Tag Archives: kemerdekaan

Khutbah Jumat Hari Pahlawan 10 November yang Menginspirasi


Jakarta

Peringatan Hari Pahlawan tiap 10 November dapat dimanfaatkan oleh khatib atau pemuka agama dengan menyampaikan khutbah Jumat dengan tema yang bernafaskan kepahlawanan. Pasalnya, peringatan tahun ini bertepatan dengan hari Jumat.

Hari Pahlawan 2023 diketahui mengusung tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan.” Berkenaan dengan panduan peringatannya, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) sudah menerbitkan pengumuman bernomor S-697/MS/PB.06.00/10/2023.

Bagi muslim, peringatan Hari Pahlawan dapat diusung melalui penyampaian khutbah Jumat tentang pahlawan sekaligus mengingat kembali perjuangan mereka. Berikut salah satu teks khutbah Jumat yang dapat dicontoh dari Ustaz M Subkhi Al Bughury melalui laman Masjid Istiqlal.


Contoh Teks Khutbah Jumat Hari Pahlawan 10 November

Hadirin jemaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Tanggal 10 November merupakan hari yang bersejarah dan diperingati sebagai Hari Pahlawan, peringatan ini karena peristiwa dibaliknya yang amat bersejarah, pertempuran 10 November Surabaya.

Sedikit khatib singgung pernyataan founding fathers kita di dalam pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Perjuangan rakyat Surabaya mempertahankan NKRI adalah bentuk melawan kezaliman dalam rupa penjajahan fisik. Perjalanan dari ‘jihad’ mempertahankan bangsa dan kemenangan untuk mengusir penjajah telah menjadi memori yang menyejarah.

Peristiwa 10 November 1945 dengan tempat di Surabaya mengindikasikan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang bersyukur akan karunia negeri yang kaya akan hasil alam, sehingga bentuk kesyukurannya adalah memperjuangkan kemerdekaan dan sekaligus mempertahankannya dari bangsa-bangsa asing yang ingin menguasaiya kembali.

Setelah merebut kemerdekaan tugas bagi penerus bangsa adalah mempertahankan eksistensi sebagai bangsa yang merdeka. Hal ini tidaklah mudah, terbukti pertempuran 10 November adalah sebagai usaha penjajah yang ingin Kembali menancapkan kuku-kuku imperialismenya di Bumi Pertiwi.

Sekarang usia negeri ini telah melampaui 75 tahun lebih, saatnya para pahlawan abad ini terus berupaya menjaga, merawat, mempertahankan zamrud di Khatulistiwa ini terus menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Aamiin.

Pahlawan sebagai sosok yang lahir dan menjadi momen yang dibakukan sebagai perjalanan sejarah. Tentu menjadi penting kita memberikan apresiasi dan tempat terhormat bagi mereka para pejuang bersenjata untuk mengorbankan jiwa dan raganya dan bahkan nyawanya demi Republik Indonesia/ NKRI. Tentunya dengan memohon rida Allah subhanahu wata’ala semoga arwah para pahlawan kusuma bangsa mendapatkan tempat yang layak di surga jannatun naim.

Pahlawan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; atau pejuang yang gagah berani, namun secara derivasi kebahasaan atau turunan kata, bersinggungan dengan kata pahala, dan akhiran -wan (yang menunjukan seseorang) mereka orang-orang yang tidak memikirkan, ataupun mendapatkan balasan di dunia yang serba material, melainkan hanya balasan di akhirat. Dan bagi mereka yang diberikan kehidupan setelah berjuang, balasan di dunia dalam bentuk penghargaan selain menjadi bagian tentara, veteran atau kembali kepada masyarakat biasa.

Bagi para pahlawan yang gugur sebagai martir, veteran perang, sumbangsih mereka adalah jembatan emas, bagi setiap komponen bangsa untuk membangun negeri Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan menciptakan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemerdekaan negara Indonesia pada bulan Agustus 1945 telah melahirkan banyak syuhada, para pahlawan, dan hero. Mereka yang telah berjasa akan terus hidup sebagaimana janji Allah subhanahu wata’ala dalam Surah Ali Imran ayat 169:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ

Artinya: “Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya.” (QS. Ali Imran [3]: 169)

Tafsir Al-Wajiz/Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, memberikan tafsiran bahwa: Wahai Nabi dan setiap orang yang mendengar, jangan sampai kamu mengira bahwa orang-orang yang mati syahid di perang Uhud dan perang lainnya itu mati, melainkan mereka itu hidup di alam khusus, yang mana tidak ada yang mengetahui kehidupan di alam itu kecuali Allah subhanahu wata’ala.

Hal ini disebutkan dalam hadits bahwa ruh para syuhada berada di atas sungai yang berkilau di pintu surga di kubah berwarna hijau. Sesungguhnya mereka di surga itu diberi rezeki dan makan.

Nabi mengabarkan hal itu untuk para syuhada Uhud, lalu Allah menurunkan ayat ini {Wa laa tahsabanna ladziina qutiluu …} Penghargaan Allah SWT terhadap para syuhada, dalam kasus Perang Uhud ini dapat menjadi suatu ganjaran bagi para pahlawan kusuma bangsa.

Mereka telah memberikan nafas kehidupannya di alam kemerdekaan, untuk kehidupan manusia setelahnya dengan tujuan kemerdekaan hanya sebagai cita-cita dan impian ratusan tahun. Mereka para pahlawan menghentikan denyut jantungnya, menjadi tameng dan martir yang harus berhadapan dengan senjata mesin yang canggih, peluru-peluru dari moncong senapan, meriam, granat tangan, selongsong bom yang berhulu ledak mematikan.

Tubuh-tubuh mereka yang lemah yang hanya dibalut kulit, tulang dan daging rela menerima terpaan, dentuman peluru yang meledak. Kematian mereka pada hari-hari yang ditentukan, pada hari-hari yang dihitung oleh mereka yang hidup sebagai kepulangan yang memilukan.

Namun, di mata Allah subhanahu wata’ala, mereka diangkat derajat dan martabatnya. Mereka hidup dalam keabadian waktu, dengan ganjaran kenikmatan di alam barzakh, dan nantinya di surga-Nya Allah subhanahu wata’ala.

Lalu bagaimana dengan kita, sebagai generasi penerus kemerdekaan..? Bagi kita yang saat ini menikmati kemerdekaan atas jasa pahlawan, hendaknya kita menyikapi ayat Al Qur’an di atas dapat meneladani dan mampu mengambil pelajaran. Jiwa kepahlawanan para syuhada kusuma bangsa tidak boleh mati, akan tetapi terus hidup. Kegiatan menghidupkan kembali jiwa dan rasa kepahlawanan ini dengan memperingati peristiwa 10 November sebagai hari pahlawan.

Berikutnya adalah perjuangan fisik bersenjata memang telah usai, akan tetapi perjuangan nonfisik terus berlanjut. Penjajahan akan berubah dalam rupa rupa kehidupan, wujudnya adalah kemalasan, kebodohan, keserakahan, korupsi, kolusi dan disintegrasi bangsa. Tidak berlebihan, bahwa perjuangan akan semakin berat dan terjal.

Sekali lagi kita sebagai umat Islam, kaum muslimin untuk waspada dan mawas diri. Kaum muslimin begitu lekat diajarkan untuk mensyukuri segala macam nikmat. Termasuk nikmat kemerdekaan yang telah susah payah digapai oleh para syuhada, para pahlawan kusuma bangsa.

Mawas diri dari masing-masing pribadi sebagaimana peringatan dari Allah subhanahu wata’ala dalam Surah Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “Dan (Ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat pedih.”

Kesadaran sebagai perasaan senasib sepenanggungan yang telah menjadikan suku-suku bangsa ini sebagai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi pesan yang harus selalu diingat. Persatuan dan kesatuan bangsa menjadi kata kunci bagi siapapun yang akan memimpin negeri ini, bagi para pemuda-pemudi Indonesia, dan bagi kita semua.

Bentuk kesyukuran menjadi pemandu arah berkehidupan dan bernegara agar kita mampu mengelola kekayaan alam Indonesia ini sebagai sumber daya yang dapat memberikan output kemaslahatan.

Bukan malah sebaliknya kekayaan sumber daya alam menjadi semacam mantra yang meninabobokkan kehidupan dengan semena-mena, penggunaan melampaui batas, dalam kalimat satir, kekayaan sumber daya alam Indonesia hanya menjadi polemik, rebutan, dan malah dikuasai oleh korporat, kepentingan asing, ataupun kepentingan segelintir orang dan golongan saja, oleh karena kita tidak dimampukan untuk mengolah dengan segala keterbatasan akses ilmu dan ketiadaan peralatan.

Di tangan lintas generasi, baik generasi tua dan generasi muda, untuk berkiprah menjadi pahlawan-pahlawan iptek, saintis, aristokrat, politikus, ekonom, untuk memotong mata rantai dari siklus negatif.

Point penting selanjutnya adalah menghidupkan ruh kepahlawanan. Jiwa kepahlawanan dalam masyarakat di Indonesia juga jangan sampai hilang tergerus oleh sikap egoisme, hal ini menjadi refleksi bagi kita semua. Sikap sikap gotong royong, sikap menolong sesama, sikap guyub dan kebersamaan. Kultur bangsa ini telah dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah, murah senyum.

Hal ini diakui oleh orang-orang luar negeri namun kita tidak menjadi ramah dengan tetangga sendiri, teman sejawat, dengan bangsa sendiri. Bangsa kita Indonesia memiliki ragam kebudayaan, ragam agama dan kepercayaan namun saat ini ada kelompok yang menanamkan kebencian untuk tidak menghargai perbedaan.

Hal ini menjadi refleksi bagi kita semua, keragaman dan kemajemukan telah lama ada dan berkembang di bumi Indonesia, lalu kita dihadapkan pada pemaksaaan untuk menihilkan kebudayaan, menihilkan tradisi, menihilkan kebhinekaan. Ini menjadi tugas kita semua dengan momentum hari dan bulan pahlawan ini kita melihat kembali dan menghargai jasa para pahlawan founding fathers termasuk ulama di dalamnya, kita yang telah berupaya mencari jalan tengah sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945 sebagai pegangan dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghargai ahlul Badr (Pahlawan perang Badar) yang ‘meskipun’ melakukan kesalahan yang fatal. Kita tentu mengingat kisah Hathib Bin Abi Baltaah, Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ia melakukan kesalahan yang fatal karena membocorkan rahasia ‘negara’ tentang rencana penundukan Kota Makkah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka Hathib menulis surat kepada Abu Sufyan tentang rencana tersebut, setelah rasul mendapatkan berita dari ‘langit’ maka diutuslah Sayyidina Ali untuk mencegat wanita yang membawa surat tersebut.

Sahabat Umar bin Al-Khattab adalah sahabat nabi yang siap memenggal kepada Hathib karena ‘pengkhianatannya’. Namun, saat Hathib menjelaskan sebab kelakuannya karena keluarganya yang masih ada di Kota Makkah, kemudian rasul memaafkan Hathib karena Hathib adalah Sahabat yang ikut berperang dalam Gozwatu Badrin, sehingga sebagai pahlawan Badar, mendapatkan keistimewaan dari Allah subhanahu wata’ala, dalam hadits disebutkan:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ عَبْدًا لِحَاطِبٍ جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْكُو حَاطِبًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيَدْخُلَنَّ حَاطِبٌ النَّارَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبْتَ لَا يَدْخُلُهَا فَإِنَّهُ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa’id]; Telah menceritakan kepada kami [Laits]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh]; Telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] bahwa bahwa seorang budak Hathib datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan tentang pribadi Hathib seraya berkata; “Ya Rasulullah, Sungguh Hathib pasti akan masuk Neraka.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Kamu telah berdusta, dia tidak akan masuk ke neraka, karena dia pernah ikut serta dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah.'” (HR Muslim)

Dari kisah di atas kita dapat mengambil hikmah dari seseorang yang sudah melakukan kesalahan yang fatal saja, mendapat ampunan Allah dan maaf dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena telah berjuang dalam perang Badar, kita pun harus memberikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada para pahlawan, para pejuang yang telah bertaruh nyawa, demi kemerdekaan ataupun demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, berdoa untuk mereka, dan melanjutkan pembangunan negeri ini, dan menjaga setiap jengkal tanahnya dari ancaman musuh negara.

Semoga Allah SWT memberi mereka tempat terbaik di surga dan memberikan kekuatan kepada pemimpin bangsa dan seluruh rakyatnya untuk dapat mengisi kemerdekaan dalam berbagai aspek, sesuai dengan bidang dan lapangan perjuangannya masing-masing, dan kita menjadi pahlawan-pahlawan abad ini yang juga akan mendapatkan kemuliaan yang serupa dengan para pejuang dan pahlawan bangsa ini. Aamiin.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Contoh Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan ke-79 RI


Jakarta

Beberapa hari lagi, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-79. Jelang perayaan tahunan itu, biasanya khatib mengusung tema khutbah Jumat menyambut hari kemerdekaan.

Sejatinya, tema hari kemerdekaan menjadi topik tahunan yang diangkat setiap jelang 17 Agustus. Menyampaikan khutbah Jumat dengan tema tersebut dimaksudkan agar muslim dapat merenungkan perjuangan para pahlawan.

Berikut beberapa contoh khutbah Jumat menyambut hari kemerdekaan.


Contoh Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan

1. Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan Pertama

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Tidak henti-hentinya, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bulan ini pada 79 tahun yang lalu, KH Hasyim Asy’ari dan ulama- ulama terdahulu berkumpul dalam satu meja. Sebelumnya, tak pernah para ulama merasa resah seperti ini. Mereka memiliki suatu tanggung jawab besar yang mereka panggul, yakni merawat dan menjaga kehidupan beragama masyarakat masing-masing.

Tapi hari itu, mereka harus meninggalkan masyarakat sementara waktu. Mereka pergi dari rumah menuju satu titik untuk bertemu dengan ulama lainnya. Apa gerangan yang memaksa mereka meninggalkan tanggung jawab besar itu? Tiada lain adalah mereka telah mendapat tanggung jawab yang lebih besar: menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Negara ketika itu sedang mendapat ancaman serius dari tentara penjajah. Keadaan telah demikian genting. Maka demi kepentingan negara, para ulama rela meninggalkan kewajiban mereka sejenak kepada masyarakat sekitar. Karena menjaga negara sesungguhnya kewajiban paling besar yang ditanggung oleh ulama.

Mencintai Tanah Air, memperjuangkan kedamaian tanah kelahiran adalah bagian dari iman. Tanpa ghirah dan semangat membela negara, mustahil seseorang dianggap sempurna keimanannya. Sudah barang tentu, para ulama, yang memiliki kadar keimanan yang telah tinggi, akan menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk memperjuang- kan kedamaian tanah kelahirannya itu.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Dari pertemuan itu, dihasilkan sebuah keputusan besar: Fatwa Resolusi Jihad. Fatwa ini menghendaki bahwa setiap muslim berkewajiban untuk melindungi negaranya dari serangan penjajah. Hanya dengan kondisi negara yang aman dan tenteramlah ajaran agama dapat dilestarikan dengan sempurna. Dalam surah Al-Baqarah ayat 190 disebutkan:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang melampaui batas.”

Ayat di atas menegaskan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan agama Allah. Kita harus memperjuangkan kelestarian agama kita dengan sepenuh jiwa dan raga. Kita bisa menyaksikan bagaimana perjuangan para ulama di zaman dahulu. Mereka rela turun ke medan, menghadapi langsung para musuh.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Perjuangan melawan penjajah dalam rangka menjaga kemerdekaan pada saat itu amatlah berat. Para pejuang Indonesia berhadapan dengan musuh yang bersenjatakan lengkap. Bahkan mereka telah mengepung kota dari selu- ruh daratan, laut, dan udara. Meski begitu, para pejuang Indonesia tidak sedikit pun gentar menghadapi musuh. Mengapa? Karena cinta tanah air telah merasuk dalam jiwa mereka, sehingga menjadi kekuatan yang menggebu-gebu.

Karenanya, jangan pernah sekali-kali kita melupakan jasa para ulama. Perjuangan yang mereka lakukan bukan hanya berdiam di masjid, duduk berdzikir, memutar tasbih. Justru mereka adalah para pejuang yang paling gigih, yang tak sedikit pun melirik hal lain dalam memperjuangkan negara, selain bahwa negara harus dibela mati-matian.

Negara adalah harta yang paling berharga bagi mereka. Berkat jasa merekalah, kita bisa hidup di dalam negara yang damai, dan menjalani hidup dengan santun dan tenteram.

Demikian khutbah Jumat perihal menyambut hari kemerdekaan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua dan digolongkan sebagai hamba Allah SWT yang istiqamah dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Aamiin ya rabbal alamin.

Khutbah Jumat menyambut hari kemerdekaan dengan topik mewarisi semangat juang pahlawan tersebut dinukil dari buku Koleksi Khutbah Jumat Inspiratif untuk Pemula dan Umum yang ditulis oleh Abdul Azis Muslim S Ag.

2. Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan Kedua

Ayyuhal Muslimun,

Untaian terindah yang layak kita persembahkan, di hari yang penuh berkah ini, adalah lantunan pujian dan syukur yang tulus atas segala ragam nikmat yang telah Allah curahkan kepada kita semua. Sehingga, hari ini, baru saja, bangsa Indonesia, memperingati hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke 79 tahun. Maka, hendaknya kita selalu bersyukur atas nikmat kemerdekaan ini.

Kenapa? Karena mensyukuri nikmat adalah gerbang memperoleh nikmat yang lainnya, sedangkan mengkufurinya berarti merangsang datangnya murka Allah SWT. Sebagian ulama mengatakan:

اسْتَعْمَالَ النِّعْمَةُ فِي الطَّاعَةِ لِزِيَادَةِ النِّعْمَةِ

Artinya: Memfungsikan nikmat pada ranah ketaatan akan menambah nikmat itu sendiri.

Salawat nan taslim, semoga tercurah keharibaan, kekasih kita, Nabi Muhammad SAW, sang proklamator sejati, yang telah sukses memerdekakan manusia dari belenggu hawa nafsu dan dari belenggu akhlak yang tidak terpuji.

Ayyuhal muslim,

Marilah kita tancapkan dan kokohkan akar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt. Takwa dalam dimensi, mematuhi, menjalankan semua titah dan perintah Allah serta meninggalkan segala bentuk laranganNya. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan: “Ketahuilah, sesungguhnya seorang hamba hanyalah mampu melalui tahapan-tahapan perjalanan menuju ridha Allah SWT, dengan hati dan keinginan yang kuat. Bukan cuma sekedar dengan perbuatan anggota badannya. Dan takwa yang hakiki adalah takwa yang bersumber dari dalam hati, bukan pada anggota badan.”

Allah SWT berfirman,

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Hajj 32)

Ayyuhal muslimun,

Tidak disangka, kemerdekaan Republik Indonesia telah berumur 79 tahun. Dipandang dari sudut usia, tentu ini bukan usia yang muda lagi. Akan tetapi, ironis dan menyedihkan sekali, kemerdekaan yang telah diraih dengan keringat, darah dan bahkan nyawa ini, hari ini hanyalah dikenang saja, bukan untuk disyukuri oleh mayoritas generasi muda bangsa.

Realitas yang kita saksikan hari ini adalah tidak sedikit generasi muda bangsa, yang memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai, meriah dan gebyar serta hura-hura, lalu kemudian melupakan semangat juang yang terkandung di dalam peringatan kemerdekaan tersebut. Oleh karena itu, hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 ini, menarik dan layak untuk kita renungkan secara bersama.

Ayyuhal muslimun,

Harus kita sadari bahwa kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan persaudaraan, persaudaraan tidak mungkin tercapai tanpa adanya ketulusan. Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al ‘Ankabut: 69)

Ayyuhal muslimun,

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai luhur ketulusan, kebersamaan, persaudaraan, perjuangan, kemenangan dan kemerdekaan. Akan tetapi, kemerdekaan dalam Islam adalah kemerdekaan sejati, yaitu kemerdekaan yang membebaskan manusia dari penghambaan kepada manusia, membebaskan manusia dari kungkungan hawa nafsu, membebaskan manusia dari belenggu pesona dunia, membebaskan manusia dari penghambaan kepada yang semu menuju penghambaan kepada Rabb yang Maha Hidup lagi Perkasa, Allah SWT.

Ayyuhal muslimun,

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang begitu berdarah-darah diraih itu, ternyata hanyalah romantisme sejarah semata. Kenapa demikian? Karena hari ini, kita lihat dan rasakan, selama 79 tahun kemerdekaan ini, hanyalah peralihan satu penjajahan kepada berbagai bentuk penjajahan lainnya.

Betapa tidak, dahulu para pahlawan kita hanya menghadapi penjajahan pada aspek militer saja, akan tetapi sekarang ini, bangsa Indonesia menghadapi multi penjajahan, baik penjajahan pada ranah ekonomi, budaya & politik, hokum, pendidikan, moral sampai pemikiran. Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih besar bahayanya daripada penjajahan ala militer, karena bahaya yang ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak tinggi. Karena tidak hanya merusak fisik saja, tetapi juga merusak pola pikir dan karakter anak bangsa.

Ikhwatal Islam,

Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini, kita belum bisa melepaskan diri dari ketergantungan kepada pihak asing dan aseng. Dalam ranah budaya, identitas keislaman dan ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan budaya Barat. Dalam ranah moral, mulai dari SD sampai mahasiswa, masyarakat sampai pejabat, tidak jarang kita saksikan tindakan tidak terpuji seperti korupsi, pornografi dan lain sebagainya. Maka benarlah apa yang disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad SAW,

“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali zaman tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Rabb kalian.” (HR Bukhari)

Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman dengan warna kemaksiatan yang kian dahsyat ini? Atau justru mewarnai zaman ini dengan warna kesalehan dan menjadi manusia merdeka yang terbebas dari nafsu dunia? Pilihannya ada pada diri kita masing-masing.

Ayyuhal muslimun,

Oleh karena itu, dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri sebagai hamba Allah yang taat dan beradab, beriang-gembira tanpa harus melupakan esensi kemerdekaan yang hakiki. Sebagai seorang muslim, seharusnya kita mensyukuri nikmat kemerdekaan bukan mengenang kemerdekaan.

Kenapa? Karena kemerdekaan itu adalah nikmat dari Allah SWT. Setiap nikmat itu bisa menjadi pembuka bagi nikmat lainnya. Kita sering menginginkan ditambahnya nikmat, tetapi lupa, lupa mensyukuri nikmat yang telah ada. Mengenang konotasinya adalah terlena dalam romantisme sejarah, sedangkan bersyukur merupakan gairah dan pengundang nikmat yang lebih besar.

Ayyuhal muslimun,

Lantas, bagaimana kita sebagai generasi muda bangsa mengisi kemerdekaan yang telah Allah berikan ini? Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an,

“Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 41).

Maka berdasarkan ayat ini, setidaknya, ada 4 hal yang mesti kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan ini. Yang pertama, iqamatus shalah, mendirikan shalat dalam rangka membangun moralitas dan akhlakul karimah.

Ayyuhal muslimun,

Sebuah bangsa akan dapat langgeng, ketika memiliki moralitas dan kredibilitas yang tinggi. Sedangkan kunci membangun moralitas terletak pada pelaksanaan ibadah salat. Allah SWT berfirman:

إنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya salat itu mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (QS Al Ankabut: 45)

Selain itu, shalat juga menjadi barometer sukses tidaknya seseorang di akhirat kelak. Kenapa? Karena pertama kali yang dihisab dari manusia adalah amaliyah shalatnya. Jika salatnya baik, maka secara otomatis semua amalan yang lain akan dinilai baik, sebaliknya jika kualitas shalatnya buruk, maka dengan sendirinya seluruh perbuatannya dianggap buruk. Oleh karena itu, dengan pelaksanaan shalat yang berkualitas, maka akan mampu membangun manusia yang bermoral dan berakhlakul karimah.

Ayyuhal muslimun,

Yang kedua, itauz zakah, menunaikan zakat sebagai bentuk kepedulian sosial

Agama Islam tidak sebatas mengurusi masalah ruhani dan akhirat saja, tetapi lebih dari itu, agama Islam sangat memperhatikan keseimbangan kehidupan sosial bermasyarakat.

Ayyuhal muslimun,

Yang ketiga, amar ma’ruf nahi munkar, jaminan kepastian dan penegakan hukum.

Kecenderungan kekuasaan, terkadang mendorong pelakunya untuk menyimpang dan menyalahgunakan jabatan yang didudukinya. Fir’aun misalnya, yang berupaya melanggengkan kekuasaannya dengan segala cara. Tingkatan amar ma’ruf dan nahi mungkar sudah diatur dengan jelas dan terang dalam Islam. Yang pertama, yakni, melalui pendekatan kekuasaan bagi mereka yang berwenang, yang kedua, melalui lisan atau nasehat bagi siapapun yang bisa memberi nasehat, jika keduanya tidak bisa dilakukan, maka melalui pengingkaran dalam hati.

Ayyuhal muslimun,

Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum. Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum, pernah ditegaskan oleh Rasulullah SAW, ketika ada usaha dari sahabat untuk minta keringanan hukuman bagi seorang wanita bangsawan yang berzina, namun dengan tegas rasul menolak dan mengatakan,

“Ketahuilah, penyebab kehancuran umat terdahulu adalah karena ketika orang kaya mencuri, maka tidak ditegakkan hukuman. Tetapi, jika yang mencuri itu rakyat kecil, seketika itu hukuman ditegakkan dengan seberat- beratnya. Ketahuilah, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya,”

Ini memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa, seseorang, apapun strata kehidupannya, harus sama dimata hukum, baik rakyat jelata maupun pejabat negara, namun sering kita saksikan, terkadang hukum di negara kita, hanya subur ke bawah tetapi mandul ke atas. Inilah yang kami katakan bahwa kita memang sudah merdeka secara fisik namun masih dijajah dalam aspek-aspek lainnya.

Ayyuhal muslimun,

79 tahun Indonesia merdeka, bukanlah waktu yang pendek. Namun, kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum menjadi bukti. Memperingati kemerdekaan tidak sekedar perayaan seremonial saja, memperingati kemerdekaan tidak sekedar semarak warna-warni bendera dan umbul-umbul, memperingati kemerdekaan, juga tidak sekedar aneka lomba yang tidak mendidik, tidak.

Memperingati kemerdekaan Indonesia harus lebih dari itu semua. Oleh karena itu, semangat kita harus tetap mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik- baiknya sesuai dengan apa yang telah Allah syariatkan dan ketahuilah bahwa perjuangan dalam mengisi kemerdekaan ini belum pernah berhenti. Karena seperti yang kami sampaikan, kita telah merdeka dari satu penjajahan, tetapi kita akan menghadapi penjajahan yang lainnya.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemampuan kepada kita untuk bisa mensyukuri dan mengisi kemerdekaan ini, sesuai dengan apa yang telah disyariatkan-Nya. Allah SWT mengampuni dosa kita, dosa orangtua kita, dosa para pahlawan dan pejuang bangsa ini, Allah tempati mereka semua di dalam surgaNya yang penuh dengan kenikmatan. Dan mudah-mudahan Allah SWT mengembalikan kita semua nanti kehadirat-Nya dalam keadaan husnul khatimah.

Naskah khutbah Jumat menyambut kemerdekaan tersebut dikutip dari buku Kumpulan Khutbah Jumat Dilengkapi Khutbah Idul Fitri & Idul Adha susunan Abdul Latif Wabula.

3. Khutbah Jumat Menyambut Hari Kemerdekaan Ketiga

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan senantiasa menjalankan segala apa yang telah diperintahkan-Nya serta berupaya untuk menjauhi segala larangan-Nya. Perlu disadari bahwa kita sebagai manusia telah diberikan kemuliaan oleh Allah SWT dengan menjadi khalifah dimuka bumi ini.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Cinta terhadap tanah air telah dicontohkan oleh baginda nabi Muhammad SAW. Dalam salah satu kesempatan, tatkala beliau hendak berhijrah ke Madinah, beliau menghadap Makkah seraya berkata:

“Demi Allah SWT, sesungguhnya engkau (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah Swt yang paling aku cintai. Sungguh, seandainya wargamu tidak mengusirku, tentu aku tidak akan keluar meninggalkanımu.” (HR Tirmidzi dan Nasai)

Begitu juga saat Nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah, beliau mencintai tanah Madinah dengan cara selalu melindungi negeri Madinah dari segala hal yang mengganggu, mengancam keamanan dan stabilitasnya. Seperti yang juga pernah dilakukan para pahlawan- pahlawan pendahulu kita.

Dengan semangat yang begitu gigih dan keikhlasan, mereka berani mengorbankan nyawa untuk berperang mengusir para penjajah yang telah mengusik kenyamanan tanah air Indonesia ini. Semua itu mereka lakukan demi upaya untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai wujud dari cinta tanah air yang mereka miliki.

Kita sebagai penerus bangsa yang tengah menikmati kemerdekaan hasil perjuangan fisik para pahlawan bangsa, hendaknya mampu mewarisi nilai-nilai luhur para pejuang bangsa dengan mengisi hari-hari kita dengan hal yang bernilai positif.

Jika kita seorang pemimpin jadilah pemimpin yang jujur, adil dan amanah. Jika kita seorang pendidik jadilah pendidik yang berjiwa mulia. Jika kita seorang dai contohkanlah apa yang telah diteladankan Rasulullah saw. Jika kita seorang pelajar jadilah pelajar yang berprestasi, mampu menjadi kebangggan keluarga dan mengharumkan nama bangsa. Menjadi apapun kita, jadikanlah ibadah sebagai landasan amal perbuatan. Kemudian junjung tinggilah harkat dan martabat bangsa kita.

Para kiai dan ulama kita mengerti betul bahwa dirinya adalah khalifah dimuka bumi ini. Mereka dengan tegas menyatakan kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengekspresikan rasa cinta itu bisa dengan berbagai bentuk.

Hadratus Syaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitab Muqoddimah Qonun Asasi mengungkapakan tentang bahayanya perpecahan, beliau berkata: “Perpecahan adalah penyebab kelemahan, kekalahan dan kegagalan di sepanjang zaman. Bahkan pangkal kehancuran dan kebangkrutan, sumber keruntuhan dan kebinasaan, penyebab kehinaan dan kenistaan.

Betapa banyak keluarga besar semula hidup dalam keadaan makmur, rumah-rumah penuh dengan penghuni, sampai suatu ketika kalajengking perpecahan merayapi mereka, racunnya menjalar meracuni hati mereka dan setan pun melakukan perannya

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama menyadari bahwa dalam hidup ini kita memiliki peran sebagai khalifah Allah Swt yang memiliki tugas penting untuk menciptakan kedamaian dan kebaikan. Terlebih untuk menjaga keutuhan bumi pertiwi dengan selalu menanamkan rasa cinta terhadapnya dan terus berupaya untuk membela bangsa Indonesia. Sebab tidak ada nikmat yang lebih besar dari sebuah bangsa kecuali keamanan dan kenyamanan.

Semoga Allah SWT menjaga tanah air tercinta ini dari perpecah belahan, permusuhan dan pertumpahan darah. Sehingga menjadi negara yang aman dan damai. Amin ya rabbal alamin.

Khutbah Jumat menyambut hari kemerdekaan RI di atas dikutip dari buku Mimbar Dakwah terbitan Lembaga Ittihadul Mubalighin Ponpes Lirboyo Kediri.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Fokus Membuat Jemaah Tiga Kali Tersenyum



Jakarta

Pelaksanaan ibadah haji semakin dekat, Kementerian Agama (Kemenag) sibuk mempersiapkan berbagai layanan agar dapat memberikan pengalaman ibadan yang baik bagi jemaah haji. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tengah mengusahakan agar para jemaah bisa tersenyum sepanjang menjalankan ibadah haji.

Ditemui detikHikmah dalam acara Sarasehan Ulama, Menag Nasaruddin menegaskan bahwa saat ini fokus utama Kemenag bukan soal penambahan kuota, melainkan meningkatkan pelayanan.

“Kami konsentrasinya bukan penambahan kuota, tapi bagaimana jemaah haji itu bisa tiga kali tersenyum,” kata Menag Nasaruddin di Jakarta, Selasa (4/2/2025).


Menag Nasaruddin juga menjabarkan maksud tiga kali jamaah tersenyum.

“Tersenyum di awal karena biayanya lebih murah, tersenyum kedua karena pelayanannya lebih bagus, tersenyum ketiga karena begitu dia pulang, mereka mendapatkan semangat untuk membangun negerinya dengan baik, nasionalisme-nya makin kuat,” beber Menag Nasaruddin.

Dalam kesempatan ini, Menag Nasaruddin juga menjelaskan hubungan antara ibadah haji dan semangat nasionalisme. Para pahlawan dan aktivis kemerdekaan merupakan orang-orang yang juga jamaah haji.

“Ingat Proklamasi Kemerdekaan kita itu, banyak sekali aktivis-aktivis dari jemaah haji. Maka itu Snouck Hurgronje itu sengaja datang diselipkan di Saudi Arabia untuk memahami, kok kenapa para haji ini paling getol untuk memerdekakan Indonesia,” jelas Menag Nasaruddin.

Lebih lanjut, Menag juga berharap agar semua jemaah haji bisa kembali membangun bangsanya dengan baik, kembali menjadi pahlawan pembangunan bangsanya sendiri dengan baik.

“Kita sangat yakin makin sejahtera bangsa Indonesia, makin enak beribadah. Kalau makin rusak alam semesta ini, makin tidak bisa khusyuk beribadah,” lanjut Menag.

Untuk menjamin kualitas pelayanan bagi jemaah haji selama di Saudi, Menag menjelaskan sudah ada kontrak-kontrak yang ditandatangani sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi.

“Insyaallah sudah jalan lancar kok semuanya,” pungkas Menag.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

13 Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 Terbaru Resmi


Jakarta

Doa adalah salah satu rangkaian yang penting dalam pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus. Berikut detikHikmah sajikan contoh teks doa upacara 17 Agustus terbaru.

Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia saat ini menginjak usia ke-79. Gelaran upacara dilakukan di berbagai lokasi dan instansi.

Sebelum teks doa dalam upacara dibacakan, petugas pembaca doa diimbau menjelaskan bahwa doa upacara dibacakan secara agama Islam dan mempersilakan kepada peserta upacara yang tidak beragama Islam untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.


Adapun teks bacaan doa upacara bendera 17 Agustus 2023 dalam Islam dapat menggunakan naskah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Berikut bacaan doa selengkapnya.

13 Doa Upacara 17 Agustus 2024 Agama Islam

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (1)

بسمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ حَمْدَ الشَّاكِرِينَ حَمْدَ النَّاعِمِينَ حَمْدًا يُوافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِيءُ مَزِيدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لجلال وجهك الْكَرِيمِ وَعَظِيمٍ سُلْطَانِكَ اللهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينِ

Ya Allah Tuhan Yang Maha Rahman Keharibaan-Mu kami melangitkan syukur, doa dan harapan pagi ini kami semua hadir mengikuti HUT Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke tujuh puluh sembilan Semoga Engkau senantiasa karuniakan rahmat dan keberkahan rakyat dan pemimpin dalam kesatuan batin dan saling mendoakan.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengilhami Alangkah indah nan gemah ripah negeri yang kami diami. Di bulan Agustus ini kemerdekaannya ke-79 kami peringati atas rahmat, berkah karunia-Mu, mampukan kami mensyukuri Pancarkan ma’unah-Mu agar kami lanjut membangun negeri. Mengafirmasi semua ilmu pengalaman dan potensi yang dimiliki.

Ya Allah, Tuhan Yang semua doa dan harapan bertumpu. Muliakan para pahlawan dan tokoh bangsa kami kini dan terdahulu. Semoga dalam rida-Mu, rakyat dan pemimpin kami bertemu Berikhtiar sungguh, membangun bangsa, bahu membahu Menyongsong Nusantara Baru Indonesia Maju.

Ya Allah, Tuhan Pelimpah Anugerah

Hanya kepada-Mu kami bertawakkal, pasrah dan berserah Dengan wajah tertunduk dan tangan tertengadah. Sertailah bangsa kami dalam melangkah dan menentukan arah Semoga semua cita dan ikhtiar terjelma dan terukir indah di Tangan-Mu semua yang sulit terwujud menjadi mudah.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (2)

Bismillaahirrahmaanirrahiim… Alhamdulillaahi Rabbil’aalamiin…

Wassholaatu wassalaamu’ala asyrofil ambiyaa’i walmursaliin wa’ala aalihi sahbihi ajma’iin…

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Esa,

Dengan penuh kerendahan hati, kami seluruh bangsa Indonesia mempersembahkan puji syukur ke hadirat-Mu. Engkaulah Sang Pencipta alam semesta ini, Engkaulah Dzat yang mengatur alam seisinya, dan Engkau pulalah yang menentukan segala-galanya. Oleh karena itu, hanya kepada-Mu kami berserah diri dan memohon pertolongan.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Rahim,

Atas segala rahmat dan karunia-Mu, hari ini kami seluruh bangsa Indonesia, kembali dapat memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. Tambahkanlah curahan kasih sayang-Mu sebagai berkah bagi kami mengisi kemerdekaan menuju negeri yang adil dan makmur di bawah rida-Mu.

Ya Allah, Tuhan Maha Pemersatu,

Jadikanlah peringatan upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ini sebagai momentum merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa kami. Jauhkanlah bangsa kami dari buruk sangka, percekcokan, perselisihan, dan perpecahan.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana,

Masih panjang perjuangan bangsa kami dan masih jauh pula perjalanan sejarah bangsa kami, oleh karena itu hindarkanlah bangsa dan negara kami dari fitnah dan marabahaya. Mantapkanlah tekad kami untuk membangun negara dan bangsa, agar menjadi bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, adil, makmur, dan sejahtera.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengampun,

Ampunilah dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami, para pemimpin dan para pejuang kami. Terimalah amal dan perjuangan mereka, karena Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,

Kabulkanlah permohonan dan doa kami, agar kami semua tergolong hamba-hamba-Mu yang beruntung.

Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina ‘adzabannar…

Rabbana taqabbal minna innaka anta sami’ul alim wa tub alaina innaka antat tawwaburrahim…

Walhamdulillahirabbil ‘alamin.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (3)

Ya Allah ya Tuhan kami ampunilah kami, para pemimpin kami, dan segenap rakyat kami; Engkaulah sebaik-baik pengampun. Ya Allah ya Tuhan kami, rahmatilah kami, para pemimpin kami, dan segenap rakyat kami; Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat. Ya Allah ya Tuhan kami ilhamilah kami para pemimpin kami dan rakyat kami untuk mensyukuri nikmat anugerah-Mu.

Ilhamilah kami untuk mensyukuri nikmat negeri indah anugerah-Mu dengan menjaga keindahannya. Ilhamilah kami untuk mensyukuri nikmat bangsa ramah anugerahmu dengan menjaga keramahannya. Ilhamilah pemimpin-pemimpin kami untuk mensyukuri nikmat anugerah-Mu dengan memahami dan mengayomi rakyat yang mereka pimpin.

Ilhamilah kami dan pemimpin-pemimpin kami untuk mensyukuri nikmat anugerah-Mu dengan menyadari tanggung jawab masing-masing kami. Ilhamilah kami untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan anugerah-Mu secara tulus mengisinya dengan kerja nyata bagi kemaslahatan bangsa dan negara.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuat, berilah kami kekuatan untuk pulih lebih cepat bangkit lebih kuat. Menatap masa depan, menyongsong Indonesia maju bermartabat. Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dan rahmatilah kami dan kabulkanlah doa kami.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (4)

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa

Segala puji kami panjatkan ke hadirat-Mu atas nikmat tidak terhingga yang Engkau berikan kepada bangsa kami. Atas rida dan kuasa-Mu, Engkau bebaskan kami dari belenggu penjajahan.

Karenanya, perkenankanlah kami pada hari ini dengan penuh rasa syukur dan suka cita, memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan bangsa kami.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Bijaksana

Dengan semangat proklamasi kemerdekaan ini, berikanlah rida-Mu yang tak terputus pada kami, untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju, sejajar, dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

Teguhkan persatuan dan kesatuan kami, agar kami dapat menapak dengan kokoh kuat dalam membangun bangsa tercinta ini.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih

Curahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada para pahlawan kami yang telah mengorbankan jiwa dan raganya bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ampunilah segala kesalahan mereka dan terimalah budi baik dan keikhlasan pengorbanan mereka, serta tinggikan derajat dan muliakan mereka, dalam golongan hamba-hamba-Mu yang syuhada.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengampun

Dengan sifat ‘Afuwwun Ghafuur-Mu, ampunilah dosa dan kesalahan kami, dosa dan kesalahan para pahlawan kami, serta dosa dan kesalahan para pemimpin kami. Perkenankan doa kami, Ya Allah.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (5)

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih
Pagi ini, kami, para pemimpin dan seluruh rakyat bangsa ini, bersimpuh, tengadahkan tangan, persembahkan puja-puji.
Kami bersyukur, atas 78 tahun kemerdekaan bangsa dan negara kami, serta anugerah yang tak terbilang dan tercurah di bumi pertiwi.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang
Beri kami petunjuk agar peringatan proklamasi kemerdekaan ini bisa menjadi momentum merekatkan kesatuan dan persatuan.
Anugerahi kami kebeningan hati dan kejernihan pikir, dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah
Negeri ini punya cita, mudahkanlah dalam menggapainya. Hindarkanlah nusantara kami dari bencana dan marabahaya.

Teguhkan rasa cinta Tanah Air, tumbuh-suburkan tenggang rasa, solidaritas antar sesama, dan gotong royong dalam membangun bangsa. Sehingga, Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh dapat diwujudkan segera

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa
Jangan tinggalkan kami dalam kesendirian dan ketidakberdayaan. Beri kami petunjuk serta kekuatan untuk membawa negeri ini ke arah kemajuan.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun
Ampunilah semua dosa kami, dosa orangtua dan guru-guru kami, ampuni para tokoh bangsa dan para pemimpin kami, terimalah amal dan perjuangan para syuhada bangsa kami. Mereka yang telah korbankan jiwa raga, darah dan air mata dalam upaya memerdekakan negeri ini. Masukkan mereka ke surga-Mu. Muliakan kedudukan mereka di sisi-Mu.

Ya Allah
Kami terus berharap limpahan rahmat-Mu. Kami terus meminta keluasan ampunan-Mu. Kiranya Engkau juga mengabulkan doa hamba-hamba-Mu. Aamiin.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (6)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِي مَزِيْدَهُ
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِ
اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah, Tuhan yang Maha Esa,

Dengan penuh kerendahan hati, kami seluruh bangsa Indonesia mempersembahkan puji syukur kehadirat-Mu. Engkaulah Sang Pencipta alam semesta ini, Engkau-lah Dzat yang mengatur alam seisinya, dan Engkau pulalah yang menentukan segala-galanya. Oleh karena itu, hanya kepada-Mu kami berserah diri dan memohon pertolongan.

Ya Allah, Tuhan yang Maha Rahim,

Atas segala rahmat dan karunia-Mu, hari ini kami seluruh bangsa Indonesia, kembali dapat memperingati hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79.

Tambahkanlah curahan kasih sayang-Mu sebagai berkah bagi kami mengisi kemerdekaan menuju negeri yang adil dan makmur di bawah rida-Mu.

Ya Allah, Tuhan Maha Pemersatu,

Jadikanlah peringatan upacara proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ini sebagai momentum merekatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa kami. Jauhkanlah bangsa kami dari buruk sangka, percekcokan, perselisihan, dan perpecahan.

Ya Allah, Tuhan yang Maha Bijaksana,

Masih panjang perjuangan bangsa kami dan masih jauh pula perjalanan sejarah bangsa kami, oleh karena itu hindarkanlah bangsa dan negara kami dari fitnah dan marabahaya. Mantapkan tekad kami untuk membangun negara dan bangsa, agar menjadi bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, adil, makmur, dan sejahtera.

Ya Allah Tuhan yang Maha Pengampun,

Ampunilah dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami, para pemimpin dan para pejuang kami. Terimalah amal dan perjuangan mereka, karena Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang,

Kabulkanlah permohonan dan doa kami, agar kami semua tergolong hamba-hamba-Mu yang beruntung. Aamiin.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وَصَلَى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (7)

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
Segala puji kami panjatkan ke hadirat-Mu atas nikmat tidak terhingga yang Engkau berikan kepada bangsa kami. Atas rida dan kuasa-Mu, Engkau bebaskan kami dari belenggu penjajahan. Karenanya, perkenankanlah kami pada hari ini dengan penuh rasa syukur dan suka cita, memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan bangsa kami yang ke-79.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Bijaksana
Dengan semangat proklamasi kemerdekaan yang ke-79 ini, berikanlah rida-Mu yang tak terputus pada kami, untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju, sejajar, dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. Teguhkan persatuan dan kesatuan kami, agar kami dapat menapak dengan kokoh kuat dalam membangun bangsa tercinta ini.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih
Curahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada para pahlawan kami yang telah mengorbankan jiwa dan raganya bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ampunilah segala kesalahan mereka dan terimalah budi baik dan keikhlasan pengorbanan mereka, serta tinggikan derajat dan muliakan mereka, dalam golongan hamba-hamba-Mu yang syuhada.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengampun
Dengan sifat ‘Afuwwun Ghafuur-Mu, ampunilah dosa dan kesalahan kami, dosa dan kesalahan para pahlawan kami, serta dosa dan kesalahan para pemimpin kami. Perkenankan doa kami, Ya Allah.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (8)

Ya Allah ya Tuhan kami,
Ilhamilah kami untuk menyadari dan mensyukuri anugerah agung-Mu, kemerdekaan negeri dan bangsa kami.

Syukur yang mendorong kami, bangsa kami, dan terutama pemimpin-pemimpin kami untuk terus menjaga negeri kami dan mengisi kemerdekaan dengan bersama berupaya memajukan negeri kami.

Ya Allah ya Tuhan yang Maha Pengampun
Ampunilah kami, rakyat dan pemimpin-pemimpin kami atas kelalaian kami mensyukuri anugerah-Mu dalam mengisi kemerdekaan atas rahmat-Mu.

Ya Allah ya Tuhan kami yang Maha Merahmati,
Limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami, kepada negeri kami, bangsa kami, dan pemimpin-pemimpin kami. Anugerahilah kami pemimpin yang takut kepada-Mu, yang mencintai Tanah Air, dan menyayangi rakyatnya.

Ya Allah, ya Tuhan kami yang Maha Kuasa dan Perkasa,
Berilah kami dan pemimpin kami kekuatan lahir-batin untuk membangun dan memajukan negeri kami.

Satukanlah hati dan tekad kami bagi menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam harmoni. Karuniailah kami kekompakan untuk berjuang meraih kesejahteraan dan
kebahagiaan bersama.

Wahai Tuhan yang melukis takdir dan perjuangan
Tanpa pertolongan-Mu takkan kami raih kemenangan maka bimbinglah kami memaknai kemerdekaan. Tuntun langkah kami menjaga persatuan dan kesatuan. Demi Bumi Pertiwi tumpuan penghidupan. Tempat kami anak negeri mewujudkan impian.

Ya Allah, Tuhan yang memberi arah tujuan
Lapangkan hati kami meniti jalan keteladanan. Terangi jalan kami mewujudkan kejayaan. Hindarkan kami dari pertikaian perpecahan. Jangan biarkan kami tercerai berai dalam permusuhan. Satukan hati kami dalam cinta dan kasih sayang. Izinkan kami mensyukuri kemerdekaan yang Engkau anugerahkan. Izinkan kami Terus Melaju untuk Indonesia Maju yang Engkau tuntunkan.

Ya Allah Tuhan yang Maha Mengampuni
Ampunilah dosa dan kesalahan kami. Ampunilah dosa orang tua dan guru kami. Ampunilah seluruh tokoh bangsa dan pemimpin kami. Ampuni dan muliakanlah para pahlawan kami

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, waqina adzabannar. Wal hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (9)

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mulia
Kami semua menyanjung-Mu dengan segala puja sebagai ungkapan syukur atas amat agungnya karunia nikmat kemerdekaan ke-79 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga rahmat dan berkah-Mu abadi menyertai kami semua.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengilhami,
Bangkitkanlah semangat juang seluruh anak negeri Untuk membangun dan mengabdi ibu pertiwi Mempersembahkan karya dan mengukir prestasi Mengerahkan daya dan kemampuan membangun negeri.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Menyatukan,
Hindarkan kami dari permusuhan dan perpecahan Jauhkan kami dari saling menghina dan merendahkan Masukkan kami dalam pemeliharaan-Mu yang tak terlenakan Sehingga terpelihara persatuan dan persaudaraan.

Ya Allah, Tuhan Penebar Cinta,
Satukanlah hati dan pikiran seluruh anak bangsa ini dengan ikatan cinta. Cinta para pemimpin kepada segenap rakyatnya. Cinta segenap rakyat kepada para pemimpinnya. Cinta sesama saudara sebangsa. Cinta sesama umat manusia.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengampuni,
Ampunilah dosa dan kesalahan kami, Ampuni pula orang tua dan guru kami, Ampunilah seluruh tokoh bangsa dan pemimpin kami Ampuni dan muliakanlah para pahlawan kami.

Ya Allah Tuhan tempat semua permohonan tertuju hanya kepada-Mu, semua doa dan cita bertumpu Semoga dalam Ridha-Mu pemimpin dan rakyat bertemu Berikhtiar membangun bangsa bahu membahu Semoga terus melaju untuk Indonesia Maju.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (10)

Ya Allah Tuhan Yang Maha Perkasa
Kami semua menyanjung-Mu dengan segala puja sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan karunia hikmat kemerdekaan ke-79 Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semoga rahmat, pertolongan dan berkah-Mu abadi menjelma, menyertai segenap kami bangsa Indonesia.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Abadi
Bangkitkanlah semangat juang seluruh anak negeri. Untuk membangun dan mengabdi ibu pertiwi. Mempersembahkan karya dan mengukir prestasi. Mengerahkan daya dan kemampuan membangun negeri.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Hidup
Kobarkan semangat juang yang tak pernah redup. Karuniakan kami kemampuan dan pengetahuan yang cukup. Tumbuhkan kesadaran memelihara falsafah hidup. Semoga udara kemerdekaan senantiasa kami hirup.

Ya Allah Tuhan Pelimpah Berjuta Rahmat
Kami memohon kepada-Mu bersama seluruh rakyat. Semoga bangsa kami pulih lebih cepat bangkit lebih kuat. Menyongsong cita kehidupan bermartabat. Semoga bangsa kami terus jaya dan berdaulat.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemelihara
Hindarkan kami dari permusuhan dan perpecahan. Jauhkan kami dari saling menghina dan merendahkan. Masukkan kami dalam pemeliharaan-Mu yang tak terlenakan. Sehingga terpelihara persatuan dan persaudaraan.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Mengampuni
Ampunilah dosa dan kesalahan kami. Ampuni pula orang tua dan guru kami. Ampunilah seluruh tokoh bangsa dan pemimpin kami. Ampuni dan muliakanlah para pahlawan kami.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (11)

Bismillahirrahmanirrahim

Ya Allah, ya Tuhan kami,
Wahai Keindahan yang menciptakan sendiri segala yang indah.
Wahai Pencipta yang melimpahkan sendiri segala anugerah.
Wahai Maha pemurah yang telah menganugerahi kami negeri sangat indah dan bangsa yang menyukai keindahan.
Ya Allah yang telah memberi kami kemerdekaan yang indah.

Demi nama-nama agung-Mu yang maha indah
Demi sifat-sifat suci-Mu yang maha indah
Demi ciptaan-ciptaan-Mu yang serba indah
Anugerahilah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami
kepekaan menangkap dan mensyukuri keindahan anugerah-Mu.

Keindahan merdeka dan kemerdekaan
Keindahan hidup dan kehidupan
Keindahan manusia dan kemanusiaan
Keindahan kerja dan pekerjaan
Keindahan sederhana dan kesederhanaan
Keindahan kasih sayang dan saling menyayang
Keindahan kebijaksanaan dan keadilan
Keindahan rasa malu dan tahu diri
Keindahan hak dan kerendahan hati
Keindahan tanggung jawab dan harga diri.

Anugerahilah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami, Kemampuan mensyukuri nikmat anugerah-Mu dalam sikap-sikap indah yang Engkau ridai. Selamatkanlah jiwa-jiwa kami dari noda-noda yang mencoreng keindahan martabat kami.

Pimpinlah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami ke jalan indah menuju cita-cita indah kemerdekaan kami. Kuatkanlah lahir batin kami, untuk melawan godaan keindahan-keindahan, imitasi yang menyeret diri-diri kami, dari keindahan sejati kemanusiaan dan kemerdekaan kami.

Merdekakanlah kami dari belenggu penjajahan apa saja selain Allah termasuk diri kami sendiri. Kokohkanlah jiwa raga kami untuk menjaga keindahan negeri kami.

Yaa Nuuru, Wahai Maha Cahya di atas segala cahya,
Pancarkanlah cahya-Mu di mata dan pandangan kami. Pancarkanlah cahya-Mu di telinga dan pendengaran kami. Pancarkanlah cahya-Mu di mulut dan perkataan kami.

Pancarkanlah cahya-Mu di hati dan keyakinan kami. Pancarkanlah cahya-Mu di pikiran dan sikap kami. Pancarkanlah cahya-Mu di kanan dan kiri kami. Pancarkanlah cahya-Mu di atas dan bawah kami. Pancarkanlah cahya-Mu di dalam diri kami. Pancarkanlah cahya-Mu yaa Maha Cahya.

Agar kami dapat menangkap keindahan ciptaan-Mu dan meresapinya, dapat menangkap keindahan anugerah-Mu dan mensyukurinya, dapat menangkap keburukan jalan sesat setan dan menghindarinya.

Pancarkanlah cahya-Mu, ya Maha Cahya

Agar kami dapat menangkap keindahan kebenaran dan mengikutinya, dapat menangkap keburukan kebatilan dan menjauhinya. Agar kami dapat menangkap keindahan kejujuran dan menyerapnya, dapat menangkap keburukan kebohongan dan mewaspadainya.

Pancarkan Cahya-Mu, ya Maha Cahya. Sirnakan dan jangan sisakan sekelumit pun kegelapan di batin kami.

Ya Allah, kami berdoa dengan menyebut nama-nama indah-Mu, seperti yang Engkau perintahkan, maka kabulkanlah doa kami, seperti yang Engkau janjikan. Amin.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (12)

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuat, kami memuji-Mu dengan segala hormat dan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau berikan. Kami bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang ke-79 untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga rahmat, bantuan, dan berkah-Mu selalu menyertai kami, bangsa Indonesia.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Abadi, bangkitkanlah semangat perjuangan di hati setiap anak bangsa. Agar kami semua bersemangat untuk membangun dan melayani tanah air, menyumbangkan karya dan mencetak prestasi, serta menggunakan seluruh kemampuan kami untuk memajukan negara.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Hidup, nyalakanlah api semangat juang yang tidak pernah padam dalam diri kami. Berikanlah kami kemampuan dan pengetahuan yang memadai. Tanamkan kesadaran untuk selalu menghargai prinsip-prinsip kehidupan yang kami anut. Semoga kami selalu dapat menikmati udara kebebasan ini.

Teks Doa Upacara 17 Agustus 2024 (13)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ * حَمْدًا شَاكِرِينَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِي مَزِيْدَهُ سُلْطَائِك يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيم وَعَظِيم. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ *

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang. Puji dan syukur kami persembahkan ke hadirat-Mu, atas Rahmat-Mu kami dapat berkumpul di sini dalam rangka upacara penganugerahan Tanda Kehormatan tahun kepada putra-putri terbaik bangsa yang telah memberikan dharma baktinya kepada bangsa dan negara, kiranya Engkau senantiasa memberikan berkah dan perlindungan kepada kami semua.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Penganugerahan Tanda Kehormatan adalah pengakuan tulus dan ungkapan terima kasih kami atas pengabdian dan pengorbanan mereka. Terimalah persembahan dan dharma bakti mereka Ya Allah. Tidak saja sebagai pengabdian kepada tanah air, bangsa dan negara, tetapi juga sebagai amal ibadah kepada-Mu Ya Allah.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana. Jadikanlah kami sebagai bangsa yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, dan bangsa yang menghargai dan berterima kasih kepada para pahlawannya. Berikanlah kami taufik dan hidayah-Mu, agar kami dapat menjadi pewaris dalam mengemban amanat para pahlawan dan syuhada’ untuk mengisi kemerdekaan dan pembangunan serta mewujudkan negara yang adil dan makmur di bawah rida-Mu.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun. Ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami, para pemimpin dan pahlawan kusuma bangsa kami. Terimalah amal bhakti mereka, Amin

ربُّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ * وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ *
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Deretan contoh doa upacara 17 Agustus di atas sudah dilakukan penyesuaian waktu penyelenggaraan HUT RI dari sumber aslinya.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com