Tag Archives: kesehatan

Nggak Perlu Terlalu Lama, Segini Durasi Ideal Berhubungan Intim Agar Makin Bergairah

Jakarta

Durasi bercinta atau berhubungan seks yang ideal mungkin masih menjadi pertanyaan banyak pasangan suami istri. Hal ini kerap dikaitkan dengan tingkat kepuasan pasangan.

Faktanya, tingkat kepuasan dalam hubungan seksual dipengaruhi banyak faktor, salah satunya durasi. Lantas, berapa durasi yang ideal bercinta?

Terapis seks dan pakar kesehatan mental, Anu Goel, mengatakan durasi seks yang ideal umumnya tidak terlalu lama.


“Durasi waktu seks vaginal harus antara 7-15 menit agar dapat memberikan hasil yang diinginkan secara maksimal dan untuk mencapai orgasme, meskipun tidak pernah dijamin,” jelas Anu Goel yang dikutip dari Healthshot.

“Namun, seks tidak hanya dilakukan secara vaginal, tetapi juga foreplay, yang sangat penting,” sambungnya.

Berdasarkan penelitian, Goel mengatakan bahwa pria biasanya mengalami ejakulasi setelah berhubungan seks selama 5-10 menit. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Sexual Medicine tersebut membagi seks menjadi cukup, diinginkan, terlalu pendek, dan terlalu lama.

Disebutkan bahwa hubungan seks yang berlangsung selama 3 hingga 13 menit adalah hal yang normal. Untuk seks yang berjalan selama 3-7 menit dianggap cukup, sedangkan yang berlangsung antara 7-13 menit dianggap memuaskan.

Apa yang terjadi jika terlalu lama berhubungan seks?

Meski sebagian orang menganggap hubungan seks yang lama akan semakin baik, itu mungkin saja tidak benar. Hubungan seks yang lama juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

“Jika hubungan seks dilakukan terlalu lama, hal itu dapat menyebabkan infeksi vagina. Hal ini terjadi karena kontak terus-menerus antara dua manusia,” jelas Goel.

Hal itu juga dapat menyebabkan nyeri vagina dan bahkan pembengkakan. Jika pelumas mengering karena hubungan seks yang lama, aktivitas yang terus-menerus dapat menyebabkan gesekan, yang dapat menyebabkan nyeri.

“Tentu saja, ada juga risiko Infeksi Saluran Kemih atau ISK yang lebih tinggi. Hubungan seks yang terlalu lama juga dapat membuat Anda kelelahan secara fisik,” sambungnya.

(sao/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Hindari 4 Hal Ini Usai Bercinta, Bisa Rusak Keharmonisan-Ganggu Organ Intim

Jakarta

Bercinta merupakan momen yang penting untuk pasangan suami istri. Melakukannya secara rutin, bisa menjadi salah satu langkah yang baik untuk meningkatkan keharmonisan, kesehatan fisik, serta jiwa.

Dikutip dari Business Insider, berikut adalah sederet hal yang sebaiknya tidak dilakukan setelah bercinta. Bisa rusak keharmonisan hingga berdampak pada kesehatan organ reproduksi.

1. Langsung Ambil Ponsel

Setelah bercinta sebaiknya hindari untuk langsung mengambil ponsel atau menonton televisi. Momen-momen setelah bercinta menjadi waktu krusial untuk menjalin ikatan yang lebih erat dengan pasangan.


“Kehadiran bersama pasangan meningkatkan hubungan intim Anda. Salah satu hormon yang dilepaskan setelah berhubungan seks, yang disebut oksitosin, adalah hormon pengikat,” kata obgyn Dr Carolyn DeLucia.

Setelah bercinta, tubuh akan melepaskan dopamin dan oksitosin. Kedua jenis hormon tersebut menciptakan hubungan antara sistem saraf yang memproses isyarat wajah, suara, dan sistem penghargaan.

Membuka media sosial atau menonton televisi membatasi peluang untuk menikmati perasaan bahagia setelah bercinta. Jadi nikmatilah momen tersebut selagi bisa.

2. Lupa Buang Air Kecil

Buang air kecil setelah bercinta menjadi hal yang penting untuk organ reproduksi, khususnya vagina. Aktivitas seksual dapat mendorong bakteri ke uretra yang dapat meningkatkan risiko infeksi kandung kemih atau saluran kemih.

“Mengosongkan kandung kemih setelah berhubungan seks merupakan ide yang baik, karena aktivitas tersebut diketahui dapat membantu bakteri berpindah dari belakang ke depan, dari area anus ke vagina atau uretra. Buang air kecil akan membersihkan area tersebut, sehingga menurunkan risiko infeksi,” ucap DeLucia.

3. Kenakan Pakaian Ketat

DeLucia menuturkan mengenakan pakaian ketat bukanlah ide baik yang bisa dilakukan setelah berhubungan intim. Menurutnya, lebih baik pasangan tidak mengenakan apapun atau hanya mengenakan pakaian longgar setelah bercinta, sehingga tubuh dapat membersihkan dirinya sendiri secara alami.

“Karena biasanya ada kelebihan cairan tubuh dan gesekan menyebarkan bakteri, sebaiknya biarkan cairan mengalir dan udara mengalir dengan lancar,” katanya.

4. Douching

Meskipun douching atau membersihkan vagina dengan alat khusus setelah berhubungan sering dianggap aman dan sehat untuk mencegah kehamilan atau infeksi menular seksual, ahli justru kurang menyarankannya. Doching dapat mengubah flora normal vagina dan justru meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Selain itu, ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur serta vaginosis bakterial, kondisi yang disebabkan oleh peradangan vagina saat terjadi pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

“Douching membasmi flora bakteri alami sehingga area tersebut menjadi rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur,” ucap DeLucia.

(avk/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Obat Alami Atasi Disfungsi Ereksi, Efeknya Tak Kalah Jos dari ‘Viagra’

Jakarta

Disfungsi ereksi (DE) menjadi masalah yang dapat menurunkan rasa percaya diri laki-laki, serta mengganggu kehidupan seksualnya. Masalah disfungsi ereksi ini umumnya disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres atau trauma masa lalu, masalah fisik seperti diabetes atau saraf, atau efek dari penggunaan obat-obat tertentu.

Dikutip dari New York Post, banyak pria yang mengatasi masalah ini dengan pengobatan viagra. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke penis setelah adanya rangsangan seksual. Dengan begitu, obat ini dapat memicu ereksi dan membuat ereksi bertahan lebih lama.

Namun, ada juga beberapa minuman alami yang diklaim mampu mengobati disfungsi ereksi, dengan kemampuan yang mirip seperti viagra. Apa saja bahan alami tersebut?


1. Jus Anggur Merah

Sebuah studi yang diterbitkan di Aging Male mengungkap pria yang rajin minum jus anggur merah, dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi secara signifikan.

Para peneliti di Rumah Sakit Umum Universitas Kedokteran Tianjin di Cina Utara menemukan bahwa, mereka yang mengonsumsi jus anggur merah selama lima kali atau lebih dalam seminggu, mengalami penurunan sekitar 79 persen terkait masalah disfungsi ereksi, dibandingkan pria yang tidak meminum jus anggur merah.

Senyawa fenolik dan zat kimia bernama fenol diketahui dapat menjaga kesehatan arteri dan mencegah penyempitan yang dapat membatasi aliran darah ke penis.

2. Kopi Hitam

Sebuah penelitian dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston menemukan kafein mengurangi kemungkinan disfungsi ereksi. Para peneliti mwnyebut pria berusia di atas 20 tahun yang mengonsumsi kafein sekitar dua hingga tiga cangkir kopi sehari cenderung tidak melaporkan masalah disfungsi ereksi dibandingkan pria yang menghindari kopi hitam.

3. Shilajit

Shilajit merupakan zat mineral alami yang berasal dari bebatuan pegunungan Himalaya. Shilajit telah lama digunakan sebagai pengobatan untuk mengobati banyak masalah kesehatan, termasuk disfungsi ereksi.

Sebuah studi klinis menemukan pria yang diobati dengan dosis shilajit dua kali sehari selama 90 hari berturut-turut mengalami peningkatan yang signifikan dalam testosteron dan dehidroepiandrosteron (keduanya diperlukan untuk pertumbuhan otot dan kinerja seksual) dibandingkan mereka yang diberi plasebo.

4. Bit Merah

Buah bit merah memang dikenal memiliki reputasi yang bagus terkait pengobatan masalah seksual. Sejak zaman Romawi, bit merah memang dipuji karena khasiat afrosidiaknya.

Meskipun bit sudah lama terkenal, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa bit dapat meningkatkan kesehatan seksual. Namun, bit diketahui dapat meningkatkan jumlah oksida nitrat dalam tubuh, yakni senyawa yang berperan penting dalam menghasilkan dan mempertahankan ereksi.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Minuman yang Bikin Libido Pasutri saat Bercinta Makin ‘On Fire’

Jakarta

Bercinta merupakan salah satu cara untuk menjaga keharmonisan pasangan suami istri. Namun, terkadang pria dan wanita dapat mengalami kondisi libido atau gairah bercinta sedang anjlok.

Hal ini merupakan kondisi yang normal dan bisa terjadi oleh siapa saja. Libido atau dorongan seks merupakan hasrat seseorang untuk melakukan aktivitas seksual.

Kondisi libido yang menurun bisa disebabkan berbagai hal, misalnya gaya hidup, pertambahan usia, hingga kondisi medis tertentu seperti disfungsi ereksi.


Jika ini terjadi, sebaiknya harus segera diatasi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan mengkonsumsi minuman tertentu yang bisa meningkatkan libido dan fungsi seksual.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut daftar minuman yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan libido:

1. Air Putih

Dikutip dari laman Hims, salah satu kunci kesehatan yang baik dan dorongan seks yang sehat adalah tetap terhidrasi dengan baik. Air menjadi pilihan yang sehat, dan juga dapat meningkatkan libido.

Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala, ngantuk, dan mudah tersinggung sekaligus berdampak negatif pada daya tahan dan kekuatan otot. Menurut sebuah studi skala kecil tahun 2011, dehidrasi ringan pun dapat memiliki efek suasana hati yang akut.

Beberapa studi menunjukkan orang mungkin mengalami penurunan dorongan seks saat mengalami efek suasana hati akut, seperti merasa sedih atau tertekan.

Menurut American Psychological Association, stres kronis atau jangka panjang dapat memengaruhi produksi testosteron tubuh Anda dan membuat kurang tertarik pada seks. Hidrasi yang lebih baik juga dapat manajemen tekanan darah yang lebih baik dan aliran darah yang lebih baik, yang menjadi bagian penting dari fungsi ereksi.

Meskipun belum ada studi langsung tentang dampak air terhadap libido, minuman ini wajib dipenuhi kebutuhannya. Minuman ini tidak hanya membuat tubuh sehat, tetapi juga membantu memiliki dorongan seks yang sehat.

2. Teh Hijau

Dikutip dari Healthshot, teh hijau menjadi minuman yang dapat meningkatkan hasrat seksual dan membangkitkan gairah seks wanita. Teh hijau mengandung senyawa kaya yang disebut katekin yang memperlancar aliran darah ke daerah kewanitaan. Hal itu yang membantu meningkatkan gairah seks.

3. Kopi Hitam

Kopi dapat meningkatkan suasana hati dan gairah seks. Diperkaya dengan kafein, kopi dapat bermanfaat untuk gairah seks baik pada pria maupun wanita.

Menurut sebuah studi tahun 2015 oleh Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston (UTHealth), pria yang mengonsumsi kopi setiap hari memiliki risiko lebih rendah mengalami disfungsi ereksi.

4. Banana Shake

Selain lezat, banana shake dapat meningkatkan gairah seks. Menurut para ahli, pisang memiliki enzim bromelain yang meningkatkan libido dan testosteron pada pria.

5. Jus Buah Delima

Jus buah delima sudah lama diteliti manfaatnya dalam meningkatkan hormon seksual, baik pada pria dan wanita. Faktanya, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam International Journal of Impotence Research, yang dilakukan di Beverly Hills Clinic di AS, mengamati bahwa mengonsumsi jus buah delima dapat meningkatkan aliran darah ke organ seksual, dan meningkatkan gairah seks.

Meskipun demikian, mungkin sebaiknya hindari jus buah delima kemasan.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Pria Pemilik Mr P Terpanjang Ada di Negara Ini, Ukurannya Bisa Sentuh 17 Cm

Jakarta

Ukuran penis atau Mr P menjadi hal yang penting bagi banyak pria. Tidak sedikit yang mengaitkan ukuran penis dengan tingkat keperkasaan kaum Adam.

Untuk menentukan ukuran penis terbesar di dunia, kompendium kumpulan data Data Panda yang didasarkan pada laporan tahun 2014 dalam jurnal BJU International Sexual Medicine mengurutkannya dalam peringkat. Para peneliti meninjau studi yang ada dari seluruh dunia, yang berdasar pada hasil pengukuran yang dilakukan para profesional kesehatan.

Hasil ini didapatkan dari pengukuran sampel yang terdiri dari lima orang atau lebih. Dikutip dari NYPost, berikut 10 negara dengan pria yang memiliki ukuran penis terpanjang di dunia:


  1. Sudan: 7,07 inci (17,95 cm)
  2. Republik Demokratik Kongo: 7,05 inci (17,90 cm)
  3. Ekuador: 6,93 inci (17,60 cm)
  4. Republik Kongo: 6,83 inci (17,34 cm)
  5. Ghana: 6,81 inci (17,29 cm)
  6. Nigeria: 6,69 inci (16,99 cm)
  7. Venezuela: 6,66 inci (16,91 cm)
  8. Lebanon: 6,62 inci (16,81 cm)
  9. Kolombia: 6,59 inci (16,73 cm)
  10. Kamerun: 6,55 inci (16,63 cm)

Bagaimana di Indonesia?

Seksolog dr Haekal Anshari, M Biomed (AAM) mengungkapkan ukuran penis standar orang Indonesia berkisar 10 sampai 12 cm saat dalam kondisi ereksi.

“Kalau untuk Indonesia itu, ukuran standarnya ketika ereksi itu kisaran 10-12 cm,” beber dr Haekal saat ditemui beberapa waktu lalu.

Meski begitu, dr Haekal menegaskan ukuran penis tidak mempengaruhi kepuasan seks. Hal terpenting bagi pria saat berhubungan seksual adalah ereksi yang maksimal.

“Itu mitos. Kalau penisnya panjang, gede, tapi lembek, buat apa. Nggak bisa menstimulasi G-spot perempuan. Yang penting itu keras optimal. Kerasnya itu seperti timun lah,” sambungnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Dear Pasutri, Ini Masalah Kesehatan yang Bisa Sembuh saat Rutin Bercinta

Jakarta

Bukan rahasia lagi jika berhubungan seksual dapat memberikan banyak manfaat bagi para pasangan. Selain membuat hubungan lebih ‘hangat’, bercinta juga bisa berdampak positif bagi kesehatan, termasuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Dikutip dari Everyday Health dan WebMD, hormon-hormon yang dilepaskan oleh tubuh saat seseorang berhubungan seksual dapat membantu mengobati beberapa masalah kesehatan yang terjadi.

Lalu apa saja penyakit yang bisa diobati dengan rutin berhubungan seksual?


1. Insomnia

Saat berhubungan seksual, khususnya saat orgasme tubuh akan melepaskan hormon prolaktin. Hormon ini akan membantu seseorang untuk tidur.

Setelah berhubungan seks, lonjakan prolaktin sebagian besar bertanggung jawab atas rasa kantuk dan rileks yang sering terjadi. Hal ini tidak hanya membantu tertidur lebih mudah tetapi juga mendukung tidur yang lebih nyenyak dan lebih nyenyak.

2. Nyeri di Tubuh

Selain dapat menghilangkan stres, endorfin yang dilepaskan tubuh saat berhubungan seksual juga dapat menjadi pereda sakit alami. Selama berhubungan seks, tubuh akan dibanjiri endorfin, yang berinteraksi dengan reseptor rasa sakit di otak dengan menghalangi transmisi sinyal rasa sakit.

3. Inkontinensia

Inkontinensia urine adalah kondisi ketika hilangnya kontrol kandung kemih yang menyebabkan penderitanya sulit menahan buang air kecil. Seks sendiri dapat menguatkan otot panggul yang bisa berdampak pada kesehatan otot-otot kandung kemih, usus, dan rahim (pada wanita) atau prostat (pada pria).

4. Penyakit Jantung

Seks dapat meningkatkan detak jantung, yang sangat baik untuk sirkulasi dan membantu menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat. Beberapa penelitian menunjukkan bagi pria yang lebih muda dan sehat, berhubungan seks secara teratur dapat dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena masalah jantung di kemudian hari.

Penelitian lain pada tahun 2020 menemukan bahwa pasien serangan jantung yang berhubungan seks setidaknya seminggu sekali memiliki peluang 10 persen lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantung.

(dpy/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Kelamaan Tak Bercinta Bisa Picu 6 Dampak Buruk, Ini Temuan Riset

Jakarta

Bercinta menjadi momen yang penting untuk pasangan suami istri. Selain memberikan dampak yang baik untuk kesehatan mental dan fisik, nyatanya bercinta dapat menjadi faktor besar keharmonisan rumah tangga.

Namun, apa jadinya bila pasangan suami istri terlalu lama tidak bercinta? Dikutip dari WebMD, berikut ini beberapa dampak dari terlalu lama tidak berhubungan intim:

1. Kecemasan

Bercinta bersama pasangan bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi kecemasan. Seks dapat mengurangi hormon yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons terhadap stres.


Kehidupan seks yang aktif dapat membuat seseorang lebih bahagia dan sehat. Ini penting untuk meredakan kecemasan.

2. Risiko Gangguan Jantung

Penelitian mengatakan orang yang berhubungan seks sebulan sekali atau kurang lebih mungkin terkena penyakit jantung daripada mereka yang melakukannya dua kali seminggu atau lebih. Peneliti menduga ini berkaitan dengan tingkat stres yang lebih rendah hingga aktivitas fisik lebih baik.

Bercinta dengan frekuensi yang tepat dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh. Salah satu alasannya adalah karena seks dapat meningkatkan kadar zat pembasmi kuman yang disebut imunoglobulin A atau IgA.

Orang yang berhubungan seks lebih dari dua kali seminggu memiliki kadar IgA yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak berhubungan seks.

4. Keharmonisan Memburuk

Bercinta dapat ‘membasahi’ otak dengan zat sisa kimiawi yang dapat membantu diri lebih terikat dengan pasangan sekitar dua hari. Apabila dilakukan secara rutin, ini tentu saja baik untuk hubungan yang lebih baik jangka panjang.

Hubungan seksual yang sehat dan sama-sama bahagia, dapat membangun kepercayaan dan pengertian antara diri dan pasangan. Jadi pasangan suami istri sebaiknya jangan sampai kelamaan skip bercinta.

5. Jam Tidur Berkurang

Tanpa seks, tubuh dapat kehilangan hormon yang dapat membantu tidur dengan nyenyak. Beberapa di antaranya seperti prolaktin dan oksitosin.

Misalnya seperti oksitosin merupakan ‘hormon cinta’ yang ketika dilepaskan dapat memberikan rasa rileks dan mengurangi stres. Hal tersebut yang akhirnya membuat tubuh menjadi lebih mudah tidur.

6. Tekanan Darah Naik

Bercinta secara rutin juga baik untuk membantu mengontrol tekanan darah. Seks yang sehat dapat melibatkan sedikit latihan aerobik hingga pembentukan otot, serta baik untuk meredakan tingkat stres.

Hal-hal tersebut yang akhirnya dapat membantu mengontrol tekanan darah yang lebih baik.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Berapa Kali Sebaiknya Pasutri Bercinta dalam Seminggu? Ini Temuan Studi

Jakarta

Tidak sedikit pasangan yang masih merasa bingung menentukan frekuensi yang ideal untuk berhubungan seks setiap minggunya. Lalu, sebenarnya berapa kali sebaiknya pasangan bercinta dalam seminggu?

Dikutip dari NBC News dan Times of India, sebenarnya tidak ada angka ‘normal’ terkait berhubungan seks. Selama pasangan merasa puas terkait frekuensi seks mereka, maka hal itu bisa dikatakan sebagai hubungan yang baik-baik saja.

Sebuah studi tahun 2017 yang dimuat dalam Archives of Sexual Behavior menemukan bahwa rata-rata orang dewasa saat ini menikmati seks sebanyak 54 kali setahun, yang setara dengan sekitar seminggu sekali.


Studi lain yang diterbitkan dalam Social Psychological and Personality Science yang mensurvei lebih dari 30.000 orang Amerika selama 40 tahun untuk tiga proyek berbeda, menemukan bahwa frekuensi seminggu sekali adalah standar Goldilocks untuk kebahagiaan.

Manfaat Kesehatan Rutin Berhubungan Seks

1. Menghilangkan Stres

Dikutip dari WebMD, saat seseorang stres tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Meskipun hormon ini dapat memberikan efek positif, namun terlalu banyak kortisol dapat membuat seseorang menjadi mudah tegang dan lelah.

Dari sinilah, seks atau bercinta bisa dilakukan untuk memicu pelepasan endorfin, yakni hormon cinta yang dapat membuat seseorang merasa senang dan meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.

2. Tidur Nyenyak

Saat berhubungan seksual, tubuh akan melepaskan salah satu hormon bernama prolaktin. Hormon ini berperan dalam mengatur tidur seseorang.

Setelah berhubungan seks, lonjakan prolaktin sebagian besar bertanggung jawab atas rasa kantuk dan rileks yang seringkali terjadi. Hal ini tidak hanya membantu untuk tertidur lebih mudah tetapi juga mendukung tidur yang lebih nyenyak.

3. Imun Tubuh Meningkat

Seks ternyata juga dapat membantu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meningkatkan produksi antibodi yang melindungi terhadap infeksi, termasuk human papillomavirus (HPV).

Satu studi kecil oleh para peneliti di Wilkes University di Pennsylvania menemukan bahwa seseorang yang berhubungan seks tiga kali atau lebih setiap minggu memiliki lebih banyak antibodi imunoglobulin A dalam air liur mereka, yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan beberapa virus dan bakteri.

4. Meredakan Sakit

Hormon endorfin yang dapat membantu tubuh mengelola stres ternyata dapat juga menjadi penghilang rasa sakit alami. Selama berhubungan seks, tubuh akan dibanjiri endorfin yang berinteraksi dengan reseptor rasa sakit di otak dengan menghalangi transmisi sinyal rasa sakit.

Sebuah survei tahun 2013 oleh Universitas Munster menemukan bahwa orang-orang yang mengalami serangan migrain atau sakit kepala cluster, seks dapat membantu meringankan gejala-gejalanya.

5. Jantung Lebih Sehat

Bercinta juga dapat meningkatkan detak jantung seseorang, hal ini terbilang cukup baik untuk sirkulasi dan menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang lebih muda dan sehat, berhubungan seks secara teratur dapat dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena masalah jantung di kemudian hari. Bagi wanita, satu penelitian menunjukkan bahwa kualitas pengalaman seksual mereka, bukan seberapa sering mereka berhubungan seks, dikaitkan dengan penurunan risiko masalah jantung.

(dpy/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Kebiasaan Ini Bisa Bikin Performa di Atas Ranjang Anjlok, Pasutri Wajib Catat!


Jakarta

Bercinta bisa menjadi salah satu momen penting untuk pasangan suami istri. Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, nyatanya bercinta juga dapat meningkatkan keintiman dan keharmonisan pasangan. Oleh karena itu, memerhatikan kualitas bercinta adalah salah satu faktor penting dalam rumah tangga.

Dikutip dari WebMD, berikut ini adalah sederet kebiasaan sepele yang bisa bikin performa bercinta ngedrop:

1. Terlalu Banyak Junk Food

Junk food banyak mengandung karbohidrat olahan, gula sederhana, lemak jenuh, hingga lemak trans. Terlalu banyak mengonsumsi makanan sejenis itu dapat memperlambat aliran darah dan memengaruhi performa seks di atas ranjang.


Perbanyak konsumsi real food seperti buah, sayuran, hingga protein nabati dan hewani. Protein nabati yang bisa dikonsumsi seperti kacang-kacangan, buncis, hingga tahu. Pola makan sehat dapat memberikan lebih banyak energi untuk berhubungan intim.

2. Kebanyakan Makan Garam

Makanan tinggi garam dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami masalah tekanan darah tinggi. Masalah tekanan darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat berisiko menurunkan libido.

Jauhi makanan kemasan yang tinggi natrium dan perhatikan seberapa banyak jumlah garam yang dikonsumsi sehari-hari. Sebaiknya, prioritaskan makanan-makanan mengandung bumbu dari rempah.

3. Stres

Kontrol stres yang buruk dapat memicu ketegangan dan kekhawatiran terus menerus. Ketika tubuh terus dipenuhi oleh hormon stres, itu dapat mengganggu kesehatan hingga menurunkan keinginan untuk melakukan seks.

Coba cari tahu apa yang membuat tingkat stres terasa tinggi dan temukan cara untuk mengatasinya. Luangkan waktu untuk melakukan hobi, melakukan aktivitas relaksasi, hingga berkonsultasi dengan psikolog bila diperlukan.

4. Skip Foreplay

Foreplay merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan performa bercinta. Persiapan sebelum melakukan hubungan intim dapat membuat pengalaman bercinta pasutri menjadi lebih baik.

Dalam sebuah survei terhadap 8.700 orang, mereka mengatakan seks berlangsung lebih lama ketika mereka memasukkan lebih banyak jenis rangsangan sebelum penetrasi. Foreplay bisa dilakukan dengan seks oral hingga masturbasi.

NEXT: Masih kurang berinovasi hingga masalah komunikasi

5. Tidak Berinovasi

Melakukan hal yang sama dan berulang kali dalam bercinta dapat membuat gairah dan performa seks menurun. Mulai lakukan eksplorasi dengan mencoba posisi baru dengan pasangan.

Eksplorasi ini juga bisa dilakukan dengan menambahkan alternatif tempat, waktu, atau pakaian khusus baru. Menggunakan mainan seks juga bisa menjadi salah satu cara untuk melakukan eksplorasi.

6. Kurang Berkomunikasi

Komunikasi memiliki peranan penting untuk saling terbuka dengan pasangan dan meningkatkan kualitas seks. Apabila sedang memiliki masalah atau keinginan baru dalam bercinta, coba bicarakan dengan pasangan.

Bicarakan dengan baik pada pasangan, sehingga mereka bisa menerimanya dengan baik. Bukan tidak mungkin ini menjadi salah satu cara ampuh untuk meningkatkan performa bersama di atas ranjang.

7. Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satunya yang mungkin jarang diketahui adalah merokok dapat mengurangi hasrat seksual.

Kandungan kimia yang ada di dalam rokok dapat mengganggu aliran darah yang pada akhirnya dapat memicu masalah performa seksual. Coba kurangi secara bertahap atau temui profesional untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

(avk/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Masturbasi Jadi Terapi untuk Atasi Ejakulasi Dini?


Jakarta

Masturbasi atau onani pada laki-laki banyak dianggap sebagai salah satu ‘biang kerok’ terjadinya banyak masalah kesehatan seksual, salah satunya ejakulasi dini. Lantas, apakah ini fakta atau hanya sekadar mitos?

Menjawab hal ini, spesialis andrologi Eka Hospital BSD dr Christian Christopher Sunnu, SpAnd mengatakan bahwa sering masturbasi tidak ada kaitannya dengan ejakulasi dini.

“Orang sering mikir kalau kebanyakan masturbasi, kebanyakan nonton porno nanti ejakulasi dini. Itu salah, mitos,” kata dr Sunnu saat berbincang dengan detikcom di Tangerang Selatan, Kamis (19/12/2024).


Sebaliknya, dr Sunnu menambahkan bahwa masturbasi atau onani dengan teknik tertentu bisa menjadi salah satu terapi untuk mereka yang memiliki masalah kesehatan seksual premature ejaculation atau ejakulasi dini.

“Justru ada beberapa pasien saya yang saya sarankan untuk masturbasi. Tapi masturbasi dengan teknik start and stop teknik. Itu salah satu obatnya untuk premature ejaculation,” kata dr Sunnu.

Selain dengan masturbasi, dr Sunnu mengatakan teknik start and stop ini juga bisa dilakukan pasangan yang sedang berhubungan seksual. Saat pria sudah merasakan akan mengalami ejakulasi, maka penis bisa dikeluarkan dari vagina.

Setelah itu, kepala penis ditekan dengan dua jari. Hal ini dilakukan agar sensasi ingin ejakulasi tersebut menjadi hilang.

“Nanti mulai lagi (penetrasi) 2-3 kali baru dikeluarin (ejakulasi),” tutupnya.

(dpy/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy