Tag Archives: kisah nabi nuh as

Kisah Nabi Nuh AS Berdakwah pada Bani Rasib, Tetap Sabar Meski Dicemooh



Jakarta

Nabi Nuh AS termasuk ke dalam satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh kaum muslimin. Nama lengkapnya adalah Nuh bin Laamik bin Mutawasylikh bin Khanuuh (Idris) bin Yarid bin Mahlaabil bin Qaniin bin Anusy bin Syiits bin Adam AS.

Ibnu Katsir dalam Kitab Qashashul Anbiya menyebut Nabi Nuh AS lahir 146 tahun setelah Nabi Adam AS meninggal dunia. Nuh AS diutus kepada kaum Bani Rasib untuk mengajak mereka ke jalan yang benar.

Kala itu, kaum Nabi Nuh AS menyembah berhala yang mana merupakan patung-patung orang saleh. Tindakan itu tergolong menyekutukan Allah SWT.


Bani Rasib menjadikan Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr, anak-anak Adam yang saleh, dengan meminta keberkahan dan rezeki dari mereka.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 14,

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٤

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.”

Nabi Nuh AS berdakwah selama 950 tahun. Ia melakukan segala cara agar kaumnya dapat kembali ke jalan yang benar dan menyembah Allah SWT.

Sayangnya, tidak sedikit kaum Nuh AS yang justru menentang dakwahnya. Merasa putus asa, Nabi Nuh AS lalu berdoa kepada Allah SWT seperti tercantum dalam surah Asy Syu’ara ayat 117-118,

قَالَ رَبِّ اِنَّ قَوْمِيْ كَذَّبُوْنِۖ ١١٧ فَافْتَحْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِيْ وَمَنْ مَّعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ١١٨

Artinya: “Dia (Nuh) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakanku. Maka, berilah keputusan antara aku dan mereka serta selamatkanlah aku dan orang-orang mukmin bersamaku.”

Akhirnya, Allah SWT memerintahkan sang nabi untuk membuat perahu besar atau bahtera untuk menyelamatkan Nuh AS beserta pengikutnya dari azab yang hendak Allah turunkan. Ketika membuat bahtera itu, Nabi Nuh AS tak henti-hentinya diejek dan dicemooh oleh Bani Rasib.

Meski demikian, Nuh AS tidak pernah berkecil hati dan semakin giat membangun kapal tersebut. Setelah bahtera itu rampung, Allah SWT menepati janji-Nya.

Bahtera yang besar itu juga diisi oleh hewan-hewan, tidak hanya kaum muslimin. Lalu, Allah SWT menurunkan hujan dari langit yang sangat dahsyat selama 40 hari 40 malam. Dia juga memerintahkan bumi untuk mengeluarkan air dari segala penjuru hingga permukaan bumi tertutup oleh air.

Saking besarnya banjir tersebut, dianalogikan seperti gulungan air yang bertabrakan juga naik ke atas sehingga membentuk gunung. Perahu itu terombang-ambing oleh air yang menenggelamkan orang-orang kafir.

Ketika Nabi Nuh memandangi banjir tersebut, beliau melihat anaknya, Kan’aan dan berkata, “Wahai anakku, berimanlah kepada Allah. Naiklah ke atas perahu ini sebelum kamu ditelan oleh gelombang air itu, dan ikut binasa bersama orang-orang kafir itu.”

Kan’aan menjawab seperti dalam Surah Hud ayat 43, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”

Nuh berkata lagi sesuai dalam Surah Hud ayat 43, “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang.”

Setelah berbulan-bulan berlayar di atas perahu besar itu, Allah SWT lalu menyurutkan air yang terus turun dari langit. Banjir bandang tersebut telah usai.

Orang-orang kafir termasuk anak Nabi Nuh AS, Kan’an binasa dalam azab tersebut. Naudzubillah min dzaalik.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Nuh AS yang Menangis selama 300 Tahun



Jakarta

Nabi Nuh AS pernah menangis selama 300 tahun setelah ditegur Allah SWT. Beliau diutus untuk berdakwah kepada Bani Rasib selama ratusan tahun

Semasa kenabiannya, Nuh AS memperoleh kurang lebih 70 orang pengikut beserta 8 anggota keluarganya. Nabi Nuh AS memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa, karenanya ia termasuk rasul Ulul Azmi, seperti disebutkan dalam buku Sang Rasul Terkasih oleh Khalid Muhammad Khalid terjemahan Ganny Pryadharizal Anaedi.

Bani Rasib memperlakukan Nuh AS dengan sangat hina. Mereka bahkan tak segan menyekutukan Allah SWT dan memiliki sifat congkak sekaligus zalim.


Adapun, teguran yang diperoleh Nabi Nuh AS dari Allah SWT berkaitan dengan sang anak yang bernama Kan’an. Melansir buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul susunan Ustaz Fatih, Kan’an adalah putra pertama Nuh AS. Ia sangat durhaka dan menyembunyikan rasa benci pada ayahnya.

Kan’an bahkan tak segan untuk pura-pura beriman. Kala itu, saat Nabi Nuh AS diminta untuk mengumpulkan seluruh umatnya di bahtera besar, ia memanggil Kan’an agar ikut dengannya.

Kan’an yang angkuh menolak ajakan sang ayah, ia tidak ingin beriman kepada Allah SWT begitu pula untuk ikut sang nabi naik ke bahtera. Sebagai seorang ayah, Nuh AS terus membujuk Kan’an meski air bah sudah mulai meninggi.

Percakapan keduanya termaktub dalam surah Hud ayat 43,

قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ

Artinya: “Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan.”

Saat keduanya sedang berdebat, muncul gelombang besar yang memisahkan antara bahtera Nuh AS dan anaknya, Kan’an. Gelombang itu melenyapkan Kan’an dari pandangan Nabi Nuh AS.

Sang nabi memohon kepada Allah SWT untuk menyelamatkan putra sulungnya itu. Lalu Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 46,

قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ ٤٦

Artinya: “Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Oleh karena itu, janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Sesungguhnya Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-orang bodoh.”

Bunyi ayat itu merupakan teguran Allah SWT terhadap Nabi Nuh AS. Setelah itu, Nuh AS menangis berkepanjangan hingga 300 tahun lamanya, seperti dikisahkan dalam riwayat Imam Ahmad dalam Kitab Az-Zuhud yang dikutip dari buku Tuhan Izinkan Aku Menangis Padamu: 200 Kisah Air Mata yang Menetes karena Takut pada Allah tulisan Majdi Fathi Sayyid terbitan Mirqat Publishing Group.

Saking sayangnya Nabi Nuh AS terhadap Kan’an, tangisannya selama ratusan tahun itu menyebabkan kedua matanya seperti ada garis bekas aliran air mata.

Wallahu a’lam

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com