pro dan kontra, banyak yang setuju, tetapi tidak sedikit pula yang tidak sepakat.

“Kalau (seks) dua menit cukup, kenapa lama-lama? It’s not a sport bro,” tulis salah satu akun di X, dikutip detikcom pada (9/11/2-24).

Lantas, berapa sih waktu ideal dalam bercinta?


Dikutip dari Medical News Today, sebuah penelitian pada 2008 yang melibatkan terapis seks di Amerika Serikat dan Kanada menemukan fakta terkait durasi seks.

  • Kurang dari 3 menit, memerlukan pemeriksaan klinis
  • 3-7 menit: tergolong cukup
  • 7-13 menit: kategori waktu yang banyak diinginkan pasangan
  • 10-30 menit: tergolong terlalu lama

Namun, sebuah studi pada 2020 menilai waktu untuk orgasme pada wanita rata-rata 13,41 menit.

Kapan Waktu Terbaik Berhubungan Seksual?

Dikutip dari Vinmec, para peneliti menyimpulkan bahwa berhubungan seks di pagi hari atau pada hari ovulasi memiliki manfaat kesehatan dengan melepaskan endorfin yang menurunkan tekanan darah dan mengurangi stres, membantu untuk memiliki hari yang lebih baik.

Waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah pukul 3 sore karena saat itulah pria dan wanita paling sinkron. Pria mungkin berada dalam kondisi fisik terbaiknya pada dini hingga pertengahan pagi (karena peningkatan testosteron) tetapi mereka mencapai kadar estrogen tertinggi pada sore hari, yang membuat mereka lebih selaras secara emosional dengan pasangannya. Wanita juga memiliki kadar kortisol tertinggi pada saat itu, yang meningkatkan energi dan kewaspadaan.

Selain itu, pagi hari juga menjadi waktu yang tepat untuk bercinta. Sebuah studi terhadap 1.000 orang yang dilakukan oleh Forza Supplements menemukan bahwa waktu terbaik untuk berhubungan seks adalah sekitar pukul 7:30 pagi, sekitar 45 menit setelah bangun tidur.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Usia Berapa Gairah Seksual Wanita Mencapai Puncaknya? Ini Temuan Studi


Jakarta

Kebanyakan orang mungkin pernah mendengar ‘puncak seksual’. Istilah ini merujuk pada periode waktu saat seseorang berada dalam kondisi paling ideal untuk melakukan hubungan seks dengan frekuensi tinggi dan berkualitas tinggi.

Dikutip dari MedicineNet, gairah atau nafsu seksual manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya perubahan hormon, kondisi psikis, dan kesehatan fisik. Secara biologis, tidak ada definisi yang jelas tentang puncak seksual. Orang-orang mengalami hubungan seks yang memuaskan sepanjang kehidupan dewasa mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan seksolog di Amerika Serikat, Alfred Kinsey, wanita dan pria memiliki periode puncak seksual yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan wanita mencapai puncak seksual mereka di usia 30-an sedangkan pria mencapai puncaknya di akhir masa remaja.


Kinsey meminta responden untuk mengukur kapan mereka mengalami orgasme terbanyak. Pria melaporkan mengalami orgasme terbanyak saat berusia 17 atau 18 tahun. Wanita lebih cenderung melaporkan mengalami orgasme teratur saat berusia di atas 30 tahun.

Meskipun data tersebut mungkin secara teknis benar, tetapi hal itu mungkin bukan menjadi indikasi puncak biologis. Meskipun dipertanyakan oleh banyak kritikus, temuan dari laporan Kinsey ini tetap menjadi pandangan umum selama beberapa waktu.

Dikutip dari WebMD, sebuah penelitian lain mengungkapkan bahwa wanita yang berusia antara 27 dan 45 tahun melaporkan minat tertinggi terhadap seks dan lebih banyak fantasi seksual dibandingkan wanita di kelompok usia lainnya.

Wanita juga melaporkan melakukan lebih banyak seks selama tahun-tahun ini dibandingkan wanita di usia lainnya.

Pada wanita, dorongan seksual akan mulai menurun ketika mereka memasuki periode menopause. Hal ini karena kadar estrogen menurun, yang mungkin sedikit mendinginkan libido dan menyebabkan kekeringan vagina.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Tips yang Nggak Boleh Terlewat saat Bercinta, Biar Tak Nyeri saat Seks

Jakarta

Hubungan seksual seharusnya menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan bagi setiap pasangan. Namun, pada beberapa kondisi baik suami atau istri masih bisa merasakan sakit seperti nyeri, perih, atau sensasi panas saat bercinta. Terlebih, saat baru pertama kali mencoba berhubungan intim.

Dikutip dari WebMD dan Cleveland Clinic, rasa sakit saat berhubungan seks ini termasuk kondisi yang umum. Para ahli medis menyebut seks yang menyakitkan sebagai dispareunia Kondisi ini paling banyak dialami oleh wanita, sekitar 75 persen perempuan melaporkan pernah mengalami rasa sakit saat bercinta.

Ada beberapa penyebab mengapa hubungan seksual terkadang menyakitkan, di antaranya:


Kondisi ini terjadi saat lapisan vagina menipis dan kering. Kondisi ini umum terjadi pada wanita selama premenopause dan menopause saat kadar estrogen menurun.

Uretritis adalah peradangan pada uretra, saluran yang menyalurkan urine dari kandung kemih.

Rasa nyeri biasanya dirasakan saat pasangan melakukan penetrasi, dan hal ini disebabkan oleh pelumasan yang kurang memadai.

Vaginismus terjadi ketika otot-otot di vagina berkontraksi secara tidak sengaja saat penetrasi. Kejang otot ini dapat berkisar dari nyeri ringan hingga nyeri berat

Vulvovaginitis adalah iritasi pada vulva dan vagina yang dapat disebabkan oleh infeksi jamur dan bakteri atau penyakit kulit.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ada banyak cara yang bisa dilakukan pasangan jika mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual.

‘Pemanasan’ sebelum berhubungan merupakan salah satu hal penting yang kadang dilupakan oleh banyak pasangan. Foreplay bisa menjadi upaya untuk merangsang pelumasan alami.

Komunikasi dengan pasangan terkait posisi seks juga perlu dilakukan. Hal ini agar ditemukan solusi posisi seks apa yang tidak menimbulkan rasa sakit.

Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi masalah ini. Namun, perlu dikonsultasikan dengan dokter terkait jenis obat apa yang cocok digunakan.

  • Komunikasi dengan Pasangan

Komunikasikan ke pasangan mengenai kondisi yang dialami selama bercinta, baik itu perasaan puas maupun ketika sakit agar bisa saling mengerti.

Jika mengidap vaginismus, seorang terapis fisik dapat menunjukkan cara mengendurkan otot-otot panggul untuk mengurangi rasa sakit saat berhubungan seks.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy