Tag Archives: koroner

Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah, Cek Sekarang


Jakarta

Banyak orang yang mungkin tidak tahu kalau golongan darah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi medis tertentu. Golongan darah mengkategorikan darah berdasarkan kandungannya, termasuk faktor Rhesus atau Rh dan antigen.

Golongan darah seseorang diturunkan secara genetik dari orang tua. Hal ini menghasilkan kombinasi yang berbeda, dan belum tentu memiliki golongan darah yang sama persis dengan orang tua.

Sistem golongan darah ABO mencakup empat golongan darah yang berbeda. Setiap golongan darah penting karena orang-orang dari setiap golongan darah dapat mengalami keadaan darurat medis di beberapa titik.


Dikutip dari MedicineNet, golongan darah bergantung pada antibodi dan antigen dalam darah. Antigen adalah kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah merah.

Lantas, kondisi kesehatan apa yang terkait dengan masing-masing golongan darah?

1. Kehilangan Memori dan Fungsi Otak

Fungsi otak berhubungan dengan gen ABO. Jika memiliki golongan darah A, B, atau AB, orang itu 82 persen lebih mungkin mengalami masalah memori dan kognisi.

Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan demensia dan terkait dengan stroke. Salah satu kemungkinannya adalah golongan darah dapat menyebabkan masalah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Semua ini dapat menyebabkan masalah kognitif.

2. Penyakit Jantung dan Serangan Jantung

Darah dipompa melalui jantung, jadi ada hubungan antara jantung dan golongan darah. Golongan darah dapat membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan serangan jantung.

Jika bukan golongan darah O, gen ABO dapat membuat seseorang berisiko terkena masalah jantung. Hal ini terutama berlaku jika tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner pada golongan darah A, B, dan AB.

3. Kanker

Banyak faktor yang berkaitan dengan risiko kanker yang tinggi. Tetapi, jika bergolongan darah A, lebih berisiko tinggi terkena kanker lambung.

Gen ABO telah dikaitkan dengan kanker lain, seperti kanker payudara, prostat, hati, kolorektal, paru-paru, dan serviks. Hubungan ini telah ada selama lebih dari 60 tahun, dan belum ada penjelasan mengapa gen tersebut berperilaku seperti ini.

Lantas, golongan darah apa yang paling sehat?

Golongan darah adalah salah satu dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko keseluruhan seseorang terhadap penyakit medis tertentu. Meski tidak ada yang pasti, golongan darah dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi medis tertentu.

Pada intinya, tidak ada golongan darah yang benar-benar ‘paling sehat’, karena masing-masing memiliki profil kesehatan yang unik dengan beberapa kelebihan dan kekurangan. Orang dengan golongan darah O memang memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan kanker tertentu, seperti kanker lambung hingga demensia.

Tetapi, orang dengan golongan darah O lebih rentan terhadap pembekuan darah dan tukak lambung. Maka dari itu, semuanya kembali bagaimana seseorang melindungi diri dari penyakit dan menerapkan pola hidup yang sehat.

Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah, ikan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima, begitu pula dengan aktivitas fisik yang teratur.

Tidak merokok dan membatasi konsumsi alkohol juga berkontribusi pada gaya hidup sehat.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke


Jakarta

Penyakit jantung dan stroke adalah dua penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Meski sering dianggap ‘penyakit orang tua’, nyatanya kedua masalah kardiovaskular ini semakin banyak dialami anak muda.

Ahli jantung dari Imperial College London Profesor Rasha Al-Lamee mengungkapkan ada beberapa gejala harian yang bisa menjadi ‘tanda peringatan’ untuk masalah jantung. Paling umum adalah sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada yang pergi tanpa sebab jelas, serta rasa lelah tak biasa.

Khusus pada wanita, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul seperti mual, gangguan pencernaan, pusing, nyeri perut bagian atas, atau pingsan.


“Separuh pasien yang datang dengan serangan jantung tidak memiliki gejala yang jelas, tetapi hampir semuanya memiliki faktor risiko yang sebelumnya tidak terdiagnosis. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin tekanan darah, kolesterol, dan diabetes sangat penting, serta penggunaan obat pencegahan bila diperlukan dapat menyelamatkan nyawa,” ucap Rasha dikutip dari Daily Mail, Jumat (3/10/2025).

Gejala Lain yang Dapat Muncul

Ada beberapa tanda lain yang mungkin kelihatannya tak ada hubungannya, tapi rupanya memiliki koneksi tidak langsung dengan penyakit jantung dan stroke. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Gusi Berdarah

Masalah gusi berdarah rupanya dapat menjadi tanda adanya masalah kardiovaskular. Sebuah studi yang didanai British Heart Foundation menemukan pengidap penyakit gusi 69 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Riset lain menunjukkan mengobati penyakit gusi dapat memperbaiki fungsi arteri dan mengurangi peradangan di seluruh tubuh.

Ilmuwan yakin ini berkaitan dengan mikrobioma mulut yang ketika keseimbangannya terganggu, bakteri berbahaya berkembang, lalu memicu penyakit gusi sekaligus masalah kesehatan lain. Bakteri ini akhirnya bisa masuk ke aliran darah dan memicu peradangan lebih luas.

Seiring waktu, proses ini mempercepat penumpukan di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kami percaya sebagian kaitan antara penyakit gusi dan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan oleh peradangan akibat bakteri di mulut,” kata Rasha.

“Namun, belum ada hubungan sebab-akibat yang pasti, dan penting diketahui bahwa orang dengan penyakit gusi sering juga memiliki penyakit lain dan kondisi kesehatan buruk yang membuat mereka berisiko terkena penyakit kardiovaskular,” sambungnya.

2. Disfungsi Ereksi

Arteri kecil yang menyuplai darah ke penis bisa tersumbat dan menyempit bertahun-tahun sebelum pembuluh besar di sekitar jantung menunjukkan tanda masalah. Akibatnya, pria dengan disfungsi ereksi jauh lebih mungkin mengalami gangguan kardiovaskular serius.

Sebuah tinjauan besar terhadap puluhan studi, diterbitkan tahun 2020 di British Journal of Urology, menganalisis data dari ratusan ribu pria dan menemukan bahwa mereka yang mengalami disfungsi ereksi jauh lebih mungkin terkena penyakit jantung.

“Karena arteri di penis lebih kecil daripada di tempat lain, penyumbatan yang menyebabkan disfungsi ereksi bisa menjadi tanda awal aterosklerosis atau penumpukan lemak di arteri, yang juga berkembang di bagian tubuh lain,” sambungnya.

3. Tidur Ngorok

Tidur sambil ngorok seringkali dikaitkan dengan kondisi obstructive sleep apnoea (OSA), sebuah gangguan umum ketika dinding tenggorokan mengendur dan menutup dalam beberapa waktu ketika tidur, sehingga memicu henti napas singkat.

Tidak semua orang mengorok mengalami OSA, tapi keduanya saling terkait.. Sebuah tinjauan tahun 2022 terhadap lebih dari 150 ribu pasien menemukan orang yang tidur ngorok memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit arteri koroner dibanding yang tidak mendengkur.

“Walau mendengkur itu sendiri tidak secara langsung terkait dengan penyakit jantung, sleep apnoea iya. Ini karena hubungannya dengan obesitas dan kondisi metabolik lain, sehingga harus dianggap sebagai tanda peringatan bila Anda belum mengelola faktor risiko tersebut,” kata Rasha.

4 Jari-jari Mati Rasa hingga Kesemutan

Ketika suhu turun, pembuluh darah akan secara alami menyempit. Ini akan meningkatkan tekanan darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Untuk melindungi organ vital seperti otak, paru, dan ginjal, sirkulasi darah ke bagian tepi akan berkurang. Ini yang membuat tangan dan kaki tampak pucat, kebiruan, mati rasa, atau kesemutan.

Bagi kebanyakan orang ini respons normal, tapi jika jantung sedang bermasalah atau peredaran darah tidak baik, efeknya bisa lebih parah.

“Hal ini tidak serta-merta menandakan Anda berisiko penyakit jantung. Namun, bila digabung dengan faktor lain, ini bisa menjadi petunjuk tambahan,” tandas Rasha.

(avk/suc)



Sumber : health.detik.com

Kemenkes Beberkan Provinsi dengan Penyakit Jantung Terbanyak, Ini Daftarnya


Jakarta

Penyakit jantung masih menempati posisi teratas beban pembiayaan terbanyak BPJS Kesehatan, lebih dari 70 persen utilisasi atau penggunaan. Insiden kasus masalah jantung belakangan juga dilaporkan semakin muda. Bahkan sejumlah pasien usia 30-an sudah harus dipasang ring jantung.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kasus terbanyak penyakit jantung dengan prevalensi 1,67 persen berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI yang dirilis 2025. Disusul Papua Tengah dengan angka tak jauh berbeda di 1,65 persen dan DKI Jakarta 1,56 persen. Seluruhnya melampaui rata-rata nasional di 0,85 persen di semua usia.

Berikut 10 provinsi terbanyak penyakit jantung di Indonesia:


  • DI Yogyakarta: 1,67 persen
  • Papua Tengah: 1,65 persen
  • DKI Jakarta: 1,56 persen
  • Jawa Barat: 1,18 persen
  • Kalimantan Timur: 1,08 persen
  • Bali: 1 persen
  • Kalimantan Utara: 0,95 persen
  • Kepulauan Riau: 0,91 persen
  • Jawa Timur: 0,88 persen
  • Sumatera Barat: 0,87 persen

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi merinci sebagian besar atau hampir 50 persen kasus adalah penyakit jantung koroner. Penyebabnya merupakan faktor riwayat genetik, gaya hidup tidak sehat, hingga lingkungan.

Kematian akibat penyakit jantung juga relatif tinggi, lantaran pasien terlambat didiagnosis. dr Nadia berpesan agar masyarakat segera memanfaatkan cek kesehatan gratis.

Hal ini dikarenakan bisa melihat faktor risiko penyakit jantung dari kondisi tekanan darah, gula darah, hingga kolesterol. Ia juga mengingatkan tren secara global, dua di antara tiga orang yang memiliki masalah jantung berisiko meninggal dunia.

“Kasus penyakit jantung semakin muda, karena itu sebaiknya segera CKG untuk melihat faktor risikonya,” tutur dr Nadia kepada detikcom, Senin (6/10/2025).

Angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia tercatat lebih dari 200 ribu setiap tahun.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com