Jakarta –
Kala bercinta, pendarahan bisa dialami oleh sejumlah wanita. Hal ini seringkali membuat banyak wanita khawatir, terutama bila sumber darah tersebut bukan dari menstruasi. Banyak yang kerap mempertanyakan kenapa saat berhubungan intim keluar darah dan apakah hal ini ada kaitannya dengan penyaki tertentu? Berikut penjelasannya.
Dikutip dari Healthline, pada dasarnya pendarahan pada vagina saat atau setelah berhubungan seks merupakan hal yang banyak terjadi. Pendarahan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi vagina yang kering, sobekan pada vagina, infeksi, atau pertumbuhan pada uterus, termasuk pertumbuhan sel kanker atau polip.
Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu saat berhubungan intim keluar darah.
1. Vagina kering
Berbagai faktor bisa membuat vagina menjadi kering, salah satunya akibat dari perubahan hormon yang dialami oleh wanita setelah melahirkan, menyusui, atau wanita yang memasuki fase menopause. Selain itu, gesekan dari penetrasi yang dilakukan sebelum ereksi juga bisa menyebabkan luka pada vagina.
Di luar itu, kemoterapi juga bisa merusak ovarium sehingga tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang juga bisa menyebabkan vagina menjadi kering.
Berhubungan seks saat vagina dalam kondisi kering bisa menimbulkan robekan pada jaringan vagina yang tergolong sensitif. Hal ini bisa membuat terjadinya pendarahan dan menimbulkan rasa sakit saat bercinta.
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi hormonal juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pendarahan saat berhubungan seks. Hal ini tergolong normal, terutama saat baru mulai menggunakan atau menggunakan kontrasepsi dalam bentuk alat yang ditanamkan dalam rahim, seperti intrauterine hormonal device (IUD) atau implan. Seiring dengan tubuh yang mulai menyesuaikan, umumnya pendarahan akan berhenti dengan sendirinya.
Selain itu, beberapa jenis kontrasepsi juga bisa memicu kondisi vagina yang kering. Hal ini juga bisa menyebabkan gesekan yang membuat luka pada vagina sehingga terjadi pendarahan.
3. Infeksi menular seksual (IMS)
Beberapa jenis infeksi menular seksual bisa menimbulkan pendarahan, terutama setelah seks. Terlebih jika infeksi ini menyebabkan peradangan atau pembengkakan pada area serviks atau leher rahim yang disebut sebagai servisitis.
Infeksi menular seksual lainnya, seperti klamidia, gonore, herpes, dan trikomoniasis juga bisa menyebabkan iritasi pada serviks yang juga bisa memicu kondisi servisitis.
Gonore dan klamidia bisa memicu terjadinya radang panggul yang juga bisa menimbulkan pendarahan di antara masa menstruasi, pendarahan saat seks, rasa sakit pada pinggul, dan keputihan atau bau yang tidak biasa. Bahkan, bila tidak diobati, kondisi ini juga bisa menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan.
4. Polip
Polip yang tumbuh pada area serviks atau di dalam uterus bisa menyebabkan pendarahan akibat gesekan yang terjadi ketika berhubungan seksual.
5. Vaginosis bakterialis atau infeksi jamur
Segala jenis infeksi bisa menyebabkan peradangan dan iritasi pada vagina yang bisa menyebabkan pendarahan. Salah satunya adalah vaginosis bakterialis atau infeksi jamur yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebih.
6. Kanker serviks
Pendarahan saat atau setelah seks adalah salah satu gejala utama yang dialami oleh pengidap kanker serviks. Namun, umumnya pendarahan yang disebabkan oleh kanker serviks ini tergolong ringan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Pendarahan bisa terjadi akibat gesekan dari aktivitas seksual yang menimbulkan iritasi pada jaringan vagina.
Pada dasarnya, pendarahan saat seks bukan merupakan kondisi yang berbahaya. Namun, bila pendarahan ini terus terjadi dan menimbulkan rasa sakit, segera konsultasikan pada dokter untuk mengetahui dengan pasti penyebab kenapa saat berhubungan intim keluar darah.
(suc/suc)
Image : unsplash.com/ Spacejoy