Tag Archives: kisah 25 nabi

Kisah Nabi Ayyub yang Sabar Diuji dengan Penyakit Kulit Bertahun-tahun


Jakarta

Nabi Ayyub AS adalah sosok nabi dikenal sabar dalam menghadapi setiap musibah yang mendatanginya. Sepanjang perjalanan hidupnya, ia pernah mendapat ujian berupa kehilangan harta dan keluarga, hingga penyakit kulit yang mendera tubuhnya bertahun-tahun.

Ibnu Katsir mengisahkan dalam bukunya Qashash Al-Anbiyya, Nabi Ayyub AS mulanya termasuk seseorang yang sangat kaya raya. Di antara harta kekayaan yang dimilikinya, yakni berupa hewan ternak serta tanah pertanian yang terbentang luas di daerah Hauran.

Tak hanya itu, Nabi Ayyub AS juga memiliki seorang istri yang melahirkan anak-anak baik dan saleh. Namun, Allah SWT kemudian mengujinya dengan mengambil seluruh kenikmatan yang dimilikinya saat itu.


Banyak musibah kian berdatangan menimpa Nabi Ayyub AS mulai dari anak-anaknya yang meninggal dunia, harta kekayaan yang habis tak tersisa, serta beliau mengalami penyakit kulit selama 18 tahun yang sangat sulit disembuhkan.

Meski demikian, Nabi Ayyub AS senantiasa sabar dan tidak pernah mengeluh terhadap segala ujian yang menerpanya. Ia selalu berbaik sangka dan bertawakal atas kehendak Allah SWT.

Diuji Penyakit Kulit hingga Diusir dari Kampung Halaman

Ujian berupa penyakit kulit yang menimpa Nabi Ayyub AS berlangsung selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut membuatnya semakin lama dikucilkan oleh masyarakat hingga diusir dari kampung halamannya.

Bahkan, Anas meruwayatkan bahwa Nabi Ayyub AS dibuang di tempat sampah milik bani Israil hingga tubuhnya dikerumuni lalat dan berbagai macam serangga lainnya.

Kala itu, tak ada seorang pun yang merasa kasihan kepada Nabi Ayyub AS, kecuali istrinya sendiri yang selalu memuliakan dan mengurus segala kebutuhannya.

As-Saddiy menceritakan, “Daging yang melekat pada tubuh Ayyub mulai berjatuhan hingga tidak ada yang tersisa di tubuhnya, kecuali tulang belilang dan otot-ototnya saja. Sementara itu, istrinya tiada henti menemui beliau sembari membawa abu gosok sebagai alas untuk berbaring.”

Usai kondisi yang sangat memprihatinkan itu berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, istrinya berkata, “Duhai Ayyub, seandainya engkau berdoa memohon kepada Tuhanmu, niscaya Dia akan menyembuhkanmu.”

Kemudian Nabi Ayyub AS menjawabnya, “Aku telah menjalani hidup dalam keadaan sehat walafiat selama tujuh puluh tahun. Oleh sebab itu, tidak sewajarnyakah jika aku bersabar kepada Allah dalam menjalani ujian yang lebih pendek dari tujuh puluh tahun?”

Betapa terkejutnya istri Nabi Ayyub AS tatkala mendengar ucapan suaminya itu. Selanjutnya, ia bekerja pada orang lain agar dapat mencukupi kebutuhan hidup bersama suaminya.

Ketika tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya bekerja, istri Nabi Ayyub AS lantas menjual salah satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat dan ditukarkan dengan makanan yang sangat banyak.

Saat Nabi Ayyub AS mengetahui kepala istrinya yang sudah tidak berambut, beliau berdoa sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 83,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

Dikabulkannya Doa Nabi Ayyub Sembuh dari Penyakit Kulit

Dikutip dari buku Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah oleh Syafi’ie el-Bantanie, penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS akhirnya sembuh atas pertolongan dari Allah SWT dengan mengabulkan doa-doanya.

Pada saat itu, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ayyub AS agar menghentakkan kakinya ke tanah hingga terpancarlah air yang dapat digunakannya untuk mandi dan meminumnya. Perintah ini termaktub dalam surah Shad ayat 42, Allah SWT berfirman,

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Setelah Nabi Ayyub AS mandi dan minum dengan air tersebut, seketika penyakit kulit yang menimpanya sembuh, badannya sehat kembali, dan wajahnya pun tampak lebih segar dan berseri.

Tak hanya itu, Nabi Ayyub AS juga kembali dianugerahi dengan harta kekayaan seperti sedia kala, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Ia pun hidup bahagia bersama istrinya dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Unta Nabi Saleh dan Ingkarnya Kaum Tsamud


Jakarta

Ada banyak kisah dari para nabi terdahulu yang mengandung pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Salah satunya kisah unta Nabi Saleh AS.

Nabi Saleh AS adalah satu dari 25 nabi utusan Allah SWT yang wajib diketahui umat Islam. Allah SWT mengutus Nabi Saleh AS pada kaum yang ingkar.

Kisah Unta Nabi Saleh

Dirangkum dari buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul karya Ahmad Fatih, Allah SWT telah mengutus Nabi Saleh AS untuk menyampaikan ajaran Islam kepada kaum Tsamud di Al Hijr. Kaum Tsamud merupakan kaum yang sombong dan merendahkan kaum lainnya karena mereka memiliki banyak keahlian.


Kaum Tsamud juga merupakan kaum yang sangat menyimpang dari ajaran tauhid. Oleh karena itu, diutuslah Nabi Saleh AS untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.

Setelah mengajak kaum Tsamud kembali ke jalan yang benar, hanya sedikit yang menerima ajaran Nabi Saleh AS. Sebagian besar dari mereka menolak dan menganggap bahwa ucapan Nabi Saleh AS sebagai omong kosong.

Atas penolakan dari kaum Tsamud tersebut, Nabi Saleh AS kemudian memohon mukjizat kepada Allah SWT agar kaum Tsamud percaya kepadanya. Allah SWT pun mengabulkannya.

Allah SWT memerintahkan Nabi Saleh AS untuk memukulkan tangannya ke sebuah batu di depannya. Kemudian seekor unta betina yang besar dan gemuk pun muncul.

Kaum Tsamud terpukau karena melihat peristiwa tersebut. Meski sebagian mengakui kenabiannya, masih banyak kaum Tsamud yang menganggap bahwa Nabi Saleh AS melakukan sihir untuk mengelabui mereka.

Nabi Saleh AS berpesan agar tidak mengganggu unta betina tersebut. Namun, beliau mengizinkan kaumnya bergantian memerah dan meminum susu unta betina tersebut.

Meski demikian, kaum Tsamud yang menentang Nabi Saleh AS merasa khawatir. Sebab, unta tersebut meminum banyak air di sumber air kaum Tsamud, hingga ternak mereka kekurangan air. Maka dari itulah, kaum Tsamud berencana membunuh unta betina itu.

Rencana tersebut dilancarkan di kemudian hari. Dua pemuda kaum Tsamud berhasil membunuh unta betina Nabi Saleh AS dengan memanah betis dan menikam perut unta dengan pedang.

Mendengar kabar untanya dibunuh, Nabi Saleh AS bersedih. Kemudian beliau mengatakan bahwa akan ada azab bagi kaum Tsamud yang tidak kembali ke jalan yang benar.

Terdapat beberapa tanda bahwa kaum Tsamud mendapatkan azab. Pada hari pertama, wajah kaum Tsamud berubah menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka berubah menjadi merah. Pada hari ketiga, wajah mereka berubah menjadi hitam. Pada hari keempat, azab Allah SWT pun turun.

Sebelum Allah SWT menurunkan azab kepada kaum Tsamud, Nabi Saleh AS beserta pengikutnya telah pergi meninggalkan daerah tersebut. Kaum Tsamud berencana membunuh Nabi Saleh AS karena mendengar ancaman azab dari Nabi Saleh AS.

Ketika mereka akan membunuh Nabi Saleh AS, petir dan gempa bumi yang sangat dahsyat pun tiba-tiba datang. Batu-batuan besar yang tidak diketahui dari mana juga datang menimpa kepala mereka.

Hikmah dari Kisah Unta dan Nabi Saleh

Dirangkum dari buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karya Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, salah satu hikmah yang dapat diambil dari kisah unta Nabi Saleh AS yaitu jika suatu kaum atau masyarakat melakukan dosa dan perbuatan mungkar, maka akan berakibat negatif dan menghancurkan masyarakat tersebut. Selain itu, setiap muslim juga harus berupaya untuk mencegah kemungkaran dengan sekuat mungkin.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Durhakanya Kaum Tsamud terhadap Nabi Saleh AS



Jakarta

Kaum Tsamud adalah sekelompok masyarakat yang menyembah berhala. Mereka hidup di suatu dataran bernama Al-Hijir.

Ridwan Abdullah Sani melalui bukunya yang berjudul Hikmah Kisah Nabi dan Rasul menjelaskan bahwa kaum Tsamud menempati daerah yang letaknya antara Hijaz dan Syam (daerah antara barat laut Arab Saudi dan daerah Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon). Sebelum dikuasai kaum Tsamud, daerah tersebut sempat diduduki suku ‘Ad yang yang merupakan leluhur mereka.

Allah SWT mengutus Nabi Saleh AS untuk mengajak kaum Tsamud ke jalan yang benar. Sang nabi tak henti-hentinya mengingatkan rahmat yang mereka miliki adalah hasil pemberian Allah SWT.


Kaum Tsamud dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Sayangnya, hal tersebut tidak menjadikan mereka beriman kepada Allah SWT.

Dakwah ajakan Nabi Saleh kepada Kaum Tsamud untuk beriman kepada Allah SWT dijelaskan dalam surah Hud ayat 61,

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِوَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

Artinya: “Kepada (kaum) Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya). Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Gaya hidup kaum Tsamud senang berfoya-foya, mabuk-mabukan, berzina dan tak segan melakukan tindak kejahatan. Meski demikian, ajakan Saleh AS tidak digubris. Kaum Tsamud justru marah dan berkata,

“Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami,” (QS Hud: 62).

Meski ada sekelompok kecil dari Kaum Tsamud yang menerima ajaran Nabi Saleh, sebagian besar penduduk yang memiliki kekayaan berlimpah dan kedudukan tinggi justru bersikeras menolak ajakan Nabi Saleh AS.

Saleh AS tidak patah semangat dan terus berjuang. Ia lantas memohon kepada Allah SWT untuk memberikannya mukjizat agar kaum Tsamud percaya dan bertobat.

Lalu, Allah SWT meminta Nabi Saleh memukulkan tangannya ke atas permukaan batu yang ada di depannya hingga muncul seekor unta betina dengan ukuran besar dan gemuk. Melihat peristiwa tersebut, kaum Tsamud terperanjat. Sebagian dari mereka mengakui Nabi Saleh AS sebagai utusan Allah, tetapi ada juga yang menganggap mukjizat tersebut hanya permainan sihir.

Nabi Saleh AS mengizinkan warga kaum Tsamud untuk memerah dan meminum susu dari unta betina tersebut. Sayangnya, ada beberapa warga yang khawatir akan keberadaan unta itu karena meminum banyak air dari sumber air kaum Tsamud.

Lantas, dua pemuda Kaum Tsamud yang bernama Mushadda bin Muharrij dan Gudar bin Salif membunuh unta betina tersebut.

Tindakan tersebut membuat Nabi saleh sedih dan mengatakan bahwa akan datang azab bagi kaum Tsamud apabila enggan kembali ke jalan Allah. Tanda-tanda dari datangnya azab tersebut ialah pada hari pertama, wajah mereka berubah menjadi kuning saat terbangun dari tidur.

Hari kedua, warna wajah kembali berganti menjadi merah. Selanjutnya di hari keempat berubah lagi menjadi hitam.

Hingga akhirnya pada hari keempat, turunlah azab Allah. Sebelum hari datangnya azab, Nabi Saleh dan pengikutnya pergi meninggalkan daerah Kaum Tsamud.

Walau sudah begitu, ancaman Nabi Saleh AS justru membuat kaum Tsamud semakin murka. Mereka bahkan berencana membunuh sang nabi.

Atas izin Allah, ketika mereka hendak membunuh Nabi Saleh maka turunlah petir menggelegar dan gempa bumi yang dahsyat disertai batu-batu besar yang entah dari mana asalnya menimpa kepala mereka.

Naudzubillah min dzalik.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Musa AS yang Menentang Firaun dan Para Pengikutnya



Jakarta

Nabi Musa AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur’an. Semasa hidupnya, ia berdakwah menegakkan ajaran tauhid.

Menurut Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Nabi Musa AS lahir ketika Firaun memerintahkan rakyatnya untuk membunuh bayi laki-laki yang lahir. Meski demikian, ibu Musa AS mendapat ilham untuk meletakkannya di dalam peti dengan diikat tali.

Rumah Nabi Musa AS kala itu berada di hulu Sungai Nil. Setelah menyusui Musa kecil, ibunya kembali meletakkannya di dalam peti khawatir akan ada orang yang mengetahui keberadaan si bayi.


Peti tersebut diletakkan di lautan dengan tali. Ketika semua orang pergi, ibu Nabi Musa AS kembali menarik petinya.

Dikisahkan dalam buku Kisah Nabi Musa AS oleh Abdillah, singkat cerita peti yang biasanya ditarik oleh ibu Nabi Musa AS terhanyut. Atas izin Allah SWT, peti itu ditemukan oleh permaisuri Firaun yang bernama Asiyah. Melihat Nabi Musa AS kecil di dalam peti tersebut, Asiyah akhirnya membujuk Firaun untuk mengadopsi Musa bayi.

Ketika kecil, Musa AS menolak untuk menyusu pada siapa pun. Dengan kuasa Allah SWT, hanya ibu Nabi Musa AS yang tidak ditolak susunya oleh Musa kecil. Ini bermula ketika kakak Musa AS memperkenalkan ibu kandungnya kepada para dayang,

Ibu Nabi Musa AS menyusui sang nabi dan diberi upah. Ia juga turut berperan merawatnya sampai dewasa.

Menginjak dewasa, Nabi Musa AS dijadikan sebagai rasul. Musa AS diutus untuk berdakwah dan akhirnya berhadapan dengan Firaun.

Ia meminta agar Firaun kembali ke jalan yang benar. Atas perintah Allah SWT, Nabi Musa AS berdakwah bersama saudaranya, Nabi Harun AS untuk membimbing Firaun.

Mengutip buku Pengantar Sejarah Dakwah oleh Wahyu Ilaihi, pendamping dakwah Nabi Musa AS yakni saudaranya Harun AS. Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk berangkat menemui Firaun dan mendakwahinya dengan kata-kata lembut.

Alih-alih bertobat, Firaun justru membangkang. Musa AS dan Harun AS memerintahkan agar Firaun melepaskan bani Israil dari genggamannya dan membiarkan mereka beribadah kepada Allah SWT.

Atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS menunjukkan mukjizat berupa tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bercahaya. Namun Firaun tetap murka kepada Nabi Musa AS.

Tanpa ragu, Firaun meminta tukang sihirnya menunjukkan kemampuannya di depan Musa AS. Mereka lalu melempar tali yang bisa berubah menjadi ular.

Walau begitu, ular-ular tukang sihir dilahap oleh ular milik Musa AS. Peristiwa tersebut membuat pengikut Firaun akhirnya percaya kepada Allah SWT dan beriman, begitu pun sang istri yang bernama Asiyah.

Semakin murka, ketimbang bertobat Firaun justru menyiksa seluruh pengikut Nabi Musa AS. Istrinya yang menyatakan beriman kepada Allah SWT juga disiksa sampai meninggal dunia.

Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk meninggalkan Mesir. Meski demikian, pengikut Firaun yang belum beriman terus mengejar Nabi Musa AS.

Tiba saatnya Nabi Musa AS menghadapi jalan buntu, Allah memerintahkan agar ia memukulkan tongkatnya ke laut. Dengan izin Allah SWT, tongkat tersebut dapat membelah lautan dan menciptakan jalur agar Musa AS dan pengikutnya dapat melewati.

Setelah pengikut Musa AS selesai menyeberangi lautan, sang nabi kembali memukulkan tongkatnya sesuai perintah Allah SWT. Tiba-tiba, laut kembali ke kondisi semula hingga menenggelamkan Firaun beserta pasukannya.

Wallahu a’lam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Zulkifli AS, Raja yang Tetap Sabar Meski Digoda Iblis



Jakarta

Nabi Zulkifli AS merupakan satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur’an. Ia merupakan keturunan dari Nabi Ayyub AS.

Semasa hidupnya, Zulkifli AS merupakan raja yang adil dan bijaksana. Selain itu, ia juga memiliki kesabaran yang luar biasa.

Sebelum menjadi raja, Zulkifli AS memiliki nama asli Basyar bin Ayyub AS bin Amose bin Tarekh bin Rum bin Ish bin Ishaq AS bin Ibrahim AS. Nama Zulkifli merupakan gelar yang diperoleh ia selama menjadi raja.


Menukil dari buku Mutiara Hikmah Kisah 25 Rasul karya Dhurorudin Mashad, gelar itu didapatkan Nabi Zulkifli AS karena sosoknya yang memelihara ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, gelar Zulkifli juga disematkan kepada sang nabi karena ia terampil dan amanah sebagai sebagai seorang raja di negerinya.

Meski merupakan seorang raja, jabatan itu tidak ia peroleh secara turun temurun. Dikisahkan dalam buku Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul tulisan Watiek Ideo, Zulkifli AS terpilih menjadi seorang raja melalui hasil sayembara raja sebelumnya.

Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh para calon raja. Mereka diminta berpuasa pada siang hari dan beribadah di malam hari serta menahan amarah. Sang nabi memenuhi semua syarat tersebut hingga akhirnya terpilih menggantikan raja yang lama.

Sebagai seorang raja, Zulkifli AS tidak terlena akan kekuasaan dan harta yang ia miliki. Seluruh kenikmatan itu justru ia pergunakan dengan baik dan adil bagi rakyatnya.

Nabi Zulkifli AS dikenal dengan sifat sabarnya yang luar biasa. Allah SWT berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 85-86,

وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا ٱلْكِفْلِ ۖ كُلٌّ مِّنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: 85. “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.”

وَأَدْخَلْنَٰهُمْ فِى رَحْمَتِنَآ ۖ إِنَّهُم مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya: 86. “Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.”

Kesabaran Zulkifli AS bahkan membuat iblis yang menggodanya heran. Kala itu, iblis tersebut datang ke kerajaan Nabi Zulkifli AS dan menyamar sebagai seorang lelaki jelata.

Zulkifli AS yang kala itu sedang beristirahat akhirnya meminta perwakilannya untuk menemui iblis yang sedang menyamar itu. Tetapi, iblis tersebut bersikukuh ingin bertemu langsung dengan Nabi Zulkifli AS.

Tanpa rasa kesal atau marah, Zulkifli AS lalu datang ke ruang pengadilan istana menunggu si lelaki jelata. Namun, ia tidak kunjung datang.

Keesokan harinya, iblis kembali datang dan mencari Nabi Zulkifli AS. Ia tetap ingin menguji kesabaran sang nabi.

Meski demikian, Zulkifli AS tidak marah sedikit pun dan kembali mendatangi si iblis. Lagi-lagi, iblis tidak ada ketika Nabi Zulkifli AS menghampirinya.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com