Tag Archives: kinanah

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Bulan Rabiul Awal


Jakarta

Nabi Muhammad SAW lahir pada Rabiul Awal, bulan ke-3 dalam kalender Hijriah. Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW diceritakan dalam sejumlah tarikh dan sirah nabawiyah.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi setelah peristiwa pasukan bergajah yang dipimpin Raja Abrahah berupaya menghancurkan Ka’bah. Oleh karena itu, tahun kelahiran Nabi SAW disebut Tahun Gajah.


Nabi Muhammad SAW adalah putra Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Menurut Ibnu Hazm al-Andalusi dalam Jawami As-Sirah An-Nabawiyah yang diterjemahkan Indi Aunullah, nasab shahih Nabi Muhammad SAW berakhir pada Adnan. Adnan adalah keturunan Nabi Ismail AS.

Nama Rasulullah SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (namanya Syaibah al-Hamd) bin Hasyim (namanya Amr) bin Abdu Manaf (namanya al-Mughirah) bin Qushay (namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW yang ditulis Moenawar Chalil, sekitar dua atau tiga bulan setelah pernikahan Abdullah dan Aminah, Abdullah pergi ke Syam untuk berdagang. Aminah saat itu sudah mengandung.

Dalam perjalanan pulang dari Syam, Abdullah jatuh sakit. Dia terpaksa tinggal di Yatsrib (Madinah) di rumah seorang Quraisy dari bani Ady, sementara rombongan sudah kembali ke Makkah.

Abdul Muthalib kemudian minta anak tertuanya, Harits, untuk menjenguk adiknya di Yatsrib. Setibanya di sana, Abdullah sudah meninggal dunia dan dimakamkan di sana beberapa hari lalu.

Ketika itu, usia Nabi Muhammad SAW sekitar tiga bulan dalam kandungan sang ibu. Setelah genap sembilan bulan, tepat pada waktu subuh, Nabi Muhammad SAW lahir dengan selamat di rumah ibunya, di kampung bani Hasyim di Makkah. Riwayat lain menyebut Nabi SAW lahir di rumah Abu Thalib.

Para ulama berbeda pendapat terkait tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa sejarawan menyebut Nabi SAW lahir pada tanggal 2, 8, 10, 12, 17, dan 18 Rabiul Awal. Namun, pendapat populer menyebut Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal.

Aminah kemudian mengutus seseorang untuk memberi tahu Abdul Muthalib akan kelahiran cucunya. Abdul Muthalib yang kala itu sedang tawaf di Ka’bah gembira mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW dan bergegas ke rumah Aminah.

Ada riwayat yang menyebut Abdul Muthalib langsung memeluk dan menggendong Nabi Muhammad SAW untuk dibawa ke Ka’bah. Abdul Muthalib kemudian masuk Ka’bah, berdiri, dan berdoa menyampaikan syukurnya kepada Allah SWT. Setelah itu, dia keluar dan menyerahkan Nabi Muhammad SAW ke Aminah.

Sesuai adat masyarakat Arab khususnya di Makkah, bayi yang baru lahir akan disusukan kepada orang lain. Biasanya ibu susu ini tinggal di dusun orang Badwi, jauh dari kota. Nabi Muhammad SAW pun disusukan kepada perempuan bernama Tsuwaibah selama beberapa hari. Kemudian disusukan dan diasuh oleh Halimah binti Abu Zuaib, yang juga dikenal sebagai Halimah as-Sa’diyah.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Silsilah Nabi Muhammad SAW dari Sisi Ayah dan Ibu


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling mulia yang pernah hidup di muka bumi. Kemuliaan beliau bukan hanya karena diangkat sebagai Rasul terakhir, tetapi juga karena berasal dari keturunan yang bersih, terhormat, dan dijaga dari hal-hal tercela.

Mengutip buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur’an karya Yoli Hemdi, soal keturunan merupakan hal yang penting bagi bangsa Arab. Bahkan mereka mampu mengingat dengan baik silsilah nenek moyang.


Dalam hadits dari Abi Ammar bin Syaddad, ia mendengar Watsilah bin Asqa’ mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT telah memilih Kianah dari keturunan Nabi Ismail dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan bani Hasyim.”

Silsilah dari Pihak Ayah

Menurut buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, Nabi Muhammad SAW lahir dari keluarga besar bani Hasyim. Klan ini didirikan oleh Hasyim bin Abdi Manaf, buyut Nabi SAW yang dikenal sebagai tokoh terhormat.

Berikut silsilah dari garis ayah beliau:

Abdullah bin Abdul Muthalib
Ayah Nabi adalah Abdullah, seorang pemuda Quraisy yang terkenal karena parasnya yang tampan, akhlak mulia, dan kehormatan. Abdullah wafat di Madinah ketika Nabi SAW masih dalam kandungan, sehingga beliau lahir dalam keadaan yatim.

Abdul Muthalib bin Hasyim
Kakek Nabi, Abdul Muthalib, adalah pemimpin Quraisy yang sangat dihormati. Beliau dikenal karena berhasil menggali kembali sumur zamzam yang hilang dan keberaniannya mempertahankan Ka’bah dari serangan pasukan bergajah pimpinan Abrahah (peristiwa Tahun Gajah).

Hasyim bin Abdi Manaf
Buyut Nabi, Hasyim bin Abdi Manaf, adalah pendiri bani Hasyim. Ia dikenal dermawan, sering memberi makan orang miskin dan musafir. Hasyim pula yang memulai tradisi perjalanan dagang Quraisy ke Syam dan Yaman. Nama aslinya adalah ‘Amr, namun dijuluki Hasyim karena kebiasaannya menghancurkan roti untuk dibuat tsarid (makanan berkuah).

Abdi Manaf bin Qushay
Abdi Manaf adalah ayah dari Hasyim. Ia merupakan tokoh Quraisy yang sangat terpandang, memegang peranan penting dalam urusan Ka’bah, serta dihormati karena kepemimpinannya.

Qushay bin Kilab
Qushay adalah tokoh penting dalam sejarah Quraisy. Dialah yang menyatukan kabilah Quraisy di Makkah, mengambil alih pengelolaan Ka’bah, dan mendirikan Darun Nadwah, tempat musyawarah suku Quraisy.

Jika ditelusuri lebih jauh, nasab Nabi Muhammad SAW dari jalur ayah bersambung hingga kepada Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Rangkaian nasab tersebut antara lain:

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan hingga Ismail AS bin Ibrahim AS.

Adnan diyakini sebagai keturunan Nabi Ismail AS, meskipun silsilah antara Adnan dan Ismail tidak terekam secara rinci.

Silsilah dari Pihak Ibu

Dikutip dari buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, nasab Nabi Muhammad SAW dari pihak ibu juga berasal dari Quraisy, tepatnya bani Zuhrah.

Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW adalah seorang wanita yang berakhlak tinggi dan kesunyiannya sangat dihormati di kabilahnya. Silsilahnya adalah:

Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

Dari jalur ini, terlihat bahwa nasab Nabi SAW dari pihak ibu bertemu dengan pihak ayah pada Kilab bin Murrah. Dari Kilab lahirlah dua keturunan, yakni Qushay (yang menurunkan Abdullah, ayah Nabi) dan Zuhrah (yang menurunkan Aminah, ibu Nabi).

Berikut beberapa tokoh penting dari jalur ibu Nabi:

Aminah binti Wahab
Ibu Nabi Muhammad SAW adalah Aminah, wanita terhormat dari bani Zuhrah. Ia dikenal lembut, santun, dan berakhlak baik. Aminah wafat saat Nabi masih berusia enam tahun, dalam perjalanan pulang dari Madinah ke Makkah, dan dimakamkan di Abwa’.

Wahab bin Abdi Manaf
Kakek Nabi dari pihak ibu adalah Wahab bin Abdi Manaf, seorang tokoh terpandang dari bani Zuhrah. Ia memiliki kedudukan terhormat di tengah masyarakat Quraisy.

Abdi Manaf bin Zuhrah
Leluhur dari jalur ibu Nabi adalah Abdi Manaf bin Zuhrah, pendiri bani Zuhrah, yang dikenal sebagai sosok terpandang dan dihormati di Makkah.

Garis keturunan Nabi Muhammad SAW baik dari pihak ayah maupun ibu sama-sama bersambung pada suku Quraisy, suku paling mulia di Makkah. Dari pihak ayah, beliau berasal dari bani Hasyim, klan terhormat yang memegang peranan penting dalam urusan Ka’bah. Dari pihak ibu, beliau berasal dari bani Zuhrah, yang juga termasuk bagian terhormat dari Quraisy.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com