Tag Archives: Khadijah

5 Ciri Wanita yang Dirindukan Surga dan Sosoknya dalam Islam


Jakarta

Ada sebuah riwayat yang menyebutkan jaminan surga untuk sejumlah wanita muslim di dunia. Ciri wanita tersebut dapat dipedomani muslim demi mencapai surga-Nya.

Mengenai wanita-wanita yang dijamin masuk surga ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, “Sebaik-baik wanita surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun.” (HR Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya’la, Ath-Thabrani, Abu Daud, dan Al-Hakim)

Lantas, bagaimana cara menjadi wanita muslim yang dapat dirindukan surga seperti mereka?


5 Ciri Wanita Muslim yang Dirindukan Surga

Ada beberapa ciri-ciri wanita yang dirindukan surga yang dapat diteladani muslim. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits,

“Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, ‘Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka’.” (HR Ahmad)

Berdasarkan riwayat tersebut ditambah dengan penjelasan dari buku Wanita Yang Dirindukan Surga karya M. Fauzi Rachman. Berikut ciri-ciri muslimah yang dirindukan surga.

1. Menjaga Salat 5 Waktu

Salat fardu adalah kewajiban setiap umat Islam. Amalan ini juga menjadi yang pertama kali dihisab pada hari akhir kelak. Tak heran, muslimah yang menjaga salat lima waktunya akan dirindukan oleh surga.

2. Berpuasa di Bulan Ramadan

Puasa termasuk ke dalam rukun Islam. Wanita dapat melaksanakan puasa meski ada halangan biologis karena haid, mereka masih diberi kesempatan untuk melunasi utang puasanya di luar bulan Ramadan.

3. Menjauhi Zina

Zina merupakan perbuatan keji dan dosa besar dalam Islam. Untuk itu, wanita yang tidak pernah mendekati zina akan termasuk ke dalam golongan wanita yang dirindukan surga.

4. Menaati Suami

Setelah menikah, seorang muslim harus menaati suaminya. Suami yang dimaksud ialah yang dapat menuntun keluarganya menuju kebaikan, baik dari dunia maupun akhirat.

5. Wanita yang Sabar

Allah SWT menjelaskan dalam surah Al Ahzab ayat 35, ada sejumlah kriteria untuk mendapat ampunan dan pahala yang besar, salah satunya yakni wanita yang sabar. Dengan demikian, sabar akan mengantarkan pada ampunan Allah SWT dan dari ampunan itu maka seseorang bisa mendapat rahmat-Nya yang berupa surga.

Terkait kriteria ini, Allah SWT berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 35:

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذّٰكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذّٰكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

Artinya: Sesungguhnya muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan penyabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kemaluannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar.

Sosok Wanita yang Dijamin Masuk Surga

1. Khadijah binti Khuwailid

Wanita pertama yang dirindukan surga ada Khadijah binti Khuwailid atau Siti Khadijah merupakan istri dari Nabi Muhammad SAW yang namanya disebut dalam percakapan antara Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril. Seperti yang diceritakan oleh Abu Hurairah RA,

“Khadijah adalah wanita yang akan menghidangkan sebuah tempayan berisi makanan dan minuman kepadamu di surga. Sampaikanlah salamku kepadanya, bahwa dia kelak akan masuk surga yang penuh dengan kenikmatan dan tiada terdengar suara jerit penderitaan di sana.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dirangkum dari buku 99 Pesan Rasulullah untuk Perempuan: Terapi Hati untuk Wanita yang Mendambakan Surga karya Lestari Ummu Al-Fatih menceritakan kisah dari Khadijah binti Khuwailid.

Siti Khadijah merupakan sosok wanita suci dan mulia yang pertama beriman kepada Allah SWT. Ia memiliki sifat pemurah dan peduli pada orang miskin.

Bahkan Siti Khadijah merupakan sosok wanita tangguh dan kaya raya yang rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi berdirinya ajaran Islam.

2. Fatimah binti Muhammad

Selanjutnya, ada Fatimah Az Zahra merupakan putri kesayangan Nabi Muhammad SAW. Fatimah Az Zahra dikenal sebagai anak yang taat kepada orang tuanya.

Merangkum buku Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga karya Iis Nuraeni Afgandi dan buku Kamulah Wanita Karier yang Hebat karya Arum Faiza dkk, Bukan hanya itu, ia juga seorang wanita muslim yang sangat sabar, cerdas, kuat imannya, serta taat kepada suaminya.

3. Maryam binti Imran

Kemudian, ada Maryam bin Imran yang merupakan ibunda dari Nabi Isa AS. Maryam merupakan sosok wanita yang patut jadi teladan saat beribadah. Ia selalu beribadah sepanjang hari kepada Allah SWT.

Sehingga suatu hari Allah SWT meniupkan satu ruh pada rahimnya, akhirnya Maryam pun hamil tanpa proses kehamilan seperti perempuan pada umumnya. Kabar kehamilan Maryam ini disampaikan langsung oleh Malaikat Jibril.

4. Siti Asiyah binti Muzahim

Terakhir ada Siti Asiyah bin Muzahim, Ia merupakan istri dari Fir’aun. Meskipun Siti Asiyah memiliki suami kafir namun menjadi wanita yang dirindukan surga Allah SWT.

Mengutip Arum Faiza dalam buku 11 Kisah Wanita Super Hebat di Masa Lalu: Menjadi Wanita Kuat, Cerdas, dan Taat, awalnya Asiyah menolak untuk dijadikan istri oleh Fir’aun namun penolakan itu berakhir dengan penyiksaan sadis dan keji terhadap kedua orang tuanya.

Akhirnya, Asiyah pun menerima lamaran Fir’aun. Sebagai, seorang perempuan salehah, ia selalu memohon kepada Allah SWT supaya dijauhkan dari Fir’aun dan kaumnya yang zalim.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah At Tahrim ayat 11,

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

Artinya: “Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Doa Asiyah pun dikabulkan oleh Allah SWT, kemudian diutuslah malaikat untuk memperlihatkan tempatnya di surga. Hingga pada akhirnya, Asiyah pun wafat sebagai seorang syuhada yang dijaminkan surga.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Nama-Nama Istri Rasulullah SAW dan Keistimewaannya



Jakarta

Berikut ini nama-nama istri Nabi Muhammad dan keistimewaannya yang bisa dipelajari oleh detikers untuk lebih mengenal Rasulullah SAW dan belajar dari akhlak-akhlak yang lurus.

Dari buku Biografi Istri-Istri Nabi Muhammad SAW ditulis oleh Aisyah Abdurrahman, Rasulullah SAW mempunyai dua rumah, pertama di Makkah yang beliau tempati bersama Sayyidah Khadijah, dan kedua di Madinah, untuk tinggal beliau ketika Khadijah tidak lagi bersamanya.

Sebagai umat Islam mempelajari istri-istri nabi harus mencari makna mendalam, sebab pernikahan Nabi Muhammad SAW memiliki arti penting mengandung nilai tersendiri dalam kedudukannya sebagai utusan Allah SWT.


Maka mempelajari kisah kehidupan Rasulullah SAW sebagai manusia biasa bukanlah hal yang tabu, malah terkadang riwayat kehidupan beliau bisa didapatkan dari mempelajari kisah-kisah yang disampaikan oleh istri-istrinya.

Sebagai manusia biasa, Rasulullah SAW juga menikah, makan, dan minum layaknya manusia pada umumnya. Surah Fussilat ayat 6:

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۟ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰىٓ اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاسْتَقِيْمُوْٓا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ ۗوَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِيْنَۙ ٦

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(-Nya).

Nama-Nama Istri Nabi dan Keutamaannya

1. Khadijah binti Khuwailid RA

Dari buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad inilah keutamaan Khadijah binti Khuwailid RA.

Manusia pertama yang mengimani Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di goa Hira melalui perantara malaikat Jibril AS, kemudian setelah wahyu disampaikan Jibril pun meninggalkan Rasulullah SAW hingga beliau tertegun, bahkan membuat jantung berdebar kencang, tubuh yang menggigil. Beliau pun buru-buru pulang menemui Khadijah.

Nabi Muhammad SAW pun langsung menyampaikan pengalamannya itu kepada Khadijah sambil berkata, “Selimuti aku, selimuti aku, selimuti aku!” sesudah tenang Nabi Muhammad SAW menceritakan kisahnya.

Mendengar penuturan suaminya, Khadijah berkata, “Wahai Muhammad tenangkanlah hati mu. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakanmu, karena engkau adalah orang yang suka menolong, jujur, dan senantiasa menyambung tali persaudaraan.”

Khadijah amat mengimani dan meyakini wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Dan juga senantiasa menjadi tempat berbagi dan memberikan kekuatan mental disaat Rasulullah SAW sedang ketakutan.

Keutamaan Lainnya dari Sayyidah Khadijah adalah istri yang memberikan keturunan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

2. Saudah binti Zam’ah RA

Dari buku Telaga Cinta Rasulullah karya Fuad Bawazir dijelaskan keutamaan Saudah istri Nabi Muhammad SAW adalah ketaatan dan kesetiaanya yang amat tinggi, hal ini pernah ditunjukkannya ketika haji Wada.

Kala itu, Rasulullah SAW bersabda:

“Ini adalah saat haji bagi kalian kemudian setelah itu hendaknya kalian menahan diri di rumah-rumah kalian.” Karena nasehat ini membuat Saudah menuruti perkataan Rasulullah SAW yang selalu di rumahnya, dan tidak berangkat haji sampai dia meninggal. (Sunan Abu Dawud 2:140).

3. Aisyah binti Abu Bakar RA

Dari buku Ar-Rahiq Al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri. Diantara istri-istri Rasulullah SAW hanyalah Aisyah RA yang dinikahi saat masih gadis.

Aisyah paling dicintai Nabi Muhammad SAW, paling memahami ilmu fikih diantara para perempuan, serta lebih cerdas.

Selain itu, dari buku 52 Kultum Favorit Untuk Muslimah karya Zakiah Nur Jannah, Noor Hafild terdapat hadits yang membahas mengenai keutamaan Aisyah RA.

Keutamaan Aisyah digambarkan oleh Rasulullah, beliau bersabda:

“Keutamaan Aisyah atas wanita yang lainnya bagaikan keutamaan tharid (roti yang dibubuhkan dan dima- sukkan ke dalam kuah) atas makanan-makanan lainnya” (HR Bukhari dan dan Muslim).

Rasulullah SAW mencintai Aisyah RA, daripada istri-istri beliau lainnya. Amr bin ‘Āsh suatu ketika ia bertanya kepada Rasulullah SAW :

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?” Lalu beliau menjawab: “Aisyah” kemudian ‘Amr bin ‘Ash kembali bertanya: “Siapakah lelaki yang paling engkau cintai?” beliau menjawab: “Ayahnya (Abu Bakar).” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Hafsah binti Umar bin Khattab RA

Dari buku Kisah dan Kemuliaan Para Wanita Ahli Surga Di Sekeliling Nabi: Teladan Terbaik Sepanjang Masa yang Menyentuh dan Menginspirasi karya Mohammad A. Suropati keutamaan Hafsah adalah.

Hafsah dikenal sebagai Ummul Mukminin yang ahli dalam membaca, menulis, dan menghafal. Hafsah juga menguasai ilmu kesastraan. Padahal di zaman itu sangat jarang wanita yang bisa mahir di bidang literasi.

Aisyah RA yang menjadi istri Rasulullah SAW juga mengakui keutamaan Hafsah, ketika Aisyah RA berkata, “Hafsah termasuk seorang istri Nabi Muhammad SAW yang setara denganku.”

5. Zainab binti Khuzaimah

Dari buku Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri ·

Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasalam karya Syekh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri. Zainab mendapat julukan Ummul Masakin sebab kasih sayang dan kemurahan hatinya terhadap orang miskin.

Demikianlah nama-nama istri Nabi Muhammad dan keistimewaannya. Pada dasarnya setiap istri Baginda Rasulullah SAW adalah karakter-karakter yang luar biasa, teladan, dan orang-

6. Ummu Salamah

Umi Hidayati dalam buku berjudul Kontribusi Ummu Salamah ra. dalam Periwayatan Hadis Studi atas Riwayat Ummu Salamah dalam al-Kutub al-Tis’ah menjelaskan mengenai keistimewaan Ummu Salamah.

Ummu Salamah mempunyai banyak kelebihan, selain parasnya yang cantik juga mempunyai keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi di Makkah. Meski begitu, Ummu Salamah bukanlah orang yang suka memamerkan dirinya kepada orang lain.

Diriwayatkan bahwa sesampainya Ummu Salamah di Madinah pada masa hijrah. Ia ditanya oleh sekelompok kaum tentang asal usul keluarganya, lalu ia menjawab bahwa ia puteri dari Abû Umayyah al- Mughîrah, mereka pun menuduhnya berbohong.

Hingga pada suatu waktu beberapa di antara mereka (penduduk Madinah) mengadakan perjalanan haji ke Mekkah, mereka juga bertanya kepada Ummu Salamah apakah ada pesan atau surat yang akan dititipkan?

Ummu Salamah pun menulis surat untuk keluarganya yang ada di Mekkah. Sekembalinya mereka di Madinah, mereka pun mempercayai Ummu Salamah dan memuliakannya.

7. Zainab Binti Jahsy

Pernikahan antara Rasulullah SAW dan Zainab binti Jahsy adalah pernikahan yang diperintahkan oleh Allah SWT langsung. Bahkan diabadikan oleh Surah Al-Ahzab ayat 37:

وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ عَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُ ۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا ٣٧

Artinya: “(Ingatlah) ketika engkau (Nabi Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankan istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak untuk engkau takuti. Maka, ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila mereka telah menyelesaikan keperluan terhadap istri-istrinya. Ketetapan Allah itu pasti terjadi.”

8. Juwairiyah binti Al-Harits

Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Juwairiyah binti Harits Hingga Zainab al-Kubra karya Hafidz Muftisany terdapat kisah mengenai Juwairiyah istri Nabi Muhammad SAW.

Juwairiyah adalah Perempuan yang berasal dari kaum bani Musthaliq yang dikenal mempunyai kecantikan, baik hati, dan luas hatinya.

Ketika menikah dengan Rasulullah SAW Juwairiyah menjadi seorang Muslim, karena perbuatan Juwairiyah ini, membuat seluruh kaum Musthaliq yang dahulu memerangi Islam, berbalik menjadi orang yang setia dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan

Nisa Yustisia dalam buku berjudul Kisah-Kisah Teladan Para Muslimah Hebat menjelaskan mengenai keistimewaan Ummu Habibah.

Ummu Habibah mempunyai nama asli Ramlah binti Abu Sufyan, anak dari Abu Sufyan dan Shafiyyah binti Abil Ashi. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy.

Saat perintah hijrah turun, keduanya juga ikut hijrah ke Habasyah dan menetap disana. Ketika berita mengenai penyerangan kaum Quraisy terhadap umat Islam di Makkah sampai kepada penduduk di Habsyah. Ubaidillah merasa kaum Muslimin sampai kapan pun tidak akan bisa menang dan terus diserang. Ubaidillah pun memutuskan kembali memeluk agama Nasrani.

Ummu Habibah merasa sedih akan perbuatan suaminya, namun dia tetap kokoh memegang teguh keimanannya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ummu Habibah pun hidup sendirian, hingga keluarganya di Makkah juga tidak mau menerimanya. Karena hal ini Rasulullah SAW pun menikahinya.

Ummu Habibah tetap menjadi seorang Mukmin yang taat, baik setelah Rasulullah SAW meninggal, hingga ajal menjemputnya.

10. Shafiyah binti Huyai bin Akhthab

Dari buku Istri-Istri Para Nabi ditulis oleh Ahmad Khalil Jam’ah, disebutkan istri Nabi Muhammad SAW yang bukan berasal dari bangsa Arab, melainkan dari bani Israel ada satu orang, dia adalah Shafiyah binti Huyai bin Akhthab.

11. Maimunah binti Al-Harits

Dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia Maimunah Al Harits Hingga Jahanara Begum karya Hafidz Muftisany dijelaskan Maimunah seorang Perempuan mukminah yang menyerahkan dirinya dalam Islam kepada Rasulullah SAW. Padahal keluarganya masih hidup dan memegang teguh kepercayaan jahiliyah.

Kisah Maimunah ini juga terdapat pada Surah Al-Ahzab ayat 50 https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-ahzab/tafsir-ayat-50-3583:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَحْلَلْنَا لَكَ اَزْوَاجَكَ الّٰتِيْٓ اٰتَيْتَ اُجُوْرَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ مِمَّآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلَيْكَ وَبَنٰتِ عَمِّكَ وَبَنٰتِ عَمّٰتِكَ وَبَنٰتِ خَالِكَ وَبَنٰتِ خٰلٰتِكَ الّٰتِيْ هَاجَرْنَ مَعَكَۗ وَامْرَاَةً مُّؤْمِنَةً اِنْ وَّهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ اِنْ اَرَادَ النَّبِيُّ اَنْ يَّسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِيْٓ اَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُوْنَ عَلَيْكَ حَرَجٌۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ٥٠

Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad) sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki dari apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dianugerahkan Allah untukmu dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukminat yang menyerahkan dirinya kepada Nabi jika Nabi ingin menikahinya sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk orang-orang mukmin (yang lain). Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Gelar bagi Khadijah Istri Rasulullah SAW, Sosok Teladan Perempuan Muslim



Jakarta

Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah SAW yang dikenal sebagai perempuan terhormat, berwawasan luas, dan bijaksana. Sebagai sosok yang mulia, Khadijah memiliki sejumlah gelar yang disematkan pada dirinya sepanjang hidupnya.

Mengutip dari buku Agungnya Taman Cinta Sang Rasul karya Ustadzah Azizah Hefni, Khadijah mulanya berasal dari keluarga terpandang dan memiliki status sosial yang tinggi. Allah SWT mengirimnya kepada Nabi Muhammad sebagai pendamping hidup selama 25 tahun hingga ia wafat.

Khadijah bahkan dijanjikan kelak akan menjadi jajaran wanita penghuni surga pada urutan pertama. Sebab, ia telah mendedikasikan seluruh hidupnya kepada Nabi Muhammad SAW dan agama Islam.


Dalam sebuah hadits, Ibnu Abbas pernah berkata, “Rasulullah menggambar empat garis di tanah, kemudian beliau bertanya, ‘Tahukah kalian apa ini?’ Para sahabat berkata, ‘Rasul yang lebih mengetahui.’

Kemudian beliau menjelaskan, ‘Ini adalah perempuan mulia penghuni surga: Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim.'” (HR Ahmad).

Adapun sejumlah gelar bagi Khadijah istri Rasulullah SAW yang dapat menjadi teladan bagi perempuan muslim, dirangkum dari buku Menjadi Istri Seperti Khadijah oleh Ibnu Watiniyah dan buku Amazing Stories Khadijah oleh Yanuar Arifin, diterangkan sebagai berikut.

Gelar bagi Khadijah Istri Rasulullah

1. Ath-Thahirah (Wanita Suci)

Gelar Ath-Thahirah yang artinya wanita suci didapatkan oleh Khadijah sejak sebelum kedatangan Islam karena kesucian budi pekertinya, kedudukannya yang mulia di tengah-tengah kaumnya, serta kesucian dirinya dari noda-noda paganisme (kepercayaan spiritual) pada zaman Jahiliah.

Khadijah pernah menikah dua kali sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW hingga suaminya yang kedua meninggal ketika usianya mencapai puncak remaja. Saat itu, kehidupannya bergelimang harta serta banyak lelaki yang berharap dapat mempersuntingnya.

Namun, banyaknya uang yang ia miliki tidak menjadikannya langsung berhubungan dengan kaum lelaki dan tidak ikut serta bersama pemuka-pemuka Quraisy pada umumnya untuk berdagang. Ia memiliki banyak cara berdagang yang unik, jauh dari godaan hawa nafsu dan kehinaan.

Dalam berdagang, Khadijah tidak ikut serta langsung berdagang bersama kaumnya, melainkan ia memiliki karyawan yang mengelola perdagangannya secara khusus, yakni dikepalai oleh Maysarah sebagai manajer utamanya.

Khadijah memantau segala urusan perdagangan dari istana tempat tinggalnya. Ketika ada perkara yang pelik, maka ia akan menyelesaikannya bersama keluarga besarnya.

Selain itu, Khadijah juga dikenal sebagai sosok yang mampu menjaga harga dirinya. Ia sama sekali tidak terpikat untuk bersenda gurau bersama wanita-wanita sebayanya yang senang berfoya-foya dan berpesta. Berkat kedudukannya yang mulia ini, masyarakat Makkah mengenal Khadijah dengan gelar Ath-Thahirah (wanita suci).

2. Ummul Mukminin (Ibu dari Orang-Orang Mukmin)

Khadijah memiliki gelar Ummul Mukminin, yaitu ibu dari orang-orang mukmin. Gelar kemuliaan ini hanya didapatkan oleh wanita-wanita yang diberi anugerah khusus dari Allah SWT saja. Siapapun yang menyandang gelar ini, ia akan mendapatkan martabat yang tinggi dan mulia.

Khadijah kala itu menjadi perempuan pertama yang beriman, berdakwah kepada kaum lelaki dan perempuan dengan berpeluh keringat, merasakan pedihnya ujian, serta senantiasa bersabar mendampingi rasulullah SAW.

Istri-istri Rasulullah SAW yang lain pun turut mendapatkan gelar Ummul Mukminin. Hanya saja, kedudukan Khadijah lebih tinggi sebab ia lebih dahulu menemani Rasulullah dalam berjuang dan memiliki kedudukan paling utama sebagai balasan dari pengorbanannya.

3. Sayyidah Nisa’ Quraisy (Pemuka Perempuan Quraisy)

Khadijah juga mendapatkan gelar yang diberikan oleh kaumnya sebagai pemuka perempuan Quraisy. Orang-orang Quraisy sepakat akan keistimewaan yang dimiliki Khadijah berupa kelebihan fisik maupun perilaku.

Sepanjang usianya, Khadijah tidak pernah melenceng sedikit pun dari sifat-sifat yang mereka sematkan. Ia juga senantiasa menggunakan hartanya untuk menolong dan membantu sesama.

Bahkan, rumah Khadijah dikatakan tidak pernah sepi dari kebaikan tuan rumahnya. Sebab, rumah itu menjadi tempat perlindungan bagi perempuan-perempuan miskin, orang-orang yang membutuhkan, serta para tamu lainnya.

Seluruh kebaikan dan keluhuran yang melekat pada pribadi Khadijah ini menjadikannya begitu layak menyandang gelar Sayyidah Nisa’ Quraisy.

4. Sayyidatu Nisâ’ lil-‘Âlamîn fid-Dunyâ wal Âkhirah (Pemuka Wanita Seluruh Dunia dan Akhirat)

Sayyidatu Nisâ’ lil-‘Âlamîn fid-Dunyâ wal Âkhirah (pemuka wanita seluruh dunia dan akhirat) adalah gelar termulia dan paling tinggi yang didapatkan oleh Khadijah. Gelar ini tidak diperoleh wanita-wanita dari umat Muhammad SAW dan istri-istri Nabi yang lain, kecuali Khadijah dan putri Nabi Fatimah.

Gelar ini juga tidak didapatkan oleh umat sebelum Nabi Muhammad SAW, kecuali hamba Allah yang terpilih, yakni Maryam binti Imran (ibunda Nabi Isa AS) dan Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun).

Khadijah dapat memperoleh gelar kehormatan ini sebab ia telah mempersembahkan seluruh hidupnya di jalan Allah SWT. Ia selalu membesarkan hati dan senantiasa mendukung Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Itulah 4 gelar bagi Khadijah istri Rasulullah SAW yang dapat menjadi teladan bagi perempuan muslim.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Siapa Wanita Pertama yang Mati Syahid Membela Islam?



Jakarta

Sumayyah binti Khayyat adalah wanita pertama yang mati syahid karena membela Islam. Mengutip dari buku Wanita-wanita Penghuni Surga karangan Endah Suci Astuti, Sumayyah juga merupakan wanita kedua yang masuk Islam setelah Khadijah binti Khuwailid yaitu istri Nabi Muhammad SAW.

Sumayyah dalam berbagai keterangan dituliskan dengan nama Sumayyah binti Khabath ada pula yang menyebutnya Sumayyah binti Khayyat.

Masih bersumber dari buku yang sama, Sumayyah dijelaskan sebagai seorang budak yang dimiliki oleh Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi. Setelah putranya yang bernama Ammar bin Yasir lahir, Sumayyah kemudian dimerdekakan. Lalu ketika Abu Hudzaifah meninggal, keluarganya pun mendapat perlindungan dari Bani Makhzum.


Meskipun menjadi budak, Sumayyah adalah orang yang berani dan termasuk dalam tujuh sahabat pertama yang memeluk Islam. Ia bersama dengan adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Zaid bin Haritsah, Sumayyah binti Khabath, Ammar bin Yasir, dan Bilal bin Rabah termasuk orang-orang istimewa khususnya pada awal kenabian Muhammad SAW.

Sumayyah dinikahkan oleh tuannya dengan Yasir. Abu Hudzaifah melakukan pernikahan ini karena merasa sayang dengan Yasir serta merasa Sumayyah adalah gadis yang pantas.

Hasil pernikahan ini pun melahirkan Ammar, Abdullah, dan Harits. Namun dikisahkan bahwa Harits atau putra bungsunya telah meninggal sebelum kedatangan ajaran Islam karena telah dibunuh.

Mati Syahid di Tangan Abu Jahal

Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, Sumayyah dan keluarganya perlahan-lahan mulai memasuki Islam. Permasalahan pun dimulai ketika kaum kafir Quraisy yang kejam mulai mengganggu dakwah dan penyebaran agama Islam Rasulullah SAW.

Ketika itu kaum kafir Quraisy belum berani mencelakakan Nabi Muhammad SAW secara langsung. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad SAW merupakan keponakan Abu Thalib yang disegani. Nabi Muhammad SAW juga dilindungi Abu Bakar Ash-Shiddiq yang memiliki kekuasaan.

Gangguan kepada dakwah Rasulullah SAW ini semakin parah ketika kaum Quraisy mulai menyerang orang-orang terdekat Rasulullah SAW. Salah satu cara kaum Quraisy untuk mengganggu Rasulullah SAW adalah dengan menyerang keluarga-keluarga kecil dan lemah sebagai teror dan peringatan.

Keluarga Sumayyah sebagai keluarga budak pun tak luput dari kekejaman yang dipimpin oleh Abu Jahal ini. Keluarga Sumayyah diseret ke pasang pasir di tengah hari kemudian dikenakan baju besi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penyiksaan Abu Jahal yang berlangsung berhari-hari lamanya.

Oleh karena penyiksaan yang kejam itu, Nabi Muhammad SAW tidak berdaya untuk membantu menyelamatkan keluarga Sumayyah. Diriwayatkan lewat Utsman bin Affan, Nabi Muhammad SAW hanya bisa menghibur dan mendoakan mereka sebagai berikut, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena tujuan kalian adalah surga,” (HR Al-Hakim)

Karena tetap teguh mempertahankan keislamannya dan bersaksi tiada tuhan selain Allah SWT maka Yasir dan Sumayyah wafat dalam keadaan syahid. Keteguhan hati Sumayyah ini membuat jengkel Abu Jahal dan membuatnya langsung membunuh Sumayyah.

Penghormatan Nabi untuk Sumayyah

Rasulullah SAW yang masih terus berjuang berdakwah demi Islam mengetahui putra dari Sumayyah, Ammar, berhasil selamat. Ammar pun bertanya kepada Rasulullah SAW,

“Kapankah siksaan kepada kaum muslim ini akan berakhir? Kapan kaum muslim bisa hidup dengan tenang? Penderitaan yang kami terima ini sudah di luar batas,”

Rasulullah SAW pun menjawab, “Sabarlah, wahai Abal Yaqdha… Sabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian yang dijanjikan adalah surga!”

Setelah itu, Ammar yang ditinggalkan kedua orang tuanya yang mati syahid sangat disayang oleh Rasulullah SAW. Ammar diberikan panggilan Ibnu Sumayyah. Nama yang tidak umum menurut budaya Arab.

Sebab, umumnya panggilan seorang anak akan berdasarkan nama ayahnya. Namun, khusus untuk Ammar disematkan nama Sumayyah karena dianggap sebagai bentuk penghormatan Rasulullah SAW kepada Sumayyah.

Sumayyah pada akhirnya berperan penting tidak hanya menginspirasi umat muslim, namun juga sebagai teladan akan keimanannya. Itulah kisah dari wanita pertama yang mati syahid, semoga kita sebagai umat muslim juga diberikan kekuatan untuk menjaga keimanan seperti Sumayyah ya, detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Ruqayyah binti Muhammad, Putri Rasulullah yang Dinikahi Utsman bin Affan



Jakarta

Ruqayyah binti Muhammad merupakan putri kedua Rasulullah SAW yang lahir sekitar 20 tahun sebelum hijrah. Ia masuk Islam bersama-sama dengan sang ibu, Khadijah.

Melansir dari buku Wanita-Wanita Penghuni Surga karya Endah mengisahkan saat Ruqayyah menginjak usia pernikahan maka datanglah Abu Thalib. Paman Nabi Muhammad SAW itu melamar mereka untuk dinikahkan dengan putra-putra saudaranya yang tak lain Abu Lahab.

Selain Ruqayyah, pada saat itu Nabi Muhammad SAW juga memiliki anak gadis lain yang usianya lebih muda namun tak terlalu jauh dari Ruqayyah yang bernama Ummu Kultsum.


Saat lamaran tersebut datang, Rasulullah SAW sangat terkejut, begitu pula dengan Khadijah, Ruqayyah, dan Ummi Kultsum. Mereka bersedih karena mengetahui bagaimana sifat dari keluarga Abu Lahab, meski begitu mereka tak berdaya.

“Kami berharap engkau tak mempersulit pernikahan mereka dengan sepupu-sepupumu, Utbah dan Utaibah putra Abdul Uzza (Abu Lahab),” kata Abu Thalib.

Mendengar hal tersebut Rasulullah SAW menjawab, “Paman, berilah aku waktu agar bisa berbicara dengan putri-putriku.”

Tawaran ini menjadi suatu dilema bagi keluarga Rasulullah SAW hingga beliau membicarakannya dengan Khadijah beserta dengan kedua putrinya. Mereka sangat memahami keburukan Abu Lahab dan juga istrinya, Ummu Jamil. Namun, akhirnya atas pertimbangan kekeluargaan lamaran tersebut tidak ditolak oleh Rasulullah SAW.

Beliau dan Khadijah memanjatkan doa agar kedua putri mereka selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Maka Allah SWT mengabulkan doa mereka. Ruqayyah yang sempat pindah ke keluarga Abu Lahab akhirnya tetap terjaga dan tidak tersentuh oleh putranya.

Saat Islam semakin menyinari Kota Makkah, Abu Lahab dan istrinya sangat murka. Mereka ingin mempermalukan Nabi Muhammad SAW, bahkan mereka berpikir bahwa Rasulullah SAW merasa nyaman sudah tidak menanggung biaya hidup putrinya lagi.

Abu Lahab berpikir jika Ruqayyah binti Muhammad dikembalikan maka beban Nabi Muhammad SAW akan bertambah. Maka, Abu Lahab meminta putranya untuk membatalkan pernikahan dan mengembalikan Ruqayyah ke rumah Nabi Muhammad SAW.

“Aku akan terus mencela kalian, kecuali kalian menceraikan putri-putri Muhammad!” cerca Abu Lahab kepada putranya.

Padahal saat itu, Ruqayyah dan putra Abu Lahab baru saja menikah dan sama sekali belum melakukan hubungan sebagaimana suami istri pada umumnya. Namun, Utbah lebih menuruti keinginan dari sang ayah sehingga ia menceraikan Ruqayyah.

Dikembalikannya Ruqayyah bukan menjadi suatu aib bagi Nabi Muhammad SAW, beliau sangat bersyukur namun bagaimanapun hal itu juga sebagai bentuk dari penghinaan. Bahkan, gangguan Abu Lahab bertambah dengan keras, dia menyebarkan duri di jalan-jalan tempat Rasulullah SAW lewat.

Seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Lahab ayat 1-5:

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥

Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka), (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.”

Tentang Ruqayyah, Allah SWT akhirnya memberikan suami pengganti yang jauh lebih baik. Dia adalah Utsman bin Affan, salah satu pemuda paling mulia sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW. Utsman dan Ruqayyah menjadi pasangan yang cocok dan semua orang menyukainya.

Selepas itu, turunlah perintah hijrah dari Allah SWT ke Habasyah (Ethiopia), sehingga Rasulullah SAW, Ruqayyah, Utsman, dan sahabat Nabi SAW lainnya pun berhijrah.

Dalam buku Storypedia Rasulullah Sayang Anak karya Zayadi dijelaskan bahwa Ruqayyah memiliki seorang anak laki-laki yang bernada Abdullah. Namun, Abdullah meninggal saat berusia 6 tahun.

Demikianlah cerita Ruqayyah binti Muhammad setelah ia dihina diganti dengan kemuliaan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com