Tag Archives: kefakiran

Surat Al Waqiah Pembuka Rezeki, Kapan Sebaiknya Dibaca?


Jakarta

Surat Al Waqiah adalah bacaan yang jika diamalkan secara rutin dapat membuka pintu rezeki muslim. Bahkan, Al Waqiah disebut sebagai surat kekayaan.

Menurut buku Dahsyatnya Ayat-Ayat Pembuka Pintu Rezeki oleh Muhammad Hanafiyah, khasiat dan keajaiban mengamalkan surat Al Waqiah secara rutin adalah baik untuk kebutuhan duniawi maupun ukhrawi. Surat ini dibaca dengan tujuan meraih rezeki sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,

“Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selama-lamanya.” (HR Imam Baihaqi)


Kemudian, Ibnu Katsir dalam mengawali penafsirannya tentang surat Al Waqiah mengatakan bahwa Abu Bakar RA berkata,

“Wahai Rasulullah SAW tampak dirimu telah berubah.” Beliau bersabda, “Yang (membuatku) berubah adalah surat Huud, Al Waqiah, Al Mursalat, An Naba dan Asy Syams.” (HR Tirmidzi)

Oleh karenanya, muslim sangat dianjurkan membaca ayat-ayat surat Al Waqiah agar dilancarkan rezekinya. Hal tersebut bahkan juga disebutkan Rasulullah SAW dalam haditsnya.

Waktu Terbaik Membaca Surat Al Waqiah untuk Membuka Rezeki

Dinukil dari kitab Al Adzkar Imam Nawawi yang disusun dan diterjemahkan Ulin Nuha serta buku Intisari Kitab Mujarobat karya Muhammad Ulin Nuha, berikut waktu terbaik membaca surat Al Waqiah bagi muslim.

1. Setiap Malam

Berdasarkan hadits yang disebutkan sebelumnya, membaca surat Al Waqiah setiap malam membuat muslim tidak akan tertimpa kefakiran. Dengan demikian, hendaknya surat Al Waqiah dibaca setiap malam.

Terkait hadits tersebut, Imam Nawawi juga mengatakan bahwa Ibnu Mas’ud menyuruh anak-anaknya membaca surat Al Waqiah setiap malam.

2. Setelah Salat Ashar

Selain itu, ada beberapa pendapat yang menganjurkan untuk membaca surat Al Waqiah 14 kali setelah salat Ashar. Semakin sering muslim membacanya, maka semakin terasa pula khasiat dari surat Al Waqiah.

3. Usai Salat Fardhu

Merujuk pada buku Dahsyatnya Ayat-Ayat Pembuka Pintu Rezeki, surat Al Waqiah bisa diamalkan setelah mengerjakan salat fardhu dan dijadikan doa usai salat fardhu. Pembacaannya harus disertai kekhusyukan dan kesucian hati serta bersungguh-sungguh menghadap Allah SWT.

Doa setelah Membaca Surat Al Waqiah

Setelah membaca surat Al Waqiah, ada doa yang dapat diamalkan muslim. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ صُنْ وُجُوْهَنَا بِاْليَسَارِ,وَلاَتُوهِنَّابِاْلاِقْتَارِ , فَنَسْتَرْزِقَ طَالِبِيْ رِزْقِكَ وَنَسْتَعْطِفَ شِرَارَخَلْقِكَ وَنَشْتَغِلَ بِحَمْدِ مَنْ اَعْطَانَاوَنُبْتَلَى بِذَمِّ مَنْ مَنَعَنَاوَاَنْتَ مِنْ وَرَاءِذَلِكَ كُلِّهِ اَهْلُ اْلعَطَاءِ وَاْلمَنْعِ . اَللَّهُمَّ كَمَاصُنْتَ وُجْوُ هَنَاعَنِ السُّجُوْدِاِلاَّلَكَ فَصُنَّاعَنِ اْلحاَجَةِاِلاَّاِلَيْكَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَفَضْلِكَ , يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ (ثلاثا) اَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ . وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahumma shun wujuhana bil yasar wala tuhinna bil iqtar fanastarziqa tholibi rizqika wa nasta’thifa syiroro kholqika wa nasytaghila bihamdi man a’thona wa nubtala bi zammi man mana’ana wa anta min wara-i zalika ahlul ‘atho-i wal man-‘i.

Allahumma kama shunta wujuhana ‘anis sujudi illa laka fa shunna ‘anil hajati illa ilaika bijudika wa karomika wa fadhlika ya arhamar rohimin wa shollallohu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Artinya: “Ya Allah, jagalah wajah kami dengan kekayaan, dan jangan hinakan kami dengan kemiskinan sehingga kami harus mencari rezeki dari para pencari rezeki-Mu, dan minta dikasihani oleh manusia ciptaan-Mu yang berbudi buruk dan sibuk memuji orang yang memberi kami dan tergoda untuk mengecam yang tidak mau memberi kami. Padahal Engkau di balik semua itu adalah yang berwenang untuk memberi atau tidak memberi.

Ya Allah, sebagaimana Engkau menjaga wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, maka jagalah kami dari keperluan selain kepada-Mu, dengan kedermawanan-Mu, kemurahan-Mu, dan karunia-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara semua penyayang. Cukupkanlah kami dengan karunia-Mu dari siapa pun selain Engkau. Semoga Allah merahmati junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya, juga semoga Allah memberi keselamatan.”

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Kenapa Rezeki Seret Padahal Sudah Shalat dan Sedekah?


Jakarta

Allah SWT telah mengatur rezeki setiap makhluk hidup. Tidak hanya manusia, melainkan juga hewan, tumbuhan dan lain-lainnya.

Rezeki diberikan kepada setiap orang, baik itu yang beriman kepada Allah SWT maupun yang lalai dan mengingkari-Nya sekali pun. Oleh sebab itu, tidak semua rezeki yang diperoleh tergolong baik.

Meski demikian, Islam menganjurkan umatnya untuk mencari rezeki yang halal dan berkah. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 168,


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di Bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Terkadang, banyak orang berpikir mengapa mereka kesulitan mencari rezeki padahal sudah salat dan sedekah. Berkaitan dengan itu, ada beberapa kebiasaan buruk yang tak disadari dan berimbas pada seretnya rezeki seseorang.

Perkara yang Bikin Rezeki Seret Padahal Sudah Shalat dan Sedekah

1. Sering Riya

Riya sama artinya dengan pamer. Menurut Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 4 yang ditulis Syaikh Muhammad al-Utsaimin terjemahan Munirul Abidin, secara bahasa riya berasal dari kata Arriyaa’u yang artinya senang memperlihatkan atau memamerkan.

Turut dijelaskan dalam kitab Al Fathu al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani susunan Syekh Abdul Qadir Al Jailani terjemahan Kamran Asad Iryadi bahwa riya termasuk penyebab kefakiran. Karenanya, riya dapat membuat rezeki seseorang seret.

2. Kurang Bersyukur

Kurang bersyukur juga menjadi alasan rezeki seseorang seret meski sudah salat dan sedekah. Biasanya, orang yang kurang bersyukur tidak pernah puas dengan hasil dan rezeki yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.

Padahal, Sang Khalik telah mencukupi tiap-tiap rezeki untuk makhluk-Nya. Manusia yang serakah selalu merasa kurang dan menganggap pintu rezekinya ditutup.

3. Gemar Meminum Khamar

Khamar adalah minuman keras yang memabukkan dan dilarang dalam Islam. Sering mengonsumsi khamar menyebabkan rezeki seseorang seret.

Padahal, Allah SWT sudah melarangnya dalam surah Al Maidah ayat 90,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

4. Menyisakan Makanan

Tidak menghabiskan makanan atau selalu menyisakannya dapat membuat rezeki seret. Apalagi bila hal ini dilakukan terus menerus.

Buya Yahya melalui ceramahnya dalam YouTube Al Bahjah TV mengatakan terkait hal berikut,

“Menyepelekan sisa-sisa makanan yang ada di piring. Makanya Buya Yahya selalu marah karena bisa saja itu jadi sebab kefakiranmu,” ungkapnya, dilihat pada Sabtu (5/7/2025). detikHikmah telah mendapat izin mengutip tayangan tersebut.

Menurutnya, makanan yang diambil harus segera dihabiskan tanpa menyisakan sebutir nasi.

5. Bersikap Sombong

Sombong adalah sikap tercela yang harus dijauhi muslim. Selain dilarang dalam Islam, sombong juga bisa membuat rezeki seseorang seret.

Imam al-Ghazali melalui Mukasyafah Al Qulub yang diterjemahkan Jamaluddin menyebut bahwa sombong adalah kedurhakaan pertama yang menimpa iblis yang akhirnya membuat Allah SWT melaknat dan mengusirnya dari surga.

Kesombongan hanya milik Allah SWT yang menciptakan seluruh alam semesta. Apabila ada manusia yang sombong, maka Dia akan menyempitkan rezeki mereka.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Hati-Hati, Kebiasaan Sepele Ini Bisa Menutup Pintu Rezeki


Jakarta

Setiap rezeki sudah Allah SWT jamin bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Hal ini disebutkan dalam surah Hud ayat 6.

Allah SWT berfirman,

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ


Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Meski begitu, terdapat beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan pintu rezeki seseorang tertutup. Seperti apa kebiasaan yang dimaksud?

Kebiasaan Sepele yang Bisa Tutup Pintu Rezeki

1. Tidur ketika Subuh

Mengutip dari buku Dongkrak Rezeki oleh Dedik Kurniawan, tidur ketika pagi setelah salat Subuh dilarang dalam Islam. Sebab, tidur ketika waktu tersebut bisa menjadi penghambat rezeki seseorang.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab Madarijus-Salikin menjelaskan tidur setelah salat Subuh hingga matahari terbit termasuk dalam kategori makruh. Waktu tersebut menurutnya adalah saat utama turunnnya rezeki dan berkah.

Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setelah salat fajar, janganlah tidur sehingga kamu lalai mencari rezeki.” (HR Thabrani)

2. Lalai Beribadah

Lalai dalam beribadah menjadi kebiasaan lain yang dapat menutup pintu rezeki. Allah SWT berfirman dalam surah Al Munafiqun ayat 9,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jangan biarkan harta dan anak-anakmu menyibukkanmu sehingga kamu lupa mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan hal ini, mereka adalah orang-orang yang merugi.”

3. Berdagang dengan Janji Palsu

Ketika berdagang, hendaknya muslim tidak memberikan janji palsu untuk menarik calon pembeli. Jika hal itu dilakukan, maka dapat menghambat rezeki dan keberkahan dalam transaksi jual beli sebagaimana tertuang dalam hadits berikut:

“Sumpah itu dapat membuat barang dagangan laku, tetapi dapat merugikan keuntungan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lainnya dikatakan hal berikut,

“Jangan sering bersumpah saat berjualan, karena sumpah dapat membuat barang dagangan laris, tetapi merugikan keuntungan.” (HR Muslim)

4. Kurang Bersyukur

Sebagai muslim, sudah sepantasnya kita mensyukuri segala pemberian Allah SWT. Orang yang kurang bersyukur dapat menutup pintu rezeki karena tidak pernah merasa cukup.

5. Sering Minum Khamar

Khamar haram dikonsumsi dalam Islam. Sering meminum khamar dapat membuat pintu rezeki tertutup. Larangan meminum khamar tercantum dalam surah Al Maidah ayat 90,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

6. Menyisakan Makanan

Menyisakan atau tidak menghabiskan makanan yang sudah diambil dapat menutup pintu rezeki seseorang. Apalagi jika hal tersebut sering dilakukan.

Buya Yahya melalui ceramahnya dalam YouTube Al Bahjah TV mengatakan terkait hal tersebut,

“Menyepelekan sisa-sisa makanan yang ada di piring. Makanya Buya Yahya selalu marah karena bisa saja itu jadi sebab kefakiranmu,” ungkapnya, dilihat pada Sabtu (5/7/2025). detikHikmah telah mendapat izin mengutip tayangan tersebut.

7. Hobi Pamer

Pamer atau riya adalah perbuatan tercela dalam Islam. Menurut kitab Al Fathu al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani oleh Syekh Abdul Qadir Al Jailani terjemahan Kamran Asad Riyadi, riya menjadi penyebab kefakiran. Karena itu, riya bisa menutup pintu rezeki seseorang.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Amalan Pembuka Rezeki yang Bisa Kamu Lakukan Setiap Hari


Jakarta

Rezeki seringkali diidentikkan dengan materi. Namun sejatinya rezeki memiliki makna yang jauh lebih luas.

Kesehatan, kebahagiaan, kedamaian hati, hingga ilmu yang bermanfaat adalah bagian dari rezeki Allah SWT. Dalam ajaran Islam, menjemput rezeki tidak hanya melalui usaha lahiriah semata, tetapi juga dengan ikhtiar batin melalui amalan-amalan saleh.

Salah satu amalan yang sangat ditekankan adalah dzikir. Dzikir, yang secara harfiah berarti “mengingat” atau “menyebut”, adalah jembatan bagi seorang hamba untuk senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta, Allah SWT.


Sebagaimana dijelaskan dalam buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa karya Ahmad Zacky El-Syafa, dzikir adalah kunci pembuka gerbang ilahi menuju keghaiban.

Allah SWT sendiri telah menegaskan pentingnya memperbanyak dzikir, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 41-42:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS Al-Ahzab: 41-42).

Amalan Pembuka Pintu Rezeki

Menukil buku Islam on The Spot Jilid II oleh Rian Hidayat & H. Asiqin Zuhdi, berikut adalah 7 amalan dzikir yang dapat Anda rutin lakukan setiap hari untuk membuka pintu-pintu rezeki.

1. Membaca Ayat 1000 Dinar

Ayat 1000 Dinar merupakan sebutan untuk penggalan ayat 2 dan 3 dari Surah At-Talaq. Ayat ini sangat terkenal karena keutamaannya dalam melapangkan rezeki dan memberikan jalan keluar dari kesulitan.

Bacaan Ayat 1000 Dinar:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Latin: wamay-yattaqillāha yaj’allahụ makhrajā wayarzuq-hu minḥaiṡu lā yaḥtasib, wamay yatawakkal ‘alallāhi fahuwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā.

Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At Talaq: 2-3).

2. Membaca Sholawat Jibril

Sholawat Jibril adalah salah satu bentuk shalawat yang populer dan diyakini memiliki keutamaan dalam melancarkan rezeki.

Anda bisa membaca sholawat Jibril pendek:

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Latin: Shallallahu ‘ala Muhammad.

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Atau sholawat Jibril panjang:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Latin: Allahummashalli ‘ala sayyidina muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad wasallimtasliima.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

3. Memperbanyak Istighfar

Istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah SWT. Dosa-dosa yang kita lakukan dapat menjadi penghalang datangnya rezeki. Dengan memohon ampun, kita membersihkan diri dan membuka keran rezeki dari Allah.

Anda bisa mengamalkan istighfar pendek:

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Latin: Astaghfirullâhal’adzim.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.”

Atau Sayyidul Istighfar, pemimpin segala istighfar, yang memiliki keutamaan luar biasa:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahuu laa yaghfirudz-dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Dari Abdullah bin Abbas RA, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan keutamaan membaca istighfar sebagai kunci pembuka rezeki. Beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمْ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahan, dan solusi dari setiap kesempitan, dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

4. Membaca Hauqalah

Dzikir Hauqalah adalah pengakuan akan kelemahan diri dan kekuasaan mutlak Allah SWT.

Bacaannya adalah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Latin: Laa haula walā quwwata illā billāh.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Keutamaan dzikir ini disampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan ‘La haula wala quwwata illa billah.'” (HR At-Thabrani). Ini menunjukkan betapa kuatnya dzikir ini dalam menarik rezeki.

5. Membaca “La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin”

Kalimat tauhid ini menegaskan keesaan Allah, Raja yang Maha Benar dan Nyata. Membacanya secara rutin diyakini dapat membawa keberkahan dan kelapangan rezeki.

Bacaannya:

لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Latin: La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Benar dan Nyata.”

Diriwayatkan dari Imam Malik, perawi Abu Nu’aim menyampaikan dari Sahabat Ali RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْفَقْرِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ وَحْشَةِ الْقَبْرِ، وَاسْتُجْلِبَ بِهِ الْغِنَى، وَاسْتُقْرِعَ بِهِ بَابُ الْجَنَّةِ

Artinya: “Barangsiapa membaca ‘Laa ilaha illallahul malikul haqqul mubin’ seratus kali dalam sehari, maka memperoleh jaminan aman dari kemiskinan, diselamatkan dari dahsyatnya kubur, dan terbuka untuknya pintu-pintu surga.” (HR. Abu Nu’aim dan Ad-Dailami).

6. Membaca Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an yang memiliki makna keesaan Allah yang luar biasa. Meski pendek, keutamaannya sangat besar, termasuk dalam hal menarik rezeki.

Bacaan Surah Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Latin: Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al-Ikhlas: 1-4).

Sebuah riwayat dalam kitab Durratun Nasihin menyebutkan Surah Al-Ikhlas dapat menghilangkan kefakiran:

رُوِيَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلامُ مِنَ الْفَقْرِ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلامُ إِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ، فَاقْرَأْ سُوْرَةً الْأَخْلَاصِ. فَفَعَلَ ذَلِكَ فَوَسِعَ اللَّهُ الرِّزْقَ

Artinya: “Diriwayatkan, sesungguhnya seorang laki-laki menangis kepada Rasulullah saw karena kemiskinannya. Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Ketika kamu masuk rumah bacalah surat Al-Ikhlas.’ Kemudian laki-laki itu pun mengamalkannya, maka Allah melapangkan rezekinya.”

7. Membaca “Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim”

Dzikir ini merupakan pujian kepada Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Agung. Membiasakan diri dengan dzikir ini adalah cara untuk selalu mengingat kebesaran Allah.

Bacaannya:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيْمِ

Latin: Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim.

Artinya: “Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung.”

Dzikir ini paling disukai Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى؟ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Artinya: “Maukah aku ceritakan kepadamu tentang kalam (zikir) yang paling disukai oleh Allah? Sesungguhnya kalam yang paling disukai oleh Allah ialah, ‘Subhanallah wa bi hamdih’ (Maha Suci Allah dengan memuji kepada-Nya).”

Amalan-amalan dzikir ini bukanlah jimat atau sekadar mantra. Semuanya adalah bentuk ibadah, pengingat akan kebesaran Allah, dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan keikhlasan dan keyakinan penuh, insyaallah Allah akan melimpahkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.

Sudah siapkah Anda menjadikan dzikir sebagai bagian tak terpisahkan dari ikhtiar rezeki harian Anda?

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Pangan dan Rasa Aman



Jakarta

Setiap anggota masyarakat yang hidup di belahan bumi manapun, semuanya berkeinginan cukup pangan dan rasa aman. Oleh karena itu, setiap penguasa suatu wilayah selalu berupaya untuk bisa mencukupi kebutuhan pangan sendiri maupun mendatangkan dari tempat lain.

Kebutuhan pangan merupakan salah satu aspek yang harus dicapai oleh setiap makhluk hidup dengan melakukan usaha agar dapat memenuhi serta mempertahankan keberlangsungan dalam aspek kehidupan. Adapun dalam pandangan Islam adalah : Kebutuhan pangan merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh umat muslim sebab menjadi sarana mendekatkan diri dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

Adapun pengaruh makanan terhadap kehidupan manusia sangat besar pengaruhnya kepada jiwa seseorang, diantaranya akan makbul doanya, membuat jiwa jadi tenang, maka suatu suapan yang haram ke dalam perutnya, maka tidaklah akan diterima amalnya selama empat puluh hari, makanan yang tidak baik akan merusakkan kesehatan dan merusakkan juga bagi akal budi. Oleh karena itu tuntunan Islam adalah disamping halal juga thoyyib, agar hati kita tidak menjadi keras dan tidak mau menerima kebenaran.


Kebutuhan pangan juga perintah agama, terkait hifz an nafs (menjaga jiwa) atau bahkan menjaga hifz ad din (menjaga agama), karena orang yang tidak bisa mengakses pangan biasanya orang miskin, dan kemiskinan, kefakiran itu cenderung kepada kekufuran. Sehingga ketahanan pangan ini sebetulnya juga masalah yang holistik.

Sebagaimana kekuasaan-Nya telah memberikan karunia kepada hamba-hambanya seperti dalam surah Yasin ayat 34-35 yang terjemahannya, “Dan kami telah jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka apakah mereka tidak bersyukur?”

Kelalaian manusia sering terjadi karena bisikan setan, sehingga kurang bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Hal ini terjadi pada kaum Quraisy, padahal mereka diberikan kemampuan berdagang sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangannya dengan harapan mereka mengagungkan-Nya dan tidak menyekutukan. Sebagaimana dalam firman-Nya surah Quraisy ayat 3 dan 4 yang terjemahannya, “maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.”

Makna kedua ayat tersebut adalah : Mereka pergi berniaga tiap tahun dengan aman dan sentosa. Oleh karena itu maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini, yaitu Ka’bah, dengan pengabdian yang hakiki dan tidak mempersekutukan-Nya, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah mereka terima. Tuhan Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar, memenuhi kebutuhan dasar mereka, dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan. Terpenuhinya kebutuhan akan makanan dan rasa aman merupakan dua prasyarat penting yang menjamin kesejahteraan suatu masyarakat. Kemampuan berdagang kaum ini telah terbukti dan itu merupakan anugerah dari-Nya, oleh sebab itu bersyukur dan menyembah-Nya merupakan keharusan.

Wahai para calon pemimpin dan pemimpin, apakah sebagai pemimpin daerah kabupaten/kota, propinsi maupun negara maka penuhilah kebutuhan dasar masyarakat berupa kecukupan pangan dan rasa aman. Keharmonisan dalam kehidupan akan tercipta jika kedua kebutuhan dasar itu telah terpenuhi. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai sifat al-Mukmin yang artinya bisa memberikan rasa aman.

Dalam surah al-An’am ayat 82 yang terjemahannya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk.”
Ayat ini menjelaskan karena sama sekali tidak ada jawaban dari kaum Nabi Ibrahim yang durhaka tersebut, akhirnya Nabi Ibrahim sendiri menegaskan sebuah prinsip penting bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, yakni syirik. Mereka itulah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang mendapat rasa aman dari Allah SWT. yang mereka sembah, dan mereka mendapat petunjuk secara sempurna.

Adapun kesimpulan untuk mendapatkan rasa aman adalah dengan berserah diri pada-Nya, sikap ini bukanlah pasrah dan pasif namun aktif dengan melakukan upaya-upaya. Berserah diri itu hendaknya diikuti siap taat, siap diatur karena segala kehidupan makhluk diatur oleh-Nya. Dengan bersikap tersebut, seseorang akan optimis dalam masa depan dan tidak bersedih untuk masa lalunya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang taat, beriman dan berserah diri, sehingga Allah SWT. akan mencukupkan kebutuhan dan melindungi dengan rasa aman.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Keterlenaan



Jakarta

Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa kehidupan dunia dijadikan layaknya perhiasan bagi orang-orang kafir sehingga mereka merasa senang akan hal tersebut dan mereka dibiarkan menghinakan kehidupan orang-orang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara. Sebab pada hari kiamat nanti, giliran orang beriman yang akan membalasnya kemudian dengan ditempatkannya mereka pada tempat yang lebih tinggi dari orang-orang kafir.

Kondisi di atas sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 212 yang terjemahannya, “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kufur dan mereka (terus) menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”

Inti ayat di atas adalah : Kehidupan dunia dijadikan oleh Allah SWT. terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir Mekah. Mereka sangat mencintai dunia dan berlomba-lomba mencari kesenangan dunia sehingga lupa kepada akhirat, dan mereka terus-menerus menghina orang-orang yang beriman, seperti Bilal, suwahaib, dan lainnya karena kefakiran mereka. Mereka terus saja berbuat demikian padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Mereka berada di surga sedangkan orang kafir itu berada di neraka. Dan Allah SWT. memberi rezeki baik di dunia maupun akhirat kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.


Godaan kehidupan dunia itu melenakan, oleh karenanya waspada akan lebih baik. Dikisahkan ada keluarga yang tersesat di suatu daerah terpencil. Mereka tidak mempunyai tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Karena nasib baik, secara tiba-tiba seorang dermawan yang kaya raya melewati daerah tersebut. Ketika mengetahui kondisi keluarga ini, kemudian ia ( dermawan ) memberi rumah yang megah. Dia penuhi semua kebutuhan keluarga itu dan berikan bantuan setiap bulannya.

Beberapa saat kemudian keluarga ini terlena karena kenikmatan fasilitas yang ada, sehingga mereka lupa pada hati yang telah peduli serta tangan yang telah membantu dan menyelamatkan mereka. Mereka tidak mengakuinya dan dengan pongah mengingkari kebaikan sang dermawan.

Kemudian sang dermawan mendatangi keluarga itu. Dia ketuk pintu rumah dan keluarlah kepala keluarga. Dermawan berkata, “Menurut berita yang kudengar, kalian telah lepas dari masa-masa sulit. Alhamdulillah, sekarang kalian sudah tidak membutuhkan lagi, maka kalian bisa pergi dari rumahku ini dan pergi ke rumah lain.”

Kemudian tersadar dari keterlenaan, kepala keluarga berkata, “Mengapa tidak mengusir orang-orang yang tinggal di sekitar rumah ini juga ?”
Sang dermawan menjawab, “Kalau seperti itu, aku pasti berbuat zalim, karena merampas hak mereka. Mereka semua telah berusaha memiliki tanah dan gigih berusaha membangun rumah, hingga bisa memiliki perabot. Lantas, atas dasar apa aku mengusir mereka dari rumah yang telah mereka bangun sendiri dan melarang mereka menikmati hasil jerih payahnya ?”

Kisah di atas sejatinya menggambarkan kondisi umat Islam saat ini. Terlena karena kenikmatan dunia dan mengingkari kepada Sang Pemberi nikmat ( Allah SWT ) sehingga telah melupakan ibadah kepada-Nya. Sejarah telah mencatat dan bukti telah menguatkan bahwa umat Islam tidak akan bangkit dari lembah kebodohan dan jurang ketertinggalan menuju puncak kejayaan peradaban kecuali dengan kembali melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Ketahuilah Umar bin Khattab r.a., telah mengatakan kepada Abu Ubaida r.a. Saat memasuki pinggiran kota Syam ( Damaskus ), “Kita adalah umat yang dimuliakan bersama Islam. Jika kita berusaha menggapai kemudian dengan selain yang ditetapkan untuk kita, niscaya Allah SWT. menghinakan kita.”
Ibnu Khaldun juga berkata, “Bangsa Arab tidak akan kuat kecuali bersatu di bawah panji agama dan pengaruh besar agama.”

Jebakan atas kenikmatan dunia ini telah membawa banyak korban termasuk para pejabat, kepala daerah bahkan sampai level pembantu Presiden ( menteri ). Akhir-akhir ini ramai diberikan tentang kemungkinan kurang tepatnya penyaluran CSR dari Otoritas Moneter kepada anggota legislatif. Kejadian ini dengan alasan apapun telah menyakiti rakyat dan menunjukkan para pelaku yang beragama Islam telah menodai keyakinannya.

Oleh karena itu, jadilah hamba Allah SWT. yang saleh, akan memanfaatkan segala kenikmatan dunia sebagai alat untuk memudahkannya menuju alam akhirat. Kemewahan dunia yang dimiliki tidak menyebabkannya terlena dan terpedaya dengan bujuk rayu setan. Seluruh waktunya didedikasikan untuk beramal sebanyak-banyaknya. Semakin bertambah kenikmatan yang diberikan, semakin besar pula rasa syukurnya kepada-Nya. Tiada hari yang dilalui tanpa bermunajat dan bersyukur kepada Allah SWT. atas segala limpahan karunia yang diberikan kepadanya. Semoga Allah SWT. memberikan bimbingan dan keteguhan iman agar tidak tergoda dengan kemewahan dunia.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Allahumma Thowwil Umuurona dan Amalan agar Panjang Umur


Jakarta

Allahumma thowwil umuurona adalah bacaan doa minta panjang umur. Di bawah ini akan kita ulas doa allahumma thowwil umuurona versi pendek dan versi panjang.

Simak juga hakikat tentang panjang umur, serta amalan-amalan yang dapat memperpanjang umur, lengkap dengan hadits-haditsnya.

Bacaan Doa Allahumma Thowwil Umuurona

Berikut ini bacaan doa allahumma thowwil umuurona versi pendek dan panjang:


Doa Allahumma Thowwil Umuurona Versi Pendek

Dikutip dari buku Hafalan Doa Pendek Sehari-hari oleh Ibnu Muslih Djuremi, bacaan doa allahumma thowwil umuurona versi pendek adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ طَوِّلُ عُمُوْرَنَا فِي طَاعَتِكَ وَطَاعَةِ رَسُولِكَ وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.

Arab latin: Allahumma thowwil ‘umuurona fii thaa’atika wa thaa’ati rasuulika waj’alnaa min ‘ibaadikash shaalihiin.

Artinya: “Ya Allah, panjangkanlah umur kami dalam menaati-Mu dan menaati rasul-Mu, serta jadikanlah kami dari golongan hamba-hamba-Mu yang salih.”

Doa Allahumma Thowwil Umuurona Versi Panjang

Bacaan doa allahumma thowwil umuurona versi panjang adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ طَوِّلْ عُمُوْرَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ

Arab latin: “Allahumma thowwil umuurona, wa shohhih ajsaadana, wa nawwir quluubana, wa sabbit imanana wa ahsin a’malana, wa wassi’ arzaqona, wa ilal khoiri qorribna wa ‘anisy-syarri abidna, waqdhi khawaa-ijana fiddiini waddunyaa wal aakhirati innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir.”

Artinya: “Ya Allah, panjangkan umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkan iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkan kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Hakikat Panjang Umur Sesuai Hadits Rasulullah

Pada dasarnya umur seseorang adalah rahasia Allah SWT. Tidak ada yang mengetahui berapa panjang usia seseorang kecuali Allah. Lantas bagaimana pandangan Rasulullah SAW mengenai panjangnya umur seseorang?

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah tentang usia seseorang yang dilansir dari situs Masjid Istiqlal:

Manusia Punya Batas Umur

Dalam surat Al-A’raf, Allah berfirman bahwa setiap manusia memiliki batasan umur.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka jika telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-A’raf: 34).

Dengan demikian, jika ajal manusia telah tiba, maka manusia akan mati walaupun ia berusaha menundanya. Begitu pula sebaliknya, jika ajalnya belum tiba, manusia tidak akan mati meski berusaha mempercepat kematiannya.

Umur Bisa Diperpanjang Atas Kehendak Allah

Dalam haditsnya, Rasulullah sempat menjelaskan mengenai penambahan umur. Beliau bersabda:

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا

Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu sekalian mengharapkan kematian dan jangan pula berdoa agar cepat mati sebelum kematian itu benar-benar datang kepadanya. Sesungguhnya jika salah seorang di antara kamu sekalian mati, maka terputuslah amalnya. Dan sesungguhnya tidak ada yang dapat menambah umur seorang mukmin kecuali kebaikan yang diperbuatnya.” (HR Al-Bukhari).

Salah satu amalan yang bisa memperpanjang umur adalah berbuat baik kepada orang tua dan menjalin silaturahmi.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR Ahmad).

Dalam buku Bagaimana Panjang Umur Penuh Berkah? oleh Muhammad bin Ibrahim An-Nu’aim disebutkan ada tiga kemungkinan maksud dari panjang umur tersebut, yakni:

  • Panjang umur dalam arti sebenarnya.
  • Umur yang berkah, sehingga seperti melakukan amalan bertahun-tahun.
  • Sebutan yang baik setelah meninggal.

Larangan Berdoa Minta Kematian

Rasulullah SAW juga melarang kita memohon kematian. Sebab bisa jadi kebaikannya bisa bertambah saat masih hidup.

لا يَتَمَنَّى أحدكم الموت، إما محسن فلعله يزداد، وإما مسيء فلعله يَسْتَعْتِبُ

Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang yang berbuat baik, maka bisa jadi kebaikannya akan semakin bertambah, dan jika dia orang yang berbuat buruk, maka boleh jadi dia akan memohon ampunan.” (HR Al-Bukhari).

Umur Panjang yang Percuma

Sering kita dengar seseorang berdoa agar panjang umur, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Namun pada dasarnya umur yang panjang akan menjadi percuma jika tidak melakukan amal baik.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

Artinya: Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya.” (HR Ahmad).

3 Amalan Agar Panjang Umur

Dalam situs Kemenag Sulsel, dijelaskan ada tiga amalan yang bisa memperpanjang umur seseorang.

1. Sedekah

Amalan pertama adalah bersedekah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya sedekah orang muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khatimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga diri darinya.” (HR Thabrani).

2. Silaturahmi

Yang kedua adalah bersilaturahmi. Silaturahmi juga memiliki keutamaan memperluas rezeki. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang artinya:

“Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya dia bersilaturahmi.” (HR Bukhari).

3. Berbakti Kepada Orang Tua

Amalan selanjutnya adalah berbakti kepada orang tua. Hal ini sudah sepatutnya dilakukan anak, karena ridha orang tua adalah ridha Allah.

“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjalin silaturahmi dengan sesama.” (HR Ahmad)

Itulah bacaan doa allahumma thowwil umuurona dan amalan-amalan agar panjang umur, lengkap dengan ayat dan haditsnya. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com