Tag Archives: kelahiran nabi muhammad

3 Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal dalam Sejarah Islam


Jakarta

Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriah yang memiliki kedudukan istimewa bagi umat Islam. Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi pada bulan ini, terutama yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW.

Tidak mengherankan bila umat Islam di seluruh dunia menaruh perhatian khusus pada Rabiul Awal, karena di dalamnya terdapat peristiwa kelahiran, hijrah, hingga wafatnya Rasulullah SAW.

Mengutip buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karya Ida Fitri Shohibah, Rabiul Awal berawal dari kata Rabi’ yang artinya musim bunga dan kata Awal yang artinya pertama. Bulan Rabiul Awal adalah bulan saat bermulanya musim bunga bagi tanaman.


Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 yang ditulis Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, peristiwa paling agung yang terjadi di bulan Rabiul Awal adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah (570 Masehi) di Kota Makkah. Tahun tersebut dikenal sebagai ‘Amul Fil (Tahun Gajah) karena bertepatan dengan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah pimpinan Abrahah.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi anugerah besar bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

2. Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Rabiul Awal menjadi saksi perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Setelah mendapat tekanan berat di Makkah, Rasulullah hijrah bersama para sahabat menuju Madinah. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Islam, sebab di Madinah Islam berkembang pesat, berdiri masyarakat muslim yang kuat, dan lahirnya tatanan kehidupan Islami.

Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah sempat bersembunyi di Gua Tsur bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq selama tiga hari. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an:

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Ketika dia (Nabi) berkata kepada sahabatnya: Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)

3. Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Selain kelahiran dan hijrah, bulan Rabiul Awal juga menjadi bulan duka bagi umat Islam. Pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, Rasulullah SAW wafat di Madinah pada usia 63 tahun.

Faisal Ismail dalam bukunya yang berjudul Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, kisah wafatnya Rasulullah SAW merupakan ujian besar bagi kaum muslimin. Banyak sahabat yang tidak percaya dan terpukul. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meneguhkan hati mereka dengan ucapannya yang masyhur:

“Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah Muhammad telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.”

Peristiwa wafatnya Rasulullah SAW menegaskan bahwa Islam bukan bergantung pada sosok pribadi, melainkan pada ajaran Allah SWT yang abadi.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Sosok Wanita yang Membantu Kelahiran Nabi Muhammad


Jakarta

Kelahiran Nabi Muhammad SAW diwarnai dengan berbagai macam peristiwa yang tidak biasa dan menakjubkan. Banyak tanda-tanda pada diri tubuh calon rasul itu ataupun pada lingkungan sekitarnya.

Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim atau sudah tidak memiliki ayah. Abdullah bin Abdul Muthalib sudah dulu wafat saat pergi berdagang tanpa melihat putranya lahir terlebih dahulu.

Aminah binti Wahab, ibu Nabi Muhammad SAW, tentu saja melahirkan anak yang di dalam kandungannya itu tanpa didampingi oleh suaminya. Lalu siapa yang membantu persalinan tersebut?


Sosok Wanita yang Membantu Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Sosok wanita yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah pembantu Aminah binti Wahab, Barakah Ummu Aiman. Aminah juga dibantu oleh bidan bersalin bernama asy-Syifa, jelas buku Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua yang ditulis oleh Fuad Abdurahman.

Saat itu adalah hari Senin menjelang fajar, Aminah, ibunda Rasulullah SAW, sudah mulai merasakan tanda-tanda kelahiran. Dirinya dibantu oleh Barakah Ummu Aiman yang merupakan pembantunya sendiri.

Hari itu bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal atau 29 Agustus 571 M, di mana purnama sudah hampir bulat sempurna. Ummu Aiman lantas memanggil seorang bidan bernama Asy-Syifa binti Auf untuk membantu dan menemani Aminah untuk melahirkan.

Saat persalinan berlangsung, Allah SWT juga mengutus empat orang wanita agung yang turut membantu persalinan Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah Siti Hawa, Sarah istri Nabi Ibrahim, Asiyah binti Muzahim, dan Maryam, ibunda Nabi Isa AS, seperti disebutkan dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya oleh Abdurrahman bin Abdul Karim.

Sosok wanita yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah Siti Hawa. Ia berkata kepada Aminah, “Sungguh beruntung engkau, wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan nabi agung junjungan alam semesta, Al-Musthafa SAW. Kenalilah olehmu, sesungguhnya aku ini Hawa, ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menemanimu.”

Sosok wanita yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang kedua adalah Siti Sarah. Ia berkata kepada Aminah, “Sungguh, berbahagialah engkau, wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan nabi agung, seorang nabi agung yang dianugerahi kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya.”

“Nabi agung yang ilmunya sebagai sumber ilmunya para nabi dan para kekasih-Nya. Nabi agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan, ketahuilah olehmu, wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Sarah, istri Nabiyullah Ibrahim AS. Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menemanimu,” lanjutnya.

Harum yang sangat wangi menyertai kedatangan sosok wanita yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang ketiga. Ia adalah Asiyah binti Muzahim.

Asiyah berkata, “Sungguh, berbahagialah engkau, wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan nabi agung, kekasih Allah yang paling agung dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah Swt. dan dari seluruh makhluk- Nya. Perlu engkau ketahui, sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim, yang diperintahkan oleh Allah SWT menemanimu.”

Sosok wanita yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang terakhir datang kepada Aminah, parasnya sungguh cantik dan penuh wibawa. Ia adalah ibunda Nabi Isa AS, Siti Maryam.

Ia berkata, “Sungguh, berbahagialah engkau, wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi, engkau akan melahirkan nabi agung yang dianugerahi Allah SWT mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa. Beliaulah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk beliau semata segala bentuk shalawat Allah SWT dan salam sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu, wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam, ibunda Isa As. Kami semua ditugaskan oleh Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran nabi suci, Al-Musthafa SAW.”

Setelah itu, lahirlah seorang bayi yang menjadi calon rasul yang sangat mulia. Kelahiran itu disambut baik oleh semua orang. Bahkan saat Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW, mendapat kabar kelahiran cucunya, ia langsung bersyukur dan berdoa kepada Allah SWT di Ka’bah.

Akhirnya, bayi itu diberi dengan sebuah nama yang belum pernah dikenal di kalangan Arab, yaitu Muhammad.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com