Tag Archives: maulid nabi

Apa Itu Bulan Haram? Ini Penjelasan dan Hikmahnya


Jakarta

Beberapa bulan dalam kalender hijriah disebut sebagai bulan haram. Dinamakan bulan haram karena peperangan diharamkan pada bulan-bulan tersebut dan hal ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyah. Bahkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Dalam buku Tanya Jawab Islam susunan Tim PISS-KTB, Al Qodhi Abu Ya’la RA menyebut dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan, orang-orang jahiliyyah pun memiliki keyakinan serupa.


Kedua, pada bulan haram itu dilarang melakukan perbuatan haram karena saking mulianya bulan tersebut. Sebab, bulan tersebut merupakan waktu yang tepat dan baik untuk melakukan berbagai amalan hingga para salaf sangat suka mengerjakan puasa di bulan haram.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan:

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Dalam buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban tulisan Udji Asiyah disebutkan bahwa dinamakan bulan haram dikarenakan besarnya kehormatan dan keagungan bulan-bulan tersebut.

Abdullah bin Abbas RA, berkata: “Allah mengkhususkan empat bulan yang dijadikannya sebagai bulan-bulan haram, kehormatannya sangat agung, dosa-dosa pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan tersebut) juga lebih besar.

4 Bulan Haram dalam Islam

Terkait bulan haram ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Hikmah Bulan Haram

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini,” Mereka bertanya, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab, “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR Bukhari)

Selain itu, bulan-bulan haram juga menjadi momentum pelipatgandaan amalan yang dikerjakan kaum muslimin sebagaimana termaktub dalam hadits yang berbunyi:

“Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa bulan-bulan haram ini memiliki kekhususan di mana perbuatan baik mendapat pahala lebih besar, dan perbuatan buruk mendapat siksa lebih berat. Oleh karena itu, dalam tradisi Islam, bulan-bulan haram tetap diistimewakan dengan berbagai amalan dan ibadah yang dianjurkan.

(lus/aeb)



Sumber : www.detik.com

Hari Libur Nasional 2025 dan Cuti Bersama PDF, Maulid Nabi September


Jakarta

Hari libur nasional 2025 dan cuti bersama masih tersisa beberapa hari lagi. Terdekat pada 18 Agustus lalu disusul Maulid Nabi pada September.

Tanggal hari libur nasional dan cuti bersama ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1017/2024, 2/2024, dan 2/2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.


Berdasarkan SKB tersebut, total ada 17 hari libur nasional dan 10 hari cuti bersama. Terbaru, pemerintah menambah 1 hari libur nasional pada 18 Agustus 2025. Tambahan ini dalam rangka perayaan HUT ke-80 RI.

18 Agustus Hari Libur Nasional

Pengumuman 18 Agustus 2025 sebagai libur nasional disampaikan Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro di kompleks Istana Kepresidenan pada Jumat (1/8/2025).

“Ada satu hadiah lagi ini banyak hadiah di bulan kemerdekaan, pemerintah akan menjadikan 18 Agustus 2025 satu hari setelah upacara peringatan dan reformasi pesta rakyat karnaval kemerdekaan, hari Senin tanggal 18 Agustus 2025 sebagai hari yang diliburkan,” kata Juri, dilansir detikNews.

Dengan demikian, libur nasional pada Agustus 2025 dalam rangka HUT ke-80 RI jatuh pada:

  • Minggu, 17 Agustus 2025
  • Senin, 18 Agustus 2025

Setelah Agustus, masyarakat Indonesia akan bertemu libur nasional pada September 2025. Libur pada bulan tersebut dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025. Artinya bakal ada libur panjang karena bersambung dengan libur akhir pekan.

Pada Oktober-November 2025 tidak ada jadwal libur nasional dan cuti bersama. Baru pada akhir Desember tepatnya pada 25-26 Desember 2025, masyarakat akan mendapat libur nasional dan cuti bersama Natal.

Berikut daftar libur nasional 2025 dan cuti bersama selengkapnya:

Daftar Hari Libur Nasional 2025 dan Cuti Bersama

  • Rabu, 1 Januari: Tahun Baru 2025 Masehi
  • Senin, 27 Januari : Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
  • Rabu, 29 Januari: Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
  • Sabtu, 29 Maret: Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)
  • Senin-Selasa, 31 Maret-1 April: Idul Fitri 1446 Hijriah
  • Jumat, 18 April: Wafat Yesus Kristus
  • Minggu, 20 April: Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah)
  • Kamis, 1 Mei: Hari Buruh Internasional
  • Senin, 12 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BЕ
  • Kamis, 29 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
  • Minggu, 1 Juni: Hari Lahir Pancasila
  • Jumat, 6 Juni: Idul Adha 1446 Hijriah
  • Jumat, 27 Juni: 1 Muharam Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
  • Minggu, 17 Agustus: Proklamasi Kemerdekaan
  • Senin, 18 Agustus: Proklamasi Kemerdekaan (tambahan)
  • Jumat, 5 September: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Kamis, 25 Desember: Kelahiran Yesus Kristus (Natal)

Cuti Bersama 2025

  • Selasa, 28 Januari Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
  • Jumat, 28 Maret: Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)
  • Rabu, Kamis, Jumat, dan Senin 2, 3, 4, dan 7 April: Idul Fitri 1446 Hijriah
  • Selasa, 13 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BE
  • Jumat, 30 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
  • Senin, 9 Juni: Idul Adha 1446 Hijriah
  • Jumat, 26 Desember: Kelahiran Yesus Kristus (Natal)

SKB Hari Libur Nasional 2025 dan Cuti Bersama PDF

Download hari libur nasional 2025 dan cuti bersama pdf di sini.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Berdiri Saat Mahalul Qiyam? Ini Penjelasan Ulama


Jakarta

Mahalul qiyam adalah bagian dari tradisi yang dilakukan muslim saat maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam peringatan itu, mahalul qiyam dilakukan dengan cara berdiri dan menunjukkan rasa hormat kepada Rasulullah SAW.

Menukil dari buku Paradigma Pendidikan Praktis dalam Pembelajaran Seni Musik untuk Anak di Sekolah Dasar susunan Nur Fajrie dkk, ketika mahalul qiyam muslim melantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW sambil berdiri dengan iringan rebana. Setelah selesai, seluruh muslim yang hadir duduk seperti semula dan dilanjutkan dengan pembacaan kitab Al Barzanji sampai selesai.

Mahalul qiyam biasanya dibaca dalam rangkaian teks-teks maulid seperti Al Barzanji, Simthudduror, Addhiya Ullami, dan Diba’.


Alasan Muslim Berdiri ketika Mahalul Qiyam

Dikutip dari NU Online, berdiri ketika mahalul qiyam sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan dibahas oleh para ulama. Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Zainal Abidin Syatha al-Dimyathi al-Bakri secara spesifik membahas terkait hal ini dalam kitab I’anah At Tholibin Jilid 3.

“Ada sebuah faidah, telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus, karena di dalamnya ada sebuah pengagungan terhadap nabi dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Alim Ulama yang pantas untuk diikuti.”

Dengan begitu, dapat diartikan bahwa berdiri ketika mahalul qiyam sama artinya dengan memberi penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW. Kemudian, Syaikh Yusuf An Nabhani melalui kitab Jawahirul Bihar menyebut berdiri saat kisah kelahiran Rasulullah SAW dianggap sunnah.

“Telah menjadi tradisi, saat para penasehat menghaturkan bacaan maulid nabi, saat sampai pada kisah ibu nabi melahirkan nabi, orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bidah hasanah karena di dalamnya menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada nabi, bahkan dapat tergolong sunnah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada nabi.”

Perlu dipahami, berdiri ketika mahalul qiyam tidaklah wajib tetapi dianjurkan. Tetapi, jika seseorang berdiri karena meremehkan keagungan sang nabi maka hal itu bisa menjadikannya kufur.

Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Mahalul Qiyam dalam Maulid Nabi: Arti dan Hukumnya


Jakarta

Mahalul qiyam kerap dibaca dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya muslim melantunkan mahalul qiyam sambil berdiri.

Mengutip dari buku Wewangian Semerbak dalam Menjelaskan tentang Peringatan Maulid Nabi susunan Kholilurrohman, perayaan Maulid Nabi SAW mulai dilakukan pada permulaan abad ke-7 Hijriah. Artinya, kegiatan ini tak pernah dilakukan oleh sang nabi, para sahabat dan generasi salaf.

Namun, bukan berarti muslim tidak boleh merayakan hari kelahiran Rasulullah SAW. Sebab, segala sesuatu yang tak pernah dilakukan oleh Nabi SAW atau sahabatnya belum tentu bertentangan dengan ajaran Rasulullah SAW.


Para ulama menyatakan bahwa perayaan Maulid Nabi SAW sebagai bagian dari bid’ah hasanah yang berarti menjadi perkara baru yang sejalan dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan hadits.

Lantas, apa yang dimaksud dengan mahalul qiyam dalam Maulid Nabi SAW?

Arti Mahalul Qiyam

Menurut buku Paradigma Pendidikan Praktis dalam Pembelajaran Seni Musik untuk Anak di Sekolah Dasar karya Nur Fajrie dkk, ketika mahalul qiyam maka muslim melantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW. Mahalul qiyam juga dimaknai sebagai sholawat yang berisi pujian untuk Rasulullah SAW.

Selain itu, mahalul qiyam dikenal pula sebagai sholawat Ya Nabi Salam ‘Alaika yang sering dilantunkan umat Islam dalam berbagai acara keagamaan, khususnya di Indonesia.

Hukum Pembacaan Mahalul Qiyam

Mahalul qiyam sama artinya dengan sholawat. Diterangkan dalam buku Love Banget Sama Sholawat susunan Kinoysan, hukum pembacaan sholawat bisa menjadi wajib atau sunnah tergantung pada ibadah yang dilakukan. Ketika sholat, maka membaca sholawat hukumnya wajib.

Namun, hukum membaca sholawat bisa menjadi sunnah apabila dibaca pada malam dan hari Jumat, saat mendengar nama Nabi Muhammad SAW, saat masuk masjid, ketika waktu selesai azan dan iqamat, serta ketika berdoa. Adapun, pembacaan sholawat ketika Maulid Nabi SAW sangat dianjurkan.

Mahalul Qiyam Dibaca Sambil Berdiri

Sayyid Abu Bakar Utsman bin Muhammad Zainal Abidin Syatha al-Dimyathi al-Bakri melalui kitab I’anah At Tholibin Jilid 3, seperti dinukil NU Online, menjelaskan ketika mahalul qiyam kaum muslimin bangun dari tempat duduknya dan berdiri.

“Ada sebuah faidah, telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus, karena di dalamnya ada sebuah pengagungan terhadap nabi dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Alim Ulama yang pantas untuk diikuti.”

Berdiri saat mahalul qiyam sama artinya dengan memberi penghormatan kepada Rasulullah SAW. Hal ini tidak diwajibkan tetapi dianjurkan.

Bacaan Mahalul Qiyam: Arab, Latin dan Artinya

Mengacu pada sumber yang sama, berikut bacaan mahalul qiyam lengkap dengan tulisan Arab, latin dan artinya.

ﻳَﺎ ﻧَﺒِﻲ سَلَاﻡْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ – ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝْ سَلَاﻡْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ

Arab Latin: “Yaa nabii salaam ‘alaika, Yaa rasuul salaam ‘alaika”

Artinya: “Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, wahai rasul salam sejahtera untukmu.”

ﻳَﺎ ﺣَﺒِﻴﺐْ سَلَاﻡْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ – ﺻَﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻚَ

Arab Latin: “Yaa habiib salaam ‘alaika, sholawaatullaah ‘alaika”

Artinya: “Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan sholawat (rahmat) Allah untukmu.”

ﺃَﺷﺮَﻕَ ﺍﻟﺒَﺪْﺭُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ – ﻓَﺎﺧْﺘَﻔَﺖْ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﻟﺒُﺪُﻭْﺭُ

Arab Latin: “Asyroqol badruu’alainaa, fakhtafat minhul buduuru”

Artinya: “Bulan purnama telah terbit menyinari kami, pudarlah purnama purnama lainnya.”

ﻣِﺜْﻞَ حُسْنِك ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ – ﻗَﻂُّ ﻳَﺎ ﻭَﺟْﻪَ ﺍﻟﺴُّﺮُﻭْﺭِ

Arab Latin: “Mitsla husnik maa ro-ainaa, qotthu yaa wajhas-suruuri”

Artinya: “Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.”

ﺃَﻧْﺖَ ﺷَﻤْﺲٌ ﺃَﻧْﺖَ ﺑَﺪْﺭٌ – ﺃَﻧْﺖَ ﻧُﻮْﺭٌ ﻓَﻮْﻕَ ﻧُﻮْﺭٍ

Arab Latin: “Anta syamsun anta badrun, anta nuurun fauqo nuurin”

Artinya: “Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya.”

ﺃَﻧْﺖَ ﺇِﮐْﺴِﻴْﺮُ ﻭَﻏَﺎﻟِﻲ – ﺃَﻧْﺖَ ﻣِﺼْﺒَﺎﺡُ ﺍﻟﺼُّﺪُﻭْﺭِ

Arab Latin: “Anta iksiirun wa ghaalii, anta mishbaahush-shuduuri”

Artinya: “Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati.”

ﻳَﺎ ﺣَﺒِﻴْﺒِﯽ ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ – ﻳَﺎﻋَﺮُﻭْﺱَ ﺍﻟﺨَﺎﻓِﻘَﻴْﻦِ

Arab Latin: “Yaa habiibi yaa Muhammad, yaa ‘aruusal-khoofiqoiini”

Artinya: “Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia).”

ﻳَﺎ ﻣُﺆَﻳَّﺪْ ﻳَﺎﻣُﻤَﺠَّﺪْ – ﻳَﺎ ﺇِﻣَﺎﻡَ ﺍﻟﻘِﺒْﻠَﺘَﻴْﻦِ

Arab Latin: “Yaa mu-ayyad yaa mumajjad, yaa imaamal qiblataini”

Artinya: “Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat.”

ﻣَﻦْ ﺭَﺃَﯼ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻳَﺴْﻌَﺪْ – ﻳَﺎﮔﺮِﻳْﻢَ ﺍﻟﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ

Arab Latin: “Man ro-aa wajhaka yas’ad, yaa kariimal waalidaini”

Artinya: “Siapa pun yang melihat wajahmu pasti berbahagia, wahai orang yang mulia kedua orang tuanya.”

ﺣَﻮْﺿُﻚَ ﺍﻟﺼَّﺎﻓِﯽ ﺍﻟﻤُﺒَﺮَّﺩْ – ﻭِﺭْﺩُﻧَﺎ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻨُّﺸُﻮْﺭِ

Arab Latin: “Haudlukash-shoofîl mubarrod, wirdunaa yauman-nusyuuri”

Artinya: “Telagamu jernih dan dingin, yang akan kami datangi kelak di hari kiamat.”

اَنْتَ لِلرُّسُلِ خِتَامُ – اَنْتَ لِلْمَوْلٰى شَكُوْرُ

Arab Latin: “Anta lirrusuli khitaamu anta lil maulaa syakuuru”

Artinya: “Engkau penutup para Nabi, engkau syukur dari para hamba.”

اَنْتَ غَفَّارُ الخَطَيَا – وَالذُّنُوْبِ المُوْبِقَاتِ

Arab Latin: “Anta ghoffaarul khothoyaa wa dzunuubil muubiqooti”

Artinya: “Engkau maha pengampun kesalahan-kesalahan dan dosa yang membinasakan.”

اَنْتَ سَتَّارُ المَسَاوِي – وَمُقِيْلُ العَثَرَاتِ

Arab Latin: “Anta sattarul masaawi wa muqiilul ‘atssarooti”

Artinya: “Engkau Maha Penutup Aib-aib, dan pemaaf atas kesalahan-kesalahan.”

عَالِمُ السِّرِّ وَاَخْفٰى – مُسْتَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

Arab Latin: “‘Aalimus sirri wa akhfaa mustajiibud da’awaati”

Artinya: “Engkau Maha Tahu yang samar dan tersembunyi, yang mengabulkan doa-doa.”

رَبِّ فَارْحَمْنَا جَمِيْعًا – بِجَمِيْعِ الصَّالِحَاتِ

Arab Latin: “Robbi farhamnaa jamii’a bijamii’is shoolihaati”

Artinya: “Ya Allah ya Tuhanku kasihilah kami semua dengan seluruh kebaikan-kebaikan.”

وصلاة الله تغشا عد تحرير السطور أحمد الهادی محمد صاحب الوجه المنير

Arab Latin: “Wa sholâtullâhi taghsyâ ‘adda tahrîris-suthûri Ahmadal hâdî Muhammad shôhibal wajhil munîri”

Artinya: “Dan sholawat Allah semoga tercurah atas Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Maulid Nabi 2025 Berapa Hijriah? Cek Tanggalnya


Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW akan kembali diperingati oleh umat Islam pada 2025. Dalam kalender Masehi, peringatan tersebut jatuh pada bulan September. Sementara dalam kalender Hijriah, diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebuah momentum yang menjadi wujud nyata cinta umat Islam kepada Rasulullah SAW.

Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW sejatinya adalah bentuk kecintaan kepada Allah SWT. Hal ini tertuang dalam firman Allah di surah Ali Imran ayat 31.


قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Setiap tahun, kita memperingati Maulid Nabi untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW. Jadi, tanggal berapa Maulid Nabi 2025? Tahun ke berapa Hijriah?

Maulid Nabi 2025 Jatuh pada 1447 Hijriah

Rujukan mengenai hal ini dapat dilihat pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag RI). Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan 1447 Hijriah.

Berdasarkan kalender tersebut, 12 Rabiul Awal 1447 H bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025 Masehi.

Dengan mengetahui tanggal jatuhnya Maulid Nabi, umat Islam bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menyambut peringatannya. Persiapan tersebut membuat perayaan menjadi lebih bermakna serta dapat dijalani dengan khidmat.

Hari Libur Maulid Nabi 2025

Tanggal tersebut telah ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka peringatan Maulid Nabi SAW. Keputusan ini merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru mengenai hari libur nasional dan cuti bersama 2025.

Karena jatuh pada hari Jumat yang berdekatan dengan akhir pekan, maka libur Maulid Nabi tahun 2025 otomatis menciptakan long weekend selama tiga hari berturut-turut. Adapun rinciannya adalah:

  • Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW
  • Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Makna dan Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Menurut buku Tujuan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi terjemahan Bacharuddin Achmad, Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Rasulullah yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Bagi umat Islam, momen ini menjadi bentuk kecintaan kepada Nabi sekaligus penghormatan atas hadirnya beliau sebagai pembawa risalah Islam.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya peristiwa penting dalam sejarah, melainkan juga anugerah besar bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, beliau diutus sebagai rahmat bagi seluruh makhluk.

Peringatan Maulid juga mengingatkan umat Islam untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Dengan mengenang hari lahir beliau, para muslim diharapkan semakin mantap menjadikan Nabi sebagai suri teladan terbaik dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, sekitar tahun 570 atau 571 Masehi. Peristiwa kelahiran beliau disertai berbagai tanda kebesaran Allah, yang menggambarkan betapa agungnya kehadiran sang Nabi.

Tradisi memperingati Maulid Nabi baru berkembang beberapa abad setelah wafatnya Rasulullah SAW. Salah satu riwayat menyebut Raja al-Muzhaffar Abu Sa’id Kaukabri dari Irbil, Irak utara, sebagai tokoh pertama yang mengadakan perayaan Maulid secara besar.

Pada masa itu, peringatan dihadiri ulama, sufi, dan pejabat kerajaan, yang melihatnya sebagai sarana syiar sekaligus penguat semangat umat menghadapi berbagai tantangan. Perayaan Maulid pun menjadi wujud kecintaan kolektif kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain pendapat tersebut, ada pula yang menyebut Sultan Salahuddin Al-Ayyubi sebagai penggagas peringatan Maulid Nabi. Ia merayakannya dengan menyelenggarakan lomba penulisan riwayat serta pujian untuk Rasulullah, yang kemudian memperkuat tradisi penghormatan hingga terus dilestarikan hingga kini.

Namun sejatinya, peringatan Maulid Nabi tidak ada pada zaman sahabat. Dalil untuk memperingatinya pun tak ada dalam Islam. Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Kapan Maulid Nabi 2025? Ini Jadwal Pemerintah, NU dan Muhammadiyah


Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen penting yang diperingati oleh umat Islam. Perayaan ini merupakan wujud kecintaan dan penghormatan terhadap Rasulullah SAW, yang telah membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai tanggal pasti perayaan ini. Terutama karena adanya perbedaan metode penentuan kalender antara berbagai ormas Islam dan pemerintah.

Lantas, kapan Maulid Nabi 2025? Mari kita simak jadwal selengkapnya, baik menurut Pemerintah Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), maupun Muhammadiyah.


Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Berdasarkan kalender Hijriah dari Kementerian Agama, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada hari Senin, 25 Agustus 2025.

Jika dihitung, 12 Rabiul Awal jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Artinya, tanggal tersebut adalah tanggal Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 933 Tahun 2025, Nomor 1 Tahun 2025, dan Nomor 3 Tahun 2025. Tanggal tersebut juga masuk dalam libur nasional.

Menurut Surat Keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Nomor 92/PB.08/A.II.01.13/13/08/2025, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025.

Artinya, peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Tanggal ini sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berbeda dengan NU dan pemerintah, berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), Muhammadiyah menetapkan 1 Rabiul Awal pada Minggu, 24 Agustus 2025.

Artinya, peringatan Maulid Nabi jatuh pada Kamis 4 September 2025. Berbeda satu hari dengan kalender Pemerintah dan NU.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Arti, Tanggal dan Hari Libur


Jakarta

Sebentar lagi umat Islam akan menyambut Maulid Nabi 2025. Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW itu akan jatuh pada pekan pertama September mendatang.

Perayaan Maulid Nabi bertepatan dengan bulan Rabiul Awal tepatnya pada tanggal 12. Berikut arti, jadwal tahun ini, dan ketetapan liburnya.


Arti Maulid Nabi Muhammad dan Sejarahnya

Maulid Nabi adalah tradisi peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat muslim yang menurut sejumlah sumber dilakukan pada era Shalahuddin Al-Ayyubi.

Ada banyak versi terkait awal mula perayaan Maulid Nabi. Menurut buku Ahlussunnah Wal Jamaah karya A. Fatih Syuhud, Maulid Nabi dirayakan sejak berkuasanya Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-4 Hijriah atau abad ke-12 Masehi. Ini merupakan pendapat Al-Muqrizi dalam Al-Khitat.

Berbeda dengan itu, Jalaluddin As-Suyuthi berpendapat orang yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah Raja Muzhaffar Abu Sa’id Kukburi. Muzhaffar adalah penguasa kawasan Irbil pada era Shalahuddin Al-Ayyubi Pendapat ini senada dengan paparan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa Nihayah. Sementara pendapat lain menyebut Shalahuddin Al-Ayyubilah orang yang pertama kali memperingati Maulid Nabi secara resmi.

Perayaan Maulid Nabi umumnya berisi kegiatan-kegiatan spiritual seperti pembacaan Al-Qur’an, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, sholawat, zikir, dan pengajian. Selain itu, ada juga tradisi Maulid Nabi yang sarat akan nilai-nilai sosial-keagamaan.

Tanggal Maulid Nabi 2025

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rabiul Awal 1447 H akan jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025 dan 12 Rabiul Awal 1447 H atau Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025.

Libur Maulid Nabi: Jumat, 5 September 2025

Tanggal peringatan Maulid Nabi 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional. Ketetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 933/2025, 1/2025, dan 3/2025. SKB terbaru itu mengubah keputusan sebelumnya tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

Berdasarkan SKB tersebut, libur Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Artinya, perayaan ini akan disambut libur akhir pekan. Masyarakat akan mendapat long weekend Maulid Nabi 2025 pada tanggal-tanggal berikut:

  • Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir pekan
  • Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW Penuh Doa dan Makna


Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen istimewa yang diperingati umat Islam setiap 12 Rabiul Awal. Lebih dari sekadar perayaan, Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk mengenang kembali keteladanan, akhlak mulia, dan perjuangan Rasulullah SAW.

Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Tanggal ini merujuk pada kalender Hijriah dari Kementerian Agama.


100 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025

Mengucapkan selamat dan membagikan doa di hari Maulid Nabi adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta kita kepada beliau. Berikut adalah 100 ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW yang penuh doa, makna, dan bisa Anda bagikan di media sosial atau kepada orang terdekat.

Ucapan Singkat dan Penuh Makna

1. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
2. Selamat Maulid Nabi 1447 H.
3. Maulid Nabi adalah saatnya meneladani akhlak Rasulullah.
4. Mari perbanyak sholawat di hari kelahiran Nabi Muhammad.
5. Damai selalu di hati, selamat merayakan Maulid Nabi.
6. Semoga syafaat Nabi Muhammad menyertai kita.
7. Ya Rasulullah, rindu kami padamu.
8. Selamat merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
9. Salam Maulid Nabi. Jadikan Nabi Muhammad teladan hidupmu.
10. Syafaatmu kami nantikan, Ya Rasulullah.
11. Peringatan Maulid Nabi, semoga kita semakin cinta pada Rasulullah.
12. Selamat Maulid Nabi, semoga damai selalu menyertai.
13. Maulid Nabi: saatnya tingkatkan iman dan takwa.
14. Mari berselawat dan perbanyak kebaikan.
15. Semoga kita termasuk umat yang dicintai Rasulullah.
16. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, salam ukhuwah.
17. Cahaya Rasulullah menerangi seluruh alam.
18. Maulid Nabi: meneladani kesabaran dan keikhlasan Rasulullah.
19. Ya Nabi salam ‘alaika, selamat Maulid Nabi.
20. Mari teladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.

Ucapan Penuh Doa dan Harapan

21. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita senantiasa mendapat limpahan berkah dan syafaat dari beliau.
22. Di hari yang mulia ini, mari perbarui niat untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW.
23. Peringatan Maulid Nabi adalah pengingat bagi kita untuk terus berbenah diri. Selamat Maulid Nabi.
24. Semoga dengan memperingati Maulid Nabi, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
25. Selamat merayakan Maulid Nabi. Semoga Allah SWT memberkahi kita dengan cinta dan ampunan-Nya.
26. Ya Allah, di hari kelahiran Nabi-Mu, bimbinglah kami agar selalu meneladani akhlak mulia beliau. Aamiin.
27. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga di hari ini, hati kita dipenuhi rasa syukur atas karunia Islam.
28. Mari jadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan ibadah kita.
29. Ya Rasulullah, semoga kami termasuk umatmu yang berhak mendapatkan syafaat di hari kiamat. Selamat Maulid Nabi.
30. Di hari yang penuh berkah ini, semoga kita bisa semakin mencintai Nabi Muhammad SAW dan ajarannya.
31. Selamat memperingati Maulid Nabi SAW. Semoga kita menjadi umat yang senantiasa meneladani akhlak dan ajaran beliau.
32. Semoga selawat yang kita lantunkan di hari Maulid Nabi menjadi jembatan menuju surga-Nya.
33. Mari jadikan Maulid Nabi sebagai pengingat untuk senantiasa berbuat baik dan menyebarkan kasih sayang.
34. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita dikumpulkan bersama beliau di jannah-Nya.
35. Ya Rabb, kuatkan iman kami, teguhkan hati kami, dan izinkan kami meneladani Nabi-Mu. Selamat Maulid Nabi.
36. Maulid Nabi: mari perbanyak istighfar dan sholawat sebagai wujud cinta kepada Rasulullah.
37. Selamat memperingati Maulid Nabi. Semoga hidup kita dipenuhi keberkahan layaknya teladan beliau.
38. Semoga di hari Maulid ini, Allah memberikan kita hati yang bersih dan jiwa yang lapang.
39. Selamat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita selalu berada di jalan yang lurus.
40. Di hari kelahiran Nabi, mari kita renungkan kembali misi mulia beliau untuk seluruh alam.

Ucapan dengan Kata-kata Mutiara Islami

41. “Cintamu adalah panutan, ajarannya adalah petunjuk.” Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW.
42. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21) Selamat Maulid Nabi.
43. “Barang siapa bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim) Selamat Maulid Nabi.
44. “Ya Rasulullah, Engkaulah pelita yang menerangi kegelapan, Engkaulah mata air yang menyejukkan hati.” Selamat Maulid Nabi.
45. “Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, melainkan refleksi untuk meneladani akhlak yang sempurna.”
46. “Rasulullah adalah cinta yang tak pernah bertepi, teladan yang tak pernah usai.” Selamat Maulid Nabi.
47. “Ya Rasulullah, Engkau adalah rahmat bagi semesta alam. Setiap langkahmu adalah pelajaran.”
48. “Di hari kelahirannya, mari kita sambut dengan cinta dan doa, semoga kita bisa bertemu beliau di jannah.”
49. “Maulid Nabi adalah bukti cinta Allah kepada alam semesta dengan mengutus Rasul termulia.”
50. “Dunia ini indah karena ajaranmu. Akhirat indah karena syafaatmu.” Selamat Maulid Nabi.
51. “Ya Nabi Muhammad, Engkau datang membawa cahaya, menghapus segala gelap jahiliyah.” Selamat Maulid Nabi.
52. “Maulid Nabi: Mari bersama-sama merajut ukhuwah Islamiyah.”
53. “Rasulullah mengajarkan kesederhanaan, mari kita amalkan dalam kehidupan.”
54. “Jadikanlah hari ini sebagai awal untuk hijrah ke arah yang lebih baik.” Selamat Maulid Nabi.
55. “Maulid Nabi adalah saatnya kita meresapi kembali ajaran tauhid dan akhlak mulia.”
56. “Selamat Maulid Nabi SAW. Semoga kita diberi kekuatan untuk istiqamah di jalan-Nya.”
57. “Cinta kepada Nabi Muhammad adalah cinta yang abadi.” Selamat Maulid Nabi.
58. “Semoga kita bisa mengamalkan sunah Rasulullah dalam setiap sendi kehidupan.”
59. “Jadikan Maulid Nabi sebagai penyemangat untuk meraih takwa.”
60. “Maulid Nabi: Ajang refleksi untuk menjadi pribadi yang lebih beriman.”

Ucapan Menyentuh Hati dan Penuh Rindu

61. Rindu kami takkan pernah sirna, Ya Rasulullah. Selamat Maulid Nabi.
62. Setiap tahun kami merayakanmu, semoga cinta kami padamu semakin bertambah. Selamat Maulid Nabi.
63. Ya Nabi, betapa rindunya kami pada pertemuan denganmu. Selamat Maulid Nabi.
64. Maafkan kami yang sering lalai, semoga di Maulid Nabi ini, kami bisa lebih meneladani dirimu.
65. Setiap detiknya, kami merindukanmu. Setiap langkahmu adalah inspirasi. Selamat Maulid Nabi.
66. Ya Rasulullah, semoga kerinduan kami menjadi alasan bagi kami untuk bertemu denganmu.
67. Selamat Maulid Nabi. Semoga rindu ini membimbing kami menuju jalan yang Engkau cintai.
68. Ya Allah, izinkan kami meneladani Nabi-Mu dan merindukan pertemuan denganmu di surga.
69. Maulid Nabi adalah saatnya bagi kita untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan Rasulullah.
70. Di hari kelahiranmu, Ya Rasulullah, kami ingin menjadi umat yang bisa membanggakanmu.

Ucapan untuk Media Sosial

71. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H. Mari bersholawat! #MaulidNabi #NabiMuhammad
72. Mari tingkatkan iman dan takwa, meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Selamat Maulid Nabi! #MaulidNabi2025
73. Peringatan Maulid Nabi: momen untuk kembali pada ajaran Islam yang damai. #Rasulullah #Maulid
74. Ya Nabi salam ‘alaika. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW. #MaulidNabi
75. Semoga kita semua mendapat syafaat di hari kiamat. Aamiin. #MaulidNabi #Selawat
76. Mari kenang perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. #MaulidNabi #Islam
77. Cahaya Rasulullah menerangi seluruh alam. Selamat merayakan Maulid Nabi! #MaulidNabi2025
78. Meneladani akhlak Rasulullah, kunci menuju keberkahan hidup. Selamat Maulid Nabi. #AkhlakRasulullah
79. Selamat Maulid Nabi 1447 H. Jadikan Rasulullah sebagai teladan utama. #Maulid
80. Di hari kelahiranmu, Ya Rasulullah, kami panjatkan doa dan selawat. #MaulidNabi #Doa

Ucapan untuk Lingkungan Keluarga dan Teman

81. Selamat Maulid Nabi, sahabatku. Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.
82. Ayah, Ibu, selamat Maulid Nabi. Mari kita ajarkan anak-anak kita tentang akhlak Rasulullah.
83. Selamat Maulid Nabi, kawan-kawan. Semoga hari ini membawa keberkahan untuk kita semua.
84. Semoga di hari yang mulia ini, keluarga kita selalu dilimpahi rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Selamat Maulid Nabi.
85. Mari rayakan Maulid Nabi dengan penuh sukacita dan keimanan.
86. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW untuk keluarga tercinta. Mari jadikan beliau teladan hidup.
87. Semoga persahabatan kita semakin erat dengan meneladani ukhuwah Rasulullah. Selamat Maulid Nabi.
88. Selamat Maulid Nabi, semoga kita selalu istiqamah dalam kebaikan.
89. Di hari kelahiran Nabi, mari saling mengingatkan dalam kebaikan. Selamat Maulid Nabi.
90. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Selamat Maulid Nabi.

Ucapan Puitis dan Penuh Kekaguman

91. Ya Rasulullah, engkau adalah rembulan di kegelapan, bintang di malam kesunyian. Selamat Maulid Nabi.
92. Cintamu mengalir seperti sungai, ajarannya sejuk seperti embun pagi. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW.
93. Setiap langkahmu adalah inspirasi. Setiap kata-katamu adalah hikmah. Selamat Maulid Nabi.
94. Kami adalah umatmu yang merindu. Semoga di hari ini, rindu kami sampai kepadamu. Selamat Maulid Nabi.
95. Di hatiku terukir namamu, Ya Rasulullah. Selamat merayakan Maulid Nabi.
96. Maulid Nabi: Saatnya kita berselawat dan melukis senyum di wajah orang lain.
97. Ya Rasulullah, kau datang membawa cinta, kau pergi meninggalkan kenangan yang takkan pernah pudar. Selamat Maulid Nabi.
98. Di hari kelahiranmu, Ya Habibullah, kami panjatkan doa dan harapan agar bisa meneladanimu.
99. Selamat Maulid Nabi. Semoga hidup kita dipenuhi keindahan akhlak beliau.
100. Ya Nabi, namamu adalah doa, kehadiranmu adalah cahaya. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Bulan Rabiul Awal


Jakarta

Nabi Muhammad SAW lahir pada Rabiul Awal, bulan ke-3 dalam kalender Hijriah. Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW diceritakan dalam sejumlah tarikh dan sirah nabawiyah.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi setelah peristiwa pasukan bergajah yang dipimpin Raja Abrahah berupaya menghancurkan Ka’bah. Oleh karena itu, tahun kelahiran Nabi SAW disebut Tahun Gajah.


Nabi Muhammad SAW adalah putra Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Menurut Ibnu Hazm al-Andalusi dalam Jawami As-Sirah An-Nabawiyah yang diterjemahkan Indi Aunullah, nasab shahih Nabi Muhammad SAW berakhir pada Adnan. Adnan adalah keturunan Nabi Ismail AS.

Nama Rasulullah SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (namanya Syaibah al-Hamd) bin Hasyim (namanya Amr) bin Abdu Manaf (namanya al-Mughirah) bin Qushay (namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW yang ditulis Moenawar Chalil, sekitar dua atau tiga bulan setelah pernikahan Abdullah dan Aminah, Abdullah pergi ke Syam untuk berdagang. Aminah saat itu sudah mengandung.

Dalam perjalanan pulang dari Syam, Abdullah jatuh sakit. Dia terpaksa tinggal di Yatsrib (Madinah) di rumah seorang Quraisy dari bani Ady, sementara rombongan sudah kembali ke Makkah.

Abdul Muthalib kemudian minta anak tertuanya, Harits, untuk menjenguk adiknya di Yatsrib. Setibanya di sana, Abdullah sudah meninggal dunia dan dimakamkan di sana beberapa hari lalu.

Ketika itu, usia Nabi Muhammad SAW sekitar tiga bulan dalam kandungan sang ibu. Setelah genap sembilan bulan, tepat pada waktu subuh, Nabi Muhammad SAW lahir dengan selamat di rumah ibunya, di kampung bani Hasyim di Makkah. Riwayat lain menyebut Nabi SAW lahir di rumah Abu Thalib.

Para ulama berbeda pendapat terkait tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa sejarawan menyebut Nabi SAW lahir pada tanggal 2, 8, 10, 12, 17, dan 18 Rabiul Awal. Namun, pendapat populer menyebut Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal.

Aminah kemudian mengutus seseorang untuk memberi tahu Abdul Muthalib akan kelahiran cucunya. Abdul Muthalib yang kala itu sedang tawaf di Ka’bah gembira mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW dan bergegas ke rumah Aminah.

Ada riwayat yang menyebut Abdul Muthalib langsung memeluk dan menggendong Nabi Muhammad SAW untuk dibawa ke Ka’bah. Abdul Muthalib kemudian masuk Ka’bah, berdiri, dan berdoa menyampaikan syukurnya kepada Allah SWT. Setelah itu, dia keluar dan menyerahkan Nabi Muhammad SAW ke Aminah.

Sesuai adat masyarakat Arab khususnya di Makkah, bayi yang baru lahir akan disusukan kepada orang lain. Biasanya ibu susu ini tinggal di dusun orang Badwi, jauh dari kota. Nabi Muhammad SAW pun disusukan kepada perempuan bernama Tsuwaibah selama beberapa hari. Kemudian disusukan dan diasuh oleh Halimah binti Abu Zuaib, yang juga dikenal sebagai Halimah as-Sa’diyah.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

12 Rabiul Awal 2025 Tanggal Merah Apa? Cek di Sini



Jakarta

12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah adalah tanggal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi dijadikan sebagai tanggal merah nasional.

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia diperingati dengan berbagai acara. Mulai dari bersholawat bersama, mendengarkan ceramah hingga momen makan bersama.

Sejarah Maulid Nabi


Dalam sejarahnya, tradisi Maulid Nabi pertama kali ada pada masa pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi yang diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, Gubernur Irbil, Irak.

Maulid Nabi sampai saat ini masih dirayakan dan tercatat sebagai warisan budaya umat Islam. Dikutip dari buku Anna Mutmainah yang berjudul Shalahuddin Al-Ayyubi & Kisah Perjuangannya, Sejumlah sejarawan Barat mengatakan bahwa pembawa tradisi Maulid Nabi berasal dari pendiri Dinasti Fatimiyah yang saat itu mengikuti aliran Islam Syiah Ismailiyah. Tokoh yang menjadi dalang penyebutan Dinasti Fatimiyah sebagai pembawa tradisi Maulid Nabi adalah sejarawan dan ilmuwan yang bernama Al-Qalqashandi.

Tanggal Merah Maulid Nabi 2025

Tahun ini, 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 September 2025. Lalu, apakah tanggal tersebut termasuk tanggal merah?

Ketentuan tanggal merah tahun 2025 telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru, Nomor 933 Tahun 2024, Nomor 1 Tahun 2024, dan Nomor 3 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

12 Rabiul Awal 2025: Tanggal Merah

Mengacu SKB 3 Menteri terbaru, tanggal 5 September 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Penetapan ini dilakukan agar masyarakat dapat memperingati hari besar keagamaan dengan nyaman dan tertib.

Karena bertepatan dengan hari Jumat sehingga berdekatan dengan libur akhir pekan, maka libur Maulid Nabi 2025 bisa menjadi periode libur panjang selama 3 hari berturut-turut. Durasi libur juga bisa diperpanjang dengan mengambil 1-2 hari cuti tambahan untuk pribadi.

Berikut rincian tanggalnya:

Kamis, 4 September 2025: Rekomendasi cuti

Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW

Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir

pekan

Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Senin, 8 September 2025: Rekomendasi cuti.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com