Tag Archives: kisah

Kisah Nabi Zakaria AS saat Mengharapkan Keturunan



Jakarta

Nabi Zakaria AS adalah keturunan Nabi Sulaiman AS. Seluruh usianya dipergunakan untuk menyeru kaum bani Israil agar bertakwa kepada Allah SWT, tapi mereka malah membangkang.

Hingga usia senja, Nabi Zakaria AS tak kunjung diberi keturunan. Padahal ia sangat berharap memiliki anak yang kelak bisa meneruskan dakwahnya.

Merangkum buku Belajar dari Para Rasul dan Nabi Jilid 5 oleh Abu Azka Ibn Abbas, Nabi Zakaria AS terus berdoa siang-malam. Ia tak henti-hentinya memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak.


Nabi Zakaria AS berharap Allah SWT memberinya seorang putra yang dapat meneruskan tugasnya memimpin bani Israil. Beliau khawatir jika kelak meninggal, kaumnya akan mengubah syariat Nabi Musa AS dengan menambah atau mengurangi isi Taurat dengan seenak hati mereka.

Setelah Nabi Zakaria AS menginjak 90 tahun, Allah SWT akhirnya mengabulkan doa Nabi Zakaria AS dan istrinya, Hanna. Mereka diberi keturunan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya.

Padahal, Nabi Zakaria AS sudah tua. Istrinya pun mandul sehingga tidak memungkinkan untuk memiliki anak. Namun, karena kasih sayang Allah SWT kepada Nabi Zakaria AS, ia pun akhirnya diberi keturunan.

Yahya adalah nama yang diberikan langsung oleh Allah SWT. Sebelumnya, Allah SWT tidak pernah menciptakan orang yang serupa dengan Yahya.

Kelak anak Zakaria inilah yang akan memberikan firman Allah SWT tentang Nabi Isa AS. Ia meneruskan perjalanan dakwah Nabi Zakaria AS dan menjadi seorang nabi.

Demikian kisah singkat Nabi Zakaria AS yang berharap memiliki keturunan. Karena kesabarannya itu, ia pun akhirnya dikaruniai seorang anak.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Biografi Abdul Qadir Jailani, Tokoh Sufi Termasyur di Indonesia


Jakarta

Syekh Abdul Qadir Jailani merupakan tokoh sufi yang paling termasyur di Indonesia. Tokoh sufi ini lebih dikenal masyarakat dengan cerita-cerita karamahnya dibandingkan ajaran spiritualnya.

Selain di Indonesia, ulama Persia ini sangat dihormati umat muslim di India dan Pakistan dan disebut sebagai wali yang mempunyai banyak kelebihan. Beliau memperoleh banyak julukan, seperti penghidup agama dan Ghaus-e-Azam yang berarti orang suci terbesar dalam Islam.

Selain itu, Abdul Qadir Jailani juga dikenal sebagai ulama yang mendirikan Tarekat Qadiriyah dan ulama bermazhab Hambali. Pada artikel ini akan dibahas mengenai biografi singkat dari Abdul Qadir Jailani.


Biografi Singkat Abdul Qadir Jailani

Syekh Abdul Qadir Jailani adalah Syeikh pertama dalam Tarekat Qadariyah. Nama asli ulama fikih ini lengkap dengan nasabnya adalah Asy-Syekh Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan bin Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani.

Menukil Tasfir Jailani oleh Syekh Abdul Qadir Jailani, beliau lahir di Jalan, sebelah selatan laut Kaspia Iran pada tahun 470 H/1077 M. Dari pihak ibunya Sayyidina Fatimah, beliau ada keturunan Sayyidina Husain (cucu Nabi Muhammad SAW), sedangkan dari pihak ayah masih ada keturunan Sayyidina Hassan (cucu Nabi Muhammad SAW) .

Setelah menyelami pengetahuan agama di kota kelahirannya, pada tahun 1095 M beliau terdorong untuk merantau ke Baghdad, kota yang pada saat itu menjadi pusat peradaban dan pengetahuan Islam. Beliau bermaksud menimba ilmu lebih dalam lagi mengenai Islam di sana.

Selama di Baghdad, Abdul Qadir Jailani muda menjumpai para ulama, berguru dan bersahabat dengan mereka, sehingga ia berhasil menguasai ilmu lahir dan batin. Salah seorang yang menjadikan beliau seorang ahli sufi yang dihormati adalah ad-Dabbas yang membimbingnya dalam bidang tasawuf.

Karya-Karya Abdul Qadir Jailani

Menukil Al-Kisah no. 07 yang diterbitkan pada 7 April 2011, berikut karya-karya Abdul Qadir Jailani:

  1. Tafsir al-Jailani
  2. Al-Fatthu ar-Rabbani wa al-faydh ar-Rahmani
  3. As-Sholawat wa al-Aurad
  4. Al-rasail
  5. Yawaqit al-hikam
  6. al-Ghunyah li thalibi Thariqil Haqq
  7. Futuh al-Ghaib
  8. Ad-diwan
  9. Sirrul asrar
  10. Asrarul asrar
  11. Jalaul khathir
  12. Al-amru al-muhkam
  13. Ushulus Saba’
  14. Mukhtasar ihya ulumuddin
  15. Ushuluddin

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Ikrimah bin Abu Jahal, Musuh yang Jadi Sahabat Rasulullah SAW



Jakarta

Dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyiarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh para sahabat. Para sahabat tersebut setia mendampingi Rasulullah SAW, bahkan menyiarkan ajaran Islam setelah Rasulullah SAW wafat.

Salah satu sahabat Rasulullah SAW bernama Ikrimah bin Abu Jahal. Ikrimah bin Abu Jahal merupakan salah satu sosok menarik dalam Islam.

Kisah Ikrimah bin Abu Jahal

Dirangkum dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi oleh Muhammad Raji Hasan Kinas, Ikrimah bin Jahal berasal dari suku Quraisy keturunan Bani Makhzum. Ayahnya bernama Abu al-Hakam bin Hisyam atau Abu Jahal.


Ikrimah dan ayahnya termasuk orang yang sangat memusuhi Islam dan kaum muslim. Mereka selalu mencari cara untuk menyakiti Nabi Muhammad SAW.

Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hak orang yang terzalimi. Allah SWT akan membalas orang yang berbuat zalim dengan pembalasan yang sangat pedih.

Hal tersebut terbukti dalam Perang Badar. Allah SWT membalas kekejaman dan kezaliman kaum musyrik Quraisy atas kaum muslim.

Ketika mendengar banyak pemimpin Quraisy terbunuh, Ikrimah berusaha mencari ayahnya. Namun, yang Ikrimah temukan yaitu jasad ayahnya tanpa kepala.

Kematian ayahnya dan kekalahan Quraisy dalam Perang Badar membuat Ikrimah sangat berduka dan gelisah. Kemudian ia pergi menemui Shafwan dan berencana untuk membalas kaum muslimin.

Dalam waktu singkat, mereka berhasil membangkitkan gairah kaum Quraisy untuk balas dendam. Sebanyak 3000 pasukan berhasil mereka kumpulkan.

Mereka bergerak ke Madinah dan berhenti di perbukitan Uhud, peperangan pun berlangsung. Kaum muslimin saat itu menuju kepada kekalahan karena ketidakpatuhan pasukan pemanah terhadap perintah Rasulullah SAW.

Dari sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk membunuh buronan kafir Quraisy di Makkah. Namun Ikrimah berhasil melarikan diri dan meninggalkan Makkah dengan kapalnya.

Namun badai menerjang kapalnya. Ketika Allah SWT menyelamatkannya dari badai tersebut, Ikrimah segera menemui Rasulullah SAW dan mengucapkan syahadat. Ketika kaum muslimin berhasil menaklukkan Makkah, Ikrimah merasa takut dan menyadari segala dosanya.

Setelah menyatakan masuk Islam dan berhijrah ke Madinah, beberapa sahabat masih tidak dapat melupakan kejahatan Abu Jahal. Sebab itulah, ketika melihat Ikrimah berjalan-jalan di Madinah, Ikrimah mendapatkan perlakuan yang buruk.

Mereka mencela Ikrimah berulang kali. Sebab tak tahan dengan celaan tersebut, Ikrimah pun mengadukannya kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW menghiburnya dan berjanji untuk membujuk agar orang-orang tidak menyakitinya lagi.

Tak lama kemudian saat Rasulullah SAW berkesempatan untuk khutbah, beliau mengatakan agar tidak menyakiti seorang muslim hanya lantaran orang tuanya kafir. Setelah itu, kaum muslimin mengakhiri celaan mereka terhadap Ikrimah.

Ikrimah tumbuh menjadi muslim yang taat dan kukuh dalam keislamannya. Ia juga memiliki peranan penting dalam beberapa peristiwa.

Pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq, Ikrimah diutus membawa pasukan menuju Aman untuk memerangi orang-orang murtad. Ikrimah bertempur dengan gagah dan berani. Setelah berhasil menumpas kemurtadan di Aman, ia berangkat menuju Syam untuk berjihad.

Ikrimah bersama pasukan Khalid juga ikut serta memerangi pasukan Roma dalam Perang Yarmuk. Ketika perang usai dan perang dimenangkan oleh kaum muslim, mereka menemukan jenazah Ikrimah bin Abu Jahal di antara para syuhada.

Abu Jahal gagal mengajak anaknya ke dalam neraka. Allah SWT berkehendak menempatkannya di tempat yang penuh dengan kebaikan yang abadi.

Semoga Allah SWT merahmatinya. Aamiin.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Kisah Istri Nabi Ayub yang Menjual Rambutnya agar Bisa Beli Makanan



Jakarta

Nabi Ayub AS memiliki seorang istri yang setia dan sabar. Sang istri tetap mendampingi Nabi Ayub AS saat dilanda kemiskinan dan didera penyakit.

Banyak kisah yang menceritakan Nabi Ayub AS dan istrinya. Pasangan ini tetap berdampingan dalam segala kondisi, termasuk ketika Allah SWT memberi ujian berupa kemiskinan dan sakit parah.

Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar karya Nasiruddin S. Ag., MM dikisahkan bahwa Nabi Ayub awalnya dikaruniai harta berlimpah, namun kemudian Allah SWT mengambil seluruh hartanya lagi.


Nabi Ayub AS yang asalnya mempunyai banyak putra, satu per satu dicabut nyawanya hingga tak ada sisa. Nabi Ayub AS yang tadinya gagah dan sehat, kemudian ditimpa penyakit yang tak ada obatnya.

Penyakit langka ini membuat badannya membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Istri-istrinya, satu per satu meninggalkannya, namun hanya satu yang setia.

Dalam buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, istri Nabi Ayyub disebutkan ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa nama istri Nabi Ayyub adalah Rahmah binti Afratsim. Selain itu ada juga yang mengemukakan nama istrinya yakni Liya binti Yusuf binti Ya’qub.

Istrinya ini adalah yang justru paling cantik di antara semua istri Nabi Ayub AS.

Nabi Ayub AS merupakan sosok yang penyabar. Ia dengan lapang dada menerima ujian dari Allah SWT meskipun seluruh masyarakat mengasingkannya. Kesabaran Nabi Ayub AS juga dimiliki sang istri.

Dalam keterpurukannya, Nabi Ayub tetap ingat dan patuh kepada Allah. la selalu rajin bermunajat, bukan berdoa untuk kesembuhan, tapi berdoa agar diberi ketabahan menerima segala ujian.

Suatu hari Nabi Ayub AS dan istrinya tak memiliki sesuatu apa pun untuk mengisi perutnya. Nabi Ayub AS dan istri setianya kelaparan.

Sang istri kemudian pergi ke pasar. Bukan untuk menjual atau membeli sesuatu, karena memang tak punya apa-apa yang dapat dijual. Tidak juga memiliki uang untuk membeli bahan kebutuhan.

Istri Nabi Ayub AS justru menjual rambutnya yang panjang hanya untuk membeli makanan bagi suami tercinta. Pada zaman itu, masyarakat memang terbiasa memakai rambut palsu atau rambut penyambung.

Ketika si istri pulang dengan membawa makanan, Nabi Ayub AS bukannya gembira dengan apa yang dilakukan istrinya, ia malah marah karena istrinya telah menyalahi hukum Allah SWT dengan menjual rambutnya hanya demi makanan.

Nabi Ayub bersumpah, bila Allah SWT memberi kesembuhan ia akan menghukum istrinya, mencambuk seratus kali.

Akhirnya Nabi Ayub memanjatkan doa agar diberi kesembuhan. Singkat kata, Allah SWT pun akhirnya memberi kesembuhan.

Setelah mendapatkan kesembuhan, Nabi Ayub AS hendak melaksanakan sumpahnya untuk menghukum sang istri. Tapi mengingat kesetiaan dan kesalehan perempuan ini, Allah SWT yang Maha Penyayang mengajari Nabi Ayub AS bagaimana melaksanakan sumpah, memukul istri 100 kali tapi tak menyakiti.

Caranya yakni menggabungkan 100 lidi yang diikat jadi satu menjadi sapu, lantas dipukulkan sekali dengan keras. Dengan demikian, berarti Nabi Ayub AS telah memukul 100 kali sekaligus.

Inilah kesabaran yang dicontohkan oleh Nabi Allah. Semua cobaan yang dilaluinya tidak sedikit pun menggoyahkan keimanan dan kesabarannya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

10 Nama Paman Nabi Muhammad SAW


Jakarta

Semasa hidup, Nabi Muhammad SAW memiliki 10 orang paman. Menukil buku Hidup Bersama Al-Qur’an 2 oleh M. Quraish Shihab, berikut nama-namanya.

Dari 10 paman Nabi Muhammad SAW, beberapa di antaranya tetap memilih untuk tidak memeluk Islam. Ada juga yang menentang dakwah Rasulullah SAW.

Nama-nama paman Nabi Muhammad SAW Beserta Kisah Singkatnya

1. Abu Thalib

Abu Thalib bertugas melindungi Nabi Muhammad SAW setelah kepergian ayahnya, Abdul Muthalib. Abu Thalib dikenal selalu membela Nabi Muhammad SAW dari gangguan kaum Quraisy yang menolak dakwah Nabi Muhammad SAW.


Abu Thalib merupakan orang yang paling berjasa dalam membantu dakwah Nabi Muhammad SAW. Namun, hingga akhir hayatnya, Abu Thalib enggan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

2. Az-Zubair

Az-Zubair adalah salah satu petinggi dalam kaum Quraisy yang terkenal cerdas. Setelah menikah dengan Atikah binti Abi Wahab, Zubair dikaruniai anak Abdullah bin Zubair yang kelak menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sebelum Muhammad SAW diangkat menjadi nabi, Zubair pun wafat.

3. Al-Harits

Al-Harits adalah paman Nabi Muhammad SAW yang tertua. Beliau wafat sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi seorang nabi.

4. Hamzah

Hamzah adalah paman Nabi Muhammad SAW yang merupakan kaum Quraisy. Dia memiliki pendirian teguh dalam mempertahankan harga diri dan paling anti dihina. Namun Hamzah memilih untuk memeluk Islam.

5. Abu Lahab

Abu Lahab adalah salah satu paman Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan kisah kematiannya yang tragis. Abu Lahab dikenal kerap menantang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Kematian Abu Lahab terjadi tujuh hari setelah Perang Badar. Dia mengidap penyakit kulit dan bisul di seluruh tubuhnya sehingga tidak ada satu orang pun yang mau mengurusnya.

Setelah tiga hari jasadnya terlantar, Abu Lahab dikuburkan dengan tidak lazim. Tubuhnya didorong menggunakan kayu hingga masuk ke dalam lubung dan jasadnya dilempari batu kerikil hingga tertimbun.

6. Al Ghaidaq

Al Gahidaq dikenal sebagai paman nabi yang sangat kaya raya dan dermawan. Dia sering memberi makan orang-orang di sekitarnya. Namun, Al Ghaidaq menjadi salah satu paman nabi yang tidak memeluk Islam.

7. Al Muqawwim

Al Muqawwim memiliki nama lain yakni Abdullah Al-Ka’bah. Tidak banyak yang mencatat tentang kehidupan Al Muqawwim sebab ia meninggal sebelum Islam datang dan Nabi Muhammad SAW mendapat gelar ke-nabi-annya.

8. Dhirar

Dhirar adalah paman Nabi Muhammad SAW yang tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Beliau wafat juga sebelum Islam datang.

9. Al Abbas

Al Abbas merupakan anak bungsu dari kakek Nabi Muhammad SAW. Abbas adalah salah satu orang yang senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari kaum Quraisy yang selalu ingin mencelakainya.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, saat terjadi Perang Badar, Abbas bin Abdul Muthalib menjadi tawanan perang. Abu al-Sair bin Ka’b bin Amr dari Bani Salamah merupakan orang yang berhasil menawan Abbas selama Perang Badar.

10. Qutsam

Walaupun ada pandangan yang menyatakan Abdul Muthalib tidak memiliki anak yang bernama Qutsam, terdapat sudut pandang lain yang menunjukkan kemungkinan bahwa Qutsam meninggal dunia pada usia dini.

Wallahu a’lam.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Keluarnya Unta Betina dari Batu yang Besar



Jakarta

Nabi Saleh AS adalah nabi yang diutus untuk kaum Tsamud. Ia termasuk ke dalam 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui dalam Islam.

Kaum Tsamud enggan beriman kepada Allah SWT. Mereka kerap kali menyembah berhala seperti kaum sebelumnya yang disebut bangsa Ad.

Dalam surah Al A’raf ayat 74, Allah SWT berfirman:


وَٱذْكُرُوٓا۟ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ ٱلْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَٱذْكُرُوٓا۟ ءَالَآءَ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Artinya: “Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 74)

Dikisahkan melalui buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karya Ridwan Abdullah Sani, tempat tinggal kaum Tsamud berada di antara Hijaz dan Syam. Dahulu, kawasan itu dikuasai oleh kaum Ad.

Kaum Tsamud memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Tanah mereka subur, binatang ternaknya gemuk-gemuk dan berkembang biak dengan baik.

Alih-alih bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, mereka justru ingkar. Dakwah Nabi Saleh AS tak pernah mereka percaya dan selalu ditepis.

Sampai akhirnya, kaum Tsamud menantang Nabi Saleh AS menunjukkan mukjizatnya. Mereka meminta Saleh AS mengeluarkan unta dari batu yang sangat besar.

Apabila Nabi Saleh AS dapat melakukan hal tersebut, kaum Tsamud berjanji akan beriman kepada Allah SWT. Benar saja, atas kuasa Sang Khalik, Saleh AS mampu mengeluarkan unta betina dari batu yang besar.

Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 64,

وَيٰقَوْمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيْب٦٤

Artinya: “Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Oleh karena itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kamu memperlakukannya dengan buruk yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.”

Lagi-lagi, kaum Tsamud ingkar terhadap apa yang mereka janjikan sebelumnya. Mereka tetap tidak percaya dan membunuh unta tersebut.

Tindakan kaum Tsamud mengundang turunnya azab Allah SWT. Nabi Saleh AS lantas memperingatkan mereka akan azab yang datang dalam kurun waktu tiga hari. Sayangnya, mereka enggan percaya.

Menukil buku Kisah para Nabi oleh Ibnu Katsir, azab kepada kaum Tsamud dimulai ketika Allah SWT memerintahkan para malaikat melemparkan bebatuan kepada sejumlah orang yang berniat untuk membunuh Nabi Saleh AS.

Pada Jumat pagi, seluruh wajah kaum Tsamud mendadak berubah menjadi merah. Ketika sore hari mereka lalu berkata, “Sudah dua hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”

Kemudian, di hari selanjutnya maka seluruh wajah kaum Tsamud berubah menjadi hitam. Sorenya, mereka berkata, “Sepertinya waktu yang ditentukan sudah tiba.”

Atas kuasa Allah SWT, ketika matahari telah terbit muncul suara yang sangat keras dari atas hingga memecahkan jantung kaum Tsamud. Dari bawah mereka, bumi berguncang tak karuan. Tak lama setelahnya, satu persatu penduduk kaum Tsamud meninggal dunia.

Naudzubillah min dzalik.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Julaibib RA, Sahabat Nabi yang Buruk Rupa tapi Dirindukan Bidadari Surga



Jakarta

Sahabat nabi yang buruk rupa tapi dirindukan bidadari surga bernama Julaibib RA. Apa yang sudah ia lakukan hingga mendapat nikmat seperti ini?

Dikisahkan dalam buku Cahaya Abadi Muhammad SAW 2 karya M. Fethullah Gulen, dahulu terdapat seorang sahabat Rasulullah SAW yang gemar menghampiri para gadis dan menggoda mereka.

Sebagaimana remaja pada umumnya, pemuda ini sering mendatangi kaum wanita untuk sekedar lewat atau bahkan membercandainya.


Bahkan sahabat Rasulullah SAW lainnya, yakni Abu Barzah Al-Aslami RA berkata kepada istrinya untuk jangan sampai Julaibib RA datang menemuinya, kecuali ia ingin suatu hal buruk terjadi.

Hingga suatu saat Nabi Muhammad SAW pun mengetahui permasalahan ini. Akhirnya beliau memanggil Julaibib RA ke hadapannya. Beliau menjelaskan tentang perbuatannya itu sebenarnya dilarang dalam agama hingga akhirnya Julaibib RA bertekad untuk menjauhi segala bentuk perzinaan.

Pendiriannya ini terus Julaibib RA pegang sampai masa di mana ia harus menikah. Saat itu, ia bingung untuk mencari pendamping hidup, sebab ia menyadari wajahnya yang buruk rupa dan hartanya yang tidak banyak.

Kisah Julaibib Dirindukan Bidadari Surga

Muhammaf Nasrulloh dalam buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi mengisahkan bahwa saat Julaibib RA tidak segera menikah, Rasulullah SAW menghampirinya dan bertanya kepadanya, “Wahai Julaibib, kenapa kamu tidak menikah?”

Tentu saja Julaibib RA ingin menikah. Namun, ia menyadari bahwa ia adalah pemuda yang buruk rupa, tidak bernasab baik, dan sedikit hartanya. Sehingga ia tidak tahu bagaimana cara untuk mendapat istri.

Julaibib RA kemudian menjawab, “Siapa perempuan yang mau menikah denganku wahai Rasul?”

Rasulullah SAW berkata, “Aku yang akan mencarikannya untukmu.”

“Kalau begitu engkau akan tahu bahwa aku tidak akan laku,” ujar Julaibib RA.

Mendengar hal ini, Rasulullah SAW membesarkan hatinya dengan berkata, “Namun engkau sangat berharga di mata Allah SWT.”

Dengan kedermawanan Rasulullah SAW, akhirnya Julaibib RA dipertemukan dengan seorang gadis Anshar yang salihah dan baik akhlaknya.

Awalnya keluarga gadis tersebut sangat senang mendengar permintaan dari Rasulullah SAW ini. Tanpa ragu-ragu mereka pasti akan menerima tawaran pernikahan beliau itu.

Namun, ketika Rasulullah SAW mengatakan bahwa yang akan menikah dengan putri mereka adalah Julaibib RA, ibu gadis itu menolaknya. Dirinya tidak rela jika putrinya harus menikah dengan Julaibib RA.

Sebelum penolakan itu sampai ke telinga Rasulullah SAW, wanita salihah dan berakhlak baik itu menerima dengan ikhlas segala kekurangan Julaibib RA karena perintah Nabi Muhammad SAW pasti adalah kebaikan.

Akhirnya, kedua orang tua sang gadis setuju dan menikahkan putrinya dengan Julaibib RA. Dalam buku Mendidik Anak Perempuan karya Abdul Mun’im Ibrahim dikatakan, orang tua gadis itu berkata, “Kami serahkan urusan gadis kami ini kepadamu, wahai Rasulullah.” Artinya, mereka mempercayai Rasulullah SAW atas kebaikan putri yang mereka cintai.

Tak lama setelah pernikahan Sang Buruk Rupa dengan gadis salihah itu, Rasulullah SAW memerintahkan sahabat dan mujahidin untuk pergi berperang melawan musuh Islam. Julaibib RA pun ikut serta dalam jihad ini.

Peperangan akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Begitu perang usai, Rasulullah SAW merasa kehilangan seseorang dari kalangan sahabatnya. Beliau lalu bertanya, “Apakah di antara kalian ada yang terbunuh?”

Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan.”

Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah di antara kalian ada yang terbunuh?”

Mereka menjawab lagi, “Tidak ada lagi wahai Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Akan tetapi sepertinya aku kehilangan Julaibib.”

Rasulullah SAW memerintahkan sahabat untuk mencari Julaibib RA. Mereka pun menemukannya tergeletak di antara tujuh orang musuh yang berhasil Julaibib RA bunuh sebelum mereka membunuhnya.

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Julaibib telah berhasil membunuh tujuh orang musuh, sebelum akhirnya mereka berhasil membunuhnya, ia adalah bagian dariku dan diriku adalah bagian darinya.” Beliau mengulang ucapan ini sebanyak tiga kali.

Julaibib RA pun berakhir meninggal sebagai syuhada. Sehingga mayatnya tidak dimandikan namun langsung dikuburkan. Sebab, sudah ada bidadari surga yang menunggu di sana untuk memandikannya.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Seorang Ahli Ibadah yang Terhalang Masuk Surga karena Perkara Kecil



Jakarta

Seorang ahli ibadah dikisahkan terhalang masuk surga karena perkara kecil di mata manusia. Perkara ini bahkan mengalahkan ibadah yang telah dikerjakan selama 70 tahun.

Kisah ini diceritakan seorang tabi’in yang bernama Wahab bin Munabbih seperti dinukil Ahmad Izzan dalam bukunya, Laa Taghtarr (Jangan Terbuai).

Diceritakan, ada seorang pemuda bertobat dari semua maksiat. Setelah itu, ia menjadi ahli ibadah dan menyembah Allah SWT selama 70 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, ia tidak pernah meninggalkan puasa, tidak tidur, tidak berteduh, dan tidak makan lemak.


Tatkala lelaki itu meninggal dunia, beberapa saudaranya bermimpi tentangnya. Saudaranya lantas bertanya tentang apa yang telah dilakukan Tuhan terhadapnya.

Laki-laki ahli ibadah itu meminta untuk dilakukan hisab. Kemudian, Allah SWT mengampuni semua dosanya kecuali satu dosa.

Ahli ibadah itu melanjutkan ceritanya, satu dosa itu membuatnya tertahan masuk surga. Dosa yang ia maksud adalah mengambil lidi untuk sebagai tusuk gigi tanpa seizin pemiliknya.

“Allah mengampuni semua dosaku, kecuali satu dosa, yaitu aku telah mengambil lidi yang kugunakan untuk menusuk gigiku tanpa seizin pemiliknya. Karena itu, di sini aku tertahan dari surga karenanya, hingga sekarang ini,” kata lelaki itu kepada saudaranya yang memimpikannya.

Kisah tentang orang yang bertobat lalu menjadi ahli ibadah namun amal ibadahnya sia-sia juga dialami oleh seorang juru timbang. Al-Harits al-Muhasibi menceritakan, ketika ahli ibadah itu meninggal dunia, beberapa sahabatnya bertemu dengannya lewat mimpi. Mereka menanyakan tentang apa yang telah Tuhan perbuat kepadanya.

Si Fulan itu menjawab, “Aku menghitung 15 qafis (jenis takaran) dari bermacam-macam biji-bijian.”

Lalu ditanya, “Mengapa demikian?”

Ia menjawab, “Aku tidak mempedulikan takaran yang kurang, karena bercampur debu. Tanah yang menggumpal di dasar takaran itu mengurangi setiap takaran sebanyak tanah yang menempel itu. Itu membuatku disiksa di kubur hingga suaraku terdengar oleh yang lain. Lalu aku ditolong oleh sebagian yang saleh.”

Bawa Amal Ibadah tapi Justru Jadi Orang Bangkrut di Hari Kiamat

Rasulullah SAW dalam salah satu hadits pernah menceritakan tentang umatnya yang bangkrut pada hari kiamat. Orang yang bangkrut ini bukanlah mereka yang tidak memiliki harta melainkan orang yang membawa amalan ibadahnya tapi mencela makanan, mendustakan orang lain, dan membunuh orang lain.

Hal tersebut dijelaskan Abdul Wahab Abdussalam Thawilah dalam Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam dan diterjemahkan oleh Subhanur. Ia menukil sebuah riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA yang mengatakannya dari Nabi SAW.

Rasulullah SAW bersabda,

“Tahukah siapa orang yang bangkrut?” Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya dirham dan barang dagangan.” Beliau bersabda, “Orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, zakat, sedangkan ia telah mencaci Fulan, mendustakan Fulan, memakan harta Fulan, membunuh Fulan, dan memukul Fulan sehingga (kesalahannya) ini diambil dari kebaikannya, doa ini diambil dari kebaikannya sehingga setelah kebaikannya habis sebelum diputuskan kepadanya, lalu keburukan mereka diambil dan ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim dan At-Tirmidzi)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Unta Nabi Saleh dan Ingkarnya Kaum Tsamud


Jakarta

Ada banyak kisah dari para nabi terdahulu yang mengandung pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Salah satunya kisah unta Nabi Saleh AS.

Nabi Saleh AS adalah satu dari 25 nabi utusan Allah SWT yang wajib diketahui umat Islam. Allah SWT mengutus Nabi Saleh AS pada kaum yang ingkar.

Kisah Unta Nabi Saleh

Dirangkum dari buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul karya Ahmad Fatih, Allah SWT telah mengutus Nabi Saleh AS untuk menyampaikan ajaran Islam kepada kaum Tsamud di Al Hijr. Kaum Tsamud merupakan kaum yang sombong dan merendahkan kaum lainnya karena mereka memiliki banyak keahlian.


Kaum Tsamud juga merupakan kaum yang sangat menyimpang dari ajaran tauhid. Oleh karena itu, diutuslah Nabi Saleh AS untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.

Setelah mengajak kaum Tsamud kembali ke jalan yang benar, hanya sedikit yang menerima ajaran Nabi Saleh AS. Sebagian besar dari mereka menolak dan menganggap bahwa ucapan Nabi Saleh AS sebagai omong kosong.

Atas penolakan dari kaum Tsamud tersebut, Nabi Saleh AS kemudian memohon mukjizat kepada Allah SWT agar kaum Tsamud percaya kepadanya. Allah SWT pun mengabulkannya.

Allah SWT memerintahkan Nabi Saleh AS untuk memukulkan tangannya ke sebuah batu di depannya. Kemudian seekor unta betina yang besar dan gemuk pun muncul.

Kaum Tsamud terpukau karena melihat peristiwa tersebut. Meski sebagian mengakui kenabiannya, masih banyak kaum Tsamud yang menganggap bahwa Nabi Saleh AS melakukan sihir untuk mengelabui mereka.

Nabi Saleh AS berpesan agar tidak mengganggu unta betina tersebut. Namun, beliau mengizinkan kaumnya bergantian memerah dan meminum susu unta betina tersebut.

Meski demikian, kaum Tsamud yang menentang Nabi Saleh AS merasa khawatir. Sebab, unta tersebut meminum banyak air di sumber air kaum Tsamud, hingga ternak mereka kekurangan air. Maka dari itulah, kaum Tsamud berencana membunuh unta betina itu.

Rencana tersebut dilancarkan di kemudian hari. Dua pemuda kaum Tsamud berhasil membunuh unta betina Nabi Saleh AS dengan memanah betis dan menikam perut unta dengan pedang.

Mendengar kabar untanya dibunuh, Nabi Saleh AS bersedih. Kemudian beliau mengatakan bahwa akan ada azab bagi kaum Tsamud yang tidak kembali ke jalan yang benar.

Terdapat beberapa tanda bahwa kaum Tsamud mendapatkan azab. Pada hari pertama, wajah kaum Tsamud berubah menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka berubah menjadi merah. Pada hari ketiga, wajah mereka berubah menjadi hitam. Pada hari keempat, azab Allah SWT pun turun.

Sebelum Allah SWT menurunkan azab kepada kaum Tsamud, Nabi Saleh AS beserta pengikutnya telah pergi meninggalkan daerah tersebut. Kaum Tsamud berencana membunuh Nabi Saleh AS karena mendengar ancaman azab dari Nabi Saleh AS.

Ketika mereka akan membunuh Nabi Saleh AS, petir dan gempa bumi yang sangat dahsyat pun tiba-tiba datang. Batu-batuan besar yang tidak diketahui dari mana juga datang menimpa kepala mereka.

Hikmah dari Kisah Unta dan Nabi Saleh

Dirangkum dari buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karya Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, salah satu hikmah yang dapat diambil dari kisah unta Nabi Saleh AS yaitu jika suatu kaum atau masyarakat melakukan dosa dan perbuatan mungkar, maka akan berakibat negatif dan menghancurkan masyarakat tersebut. Selain itu, setiap muslim juga harus berupaya untuk mencegah kemungkaran dengan sekuat mungkin.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kesedihan Mendalam Rasulullah dan Para Sahabat di Penghujung Ramadan


Jakarta

Datangnya Ramadan menjadi kabar gembira bagi umat Islam mengingat banyaknya keutamaan pada bulan tersebut. Sementara, berakhirnya Ramadan menyisakan kesedihan sebagaimana dialami Rasulullah SAW dan para sahabat.

Kisah kesedihan Rasulullah SAW dan para sahabat ini diceritakan dalam buku Kumpulan Khutbah Jumat karya Abdul Latif Wabula, Rasulullah SAW dan para sahabat merasa kesedihan yang mendalam setiap kali Ramadan hendak berakhir. Kesedihan tidak hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga langit, bumi, hingga malaikat.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiba akhir malam dari bulan Ramadan, menangislah langit, bumi dan malaikat karena musibah yang menimpa umat Muhammad SAW,”


Sahabat lalu bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadan, sebab pada bulan Ramadan doa dikabulkan dan sedekah diterima.” (Diriwayatkan Jabir)

Orang-orang saleh terdahulu bahkan sampai menangis dan bersedih karena Ramadan akan segera pergi meninggalkan mereka.

Dijelaskan dalam buku Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun karya Muhammad Khatib, alasan kesedihan mereka yaitu dengan berakhirnya bulan Ramadan, berakhir pula semua keutamaannya.

Di bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu hingga ibadah terasa ringan, dan kaum muslimin berada di puncak kebaikan. Keutamaan-keutamaan tersebut tidak dapat dijumpai lagi di bulan lainnya.

Amalan di Penghujung Bulan Ramadan

Mengutip Syekh Zainudin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in, pada penghujung Ramadan atau lebih tepatnya 10 hari terakhir Ramadan, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan, sebagai berikut.

Memperbanyak Sedekah

Hal ini bisa dilakukan dengan mencukupi kebutuhan keluarga, berbuat baik kepada kerabat serta tetangga, juga menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa meski hanya segelas air.

Membaca Al-Qur’an

Waktu membaca Al-Qur’an yang lebih utama ialah akhir malam daripada awal malam. Hal ini sesuai dengan penjelasan Imam An-Nawawi. Membaca Al-Qur’an juga lebih utama dikerjakan di malam hari daripada siang hari karena membuat lebih fokus.

Iktikaf

Rasulullah SAW beritikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Rasulullah SAW selalu Iktikaf setiap bulan Ramadan selama 10 hari. Namun pada tahun dimana beliau wafat, beliau lktikaf selama 20 hari.” (HR Bukhari)

Menggencarkan Ibadah

Pada 10 hari terakhir Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk menggencarkan ibadah. Dikutip dari Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Rasulullah SAW menggiatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadan.

Diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki 10 hari terakhir, beliau menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat sarungnya. (HR Bukhari dan Muslim)

Bersungguh-sungguh Meraih Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan dan keutamaan. Rasulullah SAW bersabda untuk mencari Lailatul Qadar dalam 10 hari terakhir Ramadan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA,

Oleh karena itu, hendaknya umat Islam menggencarkan ibadah agar dapat menemui keutamaan malam Lailatul Qadar yang lebih baik daripada 1.000 bulan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com