Tag Archives: kesuburan pria

Ada Benarnya, Ternyata Pakai Celana Dalam Ketat Bisa Bikin Kualitas Sperma ‘Anjlok’


Jakarta

Terdapat sejumlah hal yang dapat menurunkan kualitas sperma seorang pria, seperti mengonsumsi terlalu banyak makanan berlemak, minum minuman beralkohol, merokok dan stres.

Di samping itu beberapa orang beranggapan kebiasaan sepele seperti memakai celana dalam ketat dapat merusak kualitas sperma dan menurunkan tingkat kesuburan pria. Hal ini dibenarkan oleh spesialis urologi dr Ponco Birowo, SpU(K), PhD.

Menurutnya, celana dalam ketat dapat meningkatkan suhu di testis, sehingga mengganggu produksi sperma.


“Pabriknya spermatozoa kan di testis, testis itu letaknya di bawah, bukan di dalam perut. Kenapa? Untuk pembentukan spermatozoa suhunya harus 2-4 derajat lebih dingin, jadi dia nggak boleh kepanasan,” ujarnya saat diwawancarai detikcom beberapa waktu lalu.

“Nah kalau misal kita pakai celana dalam ketat apa yang terjadi? Testisnya jadi ditempel ke badan kita, suhunya akan meningkat. Kalau suhunya meningkat, jadi tidak bekerja,” sambungnya.

dr Ponco menambahkan pria yang sering sauna juga dapat mengalami penurunan pada kualitas spermanya.

“Begitu juga kalau misalnya laki-laki itu sering sauna. Sauna kan berendam di air panas, dan jangka waktunya lama itu kan,” katanya.

Ia pun mewanti-wanti kebiasaan menggunakan laptop di atas pangkuan. Menurutnya, kebiasaan ini dapat meningkatkan suhu testis dan merusak kualitas sperma.

“Suka ngetik laptop di pangkuan, itu udah ada penelitiannya, akan naik 18 derajat suhu di testis,” tandasnya.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Dokter Urologi Ungkap Ciri-ciri Sperma Sehat, Bisa Dilihat dari Warnanya


Jakarta

Kesuburan pria terletak pada sperma sebagai elemen penting dalam reproduksi. Sperma yang sehat dan subur akan memperlancar proses pembuahan. Sebaliknya, sperma yang tidak subur cenderung kesulitan membuahi sel telur yang berada di rahim wanita.

Mengenali ciri sperma yang sehat dan subur bermanfaat khususnya bagi pasangan suami-istri yang ingin segera memiliki momongan.

Spesialis urologi Dr dr Ponco Birowo, SpU(K), PhD mengatakan salah satu ciri yang bisa dilihat adalah warna air maninya. Apabila air mani seorang pria berwarna seperti putih mutiara, hal ini bisa menandakan seseorang memiliki sperma yang sehat.


Kendati begitu, dr Ponco menyebut warna air mani seperti itu tak menjamin juga bahwa seorang pria memiliki sperma yang sehat. Karenanya membutuhkan alat bantu seperti mikroskop untuk mengetahui lebih lanjut terkait kualitas dari sperma.

“Pas kita cek di mikroskop ternyata nggak ada spermanya atau spermatozoanya itu jelek kualitasnya. Jadi ibaratnya kalau kita, semangka nih, buat semangka itu kan ada merah-merahnya atau yang kuning ya, ada bijinya, bijinya itu nggak kelihatan. Yang bisa kita lihat cuman semangka dagingnya warnanya merah atau kuning gitu ya,” katanya kepada detikcom, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).

“Sama juga tadi dengan ciri-cirinya gimana? Sebenarnya kalau dengan mata awam atau dengan penglihatan kita itu sulit. Harus dengan alat bantu yaitu dengan mikroskop,” imbuhnya lagi.

dr Ponco juga mewanti-wanti jika warna sperma berubah menjadi kemerahan. Hal ini bisa mengindikasikan ada darah di dalam sperma. Begitu juga jika sperma berwarna kuning atau kecokelatan, kemungkinan ada infeksi.

“Jadi yang paling bisa membedakan bahwa ini sperma sehat dan ini sperma tidak sehat jadi warna itu tadi,” katanya lagi.

(suc/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Paksu Wajib Paham, Ini 5 Cara Sederhana untuk Tingkatkan Kualitas Sperma

Jakarta

Kualitas sperma merupakan salah satu faktor penting dalam kesuburan pria. Ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gaya hidup, pola makan, dan kesehatan secara keseluruhan.

Meningkatkan kualitas sperma tidak hanya bermanfaat bagi peluang pembuahan, tetapi juga penting untuk kesehatan reproduksi jangka panjang. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas sperma:

1. Jaga Berat Badan Ideal

Menjaga berat badan yang ideal merupakan faktor penting dalam menjaga kualitas sperma. Beberapa penelitian menunjukkan naiknya indeks massa tubuh dikaitkan dengan penurunan jumlah dan pergerakan dari sperma.


Menjaga berat badan ideal dapat dilakukan melalui diet yang tepat dan berolahraga. Pilihlah makanan seperti sayur dan buah yang kaya antioksidan. Kandungan antioksidan dapat ikut membantu meningkatkan kualitas sperma.

Sedangkan untuk olahraga sendiri dapat meningkatkan kadar enzim antioksidan kuat yang dapat membantu melindungi sperma.

2. Menjaga Tingkat Stres

Masalah stres rupanya dapat berpengaruh signifikan pada kualitas sperma seseorang. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk produksi sperma.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga tingkat stres meliputi olahraga teratur, mencari teknik relaksasi, menjaga kualitas tidur, makan makanan sehat, dan luangkan waktu untuk melakukan hobi atau hal apapun yang disukai.

Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat menjadi masalah yang mengganggu kesuburan pria. Hindari perilaku seks berisiko dan bila memungkinkan gunakan kondom ketika berhubungan intim.

Selain itu, pencegahan infeksi menular seksual bisa diminimalisir dengan pemeriksaan kesehatan rutin. Ini membantu mendeteksi dan mengobati infeksi menular seksual sejak dini dan lebih cepat.

4. Kurangi Rokok dan Alkohol

Seorang pria yang memiliki kebiasaan merokok cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih rendah. Lakukan cara untuk berhenti merokok sama sekali atau dengan melakukan terapi tertentu.

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat memengaruhi produksi testosteron dan penurunan produksi sperma. Sebaiknya perhatikan asupan alkohol jangan sampai dapat mengganggu kesuburan.

5. Jaga Asupan Vitamin C dan D

Dikutip dari Healthline, beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen antioksidan dapat membantu meningkatkan kesuburan pria. Lebih khusus lagi, suplemen vitamin C dapat membantu meningkatkan kualitas pria dan tingkat kehamilan pasangan.

Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan adanya hubungan antara kadar vitamin D rendah dengan testosteron rendah yang bisa memengaruhi kesuburan pria.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Terungkap Lewat Studi, Main HP dengan Durasi Segini Bisa Ganggu Kesuburan Pria


Jakarta

Sudah banyak yang tahu, kebanyakan main HP bisa mendatangkan sejumlah gangguan kesehatan. Salah satunya, yakni penurunan infertilitas pria. Sebagaimana diungkap oleh penelitian baru di Swiss, kebiasaan penggunaan ponsel dapat berperan dalam tren infertilitas pada pria yang terus meningkat.

Di dalam penelitian yang dipublikasikan pada Oktober 2023 ini, para peneliti dari University of Geneva (UNIGE), Swiss, mencatat bahwa konsentrasi sperma rata-rata pernah mencapai sekitar 99 juta per mililiter, tetapi kini telah turun menjadi kurang dari setengahnya, yakni 47 juta.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, konsentrasi sperma di bawah 15 juta per mililiter sangat menghambat proses pembuahan. Terlebih, ketika konsentrasi turun di bawah 40 juta, hal ini mengurangi kemungkinan pembuahan yang berhasil.


Dikutip dari The Healthy, tim peneliti ini mengatakan bahwa penurunan kualitas air mani yang signifikan ini merupakan hasil dari pengaruh lingkungan dan gaya hidup masa kini, seperti obesitas, konsumsi alkohol, stres, paparan pestisida, dan merokok.

Di antara semua pengaruh itu, para peneliti merasa bahwa paparan radiasi elektromagnetik dari ponsel merupakan hal yang paling memprihatinkan.

Temuan mereka menunjukkan bahwa ketergantungan yang meningkat pada perangkat digital dapat sangat mempengaruhi fungsi biologis dengan cara yang sebelumnya tidak diketahui.

Peneliti senior Departemen Kedokteran Genetik dan Pengembangan di UNIGE, Dr Rita Rahban, PhD, menyoroti pendekatan yang berbeda dari studi-studi sebelumnya.

Tim Dr Rahban menganalisis data dari 2.886 pria Swiss yang sehat berusia antara 18 dan 22 tahun, yang mewakili usia aktif untuk kesehatan reproduksi dan keterlibatan dengan teknologi. Para peserta secara mandiri melaporkan rincian tentang pilihan gaya hidup, kesehatan secara keseluruhan, dan pola penggunaan ponsel mereka.

Temuan penelitian ini sangat menarik. Pria yang menggunakan ponsel lebih dari 20 kali sehari memiliki konsentrasi sperma 44,5 juta per mililiter.

Sebaliknya, pria yang menggunakan ponsel kurang dari sekali seminggu menunjukkan konsentrasi sperma yang lebih tinggi, yakni sebesar 56,5 juta per mililiter.

Data tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 21 persen dalam konsentrasi sperma di antara pengguna ponsel terberat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan ponselnya secara minimal.

Evolusi Jaringan Seluler dan Kualitas Sperma

Temuan menarik lainnya dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara penggunaan ponsel dan kualitas sperma berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi jaringan seluler.

Selama fase awal penelitian, pada 2005 hingga 2007, yang sejalan dengan era jaringan 2G, dampak negatif pada konsentrasi sperma cukup terlihat.

Namun, ketika teknologi seluler berkembang ke 3G dan kemudian ke 4G, efek buruk ini tampaknya berkurang. Pengamatan ini menunjukkan kemungkinan bahwa peningkatan teknologi seluler, terutama penurunan daya transmisi dari 2G ke 4G, dapat mengurangi beberapa efek merugikan pada kesehatan sperma.

Akan tetapi, penelitian ini tidak secara mutlak mengaitkan penggunaan ponsel dengan aspek-aspek lain dari kualitas air mani, seperti pergerakan (motilitas) dan struktur (morfologi) sperma.

Selain itu, tercatat juga bahwa kebiasaan membawa ponsel di saku celana tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan penurunan indikator kualitas air mani.

Implikasi untuk Penggunaan Teknologi Modern

Penting untuk dipahami bahwa testis memproduksi sperma baru setiap 10 minggu sehingga mendorong pembaruan secara teratur.

Hal ini mengindikasikan bahwa dampak negatif dari penggunaan ponsel terhadap kesehatan sperma mungkin bersifat sementara. Dr Rahban menegaskan, efek tersebut kemungkinan tidak menyebabkan masalah kesuburan dalam jangka panjang.

Temuan dari penelitian ini menyoroti pentingnya menyadari potensi efek yang tidak diinginkan dari kebiasaan digital terhadap kesehatan.

Penelitian ini pun menekankan perlunya riset yang lebih mendalam untuk memperjelas hubungan antara penggunaan ponsel dan kesehatan sperma serta cara-cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan penggunaan teknologi sebagai respons.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Tak Pakai Obat-obatan, Ini 5 Cara Paling Ampuh Bikin Kesuburan Pria Makin ‘Jos’

Jakarta

Tak sedikit pria menjajal beragam cara untuk mendongkrak kualitas sperma. Dengan harapan, cara-cara tersebut bisa meningkatkan kesuburan dan membantu mereka yang tengah mendambakan buah hati.

Perlu diketahui, jumlah sperma yang cukup merupakan indikator yang dapat diandalkan dalam kesehatan reproduksi. Sebaliknya, jika jumlah sperma yang rendah itu dapat berkaitan dengan penyakit kronis.

Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi pada pria. Tanpa mengkonsumsi obat-obatan, berikut penjelasannya:


1. Tidak mengejar kehamilan di usia terlalu tua

Beberapa pria memutuskan untuk mengutamakan pekerjaan lebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah. Walhasil, banyak pasangan menunda kehamilan hingga usia 30 atau lebih. Faktanya semakin bertambahnya usia seseorang, kualitas sperma dapat menurun dan kehamilan akan lebih sulit terjadi.

Mengingat, rentang usia yang optimal untuk memiliki anak adalah usia 30-35 tahun.

Setelah melewati rentang usia ini, kesehatan reproduksi munkgin menurun. Selain kesulitan untuk mencapai kehamilan, kehamilan pada usia relatif tua juga bisa memicu risiko kelainan pada janin.

2. Perhatikan penempatan gadget

Digitalisasi merupakan suatu hal yang sangat populer pada saat ini. Seperti pengunaan handphone, perangkat games, tablet dan lainnya. Dikutip dari healthshots, sinyal Wi-Fi dari ponsel yang ditempatkan di saku celana dapat mempengaruhi motilitas dan kualitas sperma secara signifikan.

Umumnya, testis di dalam kantung skrotum dapat bertahan dengan suhu beberapa derajat di bawah suhu tubuh normal, yang diperlukan untuk produksi sperma yang optimal. Perangkat elektronik yang berada dekat dengan tubuh meningkatkan suhu skrotum dan mengganggu produksi dan kualitas sperma.

3. Stop merokok dan konsumsi alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol dapat menyebabkan pengurangan produksi sperma, sehingga dapat mempengaruhi kesuburannya.

Jaringan testis sangat sensitif terhadap toksin yang beredar dan paparan terus-menerus terhadap toksin ini dapat merusak mekanisme produksi sperma secara permanen. Selain itu zat-zat tersebut juga dapat menyebabkan cacat pada janin.

4. Menjaga pola hidup sehat

Menjaga pola hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan reproduksi pria ataupun wanita. Seperti tidur dengan waktu yang cukup, mengonsumsi makanan dan minuman yang bernutrisi dan berolahraga.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy