Tag Archives: mata

Anak Shandy Sjariff Dioperasi 2 Kali karena Strabismus, Kondisi Apa Itu?


Jakarta

Artis Shandy Sjariff menceritakan anak keduanya, Mahamisha Putri, menjalani operasi dua kali akibat kondisi bawaan berupa strabismus pada mata. Kondisi ini membuat bola mata tidak sejajar dan mengarah pada objek sama pada waktu sama.

Sebelum memutuskan operasi, Shandy telah membawa anaknya ke beberapa dokter mata. Semua dokter memiliki pendapat sama bahwa Mahashima harus dioperasi.

Mahamisha sempat menjalani terapi dengan kaca prima selama setahun sebelum operasi. Namun, sayang kondisinya tidak segera membaik sehingga diputuskan untuk operasi.


Operasi pertama dilakukan pada Desember 2024. Lalu, sebulan setelah operasi, muncul komplikasi berupa kista di bola matanya. Operasi kedua baru saja dilaksanakan pada Oktober 2025.

“Di bola mata bekas operasi muncul seperti gelembung yang makin membesar. Setelah berkonsultasi dengan tiga dokter, diagnosanya sama, itu adalah kista,” ujar Sjariff program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Rabu (1/10/2025).

“Sesuatu yang sangat jarang terjadi, mungkin hanya 2 atau 3 dari 100 pasien yang mengalaminya. Akhirnya Mahamisha harus menjalani operasi kedua untuk mengatasi kista tersebut, baru kemarin operasi,” tandasnya.

Terlepas dari apa yang dialami oleh putri Shandy Sjariff, sebenarnya apa itu strabismus? Strabismus atau yang umum dikenal masyarakat sebagai mata juling, terjadi ketika kedua mata tidak sejajar satu sama lain.

Dikutip dari Cleveland Clinic, dalam kondisi normal, enam otot yang mengendalikan pergerakan mata bekerja bersama untuk menjaga kedua mata mengarah ke arah yang sama. Pada pengidap strabismus, otot-otot ini mengalami masalah dalam mengendalikan gerakan mata sehingga tidak bisa mempertahankan posisi mata yang normal.

Beberapa gejala strabismus meliputi penglihatan ganda, sakit kepala, sulit membaca, mata cepat lelah, memiringkan atau memutar kepala, hingga menutup satu mata saat melihat objek jauh.

Gejala-gejala tersebut umumnya terlihat pada anak sebelum usia 3 tahun. Jika strabismus tiba-tiba muncul pada anak yang lebih dewasa atau orang dewasa, ini bisa menjadi tanda gangguan neurologis serius.

Sebagian besar strabismus disebabkan oleh masalah kontrol neuromuskular, hubungan otak dan otot mata. Jarang strabismus disebabkan oleh otot mata ini sendiri.

Faktor keturunan juga berperan. Sebanyak 30 persen anak dengan strabismus memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Adapun berikut ini faktor risiko yang dapat memicu strabismus:

  • Gangguan refraksi yang tidak terkoreksi.
  • Penglihatan buruk pada salah satu mata.
  • Cerebral palsy.
  • Down syndrome (20-60 persen pengidap mengalami strabismus).
  • Hidrosefalus.
  • Tumor otak.
  • Stroke (penyebab utama pada dewasa).
  • Cedera kepala (merusak area otak, saraf, atau otot penggerak mata).
  • Gangguan saraf.
  • Penyakit Graves (kelebihan hormon tiroid).

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

Hukum Memejamkan Mata Saat Salat, Apakah Sah?


Jakarta

Kekhusyukan memang menjadi inti dari ibadah yang tulus. Hal ini menjadi bukti keikhlasan seorang hamba di hadapan Rabb-nya.

Untuk mencapai kekhusyukan tersebut, beberapa diantaranya ada yang memejamkan mata ketika salat. Namun, di sisi lain, tak jarang saat mata terpejam justru pikiran melayang ke mana-mana. Sehingga mengganggu fokus dan tujuan utama salat.

Lalu, bagaimana sebenarnya hukum memejamkan mata ketika salat dalam Islam? Bolehkah hal itu dilakukan?


Bolehkah Memejamkan Mata saat Salat?

Pendapat ulama mengenai hukum memejamkan mata saat salat ternyata beragam. Dalam kitab Fiqh As-Sunnah oleh Sayyid Sabiq (terjemahan Khairul Amru Harahap), disebutkan bahwa ada hadits yang menyatakan hukumnya makruh, namun hadits tersebut dinilai tidak shahih.

Sejalan dengan itu, buku Shalatlah Seperti Rasulullah karya KH Muhyiddin Abdusshomad menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memejamkan mata saat salat sepanjang hidupnya. Ini menunjukkan bahwa memejamkan mata bukanlah termasuk sunnah Rasulullah SAW.

Justru, ada larangan lain terkait pandangan saat salat. Nabi Muhammad SAW pernah melarang keras menghadapkan pandangan ke arah langit. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Mengapa orang-orang mengangkat pandangan mereka ke langit waktu mereka salat?” Beliau berkata dengan suara keras, “Hendaklah mereka benar-benar berhenti melakukan hal itu atau pandangan mereka akan dicabut selama-lamanya.” (HR Bukhari)

Ketika salat, seorang muslim idealnya mengarahkan pandangan ke tempat sujud dan tidak mengarahkan pandangan ke tempat lain seperti dinding atau benda-benda di depannya, karena hal ini dapat mengurangi kekhusyukan salat.

Kapan Memejamkan Mata Tidak Makruh?

Meski mayoritas pendapat menyatakan makruh, ada kondisi tertentu di mana memejamkan mata saat salat diperbolehkan. Ibnul Qayyim berpendapat bahwa jika seseorang terpaksa memejamkan mata karena adanya keperluan, seperti ada hiasan yang terlalu mencolok atau benda lain yang sangat mengganggu kekhusyukan salat, maka dalam kondisi tersebut menutup mata bukanlah hal yang makruh.

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Zadul Ma’ad (terjemahan Saefuddin Zuhri) menjelaskan lebih lanjut:

“Para ulama fiqih berbeda pendapat tentang itu apakah hukumnya makruh, atau boleh-boleh saja atau bahkan sunnah. Namun, pendapat yang paling dipertanggungjawabkan adalah jika membuka mata saat salat akan mengganggu kekhusyukan, maka memejamkan mata itu lebih utama. Dan bila ada hal yang dapat mengganggu kekhusyukan, seperti adanya benda-benda duniawi yang indah di arah kiblat, atau hal lain yang dapat mengusik jiwanya, maka secara pasti pada saat itu memejamkan mata tidak dimakruhkan.”

Jadi, intinya adalah pada kekhusyukan. Jika membuka mata justru mengganggu kekhusyukan karena adanya distraksi visual, maka memejamkan mata bisa menjadi pilihan yang lebih baik dan tidak dimakruhkan dalam kondisi tersebut.

Cara Menjaga Kekhusyukan Salat

Daripada fokus pada memejamkan mata, lebih baik kita fokus pada cara-cara lain yang lebih efektif untuk menjaga kekhusyukan salat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan sebagaimana dikutip dari Syarah Fathal Qarib Diskursus Ubudiyah Jilid Satu terbitan Mahad Al-Jamiah Al-Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan buku 10 Menit Belajar Tips Sholat Khusyuk susunan Iqbal Al-Sinjawy.

  • Tidak Berbicara dalam Hati dan Menjauhi Hal Duniawi: Saat salat, fokuskan seluruh perhatian hanya pada Allah dan ibadah. Hindari memikirkan urusan duniawi.
  • Arahkan Pandangan: Saat berdiri, lihatlah ke tempat sujud. Ketika duduk di antara dua sujud, arahkan pandangan ke pangkuan.
  • Persiapan Sebelum Salat: Sempurnakan wudhu Anda, kenakan pakaian yang baik dan bersih, serta pastikan tempat salat bersih dari hal-hal yang dapat mengganggu fokus.
  • Bersikap Tenang: Lakukan setiap gerakan salat dengan thuma’ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa).
  • Ingat Kematian: Salatlah seolah-olah itu adalah salat terakhir Anda. Mengingat kematian dapat meningkatkan kesadaran dan kekhusyukan.
  • Pahami Bacaan: Usahakan untuk memahami makna dari setiap ayat dan doa yang Anda baca dalam salat. Ini akan membantu hati dan pikiran Anda lebih terhubung dengan salat.

Perkara Makruh Lainnya saat Salat

Selain pandangan, ada beberapa hal lain yang makruh dilakukan saat salat dan sebaiknya dihindari untuk menjaga kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah. Menukil Buku Panduan Sholat Lengkap karya Saiful Hadi El-Sutha, berikut beberapa diantaranya:

  • Menoleh dengan kepala atau pandangan ke kanan dan kiri tanpa kebutuhan.
  • Memandang ke atas.
  • Meletakkan tangan di pinggang.
  • Menahan rambut, lengan baju, atau pakaian yang terjulur saat akan sujud.
  • Menyelang-nyeling jari jemari atau menekannya hingga terdengar bunyi ‘krek’.
  • Mengusap kerikil lebih dari sekali di tempat sujud (jika salat di tempat yang ada kerikil).
  • Menahan hadats (seperti kencing, kentut, atau buang air besar) yang dapat mengganggu konsentrasi.

Dengan memahami berbagai hukum dan tips ini, kita bisa lebih fokus untuk menyempurnakan salat kita dan meraih kekhusyukan yang sejati. Wallahu a’lam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Malaysia Gelar WITEX & WCAF 2025, Pertemukan Pelaku Pariwisata Muslim 10 Negara



Jakarta

Malaysia akan menggelar ajang internasional bergengsi, World Islamic Tourism & Trade Expo (WITEX) edisi ke-3 dan peluncuran perdana World Cultural & Arts Festival (WCAF) 2025. Acara ini akan berlangsung dari 22 hingga 25 Agustus 2025 di Sunway Resort Hotel, Bandar Sunway, Malaysia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, ajang berskala internasional ini diselenggarakan oleh Malaysia Tourism Agency Association (MATA) yang bekerja sama dengan mitra global utama di bidang pariwisata dan perdagangan. Acara ini juga akan menjadi magnet pertemuan para pelaku pariwisata muslim dari lebih dari 10 negara, termasuk Indonesia.

Dengan diselenggarakannya WITEX & WCAF 2025, Malaysia mempertegas posisinya sebagai pusat pariwisata halal dan perdagangan Islam yang terus berkembang di Asia Tenggara dan dunia.


Lebih dari 10 Negara Islam Siap Berkolaborasi

Acara ini akan melibatkan negara-negara dengan basis muslim yang kuat, antara lain: Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Tiongkok, Zambia, Vietnam, Thailand, Spanyol, Kazakhstan, Azerbaijan, dan Tajikistan.

Ribuan pelaku industri dari berbagai sektor, mulai dari biro perjalanan, dewan pariwisata, institusi keuangan Islam, hingga merek gaya hidup halal, akan berkumpul untuk menjalin kemitraan baru dan memperluas jaringan lintas negara. Kolaborasi ini membuka peluang strategis dalam penguatan ekosistem pariwisata Islam global yang ramah, inklusif, dan berkelanjutan.

WITEX 2025: Pusat Integrasi Pariwisata, Perdagangan, dan Teknologi

Dengan mengusung tema integrasi antara perdagangan, pariwisata, dan investasi, WITEX 2025 dirancang untuk menghubungkan para profesional industri melalui:

  • Pameran produk pariwisata halal dan gaya hidup muslim
  • Pertemuan bisnis (B2B) terkurasi
  • Forum investasi dan solusi digital
  • Kolaborasi teknologi dalam sektor perjalanan dan layanan

Ruang pameran yang dinamis akan menjadi tempat pertemuan strategis antara para pengambil keputusan, investor, dan inovator, memperkuat rantai nilai ekonomi Islam.

WCAF 2025: Perayaan Budaya Islam Dunia

Untuk pertama kalinya, WITEX 2025 akan diperkaya dengan peluncuran World Cultural & Arts Festival (WCAF), sebuah platform budaya global yang menghadirkan pertunjukan seni tradisional dan kontemporer, fesyen Islami dari berbagai negara, pameran kuliner halal internasional hingga kerajinan tangan dan seni visual bernuansa Islami

WCAF bertujuan menampilkan keindahan dan keragaman warisan budaya dunia Islam, sekaligus memperkuat diplomasi budaya lintas negara.

Dialog Global: Konferensi Pariwisata Islam & KTT Menteri dan CEO

Sebagai bagian dari agenda strategis, Konferensi Pariwisata Islam akan berlangsung pada 22-23 Agustus 2025, menghadirkan lebih dari 15 pembicara internasional, termasuk pemikir industri, akademisi, dan tokoh transformasi digital. Adapun topik yang dibahas mencakup transformasi digital dalam pariwisata halal, destinasi ramah muslim, tren wisata berkelanjutan hingga penerapan teknologi AI dalam industri perjalanan.

Kemudian pada 24 Agustus 2025, akan diadakan KTT Menteri dan CEO, menghimpun pemimpin negara anggota OKI, menteri pariwisata, dan CEO industri strategis. Forum ini akan menjadi ajang pembahasan arah kebijakan baru dalam pengembangan pariwisata Islam global.

Malam Penghargaan WITA 2025: Apresiasi untuk Inovator Muslim

Acara akan mencapai puncaknya pada malam 25 Agustus dengan digelarnya World Islamic Tourism & Trade Awards (WITA) 2025. Bertempat di Grand Ballroom Sunway Resort, gala ini akan memberikan 30 penghargaan bergengsi kepada tokoh dan institusi berprestasi dalam bidang pariwisata halal, perdagangan syariah, inovasi digital, media dan pelayanan publik.

Panggung penghargaan juga akan dimeriahkan dengan penampilan artis ternama dari Malaysia dan mancanegara, serta pertunjukan budaya bernuansa Islam.

Terbuka untuk Umum: Wisata Edukasi dan Hiburan Keluarga

WITEX & WCAF 2025 terbuka bagi publik dengan akses gratis setiap hari mulai pukul 10:00 pagi hingga 8:00 malam. Pengunjung dapat menikmati berbagai promosi paket wisata, pertunjukan langsung, hadiah dan souvenir eksklusif hingga kesempatan memenangkan tiket gratis.

Acara ini dirancang sebagai pengalaman wisata edukatif dan keluarga yang menyenangkan, memadukan nilai spiritual, budaya, dan peluang bisnis.

WITEX & WCAF 2025 diprakarsai oleh Malaysia Tourism Agency Association (MATA), bekerja sama dengan World Islamic Tourism Council, Global Islamic Tourism Organisation, dan ASEAN Federation of Umrah & Hajj (AFUH). Acara ini juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia dan Malaysia Convention & Exhibition Bureau (MyCEB)

Kehadiran pelaku pariwisata Muslim dari lebih dari 10 negara dalam WITEX & WCAF 2025 mencerminkan optimisme baru terhadap masa depan pariwisata Islam global. Di tengah tantangan dan perubahan dunia, acara ini menjadi simbol persatuan, inovasi, dan kolaborasi lintas bangsa dengan landasan nilai-nilai syariah.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Mengenal Istri-istri Nabi Ibrahim yang Melahirkan Para Nabi


Jakarta

Dalam sejarah besar umat Islam, kisah Nabi Ibrahim AS tidak bisa dipisahkan dari dua perempuan yang luar biasa yang begitu salihah, yakni Siti Sarah dan Siti Hajar. Keduanya bukan hanya istri dari seorang nabi besar, tetapi juga ibu dari para nabi yang menjadi penerang bagi umatnya.

Melalui Siti Sarah, lahir Nabi Ishaq AS yang kelak menurunkan Nabi Yakub AS dan para nabi kalangan bani Israil. Sementara itu, dari rahim Siti Hajar, lahir Nabi Ismail AS, leluhur Nabi Muhammad SAW yang membawa ajaran Islam untuk umat akhir zaman.

Berikut ini adalah kisah para istri Nabi Ibrahim yang begitu hebat dan salihah.


Kisah Siti Sarah dan Ketabahannya

Dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi karya Rizem Aizid, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS bersama istri pertamanya, Siti Sarah, awalnya tinggal di Babilonia. Sarah dikenal sebagai wanita yang sangat cantik, baik dari segi fisik maupun akhlak dan budi pekertinya.

Sarah begitu taat kepada suaminya dan mengikuti ajarannya untuk beriman kepada Allah SWT. Namun, suatu hari, Sarah mengalami cobaan ketika memasuki wilayah Mesir karena kecantikannya yang mempesona.

Kecantikan Sarah yang luar biasa menarik perhatian Raja Mesir, yang berniat menjadikannya sebagai selir. Namun, berkat keimanan yang kokoh dan doa-doanya yang tulus, Sarah berhasil terhindar dari niat buruk sang raja.

Bahkan, Raja Mesir akhirnya mempersilakannya pulang dan memberikan hadiah berupa seorang budak bernama Hajar.

Seiring berjalannya waktu, Sarah semakin menua, namun belum juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT dari pernikahannya dengan Nabi Ibrahim AS. Dengan ikhlas dan atas petunjuk dari Allah SWT, Sarah kemudian menawarkan suaminya untuk menikahi Hajar dengan harapan mereka akan dianugerahi keturunan.

Sarah berkata kepada suaminya, “Wahai suamiku, kekasih Allah, inilah Hajar, aku serahkan dia kepadamu. Semoga Allah memberikan kita keturunan darinya.”

Akhirnya, Nabi Ibrahim AS menikah dengan Hajar, dan dari pernikahan tersebut, lahirlah putra pertama mereka yang diberi nama Ismail.

Dalam Buku Tafsir Qashashi Jilid IV: Umat Terdahulu, Tokoh, Wanita, Istri dan Putri Nabi Muhammad SAW karya Syofyan Hadi, dikisahkan bahwa Sarah telah menikah dengan Nabi Ibrahim AS selama 80 tahun namun belum juga dikaruniai anak.

Setelah Sarah memberikan izin kepada Ibrahim untuk menikahi Hajar yang kemudian melahirkan Ismail, barulah 12 tahun kemudian Sarah pun hamil.

Meskipun usianya sudah lanjut, Sarah akhirnya melahirkan seorang anak dari Nabi Ibrahim AS, yang diberi nama Ishaq. Nabi Ishaq AS juga menjadi hamba Allah SWT yang istimewa karena menjadi nabi yang menyiarkan ajaran Allah SWT kepada umatnya.

Kisah Siti Hajar dan Perjuangannya

Diceritakan dalam buku Spiritualitas Haji oleh Nur Kholis, setelah Nabi Ismail AS lahir dari Hajar, Sarah merasa khawatir dan cemburu. Sarah mulai merasa khawatir akan masa depannya dan sering menginginkan agar Nabi Ibrahim AS membawa Hajar pergi jauh dari kehidupannya.

Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membawa Hajar dan putra mereka, Ismail, ke tempat yang jauh dari Palestina, dan Nabi Ibrahim AS pun menjalankan perintah tersebut.

Setelah berminggu-minggu menempuh perjalanan melintasi padang pasir yang tandus, panas di siang hari, dan dingin di malam hari, mereka tiba di sebuah dataran rendah yang hanya memiliki satu pohon besar.

Di tempat itulah, Nabi Ibrahim AS meninggalkan istri dan anak yang sangat ia cintai, di sebuah lokasi terpencil yang jauh dari peradaban manusia. Kisah ini menandai awal mula munculnya mata air Zamzam, yang tidak akan pernah kering hingga akhir zaman.

Dalam Sejarah Terlengkap 25 Nabi, Rizem Aizid menceritakan bahwa setelah ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim AS, persediaan makanan dan perlengkapan Hajar dan anaknya mulai menipis, sehingga kehidupan mereka menjadi semakin sulit.

Kondisi ini semakin berat karena Nabi Ismail AS yang masih menyusu pada Hajar, mulai menangis terus-menerus karena kelaparan, sementara air susu Hajar semakin berkurang.

Mendengar tangisan Nabi Ismail AS yang menyayat hati, Hajar menjadi bingung, panik, dan cemas. Ia mencari-cari sesuatu yang bisa dimakan atau air yang bisa diminum dengan berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Allah SWT kemudian mengutus malaikat Jibril untuk menolong Hajar dan Ismail. Ketika Nabi Ismail AS menangis dan menghentakkan kakinya di atas pasir, muncullah sebuah mata air dari tempat tersebut.

Hajar sempat merasa takut karena kemunculan air itu disertai bunyi seperti suara binatang buas. Namun, ia segera menyadari bahwa itu adalah mata air yang mengalir deras, dan ia segera menampung air tersebut.

Ketika air ini muncul, Hajar mengucapkan kata, “Zamzam… Zamzam…” yang berarti “Berkumpul… Berkumpul.” Ini kemudian menjadi nama mata air Zamzam yang airnya tidak pernah kering hingga kini.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com