Tag Archives: madrasah pertama

Siapa Sahabat Rasulullah yang Rumahnya Jadi Pusat Dakwah?



Jakarta

Dakwah menjadi salah satu kunci penting dalam penyebaran Islam. Rasulullah SAW memiliki sejumlah sahabat yang berperan penting dalam berdakwah untuk menyebarkan ajaran Islam.

Para sahabat Rasulullah SAW dengan giat dan sabar dalam menghadapi berbagai rintangan. Bahkan salah satu sahabat Rasulullah menjadikan rumahnya sebagai pusat berdakwah.

Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang rumahnya dijadikan pusat berdakwah adalah Arqam bin Abi al-Arqam. Berikut kisahnya.


Arqam bin Abi al-Arqam, Sahabat yang Rumahnya Jadi Pusat Dakwah

Dirangkum dari buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur’an oleh Yoli Hemdi, Arqam bin Abi al-Arqam adalah sahabat ketujuh yang masuk Islam, namun namanya tidak setenar sahabat yang lain. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam.

Rumah Arqam bin Abi al-Arqam ini dijadikan sebagai pusat berdakwah Rasulullah SAW pada masa dakwah sirri atau sembunyi-sembunyi. Pusat dakwah ini disebut dengan Darul Arqam atau Dar al-Arqam.

Rumah Arqam yang terpencil di masa dakwah Islam ini berada di bagian bukit Safa. Sehingga aman dari kaum Quraisy karena mereka tidak mampu mendeteksinya.

Arqam berasal dari suku Makhzum yang merupakan musuh suku Hasyim (keluarga besar Rasulullah SAW) pada masa jahiliyah. Sehingga para penyembah berhala ini tidak mencurigainya.

Selain itu, Arqam juga masuk Islam di usia sekitar 16 tahun. Sehingga kaum Quraisy tidak curiga jika Rasulullah SAW berkumpul di rumahnya.

Sebelumnya, tempat ini disebut dengan Daar al-Arqam atau rumah al-Arqam. Kemudian disebut dengan Daar al-Islam atau Rumah Islam setelah Arqam memeluk Islam.

Tempat tini menjadi madrasah Islam yang pertama. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi pengajarnya adalah Rasulullah SAW. Selain sebagai tempat untuk belajar agama, strategi melebarkan dakwah Islam pun juga direncanakan.

Rasulullah SAW secara sengaja menyembunyikan madrasah ini dari orang-orang Quraisy. Sebab, hal ini merupakan strategi beliau karena pada saat itu jumlah umat Islam masih sangat sedikit dan belum kuat.

Golongan as-Sabiqun al-Awwalun (golongan pertama yang masuk Islam) secara berkala datang ke rumah Arqam. Mereka melaksanakan pengajian selama tiga tahun semenjak Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT.

Rasulullah SAW tetap mengajak kaum Quraisy kepada agama Islam. Namun belum terjadi kasus penghalangan karena kaum musyrikin Quraisy tersebut belum merasa mendapatkan ancaman. Sebab pada saat itu kaum muslim masih dipandang sebelah mata.

Rumah Arqam pernah gempar di masa Umar bin Khattab. Kaum Quraisy kemudian datang menggedor pintu dengan pedang terhunus, yang disambut Rasulullah SAW dengan menarik ikatan bajunya dengan tarikan keras.

Rasulullah SAW bersabda, “Apa yang menyebabkan engkau datang ke mari, hai anak Khattab? Demi Allah, aku melihat bahwa engkau tidak menghentikan tindakanmu selama ini, Allah akan menurunkan siksa kepadamu.”

Meski yang datang adalah jagoan dari kaum Quraisy, namun bentrokan tidak terjadi. Sebab Umar bin Khattab RA menjawab, “Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan apa saja yang engkau bawa dari Allah.”

Rumah Arqam mulai menarik perhatian dari pihak-pihak yang lain. Secara tiba-tiba rumah Arqam terlihat oleh beberapa kafir Quraisy yang hendak membuat onar.

Mereka mencaci maki dan hendak memerangi kaum muslim. Dengan sigap, Sa’ad bin Abi Waqqash memukul salah satu dari mereka sehingga darah pun tertumpah. Inilah darah pertama yang tertumpah dalam pergerakan Islam.

Meski Arqam tidak dikenal secara luas, namun diri dan rumahnya memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan dakwah di tengah keterbatasan.

Renovasi pada Darul Arqam

Merujuk pada buku Ensiklopedia Fiqih Haji & Umrah oleh Arifin, pada tahun 171 H dibangun sebuah masjid oleh Khaizuran, ibu Khalifah Bani Abbasiyah Harun Al-Rasyid. Kemudian pada tahun 1375 H, tempat itu dibongkar untuk perluasan Masjidil Haram.

Sekarang Darul Arqam sudah menyatu menjadi tempat Sa’i. Guna mengenang sejarah ini, salah satu pintu di Masjidil Haram diberi nama dengan pintu Darul Arqam.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam yang Rumahnya Jadi Madrasah Pertama Umat Islam



Jakarta

Ketika Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya di Makkah hanya segelintir orang yang bisa menerima pesannya. Merekalah yang disebut sahabat pertama Rasulullah SAW yang masuk Islam. Salah satunya adalah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam.

Mengutip buku Seri Ensiklopedia Anak Muslim 125 Sahabat Nabi Muhammad SAW karya Mahmudah Mastur diceritakan siapa sebenarnya Al-Arqam bin Abi al-Arqam.

Al-Arqam bin Abi Al-Arqam memiliki nama asli Abdu Manaf bin Asad bin Abdullah bin Amr bin Makhzum. Dia dikenal juga dengan nama Abu Abdillah. Ia juga termasuk Assabiqunal Awwalun atau para sahabat yang pertama masuk Islam.


Al-Arqam masuk Islam pada usia 16 tahun. Peran Al-Arqam di awal dakwah Islam terbilang penting, karena rumahnya yang terletak di Bukit Shafa dijadikan tempat dakwah secara sembunyi-sembunyi oleh Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW memilih rumah Al-Arqam sebagai tempat dakwah karena lokasinya yang terpencil sehingga aman dari gangguan kafir Quraisy. Maka rumahnya disebut sebagai madrasah pertama umat Islam.

Alasan lainnya karena Al-Arqam berasal dari suku Makhzum, suku yang dikenal sebagai musuh keluarga besar Nabi Muhammad SAW. Jadi, kafir Quraisy tidak akan berpikir bahwa rumah Al-Arqam menjadi tempat dakwah.

Selain itu, mengutip buku Negara Islam Modern: Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dipilihnya rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam sebagai madrasah pertama umat Islam adalah:

1. Karena Al-Arqam belum dikenal keislamannya, tidak seorang pun akan memikirkan kemungkinan Nabi Muhammad berkumpul di rumahnya.

2. Al-Arqam bin Abi Al-Arqam sebenarnya berasal dari suku Bani Makhzum, yang terkenal karena persaingan dan konflik perang dengan Bani Hasyim. Jika keislamannya Al-Arqam sudah diketahui, kemungkinan besar tidak akan dipikirkan bahwa pertemuan akan berlangsung di rumahnya, karena hal itu akan dianggap terjadi di tengah-tengah musuh.

3. Al-Arqam bin Al-Arqam adalah seorang yang masih muda ketika ia memeluk Islam, berusia hanya enam belas tahun. Ketika Quraisy merencanakan untuk menyelidiki perkembangan Islam, mereka tidak akan mengasumsikan bahwa mereka harus mencari di rumah-rumah para sahabat muda Nabi Muhammad. Sebaliknya, mereka akan lebih cenderung mencari di rumah-rumah para sahabat yang lebih terkemuka atau di tempat tinggal Nabi sendiri.

4. Mereka menganggap bahwa pertemuan biasanya diadakan di rumah salah satu anggota Bani Hasyim, di rumah Abu Bakar, atau tempat lain yang dikenal. Oleh karena itu, pilihan rumah yang dipilih sangat bijak dari segi keamanan. Tidak pernah terdengar bahwa orang-orang Quraisy menyerang tempat pertemuan ini atau mengetahui lokasinya.

5. Perhatikanlah bagaimana Nabi Muhammad secara cermat membangun sistem keamanan untuk menyebarkan dakwah Islam, dengan menempatkan para pengikutnya di tengah-tengah suku-suku, yang bertujuan untuk mengukuhkan ajaran Islam. Ketika Amr bin Ambasah memeluk Islam, Nabi Muhammad meminta dia untuk menyembunyikan keislamannya dan tetap bergabung dengan keluarganya.

Semasa hidupnya Al-Arqam senantiasa ikut berperang bersama Rasulullah SAW, seperti perang Badar, perang Uhud, dan perang besar lainnya. Al-Arqam pun wafat di tahun 55 Hijriah atau ketika usianya mencapai 80 tahun.

Melansir buku Quality Student of Muslim Achievement Kualitas Anak Didik dalam Islam yang ditulis Shabri Shaleh Anwar, Al-Arqam merupakan orang kesebelas yang memeluk Islam. Termasuk juga orang yang hijrah dari Makkah ke Habasyah.

Terdapat 40 orang dan salah satunya Umar bin Khattab yang terakhir belajar mengenai Agama Islam di rumah Al Arqam bin Abi Al-Arqam.

Itulah kisah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam pemuda berusia 16 tahun menjadi orang kesebelas yang masuk Islam dan menjadi golongan Assabiqunal Awwalun.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com