Tag Archives: korea

Kim Jong Un Disebut Bakal Hukum Berat Wanita yang Lakukan Oplas Payudara


Jakarta

Tingginya minat implan payudara di Korea Utara membuat pemerintah bertindak tegas. Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan untuk menindak keras terhadap orang yang melakukan operasi pembesaran payudara.

Mereka yang melakukan operasi payudara akan menghadapi hukuman berat di kamp kerja paksa kediktatoran. Para petugas kesehatan juga dikerahkan untuk pemeriksaan fisik para perempuan yang dicurigai prosedur tersebut.

“Perempuan atau dokter swasta yang tertangkap dapat menghadapi hukuman pidana, termasuk dikirim ke kamp kerja paksa, atas tuduhan anti-sosialisme,” beber dari seorang sumber di Provinsi Hwanghae Utara, Korea Utara, dikutip dari NYPost.


Pemerintah Korea Utara mengklaim permintaan akan operasi payudara, operasi kelopak mata, dan tato alis belakangan ini meningkat. Permintaan itu datang dari perempuan berusia 20-an dan 30-an yang diklaim telah terjerumus ke dalam ideologi ‘borjuis’ atau gaya hidup menengah ke atas yang modern.

Pada pertengahan September 2025, seorang dokter diadili di depan umum bersama dua orang berusia 20-an tahun yang menjalani prosedur tersebut. Mereka berdiri dengan kepala tertunduk selama berjam-jam saat dikecam oleh jaksa.

“Perempuan yang hidup dalam sistem sosialis telah dirusak oleh adat istiadat ‘borjuis’ dan telah melakukan tindakan kapitalis yang busuk,” kata seorang jaksa yang tidak disebutkan namanya.

Jaksa mengungkapkan di persidangan bahwa kedua perempuan yang bertindak sebagai pasien tersebut sebenarnya telah menjalani pemeriksaan fisik oleh pejabat pemerintahan. Barang selundupan ilegal yang dipamerkan di persidangan termasuk silikon selundupan, peralatan medis, dan sejumlah uang yang disita oleh Biro Keamanan Provinsi Hwanghae Utara.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

Rizki Juniansyah Rebut 2 Emas Kejuaraan Dunia 2025


Jakarta

Prestasi mengagumkan diraih Rizki Juniansyah setelah merebut dua medali emas Kejuaraan Dunia 2025. Itu untuk angkatan clean and jerk dan total angkatan.

Tampil di Forde, Norwegia, Selasa (7/10/2025), Rizki bertanding di Grup A kelas 79kg. Ia bersaing dengan lifter-lifter dunia dari Korea Utara, Amerika Serikat, Mesir, China, Thailand, hingga Kazakstan.

Rizki tampil power dengan lebih dulu membukukan angkatan snatch 157kg pada percobaan pertama. Sayangnya, dua percobaan berikutnya 162 kg gagal dieksekusi dengan baik. Alhasil, peraih medali emas Olimpiade 2024 itu hanya mampu meraih medali perunggu.


Memasuki angkatan clean and jerk, Rizki membuat kagum dengan mengangkat 195kg pada percobaan pertama, dan dilanjutkan 204kg untuk percobaan kedua dan sukses.

Angkatan itu pun membawanya meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor clean and jerk untuk kali pertama di kelas 79kg. Sebab, masih kelas baru, International Weighlifting Federation (IWF) menerapkan standar rekor clean and jerk di angkatan tersebut 202kg.

Keberhasilan Rizki mengangkat angkatan snatch 157kg dan angkatan clean and jerk 204kg membuatnya kembali mendapat emas di total angkatan 361kg.

Sedangkan peraih medali perak direbut lifter Korea Utara Chong Song Ri yang mencetak angkatan total 360kg. Terdiri dari 163kg angkatan snatch sekaligus menjadi peringkat pertama dan 197kg angkatan clean and jerk.

Untuk medali perunggu diraih A. Elsayed dari Mesir yang membuat angkatan total 360kg. Rinciannya 162kg angkatan snatch dan 198kg angkatan clean and jerk.

Adapun wakil Indonesia lainnya, Rahmat Erwin Abdullah mengukir medali perak pada angkatan clean and jerk. Rahmat Erwin yang tampil di kategori B untuk kelas yang sama berhasil membukukan angkatan terbaik 203kg.

Dengan keberhasilan ini, Indonesia telah memboyong dua medali emas, satu medali perak, dan dua medali perunggu. Sebelumnya, Eko Yuli Irawan menjadi lifter pertama yang mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia di kelas 65kg.

(mcy/aff)



Sumber : sport.detik.com

5 Fakta Masjid Agung Sheikh Zayed yang Dikunjungi Aktor Korea So Ji Sub


Jakarta

Aktor Korea Selatan So Ji Sub baru-baru ini menarik perhatian publik setelah membagikan momen kunjungannya ke Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Masjid ikonik ini dikenal sebagai salah satu landmark religi paling megah di dunia serta memikat jutaan wisatawan setiap tahunnya.

Kunjungan So Ji Sub semakin menambah sorotan pada keindahan dan kemegahan masjid yang menjadi kebanggaan UEA tersebut. Simak fakta menarik mengenai Masjid Agung Sheikh Zayed berikut ini.


Fakta Menarik Masjid Agung Sheikh Zayed

Berikut adalah deretan fakta menarik tentang Masjid Agung Sheikh Zayed yang menjadi latar kunjungan aktor Korea So Ji Sub.

1. Salah Satu Masjid Terbesar di Dunia

Masjid Agung Sheikh Zayed menempati peringkat sebagai masjid terbesar ketiga di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Bangunan megah ini berdiri di lahan seluas 12 hektare dengan area masjid mencapai 22.412 meter persegi, setara hampir empat lapangan sepak bola.

Dikutip dari website Islamic Landmarks, kapasitasnya mampu menampung hingga 40.000 jamaah sekaligus. Karena ukurannya yang sangat besar, masjid ini dapat terlihat jelas dari tiga jembatan utama penghubung Kota Abu Dhabi, yaitu Jembatan Maqta, Mussafah, dan Sheikh Zayed.

2. Dibangun Selama 11 Tahun

Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed dimulai pada tahun 1996 dan rampung pada 2007. Prosesnya memakan waktu lebih dari 11 tahun untuk mewujudkan mahakarya arsitektur ini.

Proyek besar ini melibatkan ribuan pengrajin dan seniman terampil dari berbagai negara. Setiap detailnya dikerjakan dengan presisi tinggi untuk menciptakan masjid megah yang memadukan seni, budaya, dan teknologi modern.

3. Arsitektur dan Interior yang Megah

Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki 82 kubah dengan berbagai ukuran, termasuk kubah utama yang menjadi salah satu kubah masjid terbesar di dunia. Setiap kubah dihiasi dengan desain dan pola yang rumit, menambah keindahan sekaligus mempertegas kemegahan arsitektur masjid ini.

Di dalam Masjid Agung Sheikh Zayed terdapat karpet raksasa yang diakui sebagai karpet terbesar di dunia, hasil rancangan seniman asal Iran, Ali Khaliqi. Karpet tersebut berukuran 5.625 meter persegi dengan bobot mencapai 35 ton, sebagian besar dibuat dari wol berkualitas tinggi yang diimpor dari Selandia Baru dan Iran.

Masjid ini juga dihiasi tujuh lampu gantung megah yang terbuat dari jutaan kristal Swarovski. Salah satunya bahkan tercatat sebagai lampu gantung terbesar ketiga di dunia, memiliki diameter 10 meter dan tinggi 15 meter.

4. Sistem Pencahayaan yang Unik

Selain memiliki desain yang memukau, Masjid Sheikh Zayed juga menerapkan teknik pencahayaan unik yang dirancang oleh firma arsitektur pencahayaan Speirs and Major Associates, sehingga dapat menampilkan keindahan proyeksi fase bulan.

Pada malam hari, pantulan tiang-tiang masjid terlihat jelas di kolam-kolam yang membentang di sepanjang arcade. Di ruang salat utama, kolom marmer bertatahkan mutiara semakin terlihat anggun berkat penataan cahaya yang tepat, sementara dinding kiblatnya dilengkapi pencahayaan serat optik yang halus, menciptakan suasana yang menenangkan.

5. Simbol Peradaban Islam

Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi memiliki arti penting karena menjadi tempat ibadah dan ketenangan batin bagi umat Islam. Bangunan ini menjadi simbol kuat dari nilai-nilai inti Islam, seperti persatuan, perdamaian, dan kasih sayang, yang tercermin dalam arsitektur dan desainnya.

Selain itu, masjid ini berperan sebagai wadah untuk mendorong dialog lintas agama dan pemahaman antarumat beragama. Dengan kebijakan pintu terbuka, masjid ini menyambut pengunjung dari berbagai latar belakang dan keyakinan untuk mengenal Islam serta membangun jembatan saling menghormati.

Masjid ini juga menjadi pusat pertukaran budaya yang menampilkan keindahan seni, kaligrafi, dan budaya Islam. Pengunjung dapat mengagumi detail arsitektur yang rumit, kaligrafi yang indah, serta karya seni memukau yang menghiasi setiap sudut masjid.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Indonesia-Korea Perkuat Kolaborasi di Sektor Halal Internasional



Jakarta

Indonesia terus memperkuat peran di pasar halal global. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI menegaskan arah kerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan industri halal, usai forum internasional di Seoul beberapa waktu lalu.

Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan menyebut sinergi halal Indonesia-Korea bukan hanya sebatas perdagangan, tetapi juga pembangunan ekosistem halal modern yang inklusif.

“Kerja sama halal Indonesia-Korea bukan hanya soal perdagangan, tapi juga membangun kepercayaan dan membuka jalan bagi generasi mendatang untuk hidup dalam ekosistem halal yang modern dan inklusif,” ujar Haikal dalam keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).


Hal tersebut ia sampaikan dalam The International Halal Seminar 2025 sekaligus perayaan 70 tahun Korea Muslim Federation (KMF) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (13/8) lalu.

Dalam forum tersebut, Haikal memaparkan perkembangan kebijakan halal Indonesia sekaligus peluang kolaborasi dengan Korea. Menurutnya, kerja sama kedua negara perlu difokuskan pada penguatan industri halal, perdagangan yang saling menguntungkan, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Seminar Halal Internasional dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Presiden KMF Hussein Kim Dong Eok, Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan, Sekretaris Jenderal OIC/SMIIC (Turki) Ihsan Ovut, Deputy Director JAKIM Malaysia Mohamad Kori Bin Jusoh, Halal Science Center Chulalongkorn University Thailand Winai Dahlan, serta peneliti dari Korea Food Research Institute Lee Hyun Sungg. Selain itu, hadir pula perwakilan pemerintah Korea, akademisi, dan pelaku industri halal dari berbagai negara.

Selain seminar, Haikal juga menghadiri peringatan 70 tahun KMF yang turut dihadiri tokoh internasional seperti Undersecretary of the Ministry of Islamic Affairs Da’wah and Guidance, Kingdom of Saudi Arabia Osama bin Ahmad Al-Jaffal, Sekretaris Jenderal WAMY Saleh I Babar, Deputy Director-General for African and Middle Eastern Affairs Korea MOFA Cho Sujin, serta CEO Samyang Foods Inc Kim Dong Chan.

(akn/ega)



Sumber : www.detik.com

Berebut Cinta Tuhan Modalnya Ringan Jaga Ujaran!



Jakarta

Purti mahkota ‘kerajaan’ Samsung Lee Boo Jin menikah. Mempelai laki Im Woo Jae dari kalangan bawah jika dibandingkan Lee Boo Jin. Bagaimana tidak. Im Woo Jae bukan keluarga pengusaha. Apalagi termasuk keluarga konglomerat papan atasnya atas. Kuliah saja tidak. Apalagi bisa sampai berpengalaman mencicipi kampus di universitas Paman Sam.

Im Woo Jae hanyalah mantan karyawan perusahaan. Tepatnya mantan pengawal Lee Boo Jin.

Wajah bukan termasuk sangat tampan, sugih tidak, tak ada trah keturunan keluarga terpandang. Bukan anak kuliahan sehingga pasti bukan golongan lulusan universitas kenamaan. Tapi kok bisa dicintai putri konglomerat paling disegani di seluruh negeri Korea, Lee Boo Jin. Apa istimewanya?


Boleh jadi semua orang terheran-heran karena sulit dinalar. Apalagi yang sudah lama mengincar bisa menikahi Lee Boo Jin. Penasaran tak tertahankan. Untung saja tak banyak praktek paranormal yang menyarankan upaya sampingan.

Sebenarnya apa untungnya bersandingkan Lee Boo Jin. Eh tunggu dulu. Itu bisa membuat siapa pun berkesempatan menikmati banyak keistimewaan. Dia bisa mendapatkan ‘sandang-pangan-papan’ gratisan. Tidak butuh sediakan belanja bulanan. Duit tinggal terima seberapa pun dibutuhkan. Kemana saja pergi dikawal bodyguard berpengalaman. Beberapa pelayan siap standby di rumah. Pagi, siang, sore, malam, 24 jam siap mengabulkan keperluan apa pun. Sopir pribadi dan bermacam merk kendaraan mewah, sangat menarik perhatian. Belanja berapa pun, saldo ATM pasti tak pernah kehabisan.

Di mana-mana orang hormat, paling tidak karena Im Woo Jae masuk golongan hartawan jutawan yang berkelimpahan uang. Serasa kebutuhan apa pun bisa dikata tinggal bilang.

Sayangnya Im Woo Jae yang ‘kejatuhan bintang’. Belum mudah mengadaptasikan tindakan sesuai yang diinginkan keluarga Lee Boo Jin. Akhirnya Im Woo Jae mundur. Dari keluarga kerajaan Samsung.
Andai saja setiap orang bisa beruntung. Apalagi bisa lebih beruntung dari Im Woo Jae. Alangkah istimewanya?

Siapakah di antara sidang pembaca yang berminat. Atau mengira kuat tidak mungkin bisa dapat?

Benar, karena pasti sulit kejadian itu berulang. Walau ditunggu bertahun bahkan sampai beberapa abad mendatang.

Tapi siapa bilang. Mari kita coba membuka peluang yang lebih besar. Apa itu?

Berebut cinta Tuhan!

Mengapa demikian? Bukankah dengan dicintai Tuhan, harapan mendapatkan keistimewaan pasti didapat. Bahkan bisa memperoleh keistimewaan yang tidak hanya seperti pada Im Woo Jae. Keistimewaan dicintai Tuhan tidak bisa dibandingkan. Selain itu, keistimewaan dari Tuhan bisa selama-lamanya. Sampai pun dunia ini berganti dengan alam yang berbeda. Ialah kistimewaan masuk surga.

Orang yang dicintai Tuhan dia memperoleh kekayaan sejati. Ialah kekayaan yang membawa kebahagiaan hakiki. Kaya sejati adalah kaya yang tidak memerlukan lagi. Artinya orang kaya sejati tidak butuh diberi. Tetapi ia sangat senang memberi. Memberi uang, harta, pertolongan, memberi maaf, ilmu, nasihat, mendoakan, dan memberi keteladanan baik. Sebagian makna kaya tak berkesudahan ada di artikel, “Ingin Kaya Selamanya, Bagaimana Caranya?”. Artikel itu dipublikasikan detikhikmah ini.

Kesempatan dicintai Tuhan berlaku sepanjang waktu, di mana saja, kapan saja, siapa saja, tak pilih pandang. Tidak perlu memiliki banyak uang, tidak perlu lahir sebagai keturunan bangsawan, atau tidak harus memiliki segudang gelar. Tidak butuh tampan atau cantik. Tidak wajib tua dulu. Masih belia pun memiliki peluang yang seimbang.

Modalnya sangat ringan. Apa itu?

Hanya sekedar menjaga ujaran. Usahakan setiap ujaran tepat sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an. Hanya itu, cukup. Sungguh sangat ringan?

Modal ringan, menyenangkan dan membahagiakan. Betapa tidak. Siapa pun yang memiliki ujaran yang tepat pasti disayang banyak orang. Karena tepat bisa bermakna benar, baik, indah dan sesuai takaran. Hampir pasti orang demikian di mana-mana di seluruh dunia, dia akan disayang. Kecuali sebagian kecil orang. Bisa memusuhi karena hati dan matanya keliru memandang.

Pakar psikologi kenamaan salah satu universitas di negeri Paman Sam, Yale University. Menemukan bukti bahwa orang yang selalu berusaha berkata-kata yang bermakna baik akan mendapati wajah yang gloomy, aura positif, disenangi banyak orang. Secara medis itu sebagian tanda wajah yang segar, wajah simpatik, sehat dan menyenangkan. Berkata-kata yang baik, memelihara ujaran baik itu perintah Tuhan.

Al-Quran menasihatkan agar setiap orang yang beriman dan bertakwa kepadaNya agar selalu memproduksi kata-kata yang tepat. Benar, baik, indah, maslahat. Tepat; kadar, waktu, dosis, kepada siapa kata-kata itu ditujukan, tentang apa, dst. Tepat di segala unsurnya.

Jaminan Al-Qur’an, jika itu dilakukan orang-orang yang beriman dan bertakwa kepadaNya, maka pastilah perilakunya menjadi baik, dosa-dosanya diampuni Tuhan. Orang-orang yang demikian adalah orang yang dinilai taat kepada RasulNya, taat kepadaNya. Ialah orang yang dicintai Tuhan. Dia pasti memiliki keuntungan yang sangat-sangat besar.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang tepat, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” Al-Quran surat al-Ahzab (33), ayat 70-71.

Bila kita berkenan selalu menjaga ujaran. Memilih diam daripada berkomentar selain tepat. Semoga setiap kitalah yang sangat beruntung menjadi insan pilihan. Insan-insan yang dicintai Tuhan, Aamiin!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya

Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Mewujudkan Indonesia Emas Melalui Penguatan SDM



Jakarta

Pada Selasa 4 Februari lalu saya diminta menjadi salah satu pemateri acara Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama di Hotel Sultan, Jakarta. Acara ini digelar sebagai salah satu rangkaian peringatan 102 tahun lahirnya NU. Ratusan peserta nampak antusias bertahan menyimak pemaparan para pemateri hingga sore hari.

Mengawali pemaparan, kepada peserta Sarasehan saya mengatakan bahwa ketika berusia 100 tahun, Indonesia diproyeksikan mengalami masa keemasan. PDB saat itu diperkirakan mencapai USD 9100 miliar, dan PDB per kapita mencapai USD 30.000 per tahun atau naik sekitar enam kali lipat dibanding 2024. Dalam proyeksi seperti itu, Indonesia akan masuk ke dalam empat atau lima besar ekonomi dunia.

Tanda-tanda bahwa perekonomian Indonesia akan terus membesar sudah terlihat dari studi McKenzie global institute pada 2012 dan Price Waterhouse Cooper pada 2017. Dua lembaga internasional itu memperkirakan bahwa pada 2030 Indonesia akan masuk ke dalam tujuh atau lima besar dunia. Adanya usia produktif yang mendominasi struktur penduduk Indonesia dan transformasi masyarakat agraris ke masyarakat industri merupakan pendorong percepatan perekonomian Indonesia.


Meskipun demikian, proyeksi menuju Indonesia emas bukan berarti tanpa adanya prasyarat. Bonus demokrasi yang dimiliki Indonesia itu bisa berubah menjadi bencana demografi makakala Indonesia gagal mengelola potensi sumber daya manusia (SDM) produktif yang dimiliki. Karena itu, tidak ada cara lain bagi Indonesia untuk menjadikan SDM yang dimiliki itu sebagai salah satu key main drivers bagi pertumbuhan ekonomi, kecuali memiliki SDM yang berkualitas.

Upaya melakukan hal itu tentu tidak mudah. Bottom line kualitas SDM yang dimiliki Indonesia tidaklah baik baik amat. Paling tidak, hal ini terlihat dari data yang dilaporkan oleh dua pemeringkatan kualitas manusia dunia. Menurut Human Development Index (HDI) pada 2024, HDI Indonesia tercatat baru 0,713 atau di peringkat 112 dari 193 negara. Sementara itu, menurut Global Competitiveness Report 2024, angka global talent competitiveness index Indonesia baru 40,25 atau di peringkat 80 dari 134 negara yang diukur. Angka-angka itu jauh dari

Singapura di mana HDI-nya mencapai 0,949 atau peringkat 9 dunia, dan angka global talent competitiveness-nya mencapai 77,11 atau peringkat 2 dunia.
Index yang dikeluarkan oleh dua laporan itu berseiring dengan hasil pengujian terhadap siswa Indonesia berusia 15 tahun terhadap kemampuan mereka dalam reading, matematika dan sains, melalui PISA (programme for international student assessment). Di reading, nilai rata-rata siswa Indonesia dari 8 kali tes yang dilakukan baru 383,9. Di bidang matematika, nilai rata-rata dari 7 kali tes baru 375,4. Terakhir, di bidang sains, nilai rata-rata dari 6 kali tes, baru 390. Semetara itu, nilai rata-rata siswa di negara-negara maju di tiga bidang itu adalah 500.

Adanya SDM yang berkualitas, yang berperan sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi, tentu saja tidak mudah terjadi manakala angka-angka indeks HDI, global talent competitiveness, dan angka PISA masih seperti itu. SDM yang kreatif dan inovatif biasanya lahir dari orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi. Belum lagi soal soft skills, seperti kemampuan berkolaborasi dan bersinergi, juga sangat dibutuhkan.

Mau tidak mau, adanya rekayasa yang terukur, di bidang Pendidikan, Kesehatan, serta pemerataan pembangunan ekonomi menjadi suatu keniscayaan. Di bidang Pendidikan dasar dan menengah, meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, pembangunan karakter, serta dasar-dasar berfikir analitis dan kritis, menjadi kebutuhan untuk diperkuat di dalam kurikulum. Untuk pendikan tinggi, adanya kemampauan spesialisasi, berpikir analitis dan kritis, serta adaptif, menjadi suatu kebutuhan. Tetapi, kemampuan di bidang pendidikan ini juga membutuhkan adanya kondisi kesehatan yang bagus dan adanya standar hidup yang memadai.

Dari pentingnya rekayasa yang terukut di bidang-bidang itu, secara khusus saya ingin menyoroti bagaimana pentingnya rekasa di bidang pendidikan tinggi. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan, beragam inovasi dan tata kelola untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, sebagian besar dilakukan oleh tenaga-tenaga handal lulusan perguruan tinggi. Ketika Indonesia hendak mengikuti cara serupa, mau tidak mau, adanya lulusan pergutuan tinggu handal, sangat dibutuhkan.

Collaborative Flexible Specialization

Di dalam beberapa dekade belakangan jumlah lembaga pendidikan tinggi di Indonesia meningkat tajam. Demikian juga anak-anak muda yang melampai Pendidikan tinggi juga terus naik. Tetapi, output dan outcome yang dihasilkan masih jauh dari harapan. Ada gap yang jauh antara kualitas lulusan yang dihasilkan dan yang diharapkan oleh pasar dan masyarakat.
Adanya deindustrialisasi yang melanda Indonesia dalam beberapa dekade belakangan, bisa jadi karena kurang tepatnya kebijakan-kebijakan industri pemerintah, infrastruktur yang kurang memadai, tetapi juga karena tingkat produktivitas angkatan kerja Indonesia, termasuk lulusan perguruan tinggi, kalah jauh dari negara-negara yang konsisten melakukan industrialisasi seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan, serta belakangan Vietnam dan beberapa negara lainnya.

Pemerintah, khususnya kementerian yang terkait dengan pendidikan, memang telah berupaya membuat kebijakan-kebijakan untuk mempertipis gap antara lembaga pendidikan tinggi dan dunia pasar. Yang terakhir adalah adanya kurikulum Kampus Merdeka, yang telah diperkenalkan di dalam kabinet lalu.

Tetapi, kurikulum itu masih dalam bentuk eksperimen dan belum membawa hasil yang kelihatan. Kurikulum Kampus Merdeka memang telah memungkinkan terbangunnya fleksibilitas di dalam pembelajaran. Tetapi, kurikulum itu belum mampu menghasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya dan diterima oleh pasar. Dalam taraf tertentu, kurikulum itu lebih mementingkan fleksibelitas tetapi mengabaikan core competence bidang masing-masing.

Untuk itu, saya mengusulkan adanya desain kurikulum yang memungkinkan adanya para lulusan yang kompeten di bidang masing-masing tetapi para lulusan juga masih memiliki fleksibelitas di dalam mengembangkan karier dan memiliki kompetensi di dalam membangun sinergi dan kolaborasi. Kurikulum demikian, memungkinkan adanya apa yang saya sebut sebagai collaborative flexible specialization.

Di dalam kurikulum seperti itu, mahasiswa selain dibekali core competence masing-masing, memiliki pengetahuan dan skills yang handal, juga dimungkinkan mengembangkan kompetensi tambahan atau studi minor. Misalnya, mahasiswa psikologi bisa mengambil sistem informasi sebagai minor. Mahasiswa juga sejak awal didesain untuk bekerja sama lintas program studi, termasuk menyelesaikan tugas akhir bersama-sama. Desain demikian, plus tambahan adanya kesempatan magang di dunia industri, membuat para lulusan lebih siap di dunia industri, termasuk di dalam mengembangkan kariernya.

Selain itu, perlu juga didesain adanya perguruan tinggi yang berfungsi sebagai center of excellence, sebagai pusat riset dan inovasi, serta pusat pengembangan talent, yang merupakan produk kerja bersama dengan dunia industri dan komunitas. Kolaborasi ini bukan hanya terkait pembiayaan, melainkan juga terkait agenda-agenda penting bersama ke depan.

Memang, rasanya terlalu berat kalau pengembangan SDM itu hanya diletakkan di bahu pemerintah. Kerja bersama antara pemerintah, pasar (swasta), dan komunitas-komunitas sangat penting untuk menghasilkan SDM yang siap sebagai motor bergeraknya Indonesia emas di masa mendatang. Semoga.

Kacung Marijan
Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com