Tag Archives: kehidupan seksual

Seberapa Sering Pria dan Wanita Memikirkan Seks dalam Sehari?


Jakarta

Beredar sebuah mitos yang menyebut pria lebih sering memikirkan soal seks dalam hidupnya. Bahkan disebut-sebut hal itu terjadi setiap tujuh detik, atau dalam satu jam pria memikirkan seks sekitar 514 kali. Bagaimana faktanya?

Dikutip dari Men’s Health, pada tahun 2011, tim peneliti dari Ohio State University melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa sering pria dan wanita memikirkan seks dalam satu hari.

Sampel penelitian terdiri dari 283 mahasiswa yang memikirkan soal seks, makanan, dan tidur selama seminggu. Setiap subjek uji diberikan alat yang bisa diklik, ketika masing-masing hal tersebut muncul di pikiran mereka.


Rata-rata, para pria melaporkan memikirkan seks sebanyak 19 kali sehari, sementara para wanita melaporkan memikirkannya sebanyak 10 kali sehari. Angka-angka yang dipublikasikan dalam Journal of Sex Research menunjukkan bahwa pria memikirkan seks hampir dua kali lebih banyak daripada wanita.

Namun, para peneliti juga menemukan bahwa sebenarnya tidak ada interaksi signifikan antara jenis kelamin partisipan dan jenis kognisi yang dilaporkan. Jadi, meskipun pria lebih sering memikirkan seks, mereka juga lebih sering memikirkan makanan dan tidur daripada wanita.

Pada penelitian lain di tahun 2019, telah dilakukan survei pada 2.000 orang dewasa Amerika yang aktif secara seksual, tentang seberapa sering mereka berbicara soal seks.

Sekitar 65 persen melaporkan bahwa mereka merasa nyaman berbagi kehidupan seks dengan orang lain. Bahkan, 29 persen di antaranya mengaku sangat nyaman akan hal itu.

Orang lain yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pasangan, sahabat, teman, rekan kerja, dan teman sekamar. Sementara itu, hanya sekitar 17 persen pria yang berbagi cerita seks dengan ibu dan 20 persen dengan ayah mereka.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Frekuensi Bercinta Ideal untuk Pasutri, Sekali Seminggu Cukup Nggak Ya?


Jakarta

Frekuensi pasangan suami istri dalam berhubungan intim bisa sangat bervariasi. Hal ini memunculkan pertanyaan, sebenarnya seberapa sering frekuensi bercinta yang ‘sehat’ untuk pasangan suami istri?

Dikutip dari Very Well Health, ada banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi frekuensi bercinta pasutri. Beberapa di antaranya seperti usia, durasi hubungan, stres, kondisi hubungan emosional, hingga libido masing-masing individu.

Sebuah survei yang diterbitkan pada tahun 2020 menemukan bahwa rata-rata frekuensi seksual menurut kelompok umur adalah sebagai berikut:


  • Usia 18-24: Sekitar 37 persen pria dan 52 persen wanita berhubungan seks setidaknya sekali seminggu.
  • Usia 25-34: Sekitar 50 persen pria dan 50 persen wanita berhubungan seks setidaknya sekali seminggu.
  • Usia 35-44: Sekitar 50 persen pria dan 53 persen wanita berhubungan seks setidaknya sekali seminggu.

Hal tersebut menunjukkan frekuensi rata-rata kebanyakan berada di angka satu kali seminggu.

Sebuah survei lain yang dilakukan pada tahun 1989 hingga 2014 menemukan adanya penurunan terbesar dalam frekuensi seksual dapat dilihat pada orang berusia 50-an. Satu studi lain di Dublin menemukan bahwa 75 persen orang berusia 50-64 tahun masih aktif secara seksual, dibandingkan dengan 23 persen orang berusia 75 tahun ke atas.

Meskipun rata-rata melakukan hubungan intim sebanyak satu kali seminggu, tetap hal yang normal apabila pasangan berhubungan intim di bawah angka tersebut. Studi di Dublin juga mengungkapkan bahwa sebanyak 36 persen orang dewasa yang aktif secara seksual melakukan seks 1-2 kali dalam sebulan dan ‘hanya’ sebanyak 33 persen orang dewasa yang aktif secara seksual melakukan hubungan seksual sekali atau dua kali setiap minggu.

Perlu diingat oleh setiap pasangan suami istri, bahwa kehidupan seks yang baik tidak ditentukan oleh seberapa sering mereka bercinta. Melainkan ditentukan oleh kepuasan bersama, keterbukaan komunikasi, keintiman emosional, dan keseimbangan dalam memuaskan satu sama lain dengan preferensi yang berbeda.

Pada akhirnya, kehidupan seks yang sehat adalah tentang kepuasan dan kedekatan, bukan untuk mencapai target angka tertentu.

(avk/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Sederet Tanda Pasangan Sudah Tak Nikmati Momen Bercinta


Jakarta

Hubungan seks yang berkualitas bisa meningkatkan keintiman pasutri. Sebaliknya pada banyak kasus, keintiman pasutri menjadi retak gegara kehidupan seksnya tak berjalan baik. Misalnya, ketika salah satu pihak baik suami atau istri tak lagi menikmati momen bercinta sehingga sesi di ranjang terkesan ‘flat’.

Dikutip dari Times of India, ada beberapa hal yang bisa menjadi tanda jika pasangan tidak menikmati momen bercinta. Mulai dari kendala komunikasi sampai sikap sering menghindar dari sesi bercinta, berikut penjelasan lengkapnya:

Sulit Berbicara Soal Seks

Salah satu tanda yang paling terlihat dari pasangan yang sudah tidak menikmati bercinta adalah sulit berbicara soal seks. Setiap topik soal seks diangkat, pasangan akan mencoba menghindar atau mengganti topik pembicaraan.


Jika pasangan ingin bercinta atau merasa bahagia saat bercinta, mereka cenderung meningkatkan frekuensi seks. Sebaliknya, jika pasangan sudah kehilangan gairah untuk bercinta, niat untuk sering-sering bercinta pun tak akan muncul.

Sering Tidur Duluan

Tanda selanjutnya yang mungkin ditunjukkan oleh pasangan yang tidak menikmati bercinta adalah sering tidur duluan. Pada beberapa kasus, seseorang menghindari gestur apa pun yang mengarah pada gairah seksual karena ingin mengindari dari segala bentuk keintiman.

Banyak Alasan untuk Menghindari Bercinta

Menolak untuk berhubungan intim beberapa kali merupakan adalah hal yang wajar. Namun, mengarang alasan setiap kali ingin melakukannya merupakan tanda pasangan sudah tidak lagi menikmati momen seks bersama.

Sekalipun seseorang tidak melakukan hubungan seks secara teratur, perbedaan antara alasan yang nyata dan alasan yang dibuat-buat pasti akan terlihat.

Tidak Pernah Memulai

Tanda pasangan sudah tidak menikmati momen bercinta bersama pasangan yang selanjutnya adalah tidak pernah memulai inisiatif untuk berhubungan intim. Dalam beberapa kasus, kondisi ini mengganggu keharmonisan bersama pasangan.

Sebaiknya segala bentuk permasalahan bersama pasangan bisa pelan-pelan dikomunikasikan bersama pasangan. Walaupun tak sepenuhnya mudah, hal ini dapat menjadi langkah awal perbaikan hubungan dan kehidupan bercinta.

Bercinta Terasa seperti ‘Cuma’ Tugas

Bercinta yang di satu pihak terasa seperti tugas wajib juga bisa menjadi tanda bahwa pasangan sudah tidak merasakan nikmat bercinta. Kondisi ini umumnya paling banyak dialami oleh wanita.

Secara stereotip bagi wanita perlu ada keintiman emosional sebelum ada keintiman fisik. Sedangkan pada pria justru kebalikannya. Untuk mencegah hal ini terjadi ada beberapa cara yang bisa diterapkan. Mulai dari meluangkan waktu bersama untuk berkencan dan memperbanyak waktu untuk diri sendiri atau ‘me time’.

Pendidik soal seks dan pelatih hubungan di Illinois, Amerika Serikat Kelly Gonsalves menuturkan ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang sudah tidak tertarik lagi berhubungan seks. Beberapa di antaranya adalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga persepsi seks yang berbeda.

Dikutip dari Mind Body Green, jika pasangan terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kelelahan, coba luangkan waktu bersama untuk saling memberi waktu rileks dan merasa pulih. Kelly meminta untuk memastikan pasangan tidak merasa terpaksa setiap berhubungan intim.

Situasi tersebut juga mendorong seseorang menjadi tidak nyaman bercinta dengan pasangan.

“Jika memiliki persepsi seks yang berbeda, coba lakukan percakapan yang sungguh-sungguh dan penuh eksplorasi satu sama lain tentang apa arti seks bagi Anda berdua sebagai individu,” ucap Kelly.

“Akan sangat membantu apabila pembicaraan ini dilakukan dengan bantuan ahli seksualitas seperti terapis atau pelatih seks. Hal ini mungkin juga membantu untuk mempelajari berbagai bentuk perbedaan keinginan,” tandasnya.

(avk/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy