Tag Archives: majelis taklim

‘Masuk Surga Bayar Rp 1 Juta’, Umi Cinta Dipanggil MUI Hari Ini


Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi turun tangan menelusuri dugaan ajaran sesat yang dilakukan oleh seorang wanita berinisial PY yang disapa Umi Cinta di Kelurahan Cikamuning, Kecamatan Mustikajaya. Kegiatan pengajian Umi Cinta menjadi sorotan setelah beredar kabar iming-iming masuk surga dengan membayar infak sebesar Rp 1 juta.

Ketua MUI Kota Bekasi, Saifuddin Siroj, membenarkan pihaknya telah melakukan penyelidikan awal. Menurutnya, MUI menerima laporan dari warga yang merasa resah dengan kegiatan tersebut.

Pihaknya telah mengirimkan panggilan kepada Umi Cinta pada Rabu (13/8/2025), namun ia mangkir. Oleh karena itu, MUI menjadwalkan ulang pemanggilan pada hari ini, Kamis (14/8).


“Besok langsung ke yang bersangkutan (Umi Cinta). Baru saksi dari masyarakat setempat,” kata Saifuddin saat dihubungi, Rabu (13/8/2025), dikutip dari detikNews.

Kegiatan Pengajian Dilakukan Tertutup dan Belum Berizin

Saifuddin memaparkan, ada beberapa kejanggalan yang membuat warga resah. Pertama, pengajian digelar secara tertutup. Kedua, peserta laki-laki dan perempuan dicampur dalam satu forum.

Dan yang paling mengkhawatirkan, adanya dugaan iming-iming masuk surga dengan membayar infak Rp 1 juta.

“Lagi kita selidiki fakta-fakta yang muncul di lapangan. Terutama ada timbul keresahan dari masyarakat sekitar masalah pelaksanaan pengajian yang agak aneh menurut mereka,” ujar Saifuddin.

Selain itu, ia juga menyebutkan adanya laporan mengenai keberadaan hewan anjing di lokasi pengajian. Pihaknya akan meng-crosscheck semua informasi ini langsung di lapangan.

Kegiatan Umi Cinta sendiri, menurut warga, telah berlangsung selama beberapa tahun setiap akhir pekan dan memiliki puluhan pengikut. Namun, pengajian ini disebut-sebut belum mengantongi izin dari pihak RT dan RW setempat.

MUI Akan Tutup Jika Ada Penyimpangan

Saifuddin menegaskan, MUI akan mengambil tindakan tegas jika menemukan adanya ajaran yang melenceng dari pokok-pokok ajaran Islam. Ia tak segan merekomendasikan agar kegiatan tersebut ditutup.

“Selama proses itu, mereka harus nonaktif dulu pengajiannya. Tapi kalau sudah masuk kategori pelanggaran pokok-pokok ajaran Islam, langsung kita rekomendasi agar ditutup,” tegasnya.

Namun, jika tidak terbukti ada penyimpangan, MUI akan memberikan solusi agar kelompok pengajian ini mengurus izin pendirian majelis taklim terlebih dahulu. Selama proses perizinan, kegiatan pengajian tersebut harus dihentikan sementara.

Diketahui, keresahan warga ini terekam dalam sebuah video amatir yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga membubarkan kegiatan pengajian dan menyoraki para pengikut Umi Cinta yang keluar dari rumahnya.

Dugaan iming-iming masuk surga dengan bayaran infak Rp 1 juta ini mencuat setelah salah satu mantan pengikut Umi Cinta menceritakannya kepada warga.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Kafaratul Majelis, Dalil, Hikmah, dan Adab-adabnya


Jakarta

Doa kafaratul majelis adalah doa yang dibaca untuk menutup majelis. Doa ini memiliki kandungan yang agung sehingga bermanfaat besar jika dibaca setelah selesai bermajelis.

Simak bacaan doa kafaratul majelis berikut ini, dari tulisan Arab, latin, dan artinya, lengkap dengan dalil, hikmah membaca, serta adab-adab dalam bermajelis.

Bacaan Doa Kafaratul Majelis dan Artinya

Dikutip dari buku Doa Sehari-hari untuk Muslim Cilik (2018) yang disusun Wylvera W, berikut ini doa kafaratul majelis, mulai dari tulisan Arab, latin, dan artinya:


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Subhaanakallaahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illaa anta astaghfiruka waatuubu ilaik

Artinya:

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Dalil Membaca Doa Kafaratul Majelis

Membaca doa kafaratul majelis menjadi sunnah karena selalu dilakukan Rasulullah saat mengakhiri majelis. Hal ini seperti diriwayatkan para sahabat dan sejumlah hadits.

Dikutip dari buku 354 Sunnah Nabi Sehari-hari (2015) oleh Dr. Raghib As-Sirjani, diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang duduk pada sebuah tempat lalu dia tidak berzikir kepada Allah di situ maka hal itu akan menjadi tirah (penyesalan) baginya.

Barangsiapa yang berjalan pada sebuah jalan lalu dia tidak berzikir kepada Allah di situ maka hal itu akan menjadi tirah (penyesalan).

Barangsiapa yang beranjak menuju tempat tidurnya lalu dia tidak berdzikir kepada Allah maka hal itu akan menjadi penyesalan baginya.”

Riwayat selanjutnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

“Tidaklah satu kaum berdiri dari satu majlis dan mereka tidak berdzikir di dalamnya melainkan seperti bangkai keledai dan mereka akan menyesalinya.”

Dalam buku Doa-Doa Rasulullah SAW (2003) oleh Ibnu Taimiyah, disebutkan pula beberapa riwayat mengenai membaca doa kafaratul majelis. Dari Abu Hurairah RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa duduk di suatu majelis, kemudian di dalamnya banyak kegaduhan, lalu ia membaca doa berikut sebelum meninggalkan majelisnya: ‘Subhaanaka Allahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika’, niscaya akan diampuni apa-apa yang terjadi di majelis tersebut.” (At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan- shahih.”)

Abu Hurairah juga meriwayatkan, apabila Rasulullah meninggalkan majelis, maka beliau berdoa dengan doa kafaratul majelis.

Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah: “wahai Rasulullah, engkau telah mengatakan sebuah perkataan atau ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya,” Rasulullah bersabda, “itu merupakan penebus dosa dari apa yang telah kita lakukan dalam majelis.”

Hikmah Membaca Doa Kafaratul Majelis

Dari sejumlah dalil bermajelis, maka terdapat sejumlah hikmah dan fadhilah yang dapat diperoleh dari membaca doa kafaratul majelis tersebut:

  • Bentuk zikir kepada Allah, sehingga kita selalu mengingat Allah SWT kapan pun.
  • Menambal segala kekurangan yang disampaikan di majelis.
  • Penebus dosa selama berada di majelis.

Adab-adab Bermajelis

Dilansir dari buku Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (2021) oleh Prof. Dr. Ridhahani, M. Pd., ada enam adab dalam bermajelis yang dapat Anda terapkan, yakni sebagai berikut:

1. Bersalaman dengan orang yang ada di majelis

Sesuai HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lainnya, yang berbunyi: “Tidak ada dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali Allah mengampuni keduanya sebelum mereka berpisah.”

2. Duduk sejajar dengan jemaah lain, bukan di tengah-tengah

Dengan duduk sejajar dengan jemaah yang lain, maka hal tersebut lebih sopan, karena kita tidak membelakangi mereka. Jika kita duduk di tengah, maka kita akan membelakangi sebagian jemaah.

3. Tidak duduk di antara dua orang yang sudah duduk terlebih dahulu

“Tidak halal bagi seseorang memisahkan dua orang, kecuali atas izin keduanya.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud).

4. Jangan berbisik-bisik dengan orang ketiga tanpa melibatkan orang kedua

“Apabila kalian bertiga, janganlah dua orang di antara kalian berbisik-bisik tanpa mengajak orang yang ketiga. Karena hal itu akan membuatnya terluka” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

5. Berhak kembali ke tempat duduk semula sesaat setelah meninggalkan majelis

“Apabila salah seorang di antara kalian meninggalkan majelis, kemudian kembali lagi, ia berhak atas tempat duduk sebelumnya”.

6. Membaca doa kafaratul majelis

Terakhir adalah membaca doa kafaratul majelis sebagai penebus dosa dari apa yang telah kita lakukan dalam majelis.

Demikian tadi telah kita ketahui bacaan doa kafaratul majelis, lengkap dengan dalil, hikmah, dan adab-adab dalam bermajelis. Semoga bermanfaat.

(bai/inf)



Sumber : www.detik.com