Tag Archives: kh rachmat morado sugiarto

Selebgram Nge-pods di Madinah, Perhatikan Adab Ini Saat di Tanah Suci


Jakarta

Baru-baru ini viral salah seorang selebgram yang ditegur karena menggunakan pods di Madinah. Akibat aksinya itu, banyak orang berpendapat bahwa yang dilakukannya termasuk melanggar adab di Tanah Suci.

Selebgram bernama Lula Lahfah tersebut tengah menjalani ibadah umrah bersama rekan-rekannya. Namun ketika berjalan di sekitar Masjid Nabawi, Madinah, ia terus menghisap pods atau rokok elektriknya.

Tiba-tiba, segerombolan anak kecil meneriaki Lula Lahfah dan mengatakan bahwa yang ia lakukan haram. Hal tersebut ia ceritakan melalui video yang ia unggah di akun pribadinya.


Mengutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag RI), otoritas Saudi memberlakukan aturan larangan merokok bagi jemaah haji dan umrah di Masjid Nabawi dan sekitarnya. Meski demikian, muslim tetap diperbolehkan merokok di tempat yang jauh dari kawasan masjid.

Apabila kedapatan merokok, nantinya petugas tak segan menegur jemaah. Namun, ada sebagian petugas yang bertindak tegas dan langsung menahan jemaah yang merokok untuk diproses hukum.

Karenanya, jemaah umrah dan haji harus betul-betul paham terkait adab dan aturan yang berlaku di Tanah Suci. Berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan.

Adab-adab di Tanah Suci

Menukil dari buku 63 Adab Sunnah karya Dr KH Rachmat Morado Sugiarto dan buku Doa & Dzikir dalam Umrah susunan Ahmad Alawiy dkk, berikut beberapa adab di Tanah Suci yang harus diperhatikan muslim, khususnya di Madinah.

  1. Meluruskan niat melakukan ibadah haji atau umrah
  2. Bertobat kepada Allah SWT
  3. Mempelajari hukum-hukum haji dan umrah
  4. Mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah diambil
  5. Berbekal dengan bekal yang halal
  6. Berdoa dalam perjalanan
  7. Tidak melakukan perbuatan yang tidak baik atau mengganggu jemaah lainnya
  8. Memperbanyak bacaan sholawat sepanjang perjalanan disertai dengan niat yang hudlur (bertafakur dan berzikir kepada Allah dan Rasul-Nya)
  9. Mandi, berwudhu, dan mensucikan diri seraya berniat memasuki kota Madinah
  10. Memasuki Madinah dengan penuh tawadhu, ta’dhim dan berdoa
  11. Senantiasa menghadirkan keagungan Kota Madinah
  12. Tidak melakukan perbuatan bid’ah dan maksiat
  13. Salat di Masjid Nabawi
  14. Bersedekah semampunya ketika di Madinah

Larangan yang Berlaku di Masjid Nabawi

Terkait larangan di Masjid Nabawi juga diterangkan oleh Kemenag RI pada lamannya, berikut beberapa larangan yang perlu dipahami jemaah haji dan umrah.

  • Jemaah dilarang merokok di Masjid Nabawi dan sekitarnya. Jika ingin merokok, jemaah bisa memilih tempat yang agak jauh dari kawasan masjid
  • Tidak boleh membentangkan spanduk dan bendera
  • Jemaah dilarang berkerumun lebih dari lima orang dalam jangka waktu lama karena berpotensi menghambat alur pergerakan hingga menimbulkan kecurigaan
  • Jangan mengambil barang temuan
  • Jangan membuang sampah sembarangan

Sanksi Merokok di Kawasan Masjid Nabawi

Beberapa waktu lalu, Kepala Seksi Perlindungan Jemaah (Kasi Linjam) Daerah Kerja Madinah, Ahmad Hanafi juga menjelaskan terkait larangan merokok di sekitar masjid Nabawi.

“Kami telah bertemu dengan otoritas keamanan Arab Saudi dan mereka telah mengingatkan untuk tidak merokok di sekitar Masjid Nabawi,” katanya seperti disadur dari kantor berita Antara, Selasa (6/8/2024).

Jemaah yang nekat merokok di kawasan tersebut akan dikenakan sanksi oleh otoritas Saudi. Menurut penuturannya, jemaah yang kedapatan merokok akan dikenakan denda sebesar 200 SAR atau setara Rp 850 ribu.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Azan Lengkap dengan Cara Menjawabnya


Jakarta

Doa setelah azan adalah amalan sunnah yang dapat dikerjakan muslim. Terlebih, waktu di antara azan dan iqamah terglong mustajab.

Mustajabnya waktu antara azan dan iqamah dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara azan dan iqamah, maka berdoalah pada saat itu.” (HR Ahmad)

Azan sendiri dimaknai seruang dari seorang muazin kepada muslim sebagai penanda waktu salat. Azan biasa dilantunkan di tempat terbuka atau tempat ibadah, seperti mushala dan masjid.


Mengutip buku 63 Adab Sunnah karya Dr KH Rachmat Morado Sugiarto Lc M A, muslim yang mengamalkan doa setelah azan akan mendapat syafaat di hari kiamat kelak. Hal ini disampaikan oleh salah satu sahabat Nabi SAW, yaitu Jabir bin Abdullah.

Lafaz Doa setelah Azan

Berikut doa setelah azan yang bersandar pada hadits dari Jabir RA, seperti dinukil dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi yang diterjemahkan Tirmidzi dkk.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد

Arab latin: Allahumma rabba haadzihid da’watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah dia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan.” (HR Bukhari)

Ketika azan Subuh dan Maghrib berkumandang, ada tambahan bacaan yang dapat diamalkan muslim. Berikut bacaan setelah azan Subuh,

اللهم هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي

Arab latin: Allahumma hadza iqbaalu nahaarika wa idbaaru lailika wa ashwaatu du’atika faghfir lii

Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”

Adapun, bacaan tambahan setelah azan Maghrib adalah sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

Arab latin: Allahumma hadza iqbalu lailika wa idbaru naharika wa ashwatu du’aika faghfir lii.

Artinya: “Ya Allah, ini menjelang datang malam-Mu, dan telah berlalu siang-Mu, telah diserukan seruan-Mu, maka ampunilah aku.”

Bacaan Menjawab Azan

Selain doa setelah azan, muslim juga bisa mengamalkan bacaan menjawab azan. Dari Sa’id Al-Khudry, Nabi SAW bersabda:

“Jika kalian mendengar seruan adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Menurut Buku Panduan Sholat Lengkap karya Saiful Hadi El-Sutha, cara menjawab azan sama seperti yang dikumandangkan oleh muazin, jadi hanya mengikuti. Namun, jawaban mengikuti ini tidak berlaku pada lafaz hayya alash shalah dan hayya alal falah.

Berikut jawaban untuk bacaan hayya alash shalah dan hayya alal falah,

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ

Arab latin: Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah.”

Selain itu, pada waktu Subuh ada sedikit pembeda. Muazin menambahkan ash-shalaatu khairum minan-naum sebanyak dua kali setelah bacaan hayya alal falah.

Lafaz azan tersebut hendaknya dijawab dengan bacaan berikut,

صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين

Arab latin: Shadaqta wa bararta wa anaa alaa dzaalika minasy syaahidiina

Artinya: “Engkau benar. Engkau baik. Aku terhadap yang demikian itu adalah termasuk orang-orang yang menjadi saksi.”

Tiga Anjuran ketika Mendengar Azan Berkumandang

Masih dari sumber yang sama, setidaknya ada tiga hal yang dianjurkan bagi muslim ketika mendengar azan berkumandang. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,

“Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muazin. Kemudian membacalah sholawat untukku. Sebab barang siapa yang membaca sholawat untukku sekali, maka Allah akan bersholawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Sebab wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafaatku.” (HR Muslim)

Itulah bacaan doa setelah azan dan informasi terkaitnya. Jangan lupa diamalkan, ya!

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com