Tag Archives: keturunan

Doa Meminta Anak Laki-Laki dalam Islam, Bisa Diamalkan Suami-Istri



Jakarta

Memiliki keturunan merupakan hal yang paling dinantikan dan diharapkan dalam keluarga. Terlebih bagi pasangan suami istri baru yang menantikan kehadiran anak di tengah-tengah keluarga kecilnya.

Mendapatkan anak laki-laki maupun perempuan hakikatnya sama saja sebab utamanya kelak ia dapat lahir dengan sehat, sempurna, dimudahkan selama masa kehamilan dan kelahirannya, dan menjadi generasi yang sholeh sholehah.

Meskipun demikian, beberapa orang biasanya memiliki harapan agar memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu. Sebagai seorang muslim, pasangan suami istri dapat berikhtiar dengan memohon doa kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pemberi.


Lantas, bagaimana doa meminta anak laki-laki? Berikut bacaan, arti, dan penjelasannya.

Bacaan Doa Meminta Anak Laki-Laki

Dilansir dari NU Online, Imam Sulaiman bin Muhammad Al-Bujairami dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib mengemukakan doa untuk mendapatkan seorang anak laki-laki dengan bacaan sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا فَإِنَّهُ يُولَدُ ذَكَرًا إنْ شَاءَ اللّٰهُ تَعَالَى

Latin: Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma inni usammi ma fi bathniha Muhammadan faj’alhu li dzakaran fainnahu yuladu dzakaran insya Allahu ta’ala.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku akan menamai apa yang ada di dalam kandungannya dengan nama Muhammad, maka jadikanlah ia anak laki-laki bagiku, karena Muhammad dilahirkan sebagai seorang laki-laki, insya Allah.”

Tata cara memanjatkan doa tersebut, yaitu dengan menaruh tangan di atas perut sang ibu yang sedang hamil. Hal ini dijelaskan dalam kitab Tuhfatul Habib bahwa bacaan doa meminta anak laki-laki dapat dipanjatkan pada masa-masa awal kehamilan.

Imam Bujairami menyatakan doa ini telah berkali-kali dipraktikkan oleh banyak orang dan terbukti benar, mereka berhasil melahirkan anak laki-laki sesuai harapan, wallahu a’lam bishawab.

Doa agar Diberi Keturunan yang Sholeh Sholehah

Pasangan suami istri juga dapat memanjatkan doa agar diberi keturunan yang sholeh sholehah, sebagaimana dikutip dari buku Keutamaan Doa & Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M. Khalilurrahman Al Mahfani.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Latin: Rabbana hablana min azwajina wa dzurriiyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama.

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Selain itu, bisa juga membaca doa Nabi Zakaria agar diberi anak yang baik sebagai berikut.

رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Latin: Rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī’ud-du’ā`

Artinya: “Ya Allah, berilah aku seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Mendengar semua doa.” (QS Ali Imran: 38).

Bagi pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak, dapat membaca amalan doa berikut untuk memohon keturunan, sebagaimana dikutip dari buku Doa dan Zikir Khusus Wanita karya Muhammad Alcaff.

رَبِّي لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا يَبَرُّ فِي حَيَاتِي وَيَسْتَغْفِرُ لِي بَعْدَ وَفَاتِي وَاجْعَلْهُ خَلْقًا سَوِيًّا وَ لَا تَجْعَلُ للشَّيْطَانِ فَيهِ شِرْكًا وَلا نَصِيبًا. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ

Latin: Rabbi la tadzarni fardan wa anta khairul waritsin. Waj’al li min ladunka waliyyan yabarru fi hayati wa yastaghfiru li ba’da wafati waj’alhu khalqan sawiyyan wa la taj’al lisy-syaithai fihi syirkan wala nashiban. Allahumma inni astaghfiruka wa atubu ilaika, innaka antal ghafurur rahim.

Artinya: “Tuhanku, janganlah tinggalkan aku sendirian dan Engkau sebaik-baik yang mewariskan, dan jadikanlah untukku dari sisi-Mu seorang wali yang berbakti kepadaku di masa hidupku dan memintakan ampunan untukku setelah wafatku, dan jadikanlah ia ciptaan yang sempurna serta janganlah Engkau jadikan setan mempunyai andil di dalamnya. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Itulah doa meminta anak laki-laki dan keturunan sholeh sholehah yang bisa diamalkan oleh pasangan suami istri, semoga bermanfaat.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Ibrahim untuk Anaknya yang Terabadikan dalam Al-Qur’an



Jakarta

Nabi Ibrahim AS pernah memanjatkan doa kepada Allah SWT semasa menanti kehadiran anaknya. Doa Nabi Ibrahim kepada anaknya tersebut kemudian terabadikan dalam sejumlah ayat Al-Qur’an.

Semasa hidupnya, Nabi Ibrahim diberikan ujian oleh Allah SWT dengan kesulitan mendapatkan keturunan. Dikisahkan dalam buku Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Quran karya Akmal Rizki Gunawan Hasibuan, Nabi Ibrahim dan Siti Sarah, istrinya, sudah lama mendambakan kehadiran seorang buah hati. Namun, tidak kunjung juga datang pada mereka.

Hingga tibalah waktunya saat Sarah sudah merasa tua serta dalam kondisi usia yang tidak mungkin untuk hamil dan beranak. Ia memberi saran pada suaminya untuk menikahi Siti Hajar, seorang wanita yang jujur, setia, dan baik hati.


Hal itu dengan tujuan semata-mata agar Hajar melahirkan seorang keturunan yang akan melanjutkan tugas sang suami sebagai Nabi. Sebaliknya, Nabi Ibrahim justru memanjatkan doa kepada Allah SWT dengan tujuan agar memiliki keturunan yang tumbuh menjadi seorang yang saleh, taat, sekaligus membantunya dalam menyiarkan dakwah.

2 Doa Nabi Ibrahim untuk Anaknya dalam Al-Qur’an

1. Surah As Saffat Ayat 100

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Bacaan latin: Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh.”

2. Surah Ibrahim Ayat 35 dan 40

(35) رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
(40) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Bacaan latin: …Rabbij’al hāżal-balada āminaw wajnubnī wa baniyya an na’budal-aṣnām. Rabbij’alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du’ā

Artinya: “…Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Mengutip buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur’an oleh Adil Musthafa Abdul Halim, Allah SWT memenuhi keinginan Nabi Ibrahim AS tersebut. Atas izinNya, Nabi Ibrahim dianugerahi keturunan yang sholeh untuk mewariskan kenabian dan menyebarkan dakwah.

Anak-anak Nabi Ibrahim tersebut yang kini dikenal sebagai Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS. Nabi Ibrahim pun ucapkan syukur kepada Allah atas terkabulnya doanya.

Nabi Ishak AS lahir dari istri pertama Nabi Ibrahim, Sarah. Sementara Nabi Ismail AS lahir dari istri keduanya yang dari seorang budak yakni Siti Hajar.

Mengutip buku Fikih Pendidikan Anak: Membentuk Kesalehan Anak Sejak Dini karya Musthafa al-‘Adawy dan Faisal Saleh, Rasulullah SAW dalam haditsnya juga melarang orang tua untuk mendoakan keburukan kepada anaknya. Doa buruk tersebut dikhawatirkan terkabul dibandingkan doa tentang kebaikannya.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Agar Mendapat Keturunan yang Baik, Ada Doa Nabi Zakariya dan Nabi Ibrahim



Jakarta

Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan yang terbaik bagi buah hati mereka, termasuk dapat tumbuh menjadi seorang anak yang saleh, berbakti, dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Terdapat doa agar mendapatkan keturunan yang baik yang dapat dibaca dan diamalkan secara rutin bagi orang tua.

Setiap harapan mulia dan doa yang dibaca oleh orang tua akan mengantarkan anak menjadi muslim yang taat dan mau mendoakan orang tuanya juga. Hal tersebut sebagaimana hadits tentang anak sholeh yang termaktub dalam hadits Nabi SAW:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)

Bacaan Doa Agar Mendapat Keturunan yang Baik

1. Surat Al-Imran Ayat 38

Mengutip Buku Lengkap Fiqih Kehamilan & Melahirkan yang disusun oleh Rizem Aizid, surat Ali Imran ayat 38 adalah salah satu bacaan yang dapat diamalkan oleh orang tua. Khususnya ibu hamil.

” رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ…”

Arab-latin: Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka samii’u ddu’a

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa doa tersebut adalah doa Nabi Zakariya yang mendambakan seorang anak. Ia pun memohon kepada Allah agar dirinya mendapatkan keturunan yang baik. Allah kemudian meridhai keinginan Nabi Zakariya dengan hadirnya Nabi Yahya dalam rahim istrinya.

Bacaan doa yang dilakukan secara rutin akan membuat kondisi ibu hamil dan juga janinnya lebih tenang dan rileks sebab ayat-ayat Al-Qur’an adalah sebaik-baik obat dan penenang.

2. Surat Al Anbiya Ayat 89

Sama halnya dengan surat Ali Imran ayat 38, Al-Qur’an juga menyebutkan kisah dan bacaan doa Nabi Zakariya dalam surat Al Anbiya ayat 38. Ia yang telah sangat tua dan khawatir istrinya mandul sangatlah menanti hadirnya seorang anak. Nabi Zakariya pun berdoa:

رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

Arab-latin: Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn

Artinya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”

Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya dan menyembuhkan istrinya yang sebelumnya tidak dapat hamil. Nabi Yahya pun dilahirkan ke dunia atas kuasa Allah.

3. Surat Al Furqan Ayat 74

Dinukil dari buku Panduan Kehamilan dan Kelahiran Bagi Muslimah susunan Nur Hayati, ayat lain yang bisa dibaca adalah firman-Nya dalam surat Al Furqan ayat 74:

“رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا”

Arab-latin: Robbana hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Menambahkan dari sumber tersebut, membaca doa ketika hamil dan juga memperbanyak dzikir akan mendekatkan diri sekaligus bayi yang dikandung dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Dengan mendekatkan diri, akan terhindar dari keburukan yang disebabkan oleh godaan setan.

4. Surat As Shaffaat Ayat 100

Selain doa Nabi Zakariya, orang tua juga dapat mengamalkan doa yang dibaca oleh Nabi Ibrahim. Disebutkan dalam buku Doa-Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya karya Aulia Fadli, mulai dari beliau menikah hingga usianya mencapai 70-an tahun, Nabi Ibrahim selalu membaca doa yang tercantum dalam surat As Shaffaat ayat 100 yang berbunyi:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Arab-latin: Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh.”

Betapa sabar dan panjang penantiannya tetapi Nabi Ibrahim tidak berputus asa dari rahmat Allah. Beliau selalu percaya kepada kekuatan Allah yang melebihi setiap makhluk-Nya sehingga Allah memberikan kabar gembira yakni dengan dianugerahinya Nabi Ibrahim seorang bayi laki-laki bernama Ismail.

5. Surat Ibrahim Ayat 35 dan 40

Setelah kelahiran Ismail, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan keluarganya di pegunungan, kering tanpa air dan tumbuhan bahkan tanpa penolakan sama sekali dari istrinya, Siti Hajar. Nabi Ibrahim yang merasa iba kemudian menengadahkan tangan dan berdoa sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat 35 dan 40:

(35) رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ

(40) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Arab-latin: …Rabbij’al hāżal-balada āminaw wajnubnī wa baniyya an na’budal-aṣnām. Rabbij’alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du’ā

Artinya: “…Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Itulah beberapa doa yang dapat dibaca dan diamalkan secara rutin, khususnya setelah melaksanakan sholat fardhu. Dengan membaca doa dan memohon kepada Allah, maka keturunan yang lahir dari seseorang yang beriman dan bertakwa pastilah akan tumbuh menjadi anak yang soleh.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Asmaul Husna untuk Mendapatkan Keturunan


Jakarta

Keturunan yang baik dan saleh merupakan karunia terindah bagi orang tua. Terdapat amalan yang bisa dilakukan untuk memperoleh keturunan, salah satunya membaca dzikir Asmaul Husna untuk mendapatkan keturunan.

Keturunan berupa anak yang baik dan saleh dapat menjadi pelengkap keluarga. Selain berikhtiar untuk mendapat keturunan, pasangan kaum muslim bisa membaca doa dan dzikir untuk memperoleh keturunan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Gafir ayat 60.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ


Artinya: “Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina’.”

Dzikir Asmaul Husna untuk Mendapatkan Keturunan: Ya Mushawwir

Mengutip buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna karya Syaifurrahman El-Fati, Asmaul Husna yang dapat dibaca sebagai wirid atau zikir untuk mendapatkan keturunan yaitu Al-Mushawwiru atau Maha Membentuk Rupa. Cara mengucapkan dzikirnya dengan lafaz “Ya Mushawwir”.

Al-Mushawwiru sendiri berasal dari kata shawwara yang berarti memberi rupa bagi sesuatu, sehingga menjadi berbeda dengan yang lainnya. Sehingga maksud dari sifat ini yaitu Allah Maha Membentuk Rupa pada semua ciptaan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْم

Artinya: “sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Masih mengacu sumber yang sama, orang yang memperbanyak membaca “Yaa Mushawwiru”, maka insyaallah akan dikaruniai keturunan. Dzikir ini dibaca ketika hendak berbuka puasa sunah dan ketika hendak jima’ (berhubungan badan).

Doa untuk Mendapatkan Keturunan

Selain dzikir tersebut, ada beberapa doa yang bisa diamalkan untuk mendapatkan keturunan. Berikut di antaranya.

Doa untuk Mendapatkan Keturunan yang Saleh

Mengutip buku Doa & Zikir Muslimah karya Tim Redaksi Qultummedia, salah satu doa yang bisa dibaca untuk mendapatkan keturunan yang saleh terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat 74.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Doa Nabi Zakaria AS untuk Mendapatkan Keturunan

Masih dari sumber yang sama, doa yang dapat dibaca untuk dikaruniai momongan terdapat pada Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 38. Doa ini dibaca Nabi Zakaria AS ketika beliau memohon untuk diberi keturunan yang saleh.

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤء

Rabbi hab lī mil ladunka żurriyyatan ṭayyibah(tan), innaka samī’ud-du’ā’.

Artinya: “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Adapun dikutip dari Doa Ajaran Ilahi karya Anis Masykhur dan Jejen Musfah, doa Nabi Zakaria AS juga termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya’ ayat 89.

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn.

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.”

Doa Nabi Ibrahim AS untuk Mendapatkan Keturunan

Mengutip buku Jangan Lelah Berdoa karya Nasrudin Abd. Rohim, berikut doa yang dibaca Nabi Ibrahim AS ketika beliau belum dikaruniai keturunan. Doa ini terdapat pada Al-Qur’an surah As-Saffat ayat 100.

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Arti Doa Rabbanaa Hablanaa Min Azwaajinaa untuk Keturunan yang Baik


Jakarta

Doa-doa yang sering dibacakan setelah sholat biasanya memohon ampunan kepada Allah dan kedua orang tua, serta keselamatan dunia akhirat. Adapun doa lainnya yang dipanjatkan adalah mendapatkan keturunan yang baik.

Salah satu doa untuk keturunan adalah rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzuriyyaatinaa qurrata a’yun. Apa arti dari doa ini?

Bacaan Rabbana Hablana Min Azwajina beserta Latin dan Artinya

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waj’alna lil muttaqina imama.


“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74)

Menurut Tafsir Ibnu Hatim yang dikutip dalam buku Doa-doa dalam Al-Qur’an, Tafsir dan Maknanya oleh Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al Khulaifat, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dalam firman Allah “Dan orang-orang yang berkata “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa, bahwasanya dia berkata “Maksud mereka adalah agar istri dan anak-anak mereka senantiasa melakukan ketaatan hingga hati-hati mereka bahagia dengan hal itu di dunia maupun di akhirat.

Sementara itu, diriwayatkan Ikrimah mengenai ayat ini, dia berkata bahwa maksud orang-orang yang membacakan doa ini bukanlah agar anak-anak mereka berparas indah, tapi agar mereka menjadi orang-orang yang taat kepada Allah SWT.

Doa untuk Mendapat Keturunan yang Baik Lainnya

Selain rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzuriyyaatinaa qurrata a’yun, ada banyak doa lainnya yang dapat dibacakan untuk kebaikan anak-anak. Berikut di antaranya:

1. Doa Memohon Keturunan yang Sholih

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Arab latin: Rabbi hab lii minash-shaaliḫiin

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

Doa permohonan mendapat keturunan yang sholih terdapat dalam surat As shaffat ayat 100. Menurut laman Nu online, ayat ini mengusahka nabi Ibrahim yang dalam perantauan memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai anak yang shaleh dan taat. Anak tersebut juga diharapkan dapat menolongya dalam menyampaikan dakwah, mendampinginya dalam perjalanan, dan menjadi kawan dalam kesepian.

2. Doa Agar Anak Melaksanakan Sholat

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

Arab latin: Rabbij’alnii muqiimash-shalaati wa min dzurriyyatii rabbanaa wa taqabbal du’aa

Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

Doa yang dipanjatkan pula oleh nabi Ibrahim ini ada dalam surat Ibrahim ayat 40. Nabi Ibrahim berdoa agar keturunannya selalumengerjakan sholat, karena sholat adalah pembeda antara mukmin dan kafir, serta merupakan pokok ibadah yang diperintahkan Allah SWT.

3. Doa Memohon Keturunan yang Baik

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةًۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Arab latin: Hunaalika da’aa zakariyyaa rabbah, qaala rabbi hab lii mil ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka samii’ud-du’aa.

Artinya: Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Doa yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 38 ini dipanjakan oleh Nabi Zakaria di mihrab Maryam. Nabi Zakaria memanjatkan doa kepada Allah SWT di kala istrinya mandul dan sudah tua. Allah pun mengabulkan doanya dengan kelahiran Nabi Yahya.

4. Doa Mendapat Anak-Cucu yang Taat

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا
مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Arab latin: Rabbanaa waj’alnaa muslimaini laka wa min dzurriyyatinaa ummatam muslimatal laka wa arinaa manaasikanaa wa tub ‘alainaa, innaka antat-tawwaabur-raḫiim

Artinya Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Mengutip buku Tafsir Maudhu’i Sosial, Menjadi Pribadi yang Lebih Baik oleh Amiril Ahmad, doa memohon mendapat anak cucu yang taat in dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat membangun Ka’bah. Umat Islam bisa membacanya dalam surat Al Baqarah ayat 128.

5. Doa Agar Anak Memiliki Pemahaman Agama yang Baik

اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

Arab latin: Allaahumma faqqihhu fiddiin wa ‘allimhut ta’wiil.

Artinya: Ya Allah, berikanlah kepahaman baginya dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia takwil (HR. Bukhori).

Menurut Ust Adi Hidayat dalam channel Youtube Audio Dakwah yang dikutip detikEdu, Rasulullah membaca doa ini sambil mengelus kepada Ibnu Abbas RA yang masih merangkak (bayii). Ibnu Abbas RA menjadi peserta termuda yang menghadiri majelis ilmu yang dihadiri Rasulullah SWT kala itu.

Itulah bacaan dari doa rabbanaa hablanaa min azwajinaa wa dzuriyyaatinaa qurrata a’yun beserta latin dan artinya. Semoga kita bisa mengamalkan doa ini dengan baik.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Ketika Nabi Ibrahim Berdebat dengan Kaumnya Soal Tuhan yang Harus Disembah



Jakarta

Nabi Ibrahim AS merupakan satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui kaum muslimin. Sebagai utusan Allah SWT, banyak pelajaran dan hikmah dari kisah hidupnya selama menjadi nabi dan rasul.

Menurut Qashash al-Anbiyaa oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Saefullah MS, nama lengkap Nabi Ibrahim AS adalah Ibrahim bin Tarikh. Ia merupakan keturunan dari keluarga Nahur, Shrug, Raghu, Faligh, ‘Abir, Syalih, Arfakhsyadz, Sam, dan Nuh.

Nabi Ibrahim AS juga disebut sebagai rasul ulul azmi yang mana gelar ini diberikan bagi rasul Allah SWT yang kedudukannya tinggi. Selain itu, ia juga dijuluki Abun Anbiya yang artinya ayahanda para nabi.


Ada kisah menarik terkait Nabi Ibrahim AS yang dikisahkan dalam surah Al An’Am ayat 75-83. Ini mengenai Ibrahim AS yang berdebat dengan kaumnya terkait Tuhan yang berhak disembah.

Allah SWT berfirman,

“Demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.”

Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata (kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku.” Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat.”

Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.”

Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Kaumnya membantah. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?”

Bagaimana mungkin aku takut kepada yang kamu sekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut menyekutukan sesuatu dengan Allah yang Dia (sendiri) tidak pernah menurunkan kepadamu alasan apa pun. Maka, golongan yang manakah dari keduanya yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka) jika kamu mengetahui?”

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), merekalah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk.

Itulah keterangan yang Kami anugerahkan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan orang yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS Al An’am: 75-83)

Ibnu Katsir menafsirkan, dialog di atas dalam surah Al An’am merupakan sanggahan yang Nabi Ibrahim AS ajukan kepada kaumnya terkait keyakinan mereka yang menyembah benda-benda langit seperti bintang. Ibrahim AS menjelaskan bahwa benda-benda tersebut tidak layak dijadikan Tuhan karena mereka makhluk ciptaan Allah SWT.

Benda-benda langit itu bisa muncul dan tenggelam serta lenyap dari alam ini. Sementara Tuhan yang Maha Esa kekal dan abadi, tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Allah SWT.

Nabi Ibrahim AS mengatakan kepada kaumnya bahwa bintang-bintang tersebut tidak mungkin dijadikan Tuhan. Ada yang menyebut bintang yang dimaksud adalah Lucifer atau Bintang Fajar.

Lebih lanjut Ibrahim AS juga menerangkan tentang bulan yang bercahaya lebih besar daripada bintang. Penjelasan ia tingkatkan lagi pada matahari yang bersinar paling terang di antara benda langit lain.

Nabi Ibrahim AS menjelaskan seluruh benda langit itu tunduk, digerakkan, dan dikuasai berdasarkan kehendak Tuhan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Fushilat ayat 37.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah menyembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika hanya Dia yang pantas untuk disembah.” (QS Fushshilat: 37)

Dalam surah Al An’am ayat 78-80, Allah SWT berfirman:

“Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.”

Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Kaumnya membantah. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?” (QS. Al-An’am: 78-80)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, melalui ayat tersebut Nabi Ibrahim AS menyampaikan bahwa ia tidak peduli tuhan-tuhan yang kaumnya sembah kecuali Allah SWT. Ia mengatakan semua tuhan yang kaumnya sembah tidak memiliki manfaat, tidak dapat mendengar, dan tidak memiliki akal. Mereka hanyalah benda-benda yang diatur dan dikendalikan oleh Tuhan layaknya seperti bintang dan benda langit lainnya.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com