Tag Archives: keutamaan hari jumat

Hadits Keutamaan Meninggal pada Hari Jumat, Benarkah Istimewa?


Jakarta

Dalam ajaran Islam, ada waktu-waktu yang memiliki kemuliaan dan keberkahan tersendiri. Hari Jumat termasuk di antaranya. Selain menjadi hari istimewa bagi umat Islam, Jumat juga memiliki berbagai keutamaan.

Ada beberapa hadits yang menjelaskan bahwa orang yang meninggal pada hari Jumat akan mendapatkan keistimewaan, di antaranya terhindar dari fitnah kubur.


Keutamaan Meninggal pada Hari Jumat

Dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jum’at karya Rizem Aizid, disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)

Pandangan Ulama tentang Hadits Keutamaan Meninggal Hari Jumat

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai status hadits tentang meninggal pada hari Jumat. Mayoritas menyatakan hadits tersebut hasan dan dapat diamalkan.

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini termasuk kabar gembira (busyra) bagi hamba yang beriman.

Namun, para ulama juga menegaskan bahwa kemuliaan meninggal di hari Jumat bukan berarti jaminan masuk surga, tetapi salah satu tanda baik (husnul khatimah) jika diiringi dengan iman, amal saleh, dan ketaatan.

Meskipun meninggal di hari Jumat memiliki keutamaan, hal yang paling penting adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu wafat dalam keadaan beriman dan menjalankan ketaatan.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada penutupnya (akhir hayatnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, seseorang yang wafat pada hari Jumat namun tidak membawa iman dan amal saleh tidak akan mendapatkan kemuliaan ini.

Dilansir dari laman Muhammadiyah, Jumat (15/8/2025) para ulama hadis berbeda pendapat tentang status hadis ini. Imam at-Tirmidzi (w. 360 H) sendiri yang meriwayatkan hadis ini dalam kitab Sunan at-Tirmidzi menilainya sebagai hadis gharib (karena diriwayatkan oleh satu orang saja) dan munqathi’ karena sanadnya tidak bersambung (laisa bi muttashil).

Menurutnya, tokoh yang bernama Rabiah bin Saif (w. 120 H) dari generasi tabiut tabiin yang meriwayatkan hadis ini tidak pernah bertemu dengan sahabat Nabi Abdullah bin Amr bin Ash (w. 63 H), sehingga ada satu perawi dari tingkatan tabiin yang hilang. Status gharib yang diberikan oleh at-Tirmidzi ini kemudian diteruskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H) seorang ulama hadis yang wafat di Mesir dengan label dhaif dalam kitabnya Fathul-Bari (vol. IV/hal. 467).

Mengenai status munqathi (terputus perawi dari kalangan tabiin) pada hadis ini, berdasarkan penelitian kami ditemukan bahwa sesungguhnya Imam at-Tirmidzi dalam kitabnya yang lain, Nawadir al-Ushul (sebuah kitab hadis yang mengkompilasi hadis-hadis dhaif), meriwayatkan hadis ini secara muttashil (bersambung). Nama tokoh dari generasi tabiin yang bertemu dengan Rabiah bin Saif dan meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash yang sebelumnya hilang dalam Sunan at-Timidzi adalah Iyadh bin Aqabah al-Fihri dan Ali bin Ma’badh (at-Tirmidzi, Nawadir al-Ushul, vol. IV, hal. 161). Imam al-Qurtubhi (w. 671 H) dalam at-Tadzkirah (hal. 167) dan Ibnu Qayyim (w. 751 H) dalam ar-Ruh (hal. 161) demikian juga membantah status munqathi untuk hadits ini.

Meninggal pada hari Jumat adalah salah satu tanda kemuliaan dan kabar gembira bagi seorang muslim, sebagaimana disebut dalam hadits Nabi SAW. Keistimewaan ini berupa perlindungan dari fitnah kubur dan menjadi isyarat husnul khatimah.

Namun, kemuliaan ini tidak otomatis diraih tanpa iman dan amal saleh. Oleh karena itu, setiap muslim perlu mempersiapkan diri dengan memperbanyak ibadah, menjaga tauhid, dan menjauhi maksiat, sehingga kapan pun Allah memanggil, kita dalam keadaan terbaik.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Seorang Muslim Meninggal di Hari Jumat, Benarkah Husnul Khatimah?



Jakarta

Meninggal di hari Jumat jadi salah satu tanda-tanda husnul khatimah sebagaimana yang disebutkan para ulama. Bahkan ada yang menyebut bahwa, orang yang meninggal pada hari Jumat akan terbebas dari fitnah kubur. Begini penjelasannya.

Ust. Ahmad Zacky ElSyafa dalam buku Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun menyebutkan wafat pada hari Jumat merupakan tanda meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ


Artinya: “Setiap muslim yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malam Jumat pastilah dilindungi oleh Allah dari cobaan pertanyaan di alam kubur.” (HR Ahmad). Dalam redaksi lain dikatakan, “Allah akan melindunginya dari fitnah kubur”.

Dalam buku Taudhihul Adillah 5 tulisan M. Syafi’i Hadzami dijelaskan sebuah keterangan yang ada dalam kitab Tanqihu al-Qauli Hadits Fi Syarhi Lubabi al-Hadits karangan al-‘Allamah Muhammad bin ‘Umar Nawawî al-Bantanî sebagai berikut,

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَتِهَا رَفَعَ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْرِ. وَفِي الْإِحْيَاءِ لِلْغَزَلِيِّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْزَءَ شَهِيْدٍ وَوُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ أَيْ وَذَلِكَ بِشَرْطِ الْإِيْمَانِ

Artinya: Dan telah bersabda Rasulullah, “Barang siapa yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malamnya. Diangkatlah padanya dari adzab kubur.” Dan tersebut di dalam kitab Ihya’ ‘Ulûmu ad-Din, karya Imam Ghazali, telah bersabda Rasûlullah, “Barang siapa yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malam Jumat, niscaya Allah menulis baginya pahala Syahid, dan dia dipelihara dari adzab kubur. Dan yang demikian itu dengan Syarat Iman.”

Mengutip dalam Al-Maut wa ‘Alam Al-Barzakh tulisan Mahir Ahmad Ash-Shufiy yang diterjemahkan oleh Badruddin dkk, syarat orang yang meninggal dunia pada hari Jumat akan husnul khatimah adalah apabila ia beriman dan beramal saleh. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan mengenai orang kafir yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat.

“Meskipun meninggal dunia pada malam atau hari Jumat, tanpa keimanan dan amal saleh, ia tetap mendapat siksa kubur,” jelas Mahir Ahmad Ash-Shufiy dalam bukunya.

Keutamaan Hari Jumat

Jumat adalah hari spesial dan ada banyak keutamaan yang dapat diraih di hari Jumat. Hari Jumat adalah hari yang paling utama dari hari-hari lainnya, dan hari ini disebut sebagai sayyid al-ayyam (penghulu hari). Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jum’at karya Rizem Aizid,

“Hari Jumat adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jumat seperti waktu mustajab pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan.”

Imam Nawawi mengungkapkan dalam kitabnya bahwa seseorang yang memohon sesuatu kepada Allah SWT pada hari Jumat, maka Allah SWT akan memberinya.

Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW menyebutkan hari Jum’at, lalu beliau bersabda,

“Pada hari Jumat ada waktu yang mana tidak ada seorang muslim pun yang berdiri melaksanakan salat pada saat itu, memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah pasti memberinya. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya dan menunjukkan sedikitnya saat itu. (HR Muttafaq ‘Alaih)

Dalam buku Fiqih Sunah 2 disebutkan pula bahwa hari Jumat memiliki waktu khusus dikabulkannya doa seorang muslim, yaitu saat akhir setelah asar. Rasulullah SAW bersabda,

“Hari Jumat terdiri dari dua belas saat, di antaranya terdapat satu saat di mana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah SWT melainkan Allah memberikan sesuatu yang dimohonnya itu kepadanya. Berusahalah untuk menggapai saat itu di saat akhir setelah asar.” (HR an-Nasa’i, Abu Daud, dan Hakim)

Wallahu a’lam.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Jumat Adalah Sebaik-baiknya Hari, Ini Hadits dan Peristiwa di Baliknya


Jakarta

Jumat merupakan hari yang istimewa dalam Islam bahkan disebut sebagai hari raya pekanan umat Islam. Ada sebuah hadits yang menyebut, sebaik-baiknya hari adalah hari Jumat.

Hadits ini termuat dalam kitab Shahih Muslim. Dikatakan, hari Jumat merupakan hari di mana Nabi Adam AS diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan dari surga. Dari az-Zuhri, dari al-A’raj, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu juga beliau dimasukkan ke surga dan pada hari itu pula beliau dikeluarkan dari surga.” (HR Muslim)


Hari Jumat Disebut sebagai Penghulu Hari

Dalam hadits lain yang bersumber dari Abu Lubanah al-Badri, Rasulullah SAW menyebut hari Jumat sebagai penghulu hari atau sayyidul ayyam. Beliau bersabda,

“Penghulu hari (sayyidul ayyam) adalah hari Jumat, dan ia adalah seagung-agungnya hari bagi Allah, bahkan lebih agung bagi Allah daripada hari raya Fitri dan Adha. Dan pada hari Jumat itu terdapat lima kejadian, yaitu: Allah menciptakan Adam, Allah menurunkan Adam ke dunia, Allah mewafatkan Adam, hari Jumat adalah saat yang tidaklah seseorang memohon kepada Allah melainkan pasti dikabulkan selama ia tidak meminta barang yang haram, dan pada hari itu akan terjadi kiamat. Tidak ada malaikat yang dekat kepada Allah, langit, bumi, angin, gunung-gunung, lautan melainkan semuanya mencintai hari Jumat.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Jumat sebagai hari raya ini turut dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan dalam kitab Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad. Ia mengatakan, hari Jumat adalah hari tambahan bagi orang yang telah masuk surga dan sebagai hari raya bagi orang yang ada di dunia.

Diterimanya Tobat Nabi Adam pada Hari Jumat

Ada banyak peristiwa yang terjadi pada hari Jumat, termasuk saat kiamat nanti. Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Kita adalah umat terakhir namun menjadi umat pertama kali di hari kiamat dan kita adalah umat yang pertama kali masuk ke dalam surga. Ahlu kitab diberi kitab sebelum kita dan diturunkan kepada kita setelah mereka maka mereka pun berselisih dan Allah memberikan kita petunjuk menuju kebenaran dalam perselisihan mereka; ini adalah hari mereka (hari Jumat) yang mereka berselisih di dalamnya dan Allah memberi petunjuk kepada kita kepada hari Jumat hingga dijadikan hari ini untuk kita, besok untuk Yahudi, dan hari setelah besok untuk Nasrani.” (HR Bukhari dan Muslim dalam kitab Al-Jumu’ah)

Peristiwa lain yang terjadi pada hari Jumat adalah diterimanya tobat Nabi Adam AS. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadits yang dinukil Asmaji Muchtar dalam buku Fatwa-fatwa Imam Asy-Syafi’i Masalah Ibadah. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Allah SWT menciptakan Adam, pada hari itu Allah SWT menurunkannya ke bumi, pada hari itu diterima tobatnya, pada hari itu ia wafat, dan pada hari itu terjadi hari kiamat. Tidak ada dari hewan melata kecuali bertasbih kepada Allah SWT pada hari Jumat dari pagi hingga terbit matahari karena khawatir akan hari kiamat, kecuali jin dan manusia. Pada hari itu ada suatu waktu apabila seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah SWT, niscaya akan dikabulkan permohonannya.”

Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa Thuruq wa Amaliyah mengatakan, seluruh waktu dalam hari Jumat sejatinya baik. Namun, kata Raghib As-Sirjani, Allah SWT telah mengutamakan sebagian waktunya dari waktu-waktu lainnya. Waktu ini terletak antara Ashar dan Maghrib. Hal ini mengacu pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,

“Sebaik-baiknya hari di mana matahari terbenam adalah hari Jumat; di dalamnya Adam Alaihissalam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Pada hari tersebut terdapat waktu yang tidaklah seorang muslim salat dan berdoa melainkan Allah akan mengabulkannya.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Amalan dan Doa Jumat Terakhir Bulan Rajab, Yuk Amalkan!



Jakarta

Ada amalan dan doa yang dapat dibaca pada Jumat terakhir bulan Rajab. Umat Islam harus mengetahuinya agar mendapat keutamaan dari hari dan bulan mulia ini.

Jumat merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam. Ada banyak dalil yang menyebutkan keutamaan hari Jumat. Hari ini semakin istimewa karena berada di bulan Rajab yang menjadi salah satu bulan mulia.

Dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik hari di mana matahari terbit pada hari itu adalah hari Jumat. Pada hari Jumat Adam diciptakan, pada hari Jumat Adam dimasukkan surga, pada hari Jumat Adam dikeluarkan dari surga dan kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR Muslim)


Imam Nawawi dalam kitabnya, Al-Adzkar pada Bab ‘Zikir-Zikir dan Doa-Doa yang Disunnahkan pada Hari Jumat dan Malamnya’ menjelaskan bahwa disunnahkan pada hari Jumat dan malamnya untuk membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan membaca surah Al-Kahfi.

Amalan Jumat Bulan Rajab

Ada banyak amalan yang dapat dikerjakan pada hari Jumat, termasuk pada Jumat terakhir bulan Rajab. Berikut beberapa amalan yang bisa dikerjakan pada hari Jumat:

1. Sholawat

Mengutip buku Rahasia Kedahsyatan Hari Jumat: Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah karya Nur Aisyah Albantany, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan bersholawat di hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda,

“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat. Sebab, siapa yang paling banyak membaca shalawat maka ia yang paling dekat kedudukannya denganku.” (HR Baihaqi)

2. Berdoa

Mengutip buku Zikir dan Doa Penghuni Surga karya Supriyadi, hari Jumat juga menjadi waktu yang dianjurkan untuk berdoa. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa berdoa di hari Jumat merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Rasulullah SAW menyebutkan hari Jumat, beliau bersabda, ‘Pada hari Jumat ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba Muslim salat dan memohon suatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan kepadanya.”

3. Membaca Surah Al-Kahfi

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Artinya: “Barang siapa membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, niscaya Allah meneranginya dengan cahaya di antara dua Jumat.” (HR Al-Hakim dan dinilai shahih)

4. Sedekah

Dalam hadits dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah membaca sholawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya sholawat itu tersampaikan dan aku dengar’. Nabi SAW bersabda, ‘Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan.”

5. Memperbanyak Istighfar

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa pada hari Jumat masuk ke dalam masjid, lalu dia shalat empat rakaat (shalat sunat), dan pada setiap rakaatnya ia membaca Al-Fatihah dan Qul huwallahu ahad (surat Al- Ikhlas) lima puluh kali hingga menjadi dua ratus kali dalam empat rakaat, maka ketika datangnya ajal dia akan melihat tempatnya di dalam Surga atau (tempat itu) akan diperlihatkan kepadanya.” (HR. Daraqutni Al-Khattab).

Doa Jumat Terakhir Bulan Rajab

Di hari Jumat juga seorang muslim bisa mengamalkan doa untuk memohon rahmat Allah SWT. Mengutip buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib Syarief Muhammad Alaydrus, berikut ini bacaan doa hari Jumat yang bisa diamalkan:

أدام الله لكم بركة الجمعة دهوراً، وألبسكم من تقواه نوراً، جمعة مباركة

Arab latin: Adamallahu lakum barakatal Jumat duhuran, wa albasakum min taqwahu nuron, jumatan mubarakah

Artinya : “Semoga Allah SWT memberikan berkah kepada kalimat pada hari Jumat ini, serta Allah mengenakan cahaya dari kesalehan hari ini, Jumat yang diberkahi,”

Selanjutnya ialah doa agar diberikan keberkahan rezeki serta terhindar dari siksa kubur.

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Allahumma barik lana fi ma razaqtana wa qina adza bannar.

Artinya: “Ya Allah, berikan kami berkah pada rezeki yang telah Engkau berikan dan peliharalah kamu dari siksa neraka,”

Kemudian, ada juga doa yang bisa dipanjatkan agar terhindar dari dan diberkahi dalam musibah.

بَارَكَ اللهُ لَكُماَ وَبَارَكَ عَلَيْكُماَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Arab latin: Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fii khairin.

Artinya: “Semoga Allah memberi berkah untukmu dalam kebaikan. Semoga Allah memberi berkah dalam musibahmu. Dan semoga Allah mengampuni kalian berdua (sebagai suami istri) dalam kebaikan,”

Selain doa tersebut, umat Islam juga dapat mengamalkan doa ini di hari Jumat.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Arab latin: Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, Shahih Ibnu Majah)

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com