Tag Archives: kesehatan

Jakarta Masih Panas Banget, Hindari Paparan Langsung di Dua Jam Ini


Jakarta

Jakarta dan sejumlah wilayah lain di Indonesia masih dilanda suhu tinggi dan gerah luar biasa. Dengan kondisi ini, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyarankan masyarakat menghindari paparan sinar langsung pada pukul 10.00 WIB dan 16.00 WIB. Keduanya adalah momen ketika intensitas matahari sedang sangat tinggi.

Ekposure langsung sinar matahari ke kulit bisa berdampak buruk pada kesehatan, mulai dari dehidrasi hingga kanker kulit. Karena itu BMKG menyarankan masyarakat untuk:

  • Menggunakan pelindung diri
  • Minum cukup air putih setiap hari
  • Mengurangi aktivitas berat di luar ruangan.


Menurut BMKG, suhu panas di Indonesia bisa mencapai 35°C dengan sebaran merata di seluruh Indonesia. Wilayah yang paling berdampak adalah sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Kondisi suhu panas ini kemungkinan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025 atau awal November 2025. Fenomena ini disebabkan pergerakan semu matahari di belahan bumi selatan, monsun Australia, dan minimnya tutupan. Akibatnya, sinar matahari terasa lebih intens di beberapa wilayah.

Ada Kemungkinan Hujan

Di tengah cuaca yang terasa panas, masih ada kemungkinan hujan di beberapa wilayah. Dalam laman Instagramnya, prakiraan hujan pada Jumat (17/9/2025) di Jabodetabek terdapat di wilayah berikut:

  • Kota Tangerang
  • Kota Tangerang Selatan
  • Kabupaten Tangerang
  • Jakarta Barat
  • Jakarta Selatan
  • Jakarta Timur
  • Kepulauan Seribu
  • Kabupaten Bekasi
  • Kota Bekasi
  • Kabupaten Bogor
  • Kota Bogor
  • Kota Depok.

Dengan kemungkinan ini, warga Jabodetabek bisa menghadapi perubahan suhu tiba-tiba. Detikers bisa melindungi diri dengan menjaga kecukupan cairan, mengonsumsi makanan bergizi, dan upaya lain untuk menjaga kesehatan tubuh.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Tensi Normal Berapa? Cek Angka Ideal Berdasarkan Usia

Jakarta

Tensi atau tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan seberapa keras jantung bekerja.

Tekanan darah dapat berubah-ubah sepanjang hari, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat aktivitas, kondisi emosi, hingga kualitas tidur. Untuk memahami kesehatan jantung, penting mengetahui kisaran tekanan darah normal sesuai usia

Berapa Ukuran Tensi Normal?

Tensi tercatat sebagai dua angka, sistolik dan diastolik, misalnya 120/80. Keduanya diukur dalam satuan yang disebut sebagai milimeter air raksa (mmHg).


  • Tekanan sistolik: Tekanan setiap kali jantung berkontraksi (mengempis)
  • Tekanan diastolik: Tekanan di dalam arteri saat jantung berelaksasi sebelum detak berikutnya.Tensi normal bervariasi untuk setiap orang.

Dikutip dalam laman Heart Research Institute, berikut rata-rata tensi berdasarkan usia dan jenis kelamin:

1. 18-39 Tahun

  • Wanita: 110/68 mmHg
  • Pria: 119/70 mmHg

2. 40-59 Tahun

  • Wanita: 122/74 mmHg
  • Pria: 124/77 mmHg

3. 60+ Tahun

  • Wanita: 139/68 mmHg
  • Pria: 133/69 mmHg

Sementara itu, berikut rata-rata tekanan darah untuk anak-anak dan remaja:

1. Bayi Baru Lahir (newborn)-1 bulan

  • Sistolik: 60-90 mmHg
  • Diastolik: 20-60 mmHg

2. Bayi hingga Usia 1 tahun (infant)

  • Sistolik: 87-105 mmHg
  • Diastolik: 53-66 mmHg

3. Balita

  • Sistolik: 95-105 mmHg
  • Diastolik: 53-66 mmHg

4. Anak-anak Pra Sekolah

  • Sistolik: 95-110 mmHg
  • Diastolik: 56-70 mmHg

5. Anak-anak Usia Sekolah

  • Sistolik: 97-112 mmHg
  • Diastolik: 57-71 mmHg

6. Remaja

  • Sistolik: 112-128 mmHg
  • Diastolik: 66-80 mmHg

Cara Menjaga Tekanan Darah yang Sehat

Bagi orang dengan tekanan darah tinggi, dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi obat untuk mengelolanya. Tapi, perubahan gaya hidup yang sehat tetaplah penting. Berikut beberapa caranya

1. Pertahankan Berat Badan yang Sehat

Kelebihan berat badan diketahui bisa meningkatkan tekanan darah. Menurunkan berat badan berlebih bisa membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih sehat.

2. Terapkan Pola Makan Sehat

Pening untuk menerapkan pola makan yang sehat. Konsumsi makanan bergizi rendah garam, lemak jenuh, lemak trans, kolesterol LDL, sra gula. Perbanyak makan berbagai jenis sayuran, buah, biji-bijian utuh, dan nutrisi lain yang bisa membantu menurunkan tekanan darah.

3. Olahraga secara Teratur

Lakukan aktivitas fisik setiap hari. Hanya melakukan aktivitas kecil seperti jalan kaki dan berkebun bisa membantu menurunkan tekanan darah.

4. Hindari Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan secara teratur memiliki hubungan dengan tekanan darah tinggi yang berkelanjutan.

(elk/suc)



Sumber : health.detik.com

Perawatan Korban Keracunan MBG Ditanggung Pemerintah, Begini Mekanismenya


Jakarta

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, memastikan biaya perawatan rumah sakit bagi anak yang menjadi korban keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan ditanggung oleh pemerintah.

Hal ini diungkapkannya saat menjawab pertanyaan di konferensi pers di Jakarta Selatan terkait Penanggulangan KLB pada Program Prioritas Makan Bergizi Gratis.

“Nanti ini ditanggung biayanya oleh pemerintah dan hal ini oleh BGN,” katanya, Kamis (2/10/2025).


Senada, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan ada dua mekanisme penanggulangan biaya.

“Bila sudah terjadi (KLB), jadi ada dua daerah menetapkan KLB di daerah kota dan kabupaten, dan ketika pemerintah kota dan kabupaten sudah menetapkan (KLB) maka itu pemerintah daerah bisa mengklaim pendanaan itu ke asuransi,” ujar Dadan dalam kesempatan yang sama.

“Lalu bagi daerah-daerah yang tidak menetapkan KLB seluruh biaya sejauh ini ditanggung oleh badan gizi nasional,” tandasnya.

Di sisi lain, Menkes juga mendapat mandat untuk memperbaiki sistem pengawalan program makan bergizi gratis, khususnya terkait korban keracunan pangan. Menkes menyebut tak menutup kemungkinan ke depan pencatatan laporan keracunan MBG akan mirip dengan catatan COVID-19 harian maupun mingguan.

“Kita akan menggunakan angka sistem laporan yang sekarang sudah terjalin untuk keracunan pangan dari puskesmas dan Dinkes, baik apakah itu setiap hari, setiap minggu ada dan angkanya akan dikonsolidasikan antara BGN dan Kemenkes,” katanya dalam konferensi pers.

“Kalau perlu misalnya ada update harian mingguan bulanan seperti yang dulu kita lakukan saat COVID-19,” tandas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut pemerintah akan terus melakukan gerak cepat atas laporan kejadian luar biasa keracunan pangan.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

Menkes Bakal Monitor Keberhasilan MBG Lewat Cek Kesehatan Gratis-Survei Gizi


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan akan melakukan monitor tiap 6 bulan pada penerima program Menu Bergizi Gratis (MBG). Pemantauan itu nantinya akan melengkapi data Cek Kesehatan Gratis (CKG). Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program MBG apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya atau tidak.

“Di luar itu, memonitor program setiap 6 bulan para penerima MBG ini akan kita ukur tinggi badan dan berat badan dan itu akan masuk by name by adress ke laporan melengkapi CKG anak sekolah supaya kita bisa tahu efektivitas programnya,” ujar Menkes dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (2/101/2025).

Pemantauan juga akan dilakukan melalui Survei Gizi Nasional (SGN) tiap tahun. Jika sebelumnya survei tersebut lebih fokus pada masalah stunting, SGN nantinya juga akan dilakukan untuk melihat perkembangan status gizi anak pasca mendapatkan MBG. Data tersebut nantinya bisa digunakan sebagai evaluasi hingga penetapan kebijakan kesehatan masyarakat.

Menkes mengakui program MBG saat ini memang belum sempurna. Oleh karena itu, pihaknya ingin meningkatkan pengawasan lebih ketat agar kasus keracunan tidak muncul lagi.


Menurutnya, program MBG memiliki peran yang besar dalam meningkatkan status gizi masyarakat di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Menkes menyebut MBG menjadi salah satu langkah preventif berbagai masalah kesehatan.

“Misalnya stunting, kematian bayi, kematian ibu, banyak penyakit-penyakit degeneratif yang terjadi jadi saya sebagai menteri Kesehatan akan sangat terbantu kalau gizinya anak-anak itu baik itu preventifnya,” ujar Menkes.

“Sekarang kemudian gimana caranya bawa program MBG ini terus berjalan dengan lancar. Bahwa ada kekurangan itu kita akui dan Pak Dadan (Kepala Badan Gizi Nasional), kita sudah di kursi berdua ini yang penting pengawasan rutinnya mesti lakukan bersama-sama,” sambungnya.

Untuk itu, pihak Kemenkes bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga akan terlibat dalam proses pengawasan. Apabila kontrol yang dilakukan BGN dilakukan tiap hari, maka monitoring Kemenkes akan dilakukan seminggu sekali. Ia berharap pengawasan berlapis ini nantinya bisa mencegah masalah keracunan MBG terulang lagi.

“Saya dan Pak Mendagri akan eksternal kontrol seminggu sekali, mulai dari pemilihan bahan bakunya, airnya, kebersihan dapurnya, juga kebersihan dan keterampilan pemasaknya, pemaketannya, sampai pengirimannya itu ceklisnya sudah dibikin dan akan kita share kita didik semua SPPG supaya mematuhi,” sambungnya.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

Kronologi FDA Temukan Kontaminasi Radioaktif Cesium-137 pada Cengkeh Indonesia


Jakarta

Selain udang beku, Food and Drug Administration AS (FDA) baru-baru ini menemukan lagi produk impor asal Indonesia yang diduga terkontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137), yakni cengkeh. Produk rempah tersebut diketahui dikirim oleh perusahaan PT Natural Java Spice.

Akibatnya, produk rempah dari perusahaan tersebut yang dikirim ke AS juga masuk dalam import alert untuk kontaminasi kimia.

Customs & Border Protection AS (CBP) di pertengahan Agustus memberitahu FDA mengenai temuan Cs-137 di sebuah kontainer di pelabuhan Los Angeles/Long Beach, California. FDA kemudian mengambil sejumlah sampel untuk analisis radionuklida, dan hasilnya mengonfirmasi adanya Cs-137 pada satu sampel cengkeh sebesar 732,43 Bq/kg.


“Perusahaan dengan produk yang terdeteksi mengandung Cs-137 telah dimasukkan ke dalam Import Alert, sehingga produk mereka ditolak masuk ke pasar Amerika Serikat,” demikian kata FDA, dikutip dari laman resminya, Kamis (2/10/2025).

“Untuk mencegah produk rempah apa pun dari perusahaan ini masuk ke AS sampai mematuhi Undang-Undang FD&C. FDA terus menyelidiki,” kata FDA.

Sebelumnya, FDA juga mendeteksi radionuklida Cesium-137 pada awal Agustus lalu di satu sampel udang beku yang diimpor dari Indonesia. Udang itu diimpor oleh perusahaan PT Bahari Makmur Sejati.

Adapun kadar Cesium-137 yang terdeteksi dalam pengiriman udang beku sekitar 68 Bq/kg, yang berada di bawah Batas Intervensi Turunan FDA untuk Cs-137 sebesar 1200 Bq/kg.

“FDA belum mendeteksi Cs-137 dalam produk apa pun di atas tingkat intervensi turunan Cs-137 saat ini (1200 Bq/kg). Namun, tingkat yang terdeteksi dalam sampel udang tepung roti dapat menimbulkan potensi masalah kesehatan jika terpapar radiasi dalam jangka waktu lama, dikombinasikan dengan radiasi yang ada di lingkungan dan dari sumber lain, seperti prosedur medis,” kata FDA.

“Menghindari produk dengan tingkat Cs-137 tersebut merupakan langkah yang bertujuan untuk mengurangi paparan radiasi tingkat rendah yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika terpapar terus-menerus dalam jangka waktu lama,” lanjutnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar menekankan tengah berkoordinasi dengan otoritas pengawasan pangan dan obat di Amerika Serikat terkait temuan cengkeh mengandung zat radioaktif.

Meski begitu, ia belum bisa menjelaskan bagaimana tindak lanjut ke depan terkait temuan tersebut.

“Kita sekarang sedang berkoordinasi dengan BPOM AS karena kan temuannya dari BPOM AS,” bebernya saat ditemui di Gedung Kemenkes RI, Kamis (2/10/2025).

“Dalam bentuk joint assestment antara BPOM Indonesia dengan US Food and Drug Administration,” lanjutnya.
Terkait kemungkinan penyetopan impor sementara, BPOM RI menyebut akan mengkaji lebih lanjut dengan pihak Kemendagri, bila ternyata benar ditemukan cemaran.

“Nanti kita akan berkoordinasi dengan Kemendag,” pungkasnya.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

Kemenkes Wanti-wanti Efek Cemaran Radioaktif Cs-137, Minta Lapor Bila Ada Gejala Ini


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI mewanti-wanti risiko dan efek dari paparan radioaktif cesium-137 yang belakangan ramai ditemukan di Kabupaten Serang, Banten, Kecamatan Cikande. Pemerintah menetapkan wilayah tersebut tercemar Cs-137 yang diduga berawal dari reaktor nuklir, masuk dari luar negeri.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menyebut orang yang terpapar radioaktif Cs-137 bisa mengalami sindrom radiasi akut (ARS). Keluhannya bisa ditandai dengan mual, muntah, diare, kelelahan, hingga hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya penurunan sel darah putih.

Selain itu, kerusakan kulit atau jaringan juga bisa terjadi. “Pasien bisa melaporkan kemerahan, lepuh, luka bakar radiasi,” beber Aji dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).


Sementara pada paparan radioaktif Cesium-137 yang sangat tinggi, ada risiko perdarahan. Keluhan ini juga diikuti dengan infeksi berat, kerusakan organ, bahkan fatalnya kematian.

Bukan hanya dalam jangka pendek, secara jangka panjang paparan Cesium-137 dalam level rendah yang berulang, bisa memicu kanker.

“Risiko kanker meningkat (leukemia, kanker jaringan lunak) akibat kerusakan DNA,” jelas Aji.

Kelompok ibu hamil lebih berisiko saat terpapar cemaran cesium-137, dengan adanya gangguan reproduksi dan risiko kelainan janin.

Meski begitu, Aji menekankan sejauh ini paparan yang ditemukan pada keseluruhan pasien di Cikande relatif rendah dan bisa didekontaminasi dengan obat khusus, hingga terus dipantau perkembangan kesehatannya.

Imbauan Kemenkes RI

Alih-alih panik, Kemenkes RI meminta masyarakat segera mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk pemerintah untuk melihat kemungkinan paparan cemaran.

Sebisa mungkin selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, selalu mandi setelah beraktivitas di area berisiko, memastikan konsumsi makanan bergizi, dan cukup istirahat.

“Segera laporkan ke tenaga kesehatan bila mengalami keluhan seperti mual, muntah, lemas, atau perubahan kesehatan lain,” beber dia.

Sebagai catatan, radiasi tidak bisa dilihat, didengar, atau dicium, sehingga pemeriksaan kesehatan sangat penting untuk mengetahui dampaknya.

“Tidak perlu khawatir berlebihan, pemerintah telah melakukan dekontaminasi, pengamanan lokasi, dan penanganan medis,” pungkas dia.

(naf/up)



Sumber : health.detik.com

Cikande Tercemar Radioaktif Cs-137, Kemenkes Ungkap Kondisi 9 Pasien yang Terpapar


Jakarta

Publik ramai menyoroti penetapan status kondisi khusus pada wilayah Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Ada 9 orang yang terindikasi positif terpapar radioaktif cesium-137 melalui pemeriksaan whole body counter (WBC) dan enam orang positif terpapar melalui hasil pemeriksaan surveymeter.

Pemerintah sejauh ini melakukan pemeriksaan pada lebih dari 1.500 pekerja dan warga sekitar di kawasan industri Cikande.

“Pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) kepada lebih dari 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande. Hasilnya terdapat 6 orang positif terpapar (hasil surveimeter) dan 9 hasil whole body counter (WBC),” jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Aji Muhawarman, dalam keterangan resminya, Kamis (2/10/2025).


Pihaknya disebut akan terus melakukan pemantauan kesehatan masyarakat. Aji sekaligus menjelaskan sejumlah tahapan deteksi sebelum pasien akhirnya dirujuk.

Pertama, pasien menjalani pemeriksaan surveymeter. Tes tersebut untuk menunjukkan apakah ada paparan eksternal radiasi pada tubuh maupun pakaian.

Bila hasilnya positif, langsung dilakukan dekontaminasi, dengan mengganti pakaian dan mandi, lalu diperiksa ulang.

Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan darah. Hal ini dikarenakan penurunan limfosit bisa menjadi indikasi awal seseorang terpapar cemaran zat radioaktif cesium-137.

Penetapan akhir dengan Whole Body Counter (WBC), saat orang tersebut ditemukan mengalami penurunan limfosit. WBC bisa mendeteksi paparan radiasi internal atau cesium yang masuk ke tubuh.

“Jika terindikasi serius, dirujuk ke RS rujukan nasional (RS Fatmawati) untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut,” lanjutnya.

Saat ditanya lebih lanjut, Aji menekankan seluruh pasien yang terpapar cesium-137 saat ini dalam kondisi stabil.

“Saat ini kondisi baik,” pungkas dia.

(naf/up)



Sumber : health.detik.com

Cegah Keracunan, Menkes Usul Rapid Test Hidangan MBG Sebelum Dikonsumsi


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan rapid test untuk menu makan bergizi gratis (MBG) akan dilakukan pada dua tahap. Pertama pemeriksaan pada bahan baku dan air, lalu pada makanan yang sudah matang.

“Ada yang bisa dilakukan pengujian kualitas bahan baku. Nah, ini yang kita bicarakan dengan BGN (Badan Gizi Nasional), supaya bahan bakunya nanti termasuk airnya, kalau bisa diuji rapid,” ujar Menkes ketika ditemui awak media di Kantor Kemenkes, Kamis (2/10/2025).

Pada rapid test untuk masakan, nanti pemeriksaan dilakukan untuk menemukan apakah ada kontaminan pada makanan. Seperti yang diketahui, banyak kejadian keracunan MBG terjadi akibat infeksi bakteri dan virus.


Ia lantas membandingkan metode ini pada pengamanan makanan untuk jamaah Haji. Menurutnya, pengamanan pangan harus benar-benar dilakukan dengan serius agar masalah keracunan tidak muncul lagi.

“Jenis (rapid test) kedua untuk makanan setelah jadi, ada rapid test-rapid test untuk ngecek bakterinya apa, ngecek keracunan kimianya apa,” ujar Menkes.

“Contohnya setiap pejabat negara atau kepala negara kalau mau makan kan harus di-rapid test dulu. Kita juga lakukan dengan katering haji, kan Kemenkes melakukan catering untuk 200 ribuan jamaah haji tiap musim haji, itu sudah dilakukan. Nanti itu yang akan kita ajarin teman-teman di SPPG supaya mereka bisa melakukan itu secara lebih baik,” sambungnya.

Selain itu, Menkes juga berbicara soal kemungkinan kasus keracunan MBG ini naik level menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) nasional. Seperti yang diketahui, beberapa wilayah di Indonesia sudah menetapkan KLB keracunan MBG.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait status kasus keracunan makanan menjadi KLB nasional.

“Kalau KLB naik menjadi KLB nasional itu sudah ada aturannya ya di undang-undang dan sama peraturan presiden. Saya untuk jawab sekarang jadi KLB nasional itu memang harus ada beberapa provinsi beberapa banyak itu ya tapi sekarang belum masuk ya,” tandasnya.

(avk/naf)



Sumber : health.detik.com

Kasus TBC Resisten Obat Masih Tinggi, Wamenkes Soroti Hal Ini


Jakarta

Indonesia masih menghadapi tantangan besar menanggulangi tuberkulosis (TBC) resisten obat. Per 2024, terdapat sekitar 12.000 kasus TB resisten obat dengan tingkat keberhasilan pengobatan baru di angka 59 persen.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan kondisi ini harus menjadi perhatian serius.

“Tantangan kita untuk melakukan penatalaksanaan TBC resisten ada di hadapan kita. Keberhasilannya harus terus meningkat ke depan,” ujar Dante di Jakarta, Kamis (2/10/2025).


Menurut Dante, hadirnya regimen pengobatan baru bernama BIPAL-M atau Bipalem membawa angin segar bagi pasien TB resisten obat. Jika sebelumnya terapi bisa berlangsung hingga 18 bulan dengan konsumsi lebih dari 20 tablet per hari, kini pengobatan cukup enam bulan saja, dengan hanya 4 hingga 5 tablet per hari.

“Dengan regimen lama, pengobatan TB resisten bisa menghabiskan hingga Rp 120 juta per pasien. Sementara dengan BIPAL-M, jika patuh berobat, biayanya hanya sekitar Rp 9 juta,” lanjut Dante.

Selain lebih terjangkau, terapi singkat diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan pasien yang selama ini menjadi tantangan utama. Banyak kasus TB resisten obat muncul akibat pasien menghentikan pengobatan di tengah jalan, sehingga obat standar tak lagi efektif.

Target 2025

Kementerian Kesehatan menegaskan komitmennya mempercepat penanganan TB di Indonesia. Mengacu pada estimasi World Health Organization (WHO), jumlah kasus TBC di Tanah Air mencapai 1,09 juta orang setiap tahun.

“Yang paling penting adalah upaya notifikasi. Jadi, 1.090.000 orang itu harus dicek semua sebelum diobati. Target kita, 90 persen di tahun 2025 sudah dicek secara total, dan setelah dicek langsung diobati. Inilah yang disebut enrollment target,” jelas Dante.

Ia menambahkan, capaian pengobatan TBC kini menunjukkan progres positif.

“Enrollment target juga 90 persen, dan untuk saat ini yang sudah ditemukan sudah tercapai enrollment obatnya. Tingkat kesembuhan sudah mencapai 90 persen sesuai target. Kita akan melakukan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, semua harus diberdayakan supaya pengobatan TBC ini berjalan,” katanya.

Sementara Direktur Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia Prof Erlina Burhan, menilai regimen baru Bipalem sebagai terobosan besar. Menurutnya, selain lebih singkat, efek samping obat juga lebih dapat dikelola.

“Selama ini, pengobatan TB resisten obat menjadi masalah besar karena pasien harus menjalani terapi hingga 18 bulan dengan jumlah obat yang sangat banyak. Dengan Bipalem, pengobatan cukup enam bulan saja. Obat yang diminum hanya 4 hingga 5 tablet per hari, dan efek sampingnya lebih bisa dimanage,” jelasnya.

Bahkan, kata Dante, ke depan pemerintah bersama lembaga riset internasional akan memulai uji klinis terapi super singkat, hanya satu bulan pengobatan. Uji klinis ini dijadwalkan berlangsung pada 2027 hingga 2029.

Jalan Panjang Menuju Eliminasi TB

Meski berbagai inovasi hadir, Dante mengingatkan bahwa obat tidak cukup. Peran tenaga kesehatan dalam mendampingi pasien sejak awal hingga akhir pengobatan tetap menjadi kunci.

“Dalam upaya menurunkan angka TBC, kita berhadapan dengan berbagai macam hal di masyarakat. Salah satunya adalah TBC resisten obat yang tidak bisa diobati dengan obat standar. Maka, pendampingan pasien sangat penting agar terapi benar-benar tuntas,” tegasnya.

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang


Jakarta

Banyak orang yang mungkin tidak tahu kalau golongan darah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi medis tertentu. Golongan darah mengkategorikan darah berdasarkan kandungannya, termasuk faktor Rhesus atau Rh dan antigen.

Golongan darah seseorang diturunkan secara genetik dari orang tua. Hal ini menghasilkan kombinasi yang berbeda, dan belum tentu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang tua.

Sistem golongan darah ABO mencakup empat golongan darah yang berbeda. Setiap golongan darah penting karena orang-orang dari setiap golongan darah dapat mengalami keadaan darurat medis di beberapa titik.


Dikutip dari MedicineNet, golongan darah bergantung pada antibodi dan antigen dalam darah. Antigen adalah kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah merah.

Lantas, kondisi kesehatan apa yang terkait dengan masing-masing golongan darah?

1. Kehilangan Memori dan Fungsi Otak

Fungsi otak berhubungan dengan gen ABO. Jika memiliki golongan darah A, B, atau AB, orang itu 82 persen lebih mungkin mengalami masalah memori dan kognisi.

Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan demensia dan terkait dengan stroke. Salah satu kemungkinannya adalah golongan darah dapat menyebabkan masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Semua ini dapat menyebabkan masalah kognitif.

2. Penyakit Jantung dan Serangan Jantung

Darah dipompa melalui jantung, jadi ada hubungan antara jantung dan golongan darah. Golongan darah dapat membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan serangan jantung.

Jika bukan golongan darah O, gen ABO dapat membuat seseorang berisiko terkena masalah jantung. Hal ini terutama berlaku jika tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner pada golongan darah A, B, dan AB.

3. Kanker

Banyak faktor yang berkaitan dengan risiko kanker yang tinggi. Tetapi, jika bergolongan darah A, lebih berisiko tinggi terkena kanker lambung.

Gen ABO telah dikaitkan dengan kanker lain, seperti kanker payudara, prostat, hati, kolorektal, paru-paru, dan serviks. Hubungan ini telah ada selama lebih dari 60 tahun, dan belum ada penjelasan mengapa gen tersebut berperilaku seperti ini.

Lantas, golongan darah apa yang paling sehat?

Golongan darah adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko keseluruhan seseorang terhadap penyakit medis tertentu. Meski tidak ada yang pasti, golongan darah dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi medis tertentu.

Pada intinya, tidak ada golongan darah yang benar-benar ‘paling sehat’, karena masing-masing memiliki profil kesehatan yang unik dengan beberapa kelebihan dan kekurangan. Orang dengan golongan darah O memang memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan kanker tertentu, seperti kanker lambung hingga demensia.

Tetapi, orang dengan golongan darah O lebih rentan terhadap pembekuan darah dan tukak lambung. Maka dari itu, semuanya kembali bagaimana seseorang melindungi diri dari penyakit dan menerapkan pola hidup yang sehat.

Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah, ikan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima, begitu pula dengan aktivitas fisik yang teratur.

Tidak merokok dan membatasi konsumsi alkohol juga berkontribusi pada gaya hidup sehat.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com