Tag Archives: kementerian kesehatan

Menkes Bakal Monitor Keberhasilan MBG Lewat Cek Kesehatan Gratis-Survei Gizi


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan akan melakukan monitor tiap 6 bulan pada penerima program Menu Bergizi Gratis (MBG). Pemantauan itu nantinya akan melengkapi data Cek Kesehatan Gratis (CKG). Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program MBG apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya atau tidak.

“Di luar itu, memonitor program setiap 6 bulan para penerima MBG ini akan kita ukur tinggi badan dan berat badan dan itu akan masuk by name by adress ke laporan melengkapi CKG anak sekolah supaya kita bisa tahu efektivitas programnya,” ujar Menkes dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (2/101/2025).

Pemantauan juga akan dilakukan melalui Survei Gizi Nasional (SGN) tiap tahun. Jika sebelumnya survei tersebut lebih fokus pada masalah stunting, SGN nantinya juga akan dilakukan untuk melihat perkembangan status gizi anak pasca mendapatkan MBG. Data tersebut nantinya bisa digunakan sebagai evaluasi hingga penetapan kebijakan kesehatan masyarakat.

Menkes mengakui program MBG saat ini memang belum sempurna. Oleh karena itu, pihaknya ingin meningkatkan pengawasan lebih ketat agar kasus keracunan tidak muncul lagi.


Menurutnya, program MBG memiliki peran yang besar dalam meningkatkan status gizi masyarakat di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Menkes menyebut MBG menjadi salah satu langkah preventif berbagai masalah kesehatan.

“Misalnya stunting, kematian bayi, kematian ibu, banyak penyakit-penyakit degeneratif yang terjadi jadi saya sebagai menteri Kesehatan akan sangat terbantu kalau gizinya anak-anak itu baik itu preventifnya,” ujar Menkes.

“Sekarang kemudian gimana caranya bawa program MBG ini terus berjalan dengan lancar. Bahwa ada kekurangan itu kita akui dan Pak Dadan (Kepala Badan Gizi Nasional), kita sudah di kursi berdua ini yang penting pengawasan rutinnya mesti lakukan bersama-sama,” sambungnya.

Untuk itu, pihak Kemenkes bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga akan terlibat dalam proses pengawasan. Apabila kontrol yang dilakukan BGN dilakukan tiap hari, maka monitoring Kemenkes akan dilakukan seminggu sekali. Ia berharap pengawasan berlapis ini nantinya bisa mencegah masalah keracunan MBG terulang lagi.

“Saya dan Pak Mendagri akan eksternal kontrol seminggu sekali, mulai dari pemilihan bahan bakunya, airnya, kebersihan dapurnya, juga kebersihan dan keterampilan pemasaknya, pemaketannya, sampai pengirimannya itu ceklisnya sudah dibikin dan akan kita share kita didik semua SPPG supaya mematuhi,” sambungnya.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

9 Orang yang Terpapar Radioaktif Cesium-137 di Cikande Sudah Pulang dari RS


Jakarta

Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, ditetapkan sebagai wilayah yang tercemar radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Sumber cemaran diduga berasal dari material reaktor nuklir yang masuk dari luar negeri.

Akibat kondisi ini, ada 9 orang yang terindikasi positif terpapar radioaktif cesium-137 melalui pemeriksaan whole body counter (WBC) dan enam orang positif terpapar melalui hasil pemeriksaan surveymeter. Pasien juga dilaporkan sempat menjalani perawatan di rumah sakit Fatmawati.

Meski begitu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan pasien yang terpapar radioaktif sudah dipulangkan dari rumah sakit.


“Pasien sudah pulang nggak dirawat lama. Ditangani khusus dan diberi obat. Tanpa gejala dan kondisi baik,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (3/10/2025).

Aji menjelaskan, pasien yang terpapar tersebut hanya dirawat satu hari dan sudah diberikan obat untuk dikonsumsi beberapa waktu ke depan. Kondisi pasien juga dilaporkan tanpa gejala dan dalam kondisi baik.

“Nggak lama hanya 1 hari (dirawat) dan kemarin diberi obat prussian blue untuk dikonsumsi beberapa waktu ke depan,” lanjutnya.

Di sisi lain, ia juga membeberkan cara mendeteksi paparan radioaktif terhadap manusia dan penanganan bagi yang terpapar.

Pertama, pasien menjalani pemeriksaan surveymeter. Tes tersebut untuk menunjukkan apakah ada paparan eksternal radiasi pada tubuh maupun pakaian. Bila hasilnya positif, langsung dilakukan dekontaminasi, dengan mengganti pakaian dan mandi, lalu diperiksa ulang.

Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan darah. Hal ini dikarenakan penurunan limfosit bisa menjadi indikasi awal seseorang terpapar cemaran zat radioaktif cesium-137.

“Untuk melihat indikasi penurunan limfosit (<1500),” kata Aji.

Penetapan akhir dengan Whole Body Counter (WBC), saat orang tersebut ditemukan mengalami penurunan limfosit. WBC bisa mendeteksi paparan radiasi internal atau cesium yang masuk ke tubuh.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

Ini Kakek-Nenek Tertua di Jepang, Umur Keduanya Sudah Lebih dari 100 Tahun!


Jakarta

Jepang menjadi salah satu negara dengan banyak penduduk yang berusia 100 tahun ke atas. Menurut data Kementerian Kesehatan Jepang, kini penduduk dengan usia 100 tahun atau lebih mencapai 99.763 orang.

Saat ini, orang tertua di Jepang adalah Shigeko Kagawa berusia 114 tahun dan Kiyotaka Mizuno 111 tahun. Lantas, apa sih rahasia mereka bisa berumur panjang?

Kiyotaka Mizuno

Pria bernama Kiyotaka Mizuno berusia 111 tahun pada 14 Maret 2025. Ia lahir di Iwata, Prefektur Shizuoka, Jepang pada 14 Maret 1914 dan memiliki empat orang anak.


Semasa muda, ia bertugas sebagai pengawal Kaisar dan bertugas selama Insiden 26 Februari tahun 1936 dan Perang Dunia II. Setelah perang, ia bekerja sebagai petani, menanam kentang, daun bawang, dan bawang putih hingga usianya di atas 80 tahun.

Hingga kini berusia 111 tahun, Kiyotaka Mizuno tetap konsisten menjaga hidup sehat. Ia selalu bangun pukul 6.30 pagi waktu setempat.

Setiap pagi, ia menyantap pisang untuk sarapan. Sementara untuk makan malam, ia selalu menambahkan yogurt.

Selain itu, ia juga tetap mengonsumsi dua camilan harian, yakni susu dan castella atau kue bolu Jepang di pukul 10.00 pagi. Di pukul 15.00, Kiyotaka Mizuno juga rutin minum minuman probiotik dan biskuit.

Ia tetap makan tiga kali sehari, berfokus pada bahan-bahan musiman sambil menjaga porsi makannya tetap moderat, sekitar 70 persen dari kapasitasnya. Dikutip dari Longeviquest, Kiyotaka Mizuno juga tetap aktif, dengan menghabiskan harinya duduk di kursi sambil melatih tangan dan kakinya.

Shigeko Kagawa

Shigeko Kagawa merupakan seorang wanita berusia 114 tahun, yang tinggal di wilayah Nara, dekat Kyoto, Jepang. Sampai usia 80 tahun, wanita itu masih aktif bekerja sebagai dokter kandungan dan ginekolog, serta dokter umum.

Setelah perang dunia II, ia mengambil alih klinik keluarganya dan berkontribusi pada perawatan medis setempat. Selama menjadi dokter, Shigeko Kagawa selalu siap siaga melayani pasien-pasiennya, tanpa mengenal waktu.

Agar tetap bugar dan berumur panjang, Kagawa selalu disiplin dalam menjalani rutinitasnya. Mulai dari tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, serta membatasi diri dengan porsi makan kecil.

Kagawa juga selalu makan tiga kali dalam sehari. Salah satu sumber kekuatannya bisa berumur panjang adalah berjalan kaki.

“Waktu saya menjadi dokter, belum ada mobil seperti sekarang. Jadi, saya pakai bakiak dan banyak jalan kaki, mungkin itu sebabnya saya kuat dan sehat,” terangnya yang dikutip dari NDTV.

“Saya bermain setiap hari. Energi saya adalah aset terbesar. Pergi ke mana pun yang saya mau, makan apapun yang saya mau, dan melakukan apapun yang saya mau. Saya bebas dan mandiri,” bebernya.

Tak hanya bugar, secara intelektual Kagawa masih sangat baik. Ia menghabiskan harinya dengan menonton TV, membaca koran dengan bantuan kaca pembesar, hingga menulis kaligrafi.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

KLH Sebut Radioaktif Cesium-137 di Cikande Bisa Larut Air-Berpotensi Terbawa di Udara


Jakarta

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq menegaskan zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, memiliki sifat yang dapat larut dalam air dan berpotensi terbawa udara apabila tak dikendalikan dengan baik.

Karakteristik tersebut membuat pengawasan di lapangan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, terutama saat musim hujan.

“Kalau ini sifatnya dia bisa larut ke air. Jadi sepanjang kita tidak melewati batas-batas yang kita perlukan, mudah-mudahan aman,” ujar Hanif dikutip dari ANTARA, Rabu (8/10/2025).


“Jadi kalau ini bisa larut ke air, penting untuk memastikan masyarakat tidak melewati batas-batas yang sudah ditentukan,” katanya.

Terlebih, risiko penyebaran juga dapat terjadi melalui debu di area terpapar. Karena itu, petugas diminta menjaga agar paparan tidak menjadi airborne atau terbawa udara. Hanif menegaskan paparan radiasi tak bersifat menular selama masyarakat tak berada di area terkontaminasi

“Penggunaan hazmat diperlukan untuk mencegah airborne-nya paparan ini, supaya debu tidak terbawa angin,” jelasnya.

“Dia tidak menular, sepanjang orang tidak lewat situ. Tapi kalau debunya menempel ke baju, bisa terbawa,” ujarnya.

Hanif juga menyampaikan bahwa saat ini tim dari Kementerian Kesehatan bersama TNI dan Polri terus melakukan edukasi kepada masyarakat di sekitar lokasi.

Sebelumnya ada 9 orang yang terindikasi positif terpapar radioaktif cesium-137 di Cikande melalui pemeriksaan whole body counter (WBC) dan enam orang positif terpapar melalui hasil pemeriksaan surveymeter. Pasien juga dilaporkan sempat menjalani perawatan di rumah sakit Fatmawati.

Meski begitu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan pasien yang terpapar radioaktif sudah dipulangkan dari rumah sakit.

“Pasien sudah pulang nggak dirawat lama. Ditangani khusus dan diberi obat. Tanpa gejala dan kondisi baik,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (3/10).

Aji menjelaskan, pasien yang terpapar tersebut hanya dirawat satu hari dan sudah diberikan obat untuk dikonsumsi beberapa waktu ke depan. Kondisi pasien juga dilaporkan tanpa gejala dan dalam kondisi baik.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

Menkes Update Data Keracunan MBG, Soroti Kasus di NTT yang Menimpa Bayi-Bumil


Jakarta

Pemerintah memperbaiki sistem pelaporan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) agar terintegrasi, demi memantau setiap kasus. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penanganan lebih cepat dan tepat di lapangan.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sejak libur panjang beberapa waktu lalu, kasus baru sempat berhenti muncul. Namun, data terbaru pada 4 Oktober 2025 mencatat dua kejadian baru yang dilaporkan resmi ke Kementerian Kesehatan.

“Sekarang tiap hari kita lihat. Karena liburan jadi nggak ada. Tapi tanggal 4 kemarin saya dapat laporan. Satu di Soe, NTT, dan satu lagi di Jakarta. Dua-duanya tidak ada yang fatal, anak-anaknya sudah dirawat,” kata Budi di Jakarta, Senin (6/10/2025).


Ia menambahkan, laporan tersebut kini tidak hanya berasal dari media sosial seperti pada awal pelaksanaan program, tetapi juga langsung dari dinas kesehatan daerah yang sudah dilibatkan secara aktif.

“Sekarang laporan itu sudah terintegrasi. Dinas kesehatan di daerah sudah mengisi laporan secara resmi. Kalau ada di media sosial, kita langsung cocokkan agar penanganannya lebih cepat,” jelas Budi.

Melalui sistem baru ini, Kemenkes dapat segera memberikan umpan balik ke Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program MBG. Nantinya, BGN bersama dinas kesehatan akan turun langsung melakukan audit tata kelola dan prosedur implementasi di lapangan.

“BGN sedang membangun infrastruktur di daerah, memang belum lengkap semua. Tapi dengan laporan dari dinas kesehatan, kita bisa cepat feedback ke BGN. Mereka akan turun bersama untuk memperbaiki tata kelola dan prosedur implementasinya di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG),” ujar Budi.

Langkah ini, menurutnya, mirip dengan sistem pelaporan COVID-19 yang dilakukan secara real-time. Data kasus kini diperbarui setiap hari, memungkinkan pengawasan lebih akurat terhadap potensi kejadian luar biasa (KLB) pangan di berbagai daerah.

“Iya, datanya sekarang tiap hari kita masuk. Mirip seperti COVID-19 dulu,” kata Budi.

Meski tidak menyebut angka pasti, Budi mengatakan bahwa jumlah anak terdampak di dua lokasi terakhir mencapai ratusan orang.

Kementerian Kesehatan memastikan, selain memberikan perawatan bagi anak-anak yang terdampak, pemerintah juga memprioritaskan evaluasi sistem penyediaan dan distribusi makanan. Audit bersama BGN diharapkan dapat mengidentifikasi titik rawan, mulai dari bahan baku, penyimpanan, hingga proses distribusi makanan bergizi gratis ke sekolah-sekolah.

Program MBG sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintah untuk meningkatkan status gizi dan ketahanan pangan anak-anak sekolah dasar dan menengah. Namun, beberapa kali laporan dugaan keracunan di sejumlah daerah memicu evaluasi serius terhadap mekanisme pengawasan pangan di tingkat daerah.

“Yang tahu duluan kan daerah. Dengan keterlibatan dinas kesehatan, kita bisa langsung tangani dan perbaiki,” tegas Budi.

Sebelumnya diberitakan, Korban keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah menjadi 384 dari sebelumnya 331 orang.
Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr. R.A. Karolina Tahun mengatakan korban diduga keracunan MBG bertambah sebanyak 53 orang pada Sabtu (4/10).

“Iya ada tambahan hari kedua (Sabtu 4/10) jadi 384 orang,” kata Karolina, dikutip dari CNNIndonesia.

Korban yang terdampak termasuk seorang ibu hamil dan tiga orang balita berusia 1,6 tahun, 2,7 tahun dan 2 tahun 10 bulan serta satu bayi berusia sembilan bulan.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM Ungkap Alasan Harga Obat di RI Kerap Disebut Lebih Mahal


Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI berbicara soal harga obat-obatan di Indonesia. Fenomena berobat di luar negeri masih menjadi salah satu hal yang disorot oleh pemerintah. Tak sedikit orang yang beranggapan obat di luar negeri memiliki harga yang lebih murah dibanding Indonesia.

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM RI William Adi Teja berpendapat harga obat di Indonesia tak serta merta bisa dianggap mahal. Ia menjelaskan terdapat tiga jenis obat-obatan di Indonesia, meliputi obat bermerek atau paten, obat generik bermerek, dan obat generik.

Menurutnya, obat-obat tipe generik yang banyak digunakan masyarakat sebenarnya memiliki harga yang sangat murah.


“Kalau obat generik bemerek pun juga sudah cukup murah. Yang mahal memang obat paten. Kalau obat paten itu kan otomatis dia hanya sendiri, dia tidak ada saingan. Karena perusahaannya tidak bisa memproduksi obat dengan molekul yang sama,” ujar William ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

“Di luar negeri, itu kalau obat paten juga mahal. Kalau yang import ya, kecuali di negara (produksi) asalnya sendiri,” sambungnya.

Ia lantas membandingkan dengan India yang seringkali disebut memiliki harga obat lebih murah. Menurutnya, India tidak mengenal obat paten, terutama obat-obatan esensial, sehingga harganya menjadi lebih murah dibandingkan dengan Indonesia.

“Sedangkan Indonesia karena menganut mengakui hak paten sebuah produk, maka otomatis perusahaan-perusahaan lain tidak mungkin memproduksi obat yang mempunyai hak paten. Itu yang terkait dengan harga obat di Indonesia,” katanya.

Meski begitu, ia mengingatkan kembali obat generik yang beredar di Indonesia harganya sudah sangat murah. Bahkan, dengan adanya BPJS Kesehatan, masyarakat bisa mendapatkan obat dengan gratis.

“Masyarakat sebenarnya tidak usah membayar lagi. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk mengatakan obat di Indonesia itu mahal karena sudah ter-cover BPJS,” ujar William.

“BPJS itu yang masuk ke bayar BPJS itu kan kemarin kita rapat ada 98 persen sudah masuk ke dalam BPJS. Walaupun universal health coverage di Indonesia itu masih rendah. Itu tentunya menjadi PR buat Kementerian Kesehatan dan tentunya seluruh stakeholder yang ada,” tandasnya.

(avk/naf)



Sumber : health.detik.com

Khamenei Ingatkan Negara Muslim yang Bantu Israel: Reputasi Mereka Tercoreng



Jakarta

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan negara-negara muslim agar tidak membantu Israel atau menghalau bantuan kemanusiaan ke Gaza. Khamenei juga menekankan akibat yang akan dihadapi.

Khamenei menyampaikan peringatan itu lewat unggahannya di X pada Senin (21/7/2025).

“Hari ini bukan saatnya untuk berdiam diri terkait Gaza,” tulis Khamenei di akun resminya, seperti dikutip dari Iran International.


“Pemerintah Muslim memiliki tanggung jawab yang berat. Jika ada pemerintah Muslim yang mendukung rezim Zionis dalam bentuk apa pun dan menghalangi bantuan untuk Palestina, mereka harus tahu pasti bahwa reputasi mereka akan tercoreng selamanya,” tegasnya.

Pernyataan Khamenei itu menyusul memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza akibat perang antara Hamas dan Israel sejak 7 Oktober 2023. Pada Minggu (20/7/2025), Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza memperingatkan ratusan orang bisa meninggal karena rumah sakit penuh dengan pasien lemah akibat kelaparan dan terbatasnya akses bantuan.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dalam pernyataan media pada Selasa (22/7/2025) menyebut warga Palestina di Gaza terus terbunuh karena kelaparan atau oleh peluru militer Israel saat mencoba mendapatkan bantuan makanan.

“Keputusasaan akibat kekurangan makanan dan kebutuhan hidup lainnya memaksa warga Palestina mendekati lokasi GHF dan konvoi kemanusiaan, meskipun antara 27 Mei dan 21 Juli, 1.054 warga Palestina tewas di tangan militer Israel di Gaza saat mencoba mengakses makanan. Dari jumlah tersebut, 766 tewas di sekitar lokasi GHF dan 288 di sekitar konvoi PBB dan konvoi bantuan lainnya,” demikian bunyi laporan itu seperti dikutip dari situs PBB.

Banyak warga Gaza yang pingsan di jalan-jalan dan mungkin meninggal dunia tanpa dilaporkan.

Kondisi memprihatinkan ini masih terus terjadi di Gaza. Mereka kesulitan mendapatkan bantuan makanan karena blokade yang dilakukan Israel.

Kantor berita WAFA melaporkan, lebih dari 100 organisasi kemanusiaan mendesak pembukaan semua perlintasan di Gaza sesegera mungkin, mengakhiri pengepungan Israel. Upaya ini dilakukan untuk memulihkan akses makanan, air bersih, bantuan medis, material tempat tinggal, bahan bakar, dan mendukung mekanisme kemanusiaan yang dipimpin PBB.

“Dalam sebuah pernyataan bersama pada Rabu, organisasi-organisasi kemanusiaan mengatakan para pekerja bantuan kini berdiri dalam antrean makanan, mempertaruhkan nyawa mereka, hanya untuk memberi makan keluarga mereka, sementara blokade pemerintah Israel terus membuat warga Gaza kelaparan,” bunyi pernyataan seperti dilaporkan WAFA, Rabu (23/7/2025).

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Kemenag Gelar Cek Kesehatan Gratis di Madrasah dan Pesantren, Catat Tanggalnya!



Jakarta

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk para santri dan siswa madrasah. Program ini dijadwalkan akan dimulai pada hari Senin (4/8/2025).

Tahap awal akan menyasar pesantren dan madrasah di Jakarta. Jadwal pelaksanaan CKG telah disusun dan siap dijalankan sesuai rencana.

“Sebagaimana yang sudah kita lakukan dalam RTM (rapat tingkat menteri) beberapa waktu lalu, Kementerian Agama telah menyusun jadwal pelaksanaan CKG, dan Insya Allah akan berjalan sesuai rencana,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (31/7/2025).


Tahap awal CKG akan digelar di Pesantren Asshidiqiyah, Jakarta. Rencananya, Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama jajarannya akan turun langsung memantau proses pemeriksaan kesehatan ini.

Tak hanya di pesantren, program ini juga akan menyambangi madrasah. Pelaksanaan perdana di madrasah akan menyasar MTsN dan MIN yang telah ditunjuk sebagai lokasi awal.

Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) juga diagendakan hadir untuk menunjukkan dukungan pemerintah terhadap inisiatif ini. Suyitno memastikan, seluruh persiapan telah matang, mulai dari kesiapan lokasi hingga alat-alat kesehatan standar yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kami terus berkoordinasi dengan rekan-rekan dari Kementerian Kesehatan untuk memastikan seluruh kebutuhan dapat dipenuhi. Ini sebagai bentuk dukungan Kementerian Agama dalam menyukseskan inisiatif CKG, baik di pesantren maupun di madrasah,” ujar Suyitno.

Program Cek Kesehatan Gratis ini digagas untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di lingkungan pendidikan keagamaan. Harapannya, santri dan siswa madrasah bisa mendapatkan layanan kesehatan yang merata dan mudah dijangkau.

Penting dicatat, pemeriksaan kesehatan ini akan dilaksanakan secara ramah anak, terutama untuk jenjang SD/MI, di mana tidak ada pengambilan sampel darah. Orang tua siswa juga akan dilibatkan aktif dalam pengisian kuesioner prapemeriksaan dan didorong untuk memberikan dukungan agar anak-anak siap mengikuti CKG.

“Kami mengajak orang tua siswa madrasah dan para pengasuh pesantren untuk memberi semangat kepada anak-anaknya. Pemeriksaan ini penting untuk deteksi dini sekaligus upaya preventif menjaga kesehatan peserta didik,” pungkas Suyitno.

Kemenag juga telah menginstruksikan jajarannya di daerah untuk berkoordinasi aktif dengan Puskesmas dan dinas terkait, demi kelancaran pelaksanaan program ini.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Cek Kesehatan Gratis di Madrasah dan Pesantren Mulai Hari Ini


Jakarta

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk siswa madrasah dan pesantren akan dimulai hari ini. Tahap pertama menyasar lokasi Jakarta.

Berdasarkan informasi yang diterima detikHikmah, kick off CKG akan dilakukan di Pondok Pesantren Asshidiqiyah, Jakarta. Seremoni dijadwalkan mulai pukul 09.00 WIB.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dijadwalkan hadir membuka acara tersebut. Selain Menag, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno turut hadir menyampaikan laporan.


Suyitno mengatakan Kementerian Agama telah menyusun jadwal CKG di lingkungan madrasah dan pesantren. Program akan dimulai 4 Agustus 2025.

“Sebagaimana yang sudah kita lakukan dalam RTM (rapat tingkat menteri) beberapa waktu lalu, Kementerian Agama telah menyusun jadwal pelaksanaan CKG, dan insyaallah akan berjalan sesuai rencana,” kata Suyitno dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (31/7/2025) lalu.

Program CKG untuk anak sekolah diselenggarakan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Agama. Program ini dimulai pada tahun ajaran baru.

“Kami terus berkoordinasi dengan rekan-rekan dari Kementerian Kesehatan untuk memastikan seluruh kebutuhan dapat dipenuhi. Ini sebagai bentuk dukungan Kementerian Agama dalam menyukseskan inisiatif CKG, baik di pesantren maupun di madrasah,” jelas Suyitno.

Jenis Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Ada sejumlah jenis pemeriksaan kesehatan gratis yang ditujukan bagi anak sekolah. Mulai dari status gizi hingga kesehatan jiwa. Pemeriksaan dibedakan berdasarkan kelompok umur dan jenjang pendidikan.

Dilansir detikEdu, berikut jenis pemeriksaan kesehatan gratis di berbagai jenjang:

Jenjang SD (usia 7-12 tahun)

  • Status Gizi
  • Merokok (Kelas 5-6)
  • Tingkat Aktivitas Fisik (Kelas 4-6)
  • Tekanan Darah
  • Gula Darah
  • Tuberkulosis
  • Telinga
  • Mata
  • Gigi
  • Jiwa
    Hati (Hepatitis B)
  • Kesehatan Reproduksi (Kelas 4-6)
  • Riwayat Imunisasi (Kelas 1)

Jenjang SMP (usia 13-15 tahun)

  • Status Gizi
  • Merokok
  • Tingkat Aktivitas Fisik
  • Tekanan Darah
  • Gula Darah (kelas 7)
  • Tuberkulosis
  • Talasemia
  • Anemia (kelas 7)
  • Telinga
  • Mata
  • Gigi
  • Jiwa
  • Hati (Hepatitis B dan C)
  • Kesehatan Reproduksi
  • Riwayat Imunisasi HPV (kelas 9 Putri)

Jenjang SMA (16-17 tahun)

  • Status Gizi
  • Merokok
  • Tingkat Aktivitas Fisik
  • Tekanan Darah
  • Gula Darah
  • Tuberkulosis
  • Talasemia
  • Anemia Remaja Putri (kelas 10)
  • Telinga
  • Mata
  • Gigi
  • Jiwa
  • Hati (Hepatitis B dan C)
  • Kesehatan Reproduksi

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Sebagai Inovasi Haji 2024, KKHI Bentuk 158 Pos Satelit Kesehatan di Makkah



Makkah

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah melakukan sejumlah inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Salah satu inovasi utama adalah pengaktifan pos satelit di 11 sektor.

“Sebanyak 158 pos satelit, yang didirikan di 11 sektor, menjadi solusi untuk mendekatkan pelayanan kesehatan ke jemaah haji. Pos-pos ini dikelola oleh Tim Kesehatan Haji (TKH) kloter dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah,” ujar Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag, Minggu (21/7/2024).

Dengan adanya pos satelit, lanjut Widi, jemaah haji semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan di sektor. Konsep pos satelit adalah layanan rawat jalan dan rujukan ke KKHI maupun RSAS tanpa memandang kloter jemaah. “Layanan ini ditangani bersama-sama oleh TKH kloter,” katanya


Selain pos satelit, ia mengatakan, KKHI Makkah mengadakan poliklinik risti (risiko tinggi) spesialis ke sektor. Tujuannya, mendekatkan layanan KKHI Makkah ke sektor dan mengidentifikasi jemaah dengan risiko kesehatan tinggi untuk mempertahankan status istithaah kesehatan dengan konsep KKHI menyapa sektor.

Disampaikan Widi, setelah Kementerian Kesehatan Arab Saudi memberikan apresiasi kepada Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah yang telah memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan otoritas Arab Saudi, KKHI Makkah kembali memperoleh apresiasi dari sejumlah Rumah Sakit Arab Saudi yang menjadi rujukan, di antaranya Saudi National Hospital, Makkah.

“Saudi National Hospital (SNH) merupakan satu dari 14 rumah sakit yang bekerjasama dengan KKHI Makkah pada musim haji tahun 1445 H/2024 M,” ujarnya.

Ia menambahkan, selain menerima rujukan dari KKHI, Saudi National Hospital juga menerima rujukan dari kloter dan sektor.

“Saudi National Hospital merupakan salah satu rumah sakit yang selalu menerima rujukan jemaah haji Indonesia dengan berbagai kondisi, terutama penyakit jantung,” jelas dia.

—–

Foto:

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com