Tag Archives: kiamat

Mudah-mudahan Tahun Depan Bisa Rp 5 T



Jakarta

Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatatkan capaian yang menggembirakan dalam penghimpunan wakaf uang pada 2024. Hingga saat ini, total wakaf uang yang terkumpul telah mencapai angka Rp 2,9 triliun.

“Alhamdulillah wakaf uang itu sekarang sudah mencapai hampir Rp 3 triliun. Rp 2,9 triliun secara nasional ya,” ujar Ketua BWI, Kamaruddin Amin, saat konferensi pers di Gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2024).

Capaian ini merupakan hasil dari program nasional Gerakan Indonesia Berwakaf yang terus digalakkan oleh BWI. Kamaruddin Amin optimis, tahun depan bisa lebih besar daripada 2024.


“Ya mudah-mudahan tahun depan bisa menjadi Rp 4-5 triliun,” harapnya.

Kamaruddin juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program wakaf. Ia menekankan bahwa wakaf tidak harus dengan jumlah yang besar.

“Anda bisa berwakaf hanya seharga secangkir kopi. Siapapun bisa berwakaf dengan jumlah berapapun,” imbuhnya.

Wakaf, menurut Kamaruddin, merupakan investasi akhirat yang sangat baik. Pahala dari wakaf akan terus mengalir meskipun si pemberi wakaf telah meninggal dunia.

“Jadi kalau Anda berwakaf sekarang, sampai Anda meninggal, sampai kiamat, sampai akhirat, wakafnya tetap ada, tidak hilang,” tukas Kamaruddin Amin.

Wakaf

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Nasihat Orang Bijak



Jakarta

Orang bijak ditanya, “Apa yang paling dekat?”

Jawabnya, “Ajal.”
Ditanya lagi, “Apa yang paling jauh?”
Dijawab, “Angan-angan.”
Kematian pasti datang, keyakinan akan datangnya ajal menjadikan seseorang berhati-hati dalam menjalani kehidupan, ia selalu taat atas perintah Tuhan dan selalu berupaya menjauhi yang dilarang.

Aisyah ra. bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, apakah kelak pada hari kiamat kami akan dikumpulkan dengan para syuhada?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, yaitu orang-orang yang mengingat kematian dalam sehari-semalam sebanyak dua puluh kali.” ( HR. as-Syaukani ).


Menurut Imam Ghazali manfaat mengingat kematian :
* Akan menjauhkan diri dari kenikmatan dunia yang serba menipu
* Akan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian
* Mengosongkan hati dari hal-hal keduniawian dan mengkonsentrasikan hati dan pikiran hanya untuk kematian
* Mengingat kematian akan membantu seorang muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menjauhi larangan Allah SWT

Orang yang selalu mengingat kematian, In-Syaa’Allah akan terhindar dari perbuatan maksiat seperti korupsi memperkaya diri dengan hidup bermewah-mewahan. Dia sadar semua itu adalah tipuan setan karena kenikmatan dunia sifatnya fana.

Adapun angan-angan adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Panjang angan, disebut juga thulul amal, adalah banyak mengangankan perkara dunia dan cinta dunia. Disebutkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda, ” Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam menyikapi dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan.” (HR. Bukhari).

Panjang angan-angan ini betul-betul berdampak buruk karena akan merusak hati, dan Sang Baginda Muhammad SAW. mengingatkan bahwa hati orang yang sudah tua akan seperti anak saat cinta dunia dan panjang angan-angan. Betapa beratnya ujian bagi orang yang sudah tua, semestinya mengumpulkan bekal perjalanan kekalnya masih bersikap ( hatinya ) seperti anak muda karena cintanya pada dunia.

Oleh sebab itu, selalu mengingat mati agar nantinya engkau pada hari kiamat dapat bersama-sama ( kumpul ) dengan para syuhada. Juga janganlah membuang-buang waktu dengan panjang angan karena ini perbuatan sia-sia.

Pada zaman dahulu, ada orang bijak yang biasa berkeliling kota setiap tahun. Ia mengajarkan enam kalimat berikut ini :
1. Barangsiapa tidak memiliki ilmu, ia akan terhina di dunia dan di akhirat.
2. Barangsiapa tidak memiliki sifat sabar, maka ia tak akan selamat dalam beragama.
3. Orang bodoh amalnya sia-sia.
4. Orang yang tidak bertakwa, tiada kemuliaan di mata Allah SWT.
5. Barangsiapa tiada memiliki kedermawanan, maka ia tidak akan mempunyai bagian apa-apa dari hartanya.
6. Barangsiapa tidak takwa, tiada daya di hadapan-Nya.

Perbuatan yang bermanfaat bisa diketahui dari hasil yang diraih dan berguna untuk sesama, maka muncullah kesucian jiwa dan pelaksanaannya bersih dari cela. Tahukah bahwa perbuatan yang bermanfaat dalam memperoleh kenikmatan agung dan abadi hendaknya berdasarkan ilmu. Karena ilmu itu yang pertama dan perbuatan itu yang kedua. Semua perbuatan yang berlandaskan ilmu akan sangat berguna dan berbeda dengan perbuatan dengan sedikit atau tanpa ilmu. Ibadah akan sah setelah mengetahui Dzat yang disembah. Beribadah dengan tidak tahu siapa yang disembah tentu pelaksanaannya tidak akan khusyu.’ Oleh karena itu, orang bodoh maka amalnya akan sia-sia.

Orang yang sabar akan terhindar dari kesalahan yang bersumber dari sikap emosional. Orang sabar akan memperoleh manfaat seperti, gugurnya dosa-dosa yang ada dalam dirinya, keutamaan sabar adalah diberikan kemenangan oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa, sabar dapat mendatangkan kemenangan yang diimpikan umat Muslim.

Adapun hikmah utama dari sikap sabar adalah lebih mudah untuk melihat sisi baik dari sebuah kejadian. Mereka akan lebih bersyukur dengan apa yang terjadi. Jadi bersyukur tidak hanya saat berhasil tapi juga ketika mengalami kegagalan. Saat kegagalan, itu sebetulnya pilihan-Nya maka yakinlah bahwa pilihan-Nya lebih baik dari pilihanmu ( hamba ).

Sedangkan seorang yang mempunyai sifat kedermawanan, maka Allah SWT. akan selamatkan dari berbagai bencana dan musibah. Rasulullah SAW “Orang yang dermawan itu dekat dengan-Nya. Dekat dengan syurga, dekat dengan manusia dan jauh dari api neraka dan orang yang bakhil jauh dengan-Nya, jauh dengan syurga, jauh dengan manusia dan dekat dengan api neraka”.

Terakhir nasihat di atas adalah ketakwaan, ini pamungkas karena orang yang takwa adalah orang yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Syekh Abdul al-Jailani dalam bukunya FUTUHAL GHAIB mengatakan tiga hal yang wajib diperhatikan seorang mukmin dalam keadaan apa pun, yaitu melaksanakan perintah dan menghindari larangan-Nya, dan ridha atas segala ketetapan-Nya.

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan maksiat dan selalu taat menjalankan perintah-Nya.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Menerima Ketetapan-Nya



Jakarta

Ridha adalah salah satu macam bentuk kerelaan dalam menerima semua kejadian yang dialaminya dengan penuh ikhlas, sabar, dan senang atas ketetapan yang telah diberikan oleh-Nya. Sikap ridha kepada Allah SWT. adalah pintu yang paling agung dan pintu menuju surga.

Ketahuilah Allah SWT. berjanji sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Bayyinah ayat 8 yang terjemahannya, “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”

Adapun makna dalam ayat di atas adalah : Balasan mereka disisi Tuhan mereka pada hari kiamat adalah surga-surga sebagai tempat tinggal yang sangat indah, mengalir di bawah istana-istana dan kebun-kebunnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dengan menerima amal-amal shalih mereka, dan mereka ridha terhadap apa yang disiapkan bagi mereka berupa berbagai bentuk kemuliaan. Balasan baik ini adalah bagi siapa yang takut kepada Allah dan menjauihi kemaksiatan kepada-Nya.


Tahukah bahwa ketetapan itu merupakan hak Allah SWT. Sedangkan menurut istilah, Qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT. dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk- Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk , hidup dan mati, dan seterusnya. Allah SWT. Maha Tahu segala sesuatu dan pilihan-Nya adalah terbaik.

Ketetapan itu meliputi seluruh kehidupan manusia, apakah ia bahagia atau sengsara, apakah ia menang atau kalah dalam kontestasi pilpres, pileg maupun pilkada, dan kematian. Waktu datangnya kematian tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Sebab umur seseorang merupakan rahasia yang mutlak hanya diketahui Allah SWT. Kematian merupakan suatu hal yang sudah pasti akan terjadi saat takdir Allah SWT telah ditetapkan. Seseorang yang selalu mengingat kematian berarti ia selalu ingat akan akhirat, ia akan selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan berusaha menjauhi larangan-Nya.

Dalam kontestasi pilkada tahun 2024 ini menghasilkan ada yang menang dan ada yang kalah. Bagi yang menang itu merupakan karunia Allah SWT. meskipun engkau berusaha dengan sungguh-sungguh. Ikhtiar itu wajib bagi seseorang yang berharap sesuatu, namun jangan katakan keberhasilan itu karena upayamu. Bagaimana menyikapi saat diumumkan kemenangannya ? Bersikaplah dengan rendah hati dan kembalikan kepada-Nya, mohonlah kepada-Nya agar diberikan bimbingan bisa menjalankan amanah sebagai kepada daerah sesuai dengan jalan-Nya.

Adapun bagi yang kalah hendaknya bersikap sabar dan ridha atas ketetapan tersebut. Keputusan kalah itu merupakan pilihan-Nya dan itu merupakan pilihan terbaik bagimu. Sejatinya orang-orang yang dipilihkan oleh Allah SWT. semestinya lebih bersyukur, karena yakin pilihan tersebut jauh lebih baik dari pilihannya sendiri. Orang beriman selalu ingat akan rukun iman tentang mengimani Qadha dan Qadhar.

Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Barang siapa ridha terhadap bagiannya, Allah SWT. akan meluaskan dan memberkahinya.” Sebagian ulama berkata, “Di akhirat nanti, tidak ada derajat yang lebih tinggi daripada yang dimiliki oleh orang-orang yang ridha pada Allah SWT dalam segala keadaan. Maka, barang siapa yang dianugerahi sifat ridha sungguh ia telah mendapat derajat yang paling utama.”

Janganlah menjadi orang yang kecewa dan bersedih saat mengalami kekalahan, justru dengan tersenyum berarti bersiap untuk menghadapi kemenangan di lain waktu. Ingatlah bahwa kekuasaan itu tidaklah permanen karena Allah SWT. telah berjanji untuk mempergilirkan.

Bagi yang memenangkan kontestasi pilkada, janganlah berfoya-foya karena hal itu akan melengahkan engkau, justru kernyitkan dahi bahwa saat tertentu engkau akan mengalami kegagalan. Dengan kernyitkan dahi maka engkau akan lebih waspada dan berhati-hati, sehingga upayamu akan maksimal dan jauh dari sikap lengah.

Kerelaan merupakan gerbang Allah SWT. yang terbesar. Maksudnya adalah barangsiapa yang mendapat kehormatan dengan kerelaan, berarti ia telah disambut dengan sambutan yang paling sempurna dan dihormati dengan penghormatan yang paling tinggi. Ingatlah bahwa keridhaan seseorang terhadap ketetapan-Nya, maka menjadikan Allah SWT. meridhaimu.

Ketika Nabi Musa AS. berdo’a, “Ya Allah, bimbinglah aku kepada amal yang akan mendatangkan keridhaan-Mu.” Allah SWT. menjawab, “Engkau tidak akan mampu melakukannya.” Musa bersujud dan terus memohon. Maka Allah SWT. lalu mewahyukan kepadanya, “Wahai putera Imran, keridhaan-Ku ada pada kerelaanmu menerima ketetan-Ku.”

Jadi jelas bahwa, kecewa karena kalah bukanlah pilihan, justera ridha atas ketentuan-Nya menjadi pilihan utama karena atas itu engkau mendapatkan ridha-Nya. Semoga Allah selalu memberikan hidayah agar kita dan para golongan yang belum beruntung ridha atas ketentuan-Nya.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Keterlenaan



Jakarta

Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa kehidupan dunia dijadikan layaknya perhiasan bagi orang-orang kafir sehingga mereka merasa senang akan hal tersebut dan mereka dibiarkan menghinakan kehidupan orang-orang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara. Sebab pada hari kiamat nanti, giliran orang beriman yang akan membalasnya kemudian dengan ditempatkannya mereka pada tempat yang lebih tinggi dari orang-orang kafir.

Kondisi di atas sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 212 yang terjemahannya, “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kufur dan mereka (terus) menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Allah memberi rezeki kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”

Inti ayat di atas adalah : Kehidupan dunia dijadikan oleh Allah SWT. terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir Mekah. Mereka sangat mencintai dunia dan berlomba-lomba mencari kesenangan dunia sehingga lupa kepada akhirat, dan mereka terus-menerus menghina orang-orang yang beriman, seperti Bilal, suwahaib, dan lainnya karena kefakiran mereka. Mereka terus saja berbuat demikian padahal orang-orang yang bertakwa itu berada di atas mereka pada hari Kiamat. Mereka berada di surga sedangkan orang kafir itu berada di neraka. Dan Allah SWT. memberi rezeki baik di dunia maupun akhirat kepada orang yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.


Godaan kehidupan dunia itu melenakan, oleh karenanya waspada akan lebih baik. Dikisahkan ada keluarga yang tersesat di suatu daerah terpencil. Mereka tidak mempunyai tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Karena nasib baik, secara tiba-tiba seorang dermawan yang kaya raya melewati daerah tersebut. Ketika mengetahui kondisi keluarga ini, kemudian ia ( dermawan ) memberi rumah yang megah. Dia penuhi semua kebutuhan keluarga itu dan berikan bantuan setiap bulannya.

Beberapa saat kemudian keluarga ini terlena karena kenikmatan fasilitas yang ada, sehingga mereka lupa pada hati yang telah peduli serta tangan yang telah membantu dan menyelamatkan mereka. Mereka tidak mengakuinya dan dengan pongah mengingkari kebaikan sang dermawan.

Kemudian sang dermawan mendatangi keluarga itu. Dia ketuk pintu rumah dan keluarlah kepala keluarga. Dermawan berkata, “Menurut berita yang kudengar, kalian telah lepas dari masa-masa sulit. Alhamdulillah, sekarang kalian sudah tidak membutuhkan lagi, maka kalian bisa pergi dari rumahku ini dan pergi ke rumah lain.”

Kemudian tersadar dari keterlenaan, kepala keluarga berkata, “Mengapa tidak mengusir orang-orang yang tinggal di sekitar rumah ini juga ?”
Sang dermawan menjawab, “Kalau seperti itu, aku pasti berbuat zalim, karena merampas hak mereka. Mereka semua telah berusaha memiliki tanah dan gigih berusaha membangun rumah, hingga bisa memiliki perabot. Lantas, atas dasar apa aku mengusir mereka dari rumah yang telah mereka bangun sendiri dan melarang mereka menikmati hasil jerih payahnya ?”

Kisah di atas sejatinya menggambarkan kondisi umat Islam saat ini. Terlena karena kenikmatan dunia dan mengingkari kepada Sang Pemberi nikmat ( Allah SWT ) sehingga telah melupakan ibadah kepada-Nya. Sejarah telah mencatat dan bukti telah menguatkan bahwa umat Islam tidak akan bangkit dari lembah kebodohan dan jurang ketertinggalan menuju puncak kejayaan peradaban kecuali dengan kembali melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Ketahuilah Umar bin Khattab r.a., telah mengatakan kepada Abu Ubaida r.a. Saat memasuki pinggiran kota Syam ( Damaskus ), “Kita adalah umat yang dimuliakan bersama Islam. Jika kita berusaha menggapai kemudian dengan selain yang ditetapkan untuk kita, niscaya Allah SWT. menghinakan kita.”
Ibnu Khaldun juga berkata, “Bangsa Arab tidak akan kuat kecuali bersatu di bawah panji agama dan pengaruh besar agama.”

Jebakan atas kenikmatan dunia ini telah membawa banyak korban termasuk para pejabat, kepala daerah bahkan sampai level pembantu Presiden ( menteri ). Akhir-akhir ini ramai diberikan tentang kemungkinan kurang tepatnya penyaluran CSR dari Otoritas Moneter kepada anggota legislatif. Kejadian ini dengan alasan apapun telah menyakiti rakyat dan menunjukkan para pelaku yang beragama Islam telah menodai keyakinannya.

Oleh karena itu, jadilah hamba Allah SWT. yang saleh, akan memanfaatkan segala kenikmatan dunia sebagai alat untuk memudahkannya menuju alam akhirat. Kemewahan dunia yang dimiliki tidak menyebabkannya terlena dan terpedaya dengan bujuk rayu setan. Seluruh waktunya didedikasikan untuk beramal sebanyak-banyaknya. Semakin bertambah kenikmatan yang diberikan, semakin besar pula rasa syukurnya kepada-Nya. Tiada hari yang dilalui tanpa bermunajat dan bersyukur kepada Allah SWT. atas segala limpahan karunia yang diberikan kepadanya. Semoga Allah SWT. memberikan bimbingan dan keteguhan iman agar tidak tergoda dengan kemewahan dunia.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal Sesuai Sunnah Rasulullah SAW


Jakarta

Ada doa yang bisa dibaca agar terhindar dari fitnah Dajjal. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW dan selalu dibaca ketika beliau masih hidup.

Banyak tanda-tanda yang bermunculan jelang datangnya kiamat. Termasuk salah satunya yakni datangnya Dajjal.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah akan tersisa dari dunia ini melainkan cobaan dan fitnah.” (HR Ibnu Majah).


Mengutip buku Setapak Akhir Zaman oleh Thoriq Aziz Jayana dijelaskan bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah besar yang dapat merusak tatanan kehidupan manusia, termasuk juga iman seseorang. Rasulullah SAW bahkan telah mengingatkan bahwa Dajjal adalah cobaan yang sangat besar.

“Semenjak Adam diciptakan sampai datangnya hari Kiamat, tidak ada cobaan yang lebih besar daripada Dajjal.” (HR Imam Ahmad)

Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal

Untuk menghindari fitnah Dajjal, ada beberapa doa yang dapat dibaca. Berikut doanya:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Latin-Arab : Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal” (Hadits riwayat Imam Muslim dari Anas dan Abu Hurairah).

Kemudian bisa dilanjutkan dengan membaca doa sebagaimana dianjurkan Abu Hurairah RA setelah selesai membaca bacaan dalam tahiyat akhir. Doa ini ditujukan untuk memohon perlindungan pada Allah SWT dari siksa neraka, azab kubur, bencana, dan fitnah Dajjal.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Latin: Rabbana atinaa fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannaar

Artinya: “Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksaan api neraka,” (HR Bukhari).

Surat Al Kahfi ayat 1-10

Selain dua doa tersebut, umat muslim juga dapat membaca 10 ayat pertama Surat Al Kahfi.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa di antara kalian yang mendapati zamannya Dajjal, maka bacalah awal-awal surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim)

Bacaan lengkap surah Al Kahfi ayat 1-10

1. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ

Latin: al-ḥamdu lillāhillażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba wa lam yaj’al lahụ ‘iwajā

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;

2. قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

Latin: qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

Artinya: sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,

3. مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

Latin: mākiṡīna fīhi abadā

Artinya: mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

4. وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا

Latin: wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

Artinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak.”

5. مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ ۚ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Latin: mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya: Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.

6. فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

Latin: fa la’allaka bākhi’un nafsaka ‘alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya: Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).

7. اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

Latin: innā ja’alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu ‘amalā

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.

8. وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

Latin: wa innā lajā’ilụna mā ‘alaihā ṣa’īdan juruzā

Artinya: Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.

9. اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Latin: am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā ‘ajabā

Artinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?

10. اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

Latin: iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Baca QS Al Kahfi lebih lengkap DI SINI-https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-kahf)

Doa Memohon agar Tidak Dihinakan saat Kiamat

Doa ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 87-89

وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ . يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Latin: Wa lā tukhzinī yauma yub’aṡụn. Yauma lā yanfa’u māluw wa lā banụn. Illā man atallāha biqalbin salīm.

Artinya: “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com

Cepatlah Beramal sebelum Datang 6 Perkara


Jakarta

Rasulullah SAW menyeru umatnya agar segera beramal sebelum datang enam perkara. Perkara yang dimaksud dalam hal ini adalah tanda-tanda kiamat.

Seruan tersebut termaktub dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah RA, sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir dalam Kitab al-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim. Rasulullah SAW bersabda, “Cepat-cepatlah kamu beramal sebelum terjadinya enam perkara.”

Lalu beliau sebutkan, antara lain terbitnya matahari dari barat, Dajjal, asap, dan binatang melata, sebagaimana tersebut di hadits lainnya.


Perkara yang menjadi tanda-tanda kiamat sebagaimana disebutkan Rasulullah SAW turut diriwayatkan Abu Syarihah Hudzaifah bin Usaid RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَرَوُا عَشْرَ آيات طلوع الشمس من مغربها وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَالدَّابَّةَ وَثَلَاثَةَ حُسُوفٍ حَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَحَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَعَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرْبِ وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْرِ عَدَدَ تَسُوق النَّاسَ أَو تَحْشُرُ النَّاسَ قَيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا

Artinya: “Kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda: terbitnya matahari dari barat, asap, binatang melata, keluarnya Ya’juj Ma’juj, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Dajjal, tiga kali gempa, sekali di barat, sekali di timur dan sekali lagi di Jazirah Arab, keluarnya api dari suatu jurang di Aden yang menggiring manusia–atau mengumpulkan manusia. Api itu menginap bersama mereka di malam hari, dan tetap menyala menunggui tidur mereka di siang hari.”

Imam Muslim dalam Shahih-nya, Abu Dawud, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang kiamat) ialah terbitnya matahari dari barat dan munculnya binatang melata menemui manusia pada waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun terjadi.”

Ibnu Katsir menjelaskan, yang dimaksud pertanda kiamat dalam hadits-hadits di atas adalah pertanda yang tidak lumrah, yang berlawanan dengan kebiasaan yang dialami manusia selama ini. Seperti binatang melata yang bisa berbicara dan menandai mana orang kafir dan mukmin, serta terbitnya matahari dari barat, di mana lazimnya matahari terbit dari timur.

“Pada hadits ini terbitnya matahari dari barat dinyatakan sebelum keluarnya binatang melata. Itu mungkin saja terjadi dan barangkali lebih tepat. Dan Allah-lah yang lebih tahu,” terang Ibnu Katsir sebagaimana diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan.

Iman Tidak Berguna ketika 3 Perkara Ini Terjadi

Dalam hadits lain dikatakan, iman tidak akan berguna ketika telah datang tiga perkara. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW yang bersabda,

ثَلَاثٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدُّحَانُ وَدَابَّةُ الْأَرْضِ

Artinya: “Ada tiga kejadian yang apabila telah terjadi, maka iman seseorang tidak berguna lagi bagi dirinya, yang sebelumnya tidak beriman, atau (belum) melakukan kebaikan dalam masa imannya, yaitu: terbitnya matahari dari barat, munculnya asap, dan binatang melata dari dalam bumi.” (HR Ahmad)

Imam Bukhari juga meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah RA, dengan redaksi berikut,

Artinya: “Kiamat takkan terjadi sebelum matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit dan manusia melihatnya, maka berimanlah mereka semua. Itulah saat iman seseorang tidak bermanfaat lagi bari dirinya.”

Wallahu a’lam.

Amal Saleh yang Bisa Dikerjakan

Ada banyak amal saleh yang bisa dikerjakan setiap muslim. Adapun, sebaik-baik amal saleh adalah yang menyangkut orang lain karena pahalanya akan berlipat ganda, sebagaimana diterangkan Iyadah bin Ayyub Al-Kubaisi dalam Al-arba’uunal muniiratu fil ajuuril Kabiirati ‘alal ‘amaalil yasiirati (edisi Indonesia: 40 Amalan Ringan Berpahala Besar).

Rasulullah SAW bersabda, “Mengasuh anak yatim untuk dirinya atau untuk yang lain maka aku dan dia seperti ini (Rasulullah mengangkat jari telunjuk dan jari tengah bersama-sama) di surga.”

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda,

“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya. Maka barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, barang siapa yang menghilangkan kesulitan seorang muslim maka Allah akan menghilangkan baginya kesulitan-kesulitan pada hari kiamat, dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/nwk)



Sumber : www.detik.com

Diserahkannya Urusan Bukan pada Ahlinya



Jakarta

Kiamat adalah hari yang pasti akan terjadi dan sejumlah tandanya telah disebutkan dalam hadits. Salah satunya diserahkannya urusan bukan pada ahlinya.

Tanda kiamat ini termuat dalam Shahih Bukhari dari hadits Atha’ bin Yasar dari Abu Hurairah RA. Hadits ini turut dinukil Imam Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim.

Diceritakan, seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapan kiamat?” Beliau bersabda, “Jika amanah disia-siakan, tunggulah kehancurannya.” Orang itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, bagaimana menyia-nyiakan amanah itu?” Beliau bersabda, “Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya.” (HR Bukhari)


Menurut penjelasan dalam Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam karya Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, urusan yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah segala jenis urusan, baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat. Pengarang kitab mencontohkan urusan tersebut antara lain peradilan, fatwa, pendidikan, administrasi, kepemimpinan, dan semua kepentingan umum.

Penyalahgunaan amanah ini, kata Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, merupakan tanda dekatnya hari kiamat.

“Hal ini menunjukkan dekatnya kiamat karena terdapat pengkhianatan terhadap pemimpin dan rakyat yang berimplikasi pada penyelewengan hak dan kemaslahatan serta kemarahan publik dan fitnah,” jelas Abdul Wahab Abdussalam Thawilah seperti diterjemahkan Subhanur.

Lebih lanjut dijelaskan, salah satu dampak dari penyerahan urusan kepada orang yang bukan ahlinya adalah hilangnya kepercayaan di tengah manusia. Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ ، يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذِّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيْلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ قَالَ: السَّفِيْهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Artinya: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, di saat itu orang yang berdusta dianggap jujur dan orang yang jujur dianggap berdusta, orang yang berkhianat dipercaya dan orang yang jujur dikhianati, serta ruwaidhah berbicara.” Beliau bertanya, “Apa itu ruwaidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan rakyat.” Redaksi lain menyebut, “Orang yang lemah akalnya berbicara tentang masalah orang-orang kebanyakan.”

Hadits tersebut termuat dalam Musnad Ahmad dan Mustadrak Al-Hakim dengan sanad shahih. Ibnu Majah turut meriwayatkannya. Hadits ini turut dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash Shaghir dan Silsilah Ash-Shahihah.

Berkaitan tentang amanah, ulama Mesir, Yusuf Al Qardhawi dalam kitabnya, Akhlaq Al-Islam, menyebutkan sebuah hadits bahwa kekuasaan adalah amanah yang wajib ditunaikan pada tempatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW kepada Abu Dzar RA tentang kekuasaan,

“Sesungguhnya ia adalah amanah. Sesungguhnya ia di hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya secara hak, lalu menunaikan apa yang ditanggungnya pada keduanya.” (HR Muslim)

Masih banyak hadits lain yang menyebutkan tentang tanda-tanda kiamat, selain diserahkannya urusan bukan pada ahlinya. Meski demikian, waktu datangnya kiamat merupakan rahasia Allah SWT sebagaimana Dia berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 63,

يَسْـَٔلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوْنُ قَرِيْبًا ٦٣

Artinya: “Orang-orang bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah bahwa pengetahuan tentang hal itu hanya ada di sisi Allah.” Tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat.”

Dalam surah Al Hajj ayat 7, Allah SWT juga berfirman,

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ ٧

Artinya: “Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

7 Hadits tentang Umat Muslim di Akhir Zaman, Bagaimana Keadaannya?



Jakarta

Tanda akhir zaman mungkin sudah mulai muncul beberapa. Tentunya hal ini sudah seharusnya menjadi pengingat bahwa dunia ini hanya sementara. Dalam sebuah hadits dijelaskan mengenai gambaran akhir zaman, seperti apa?

Salah satu tanda hari kiamat yakni adanya fitnah akhir zaman. Tanda-tanda hari kiamat terbagi menjadi dua yaitu tanda-tanda kecil dan besar. Dikutip dalam buku Fikih Akhir Zaman karya Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. Al Hafizh dijelaskan bahwa tanda-tanda kecil yang dimaksud adalah tanda-tannda yang terjadi setelah Rasulullah SAW wafat. Para ulama menyebutkan bahwa fitnah dimulai dengan terbunuhnya khalifah ke-2, Umar bi Khattab.

Sedangkan tanda-tanda besar hari kiamat adalah tanda-tanda yanng akan terjadi sanngat berdekatann dengan hari kiamat.


Hadits Tentang Umat Muslim di Akhir Zaman

1. Hilangnya Wibawa Umat Islam

Setiap umat memiliki masa kejayaan. Umat Islam berjaya ratusa tahun, menjadi umat yang disegani dalam banyak aspek oleh musuh-musuhnya sehingga datang zamanumat ini kehilangan wibawanya. Nabi bersabda:

Dari Tsauban berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Hampir saja umat-umat menyerang kalian sebagaimana para pemakan menyerbu piringnya”. Maka ada seorang yang mengatakan, “Apakah karena jumlah kami sedikit ketika itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “Akan tetapi kalian ketika itu berjumlah banyak. Akan tetapi kalian seperti buih seperti buih-buih di air yang mengalir dengan deras. Dan sungguh Allah akan mencabut dari hati musuhmu rasa takut. Dan sungguh Allah akan melemparkan di dalam hatimu al-Wahn”. Maka ada seorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu al-Wahn?” Rasulullah SAW menjawab, “Cinta dunia dan benci kematian.” (HR Abu Dawud)

2. Terjadinya fitnah Dajjal

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat sampai diutus para dajjal (kecil), para pendusta, jumlahnya hampir 30 orang, seluruhnya mengaku dirinya utusan Allah.” (HR Muslim dan lainnya)

3. Umat muslim akan menguasai Baitul Maqdis

Auf bin Malik berkata, “Aku mendatangi Nabi SAW. Dalam perang Tasbuk beliau sedang berada di dalam tenda dari kulit, beliau bersabda:

“Hitunglah enam perkara sebelum terjadinya hari kiamat, kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kematian yang menimpa kalian seperti penyakit domba yang mematikan, berlimpahnya harta sehinga seorang diberikan 100 Dinar, ia menjadi marah, fitnah yang terjadi dimana tidak ada satu rumah dari orang Arab kecuali dimasuki fitnah itu. Kemudian perjanjian damai antara kalian dan Bani Ashfar (orang Romawi), kemudian mereka melanggar perjanjian itu dan mendatangimu dengan membawa 80 bendera (untuk memerangimu). Pada setiap bendera ada dua belas ribu orang”. (HR Bukhari)

4. Banyak Muslim yang Murtad

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Segerakanlah beramal sebelum terjadinya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap. Di pagi hari seorang lelaki beriman, namun di sore harinya menjadi kafir. Atau di sore harinya ia beriman, esok paginya ia menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan barang dunia.’ (HR Muslim)

5. Umat muslim akan kehilangan rasa malunya

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya tidak hancur umat ini sehingga (datang satu masa) seorang lelaki mendatangi perempuan kemudian ia menghamparkan kasur untuknya di jalanan (untuk berzina). Kemudian datang seorang pilihan/mulia dari kaum itu mengatakan: Wahai fulan andai engkau menyembunyikannya di balik tembok ini”. (HR Ahmad)

6. Umat Muslim Mengikuti Kebiasaan Pemeluk Agama Lain

Dari Abu Said al-Kudri dari Nabi SAW bersabda, “Kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa. Sehingga apabila mereka masuk lubang biawak kalian akan mengikutinya”. Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Nabi menjawab, “Siapa lagi?” (HR Bukhari)

7. Menghalalkan Zina dan Khamar

Rasulullah SAW bersabda, “Akan muncul dari umatku beberapa kaum, mereka menghalalkan zina, sutra, khamar, dan alat-alat musik. Dan sungguh akan tinggal beberapa kaum di samping gunung, datang di sore hari kepada mereka penggembala ternaknya dengan hewan piaraannya – yaitu orang fakir – karena ada hajat. Mereka mengatakan: Kembalilah engkau besok hari, maka Allah menyiksa mereka, meletakkan gunung di atas mereka. Dan merubah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi sampai hari kiamat.” (HR Bukhari)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Angin yang Membawa Roh Orang-orang Beriman Jelang Kiamat



Jakarta

Kiamat adalah peristiwa kehancuran alam semesta dan seisinya. Tanda-tanda kiamat sendiri disebutkan dalam sejumlah riwayat, salah satunya terkait angin lembut yang diutus untuk mencabut roh para mukmin.

Terkait hal ini diceritakan dalam Kitab Kasyf al-Minan fi ‘Alamat as-Sa’ah wa al-Malahim wa al-Fitan susunan Mahmud Rajab Hamady yang diterjemahkan oleh Ibnu Tirmidzi. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Allah SWT akan mengirim dari arah Yaman, angin yang lebih halus dari sutra. Maka setiap orang yang di hatinya ada keimanan seberat sawi, rohnya akan dibawa oleh angin tersebut.” (HR Muslim)


Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa angin tersebut nantinya membawa roh orang-orang mukmin. Sementara itu, di dunia hanya tersisa manusia dengan perangai buruk, merekalah yang nanti akan merasakan mencekamnya hari kiamat.

Nabi SAW bersabda,

“…kemudian Allah SWT mengirimkan angin dingin dari arah Syam mencabut roh setiap orang yang berada di muka bumi yang memiliki iman walau sebiji sawi, sehingga sekalipun di antara kalian ada yang masuk ke dalam perut gunung, angin itu akan mengikutinya dan mengambil rohnya. Tinggallah di muka bumi manusia yang berperilaku jelek, bodoh seperti burung dan akalnya seperti binatang buas yang tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemunkaran.” (HR Muslim)

Berdasarkan pendapat Imam An-Nawawi, kemungkinan ada dua angin. Satunya berhembus dari Syam dan satunya dari Yaman.

Kemungkinan lainnya, angin tersebut mulai berhembus dari arah salah satu dari dua daerah tersebut lalu berakhir pada daerah yang lain dan dari sanalah angin menyebar. Pendapat tersebut didasarkan dari dua hadits yang menyebut perbedaan terkait dari mana angin itu berasal.

Melalui ‘Asyarah Yantazhiruhal ‘Aalam ‘Indal Muslimin wal Yahuud wan Nashaara susunan Mansur Abdul Hakim terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani dan Uniqu Attaqi, ada kemungkinan pengiriman angin tersebut akan terjadi setelah peristiwa diangkatnya Al-Qur’an dari hati manusia dan dari lembaran-lembaran mushaf.

Peristiwa angin lembut untuk membawa roh orang mukmin ini terjadi setelah berakhirnya masa kekuasaan Nabi Isa bin Maryam dan setelah keluarnya hewan melata. Keduanya adalah tanda-tanda menjelang datangnya kiamat yang disebutkan oleh sejumlah ulama dalam kitabnya, termasuk Imam Ibnu Katsir dalam An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim.

Pendapat lainnya yang menguatkan ialah yang menyebut pada masa keluarnya daabbah, manusia masih terbagi ke dalam dua kelompok, yakni mukmin dan kafir. Peristiwa tersebut menjadi tanda kecil kiamat yang terjadi setelah keluarnya hewan tersebut.

Wallahu a’lam bishawab.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Inikah Tanda-tanda Kiamat yang Muncul di Makkah?



Jakarta

Pegunungan di Makkah, Arab Saudi tampak menghijau belakangan ini usai beberapa kali diguyur hujan. Ada sebuah hadits yang menyebut, menghijaunya tanah Saudi merupakan salah satu tanda kiamat.

Potret menghijaunya pegunungan di Makkah dibagikan oleh media yang berbasis di Makkah, Inside the Haramain (Haramain Sharifain) melalui media sosialnya pekan lalu.

“Pegunungan berubah jadi hijau di Makkah setelah turun hujan baru-baru ini,” tulis Haramain, seperti dilihat detikHikmah, Selasa (28/11/2023).


Sejumlah warganet turut mengomentari unggahan tersebut dan di antaranya mengatakan hal itu sebagai tanda kiamat.

Menurut penelusuran detikHikmah, ada sejumlah hadits yang menyebut menghijaunya tanah Arab Saudi merupakan salah satu tanda kiamat. Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا

Artinya: “Hari kiamat tidak berlaku sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai.” (HR Muslim)

Imam Muslim turut meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah RA dengan redaksi yang lebih panjang. Disebutkan, pada suatu ketika Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya, tetapi dia tidak mendapatkan seorang pun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai.” (HR Muslim)

Hadits-hadits tersebut termuat dalam kitab Shahih Muslim dan kitab kumpulan hadits Misykat Al-Mashabih serta dinukil para ulama dalam kitab tentang kiamat. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar turut menukilnya dalam Al-Madkhal ila Dirasah Al-Akidah Al-Islamiyyah.

Ulama tafsir sekaligus ahli hadits Imam Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah Fi Al-Fitan wa Al-Malahim juga menyampaikan riwayat serupa dari Sufyan ats-Tsauri, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda,

“Siang dan malam tidak akan hilang sampai tanah Arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai sehingga Sungai Furat mengeluarkan gunung emas dan orang-orang berperang karenanya. Setiap seratus orang, tewas 99 orang dan satu orang selamat.” (HR Muslim)

Menurut penjelasan dalam Asyratus Sa’ah karya Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil sebagaimana diterjemahkan Atho’illah Umar, hadits menghijaunya tanah Arab dan dipenuhi sungai-sungai tersebut menunjukkan bahwa dulu tanah Arab adalah daerah yang membentang luas dan memiliki banyak sungai. Keadaan ini akan kembali ketika kiamat sudah dekat.

Imam an-Nawawi dalam Syarh Nawawi li Muslim memaknai maksud “tanah Arab kembali terbentang luas dan dipenuhi sungai” sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim, bahwa mereka meninggalkan tanah Arab dan menjadikannya kosong serta tidak ada aktivitas pertanian di sana.

“Hal itu karena jumlah kaum laki semakin sedikit dan pula banyaknya peperangan dan fitnah yang terjadi, dan karena semakin dekatnya hari kiamat, dan kecilnya harapan dan cita-cita dan tidak ada waktu untuk mengurus tanah yang kosong itu,” jelas Imam an-Nawawi seperti diterjemahkan Atho’illah Umar.

Penerjemah sendiri mendebat pendapat Imam an-Nawawi saat mensyarah hadits tersebut. Ia berpendapat, hadits ini menunjukkan bahwa tanah Arab akan menjadi kaya air sehingga banyak sungai dan tumbuhlah tetumbuhan hingga menjadi taman dan hutan belantara.

Terlepas dari itu, menghijaunya tanah Arab merupakan satu dari sekian tanda kiamat. Beberapa tanda kiamat lain sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih adalah munculnya Dajjal, matahari terbit dari barat, keluarnya asap, hingga turunnya Nabi Isa AS.

Hudzaifah bin Usaid mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya: (1) terbitnya matahari dari barat, (2) asap, (3) binatang melata, (4) munculnya Ya’juj dan Ma’juj, (5) keluarnya Dajjal, (6) munculnya Isa bin Maryam, (7) tiga gerhana; gerhana di barat (8) gerhana di timur, (9) gerhana di Jazirah Arab, (10) api yang keluar dari dasar Aden yang menggiring manusia atau mengumpulkan manusia dan bersama mereka di mana saja berada.” (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya. Ibnu Katsir mengatakan hadits ini shahih)

Beberapa tanda kiamat lain yang mungkin saat ini sudah terjadi adalah sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik RA. Rasulullah SAW bersabda,

“Di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan merebak, zina merajalela, meminum khamar, kaum lelaki banyak yang meninggal, sedangkan kaum wanita masih bertahan (atau bertambah) sehingga selisih antara perempuan dan lelaki lima puluh dibandingkan satu.” (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com