Tag Archives: matan

Contoh Hadits Shahih Lengkap dengan Sanad, Matan dan Rawi


Jakarta

Sanad, matan, dan rawi merupakan unsur penting dalam ilmu hadits. Berikut contoh hadits shahih lengkap dengan sanad, matan, dan rawinya.

Dijelaskan dalam buku Memahami Ilmu Hadits karya Asep Herdi, sanad menurut bahasa artinya sandaran tempat atau bersandar, sedangkan menurut istilah sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadits.

Sanad terdiri dari semua penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam kitabnya hingga jalurnya sampai pada Rasulullah SAW. Sanad berfungsi menggambarkan keaslian riwayat.


Lebih lanjut dijelaskan, sebuah hadits bisa terdiri dari beberapa sanad dengan jumlah penutur atau perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya (thaqabah).

Adapun, matan menurut bahasa artinya tanah yang tinggi. Para ahli hadits mendefinisikan matan sebagai kalimat tempat berakhirnya sanad atau lafaz-lafaz hadits yang di dalamnya mengandung makna tertentu. Sederhananya matan adalah ujung sanad (gayah al-sanad) atau redaksi hadits.

Ada dua hal penting dalam memahami matan suatu hadits. Pertama, ujung sanad yang menjadi sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad SAW atau bukan. Kedua, hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya dan dengan ayat-ayat Al-Qur’an.

Unsur pokok dari sebuah hadits adalah rawi. Rawi atau ar rawi adalah orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-hadits). Rawi juga termasuk orang yang menerima dan memindahkan hadits.

Rawi menjadi unsur yang tak terpisahkan dari sanad. Sebab, sanad hadits pada setiap lapisan sanadnya juga disebut rawi. Meski demikian, ada hal yang membedakan keduanya, yakni pada pembukuan hadits. Orang yang menerima hadits kemudian menghimpunnya dalam kitab disebut perawi.

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh hadits shahih lengkap dengan sanad, matan, dan rawinya. Hadits ini termuat dalam kitab Shahih Bukhari edisi bahasa Indonesia yang disusun oleh Yoli Hemdi, terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Contoh Hadits Shahih

حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ كسب زَوْجِهَا عَنْ غَيْر أمره فَلَهُ نِصْفُ أَجْرٍ

Artinya: Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq dari Ma’mar dari Hammam berkata, aku mendengar Abu Hurairah RA berkata, Nabi SAW bersabda, “Jika seorang istri bersedekah dari harta hasil usaha suaminya tanpa perintah suaminya maka bagi suaminya mendapat separuh pahalanya.” (HR Bukhari)

Penjelasan hadits

  • Sanad: Jika diurutkan dari namanya, Yahya bin Ja’far sampai Nabi Muhammad SAW adalah sanad dari hadits tersebut.
  • Matan: Kalimat “Jika seorang istri bersedekah dari harta hasil usaha suaminya tanpa perintah suaminya maka bagi suaminya mendapat separuh pahalanya.” adalah matan hadits.
  • Rawi: Imam Bukhari adalah perawinya. Ia juga juga termasuk mudawwin atau pencatat hadits.

Apabila dipecah berdasarkan tingkatan periwayatannya, maka Abu Hurairah RA adalah rawi dari tingkatan sahabat; Abdur Razaq, Ma’mar, dan Hammam adalah rawi dari tingkatan tabi’in; dan Imam Bukhari adalah rawi dari tingkatan mudawwin.

Contoh hadits shahih lain adalah sebagai berikut,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ الْكِرْمَانِيُّ حَدَّثَنَا حَسَّانُ حَدَّثَنَا يُونُسُ قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ الزُّهْرِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلُ رَحِمَهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Ya’qub Al-Kirmani, telah menceritakan kepada kami Hassan, telah menceritakan kepada kami Yunus, berkata Muhammad, dia adalah Az-Zuhri, dari Anas bin Malik RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturahmi.” (HR Bukhari)

Penjelasan hadits

  • Sanad: Jika diurutkan dari namanya, Muhammad bin Abu Ya’qub Al-Kirmani sampai Rasulullah SAW adalah sanad.
  • Matan: Kalimat “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturahmi.” dalam hadits tersebut adalah matan.
  • Rawi: Imam Bukhari adalah perawinya. Ia juga juga termasuk mudawwin atau pencatat hadits.

Apabila dipecah berdasarkan tingkatan periwayatannya, maka Anas bin Malik RA adalah rawi dari tingkatan sahabat; Muhammad bin Abu Ya’qub Al-Kirmani, Hassan, Yunus, Muhammad, Az-Zuhri adalah rawi dari tingkatan tabi’in; dan Imam Bukhari adalah rawi dari tingkatan mudawwin.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bismillahi Tawakkaltu Doa Apa? Ini Artinya


Jakarta

Sebagai seorang Muslim, kita sebaiknya senantiasa memanjatkan doa sebelum menjalani berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari sebelum makan, bercermin, tidur, hingga saat keluar rumah dan hendak bepergian.

Salah satu keutamaan membaca doa adalah untuk memohon perlindungan dari Allah SWT, agar setiap langkah yang kita ambil selalu dalam naungan-Nya. Dengan berdoa, kita juga berkesempatan menambah pahala yang menjadi bekal akhirat.

Di antara banyak doa yang diajarkan, salah satunya adalah doa keluar rumah yang berbunyi bismillahi tawakkaltu alallah. Doa ini dapat dibaca ketika hendak bepergian dengan harapan mendapat perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT.


Lantas, bagaimana bacaan lengkap doa bismillahi tawakkaltu dan apa arti dan keutamaan dari doa ini bagi kehidupan sehari-hari?

Doa Keluar Rumah Lengkap

Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika seorang Muslim keluar dari rumahnya hendaklah membaca doa. Mengutip buku Kumpulan Do’a Sehari-Hari yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, berikut doa keluar rumah lengkap dalam tulisan Arab, latin, dan artinya:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ الا بالله

Arab Latin: “Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi laa haula walaa quwwata illaa billaah(i)”

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah tiada daya untuk memperoleh manfaat dan tiada pula kuasa untuk menolak mudarat melainkan dengan pertolongan Allah saja”. (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Nabi Muhammad Berdoa saat Hendak Keluar Rumah

Nabi Muhammad SAW selalu berdoa saat hendak keluar rumah untuk memohon perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT dalam setiap langkah yang diambil.

Dikutip dari buku 444 Doa Rasulullah SAW karya Samir Mahmud al-Hushni, Ummu Salamah RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW senantiasa membaca doa ketika hendak keluar rumah.

ومَا خَرَجَ النَّبِيُّ مِنْ بَيْنِي قَطُّ إِلا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ اللَّهُمْ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أَضَلَّ أَوْ أَزِلٌ أَوْ أَزَلْ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أَظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْ

Artinya: “Setiap kali Rasulullah SAW keluar dari rumahku, beliau selalu memandang ke arah langit dan berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kesesatan dan menyesatkan orang lain, dari berbuat dosa atau mengajak orang lain berbuat dosa, dari melakukan kezaliman atau dianiaya orang lain, dari menyakiti atau disakiti oleh orang lain.'” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Matan dari Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, ath-Thabrani meriwayatkan dari Khashifah RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika salah seorang dari kalian keluar dari rumahnya, bacalah, ‘Dengan nama Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin-Nya. Allah berkehendak apa yang Dia kehendaki. Aku bertawakal kepada Allah, karena cukuplah bagiku hanya Dia (sebagai Pelindung dan Sandaran), dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.”

Keutamaan Membaca Doa saat Keluar Rumah

Menukil buku 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat karya Abdillah F. Hasan, dijelaskan bahwa salah satu keutamaan membaca doa ketika keluar rumah adalah agar kita senantiasa mendapatkan perlindungan, kecukupan, petunjuk, serta penjagaan dari Allah SWT.

Menurut riwayat yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya lalu mengucapkan, ‘Bismillahi tawakkaltu ‘alallaahi, laa haula wa laa quwwata illa billah’ (Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah), maka pada saat itu akan dikatakan kepadanya, ‘Kamu telah mendapatkan petunjuk, telah diberi kecukupan, dan mendapat penjagaan, hingga setan-setan menjauh darinya. Lalu setan yang lain berkata kepadanya, ‘Bagaimana (engkau akan menggoda) seorang laki-laki yang telah mendapat petunjuk, kecukupan, dan penjagaan?”” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Hadits ini menjelaskan bahwa ketika seseorang keluar dari rumahnya dan membaca doa Bismillahi tawakkaltu ‘alallaahi, laa haula wa laa quwwata illa billah, ia akan mendapatkan petunjuk, kecukupan, dan perlindungan dari Allah SWT.

Pada saat itu, setan tidak akan mampu mengganggu atau menggodanya karena orang tersebut telah berada dalam penjagaan Allah. Setan yang lain bahkan mengakui bahwa menggoda seseorang yang sudah mendapatkan petunjuk dan perlindungan adalah hal yang sia-sia.

Hadits ini menegaskan pentingnya memohon perlindungan dan pertolongan Allah sebelum memulai aktivitas di luar rumah. Dengan membaca doa ini, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga dijaga dari gangguan setan.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com