Tag Archives: khutbah idul adha

Khutbah Idul Adha 2024 tentang Kurban dan Kisah Nabi Ibrahim


Jakarta

Khutbah Idul Adha termasuk rangkaian salat Id. Berikut contoh naskah khutbah yang bisa disampaikan oleh khatib.

Dijelaskan dalam buku Fikih karya Yusak Burhanudin dan Muhammad Najib, khutbah Idul Adha disampaikan setelah salat Id. Dalam buku-buku fikih disebutkan, khutbah tidak wajib tapi mengerjakannya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Berikut contoh khutbah Idul Adha mengenai kurban dan kisah Nabi Ibrahim AS yang dikutip dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Idul Fitri & Idul Adha terbitan Kemenag RI.


Contoh Khutbah Idul Adha

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Salawat dan salam semoga tercurahkan keharibaan Rasulullah SAW, para sahabat dan keluarganya, serta umat Islam generasi penerus yang mampu melanjutkan nilai-nilai pengorbanan.

Hari ini kita merayakan ldul Adha. Kita diajak untuk menyertai secara kejiwaan peristiwa haji di Tanah Suci dengan menyembelih hewan kurban di Tanah Air. Berkurban bukan semata-mata dituntut untuk membahagiakan fakir miskin dengan daging yang dibagi-bagikan, tetapi hendaknya kita mampu mengambil ‘ibroh tentang makna dan manifestasi nilai pengorbanan dalam kehidupan personal dan komunal.

Berkumpulnya kita di tempat ini pada hakikatnya untuk mengenang peristiwa yang bersejarah, yakni ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk melakukan penyembelihan terhadap putra kesayangannya, Nabi Ismail AS. Peristiwa ini menakjubkan dan penuh dengan hikmah sehingga patut menjadi teladan sepanjang masa, karena perintah Allah SWT ini tergolong aneh, sulit diterima akal sehat.

Paling tidak, terdapat empat hikmah dari ajaran kurban.

Pertama, ibadah kurban menegakkan ibadah tertua, seiring dengan perjalanan hidup manusia yaitu dari era Nabi Adam AS kemudian berlanjut pada masa Nabi Ibrahim AS dan diteladani oleh Rasullah SAW sampai kiamat tiba.

Kedua, ibadah kurban menegakkan ujian iman. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 124.

وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, ‘Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.’ Dia (Ibrahim) berkata, ‘(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.’ Allah berfirman, ‘(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim’.”

Ujian yang dilalui Nabi Ibrahim AS berawal dari kediktatoran penguasa pada era itu, Raja Namrud. Kemudian pertentangan akidah dengan ayahnya yang musyrik, membersihkan Ka’bah dari berhala, dan ujian yang paling berat adalah ketika diperintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS.

Ketiga, ibadah kurban pada hakikatnya mengandung dua dimensi nilai, yaitu nilai ilahiyah dan nilai insaniyah. Nilai ilahiyah atau bukti ketundukan kepada Allah SWT dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat 37.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.”

Adapun nilai insaniyah atau bukti kemesraan dengan sesama manusia ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat 36.

وَالْبُدْنَ جَعَلْنٰهَا لَكُمْ مِّنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا صَوَاۤفَّۚ فَاِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Unta-unta itu Kami jadikan untukmu sebagai bagian dari syiar agama Allah. Bagimu terdapat kebaikan padanya. Maka, sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya, sedangkan unta itu) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Lalu, apabila telah rebah (mati), makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta-minta. Demikianlah Kami telah menundukkannya (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur.”

Keempat, ibadah kurban menghadapkan kita pada dua pilihan, apakah mau berkorban atau jadi korban. Ketika kita memilih pada pilihan cerdas yaitu mau berkorban berarti kita harus istiqamah pada pendirian kita. Pilihan cerdas dan tegas itu akan membawa tiga konsekuensi,

Pertama, akidah tak kenal toleransi. Hal ini dikisahkan dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 45-48, yaitu dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan ayahnya yang berujung dengan pengusiran Nabi Ibrahim AS dari rumah orang tuanya.

Kedua, pentingnya pembinaan generasi. Nabi Ibrahim AS adalah sosok orang tua teladan yang melahirkan generasi sukses. Istri keduanya, Siti Hajar melahirkan Ismail sebagai generasi Bani Ismail yang berakhir kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun istri pertamanya, Siti Sarah melahirkan lshaq sebagai generasi Bani lsrail yang berakhir kepada Nabi lsa AS.

Ketiga, hidup yang dihadapi penuh dengan pengorbanan, di antaranya pengorbanan materi yang mampu menumbuh suburkan akidah, pengorbanan perasaan agar terlepas dari perpecahan, dan pengorbanan jiwa agar mampu mewariskan kebaikan kepada generasi penerus.

Dari uraian tentang hikmah ajaran kurban di atas seyogyanya kita mampu memanifestasikan nilai-nilai pengorbanan itu dalam kehidupan kita. Andaikan saja dalam sebuah keluarga, ada ayah yang serupa dengan Ibrahim, ibu yang mirip dengan Siti Hajar dan Siti Sarah, serta anak-anak yang menyerupai Ismail dan lshaq. Niscaya keluarga itu adalah keluarga yang didambakan yang apabila berkembang menjadi komunitas yang lebih luas, bagaikan menjadi suatu bangsa, dapat dipastikan bangsa hebat itu mampu mengatasi krisis multi dimensi.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Tema Khotbah yang Menarik untuk Pemuda Zaman Sekarang


Jakarta

Tema merupakan pokok dasar dari khotbah (pidato yang utamanya menguraikan ajaran agama). Walaupun kebanyakan tema tidak disebutkan, tema itu harus jelas.

Agar sebuah khotbah menarik, sebaiknya tema disesuaikan dengan hal-hal aktual dalam kehidupan. Simak referensi tema khotbah untuk pemuda di bawah ini.

Tema Khotbah yang Menarik untuk Pemuda Islam

Menurut buku Menyapa Umat Islam di Zaman Modern Melalui Mimbar Khotbah Jumat karya Ulyan Nasri, materi dari tema yang harus diperhatikan khatib yaitu dilihat dari aspek agama, pribadi, dan sosial. Materi yang disampaikan juga harus memuat masalah aktual, serta memberikan solusi yang efektif.


Berikut adalah beberapa contoh tema khotbah menarik untuk pemuda Islam yang bisa menjadi referensi versi detikHikmah:

1. Ta’aruf

Tema ta’aruf (sikap saling mengenal) bisa dijadikan tema khotbah untuk para pemuda saat ini.

Tujuan materi ini sebagai bahan untuk saling mengenal, menghormati sesama, terlebih untuk menjauhkan dari hal-hal yang mendekati zina jika kedua lawan jenis berpacaran sebagaimana banyak dilakukan pemuda zaman sekarang.

2. Solidaritas

Tema solidaritas berisi tentang anjuran untuk membangkitkan dan menguatkan sifat baik.

Contohnya, saling bekerja sama dalam kebaikan, hingga saling mendukung dalam proses menuju kesatuan dan persatuan umat saling membantu sesama.

Dikutip dari buku 35 Khutbah Jumat Terpopuler oleh Marolah Abu Akrom, persiapan menuju kemudian termasuk tema menarik dan populer untuk pemuda.

Seperti diketahui bahwa hakekat hidup di dunia itu hanya sebentar, karena hidup yang sebenarnya adalah di akhirat. Kita akan abadi selama-lamanya di sana.

Namun, faktanya banyak manusia lebih mementingkan dunia daripada di akhirat nanti. Terlebih, ada anggapan yang mengatakan puas-puaslah masa muda untuk nakal.

Padahal, kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, tak melulu yang tua yang akan meninggal duluan. Bisa jadi, kita meninggal dalam usia muda.

4. Penggunaan Internet dan Sosial Media

Saat ini, internet dan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari hari terutama para pemuda.

Di internet kita bisa mengakses, mendapat, dan berbagi berbagai bentuk informasi dengan sangat luas. Semua hal bisa kita bagikan dan temukan di internet.

Tentunya hal ini bisa berdampak pada kehidupan kita. Sisi baiknya, jika kita mendapat dan mengakses informasi yang baik hal ini bisa membantu meningkatkan ketaqwaan.

5. Menjadi Diri yang Istiqomah

Materi ini mencakup bagaimana untuk berkonsistensi dalam menjalani kebaikan dan ketaatan. Hal ini merupakan pondasi penting dalam kehidupan beriman.

Materi ini tentunya akan membantu pemuda untuk mempersiapkan diri mereka dari hidup yang penuh dengan tantangan dan ujian.

Dengan istiqomah, kita bisa lebih tahan dalam menghadapi cobaan, tetap teguh dalam keyakinan, dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan (dosa) atau kesulitan.

Sebagai catatan, hindarilah tema khotbah yang akan mengekang kebebasan dan tanggung jawab (al-hurriyah). Sebagaimana disebutkah dalam Al Qur’an (lihat surah al-Kahfi:29).

Kriteria Penyusunan Naskah Khotbah

Dikutip dari Buku Pintar Khatib dan Khotbah Jumat oleh Arif Yosodipuro, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun naskah khotbah:

  • Tema khotbah yang aktual dan berbobot.
  • Tidak sering ditulis orang.
  • Runtut dalam penulisan.
  • Bahasanya jelas dan lugas sehingga bisa dipahami jemaah.
  • Khatib memiliki referensi yang cukup (dari berbagai sumber yang kredibel).
  • Memperhatikan tanda baca dan pedoman penulisan.

Dengan memilih tema khotbah yang menarik untuk pemuda, akan menjangkau hati dan pikiran mereka secara lebih efektif. Semoga tema khotbah-khotbah tersebut, bisa jadi sumber inspirasi dan motivasi bagi pemuda dalam perjalanan rohani mereka.

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com