Tag Archives: membaca doa

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memanjatkan Doa agar Terkabul?


Jakarta

Berdoa adalah wujud permohonan atau permintaan sesuatu dari seorang hamba yang berisikan hal-hal baik kepada Allah SWT. Kapan waktu mustajab untuk memanjatkan doa tersebut?

Dikutip dari buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa oleh Nurhasanah Namin, tujuan dalam berdoa setiap orang juga bermacam-macam. Misalnya, mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk dan siksaan api neraka, memohon keselamatan hidup, memohon bimbingan serta jalan yang lurus agar selamat dunia akhirat, dan lain sebagainya.

Agar doa yang dipanjatkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT, muslim bisa memanfaatkan waktu-waktu yang mustajab. Kapan saja?


Kapan Waktu yang Tepat untuk Memanjatkan Doa?

1. Setelah Salat Wajib

Dikutip dari buku Rahasia Terkabulnya Doa karya Wawan Susetya & Ari Wardhani seringkali karena kesibukan duniawi, kita tidak sempat untuk berdoa banyak kepada Allah SWT. Hal ini sudah pernah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits dari Tirmidzi yang berbunyi,

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلّى، إذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ) قَالَ : ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ الله وَصَلَّى عَلَى النَّي ، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((أَيُّهَا الْمُصَلِّي أَدْعُ تُحَبْ))

Artinya: Kemudian Rasulullah bersabda, “Engkau tergesa-gesa wahai orang yang shalat. Jika engkau melakukan salat lalu engkau duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang pantas bagi-Nya, bacalah sholawat untukku kemudian berdoalah.” Perawi berkata, “Setelah itu, seorang laki-laki lain melakukan salat, lalu ia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi SAW. Nabi SAW. bersabda, “Wahai orang yang telah melakukan salat, berdoalah maka engkau akan dikabulkan.” (HR Tirmidzi)

Dalam riwayat hadits lainnya dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabatnya, “Pada waktu apakah doa itu sangat didengar (dikabulkan oleh Allah)?”

Rasulullah SAW menjawab, “Yaitu pada tengah malam yang akhir dan sesudah salat-salat fardhu.” (HR At Tirmidzi)

2. Sepertiga Malam

Waktu lain mustajab doa yang akan dikabulkan Allah SWT adalah di sepertiga malam. Artinya, waktu malam hari mendekati waktu subuh atau di waktu sahur seperti yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana.

Menurut salah satu hadits juga menyebut bahwa pada waktu ini, Allah SWT turun ke langit dunia. Berikut bunyi haditsnya,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepadaKu akan Kukabulkan, orang yang meminta sesuatu kepadaKu akan kuberikan, orang yang meminta ampunan dariKu akan Kuampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Saat Sujud dalam Salat

Momen sujud dalam pelaksanaan salat disebut sebagai waktu terdekat seorang hamba dengan Allah SWT. Hal ini dilandasi dari hadits Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka banyak-banyaklah berdoa di dalam sujud.” (HR Muslim)

4. Saat Turun Hujan

Dikutip dari buku Induk Doa dan Zikir yang ditulis oleh Kasimun, Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm telah meriwayatkan dengan sanadnya sebuah hadits mursal, yang berbunyi:

أطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ وَنُزُولِ الْغَيْثَ

Artinya: Carilah oleh kalian doa yang dikabulkan; di saat kedua pasukan bertemu (di jalan Allah); ketika salat diiqamahkan; dan ketika hujan turun.

5. Antara Azan dan Iqomah

Waktu yang tepat untuk memanjatkan doa selanjutnya adalah waktu antara azan dan iqomah. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Tiada ditolak sesuatu doa yang dimohonkan antara azan dan iqomah.” (HR At-Tirmidzi)

6. Hari Jumat

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa hari Jumat adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa. Rasulullah SAW dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 oleh Imam an-Nawawi,

فِيهَا سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Pada hari itu ada waktu yang apabila seorang hamba muslim menepati waktu itu dalam keadaan salat lalu ia mohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya.” Dan beliau memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sebentarnya waktu tersebut. (HR Muttafaq ‘alaih)

Ada yang berpendapat, waktu mustajab di hari Jumat terletak pada waktu imam naik mimbar pada saat khutbah Jumat hingga salat Jumat selesai. Ada pula yang menyebut waktu antara Ashar dan Maghrib adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa pada hari Jumat.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Dibaca Kapan? Ini Ketentuan Waktunya


Jakarta

Doa akhir tahun dan awal tahun berisi permohonan agar Allah SWT melimpahkan nikmat dan karunianya di tahun yang akan datang. Amalan ini dapat diamalkan muslim pada pergantian tahun baru Islam yaitu hijriah.

Muharram menjadi bulan paling awal pada kalender hijriah. Dikutip dari buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji yang ditulis Syamsul Rijal Hamid, Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Rasulullah SAW bersabda,


“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Mengacu pada Kalender Hijriah terbitan Kementerian Agama (Kemenag RI), 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Jelang pergantian tahun itu, ada doa akhir tahun dan awal tahun yang bisa diamalkan muslim.

Lantas, kapan waktu membaca doa-doa tersebut?

Waktu Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam

Melansir Majalah Aula Nahdlatul Ulama Edisi Juli 2024, setidaknya ada dua waktu mengamalkan doa akhir tahun dan awal tahun baru Islam, yaitu:

1. Sebelum Salat Maghrib

Doa akhir tahun Islam dapat dibaca sebelum salat Maghrib. Berikut bunyi doanya,

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Arab latin: Allaahumma maa ‘amiltu min ‘amalin fii haadzihis sanati ma nahaitanii ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiihaa ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alaa ‘uquubatii wa da’autanii ilat taubati min ba’di jaraa-atii ‘alaa ma’shiyatika. Fa innii astaghfiruka, faghfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimmaa tardha, wa wa’attanii ‘alaihits tsawaaba, fa-as-aluka an tataqabbala minnii wa laa taqtha’ rajaa-ii minka yaa kariim.

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

2. Setelah Salat Maghrib

Jika doa akhir tahun dibaca sebelum salat Maghrib, maka doa awal tahun baru Islam diamalkan seusai salat Maghrib. Berikut lafaznya,

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Arab latin: Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa ‘alaa fadhlikal ‘azhiimi wa kariimi juudikal mu’awwal. Haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. As-alukal ‘ishmata fiihi minas syaithaani wa auliyaa-ih, wal ‘auna ‘alaa haadzihin nafsil ammaarati bis suu-i, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa, yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

3. Dibaca pada Akhir Tahun

Mengutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit susunan H Hamdan Hamedan, doa akhir tahun versi kedua ini juga dapat diamalkan muslim. Bacaan tersebut bersumber dari kitab Kanzun Najah was Surur karya Syeh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus bin Abdil Qadir.

Kaum muslimin dianjurkan membacanya sebanyak tiga kali tanpa keterangan setelah salat Ashar atau salat Maghrib.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَيْ مَعَ التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِي اللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ تَقْطَعْ رَجَايْ مِنْكَ يَا كَرِيمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مَعَ قَدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي ودعوني الله مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Arab latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ta’ala ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihi wasallam. Allahumma maa ‘alimtu min ‘amalin fis-sanatil maadhiyati mimma nahaitanii `anhu wa lam atub minhu wa lam tardhahu wa nasiituhu wa lam tansahu wahalumta ‘annii ma’a qudratika ‘alaa ‘uquubatii wada’autanii ilat-taubati ba’da jaraa’atii ‘alaika. Allahumma innii astaghfiruka minhu faaghfirlii. Allahumma wa maa `amiltu min `amalin tardhaahu wa wa’adtanii `alaihits-tsawaaba wal ghufraana fataqabbalhu minnii wa laa taqtha` rajaa-ii minka yaa kariimu yaa arhamar rahimiin. Wa shallallaahu ta`aala `alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, amal yang telah aku lakukan pada tahun lalu dari sekian amal yang Engkau cegah diriku darinya, yang aku belum tobat darinya dan Engkau pun tidak meridainya, yang telah aku lupakan namun tidak Engkau lupakan, Engkau telah berbuat bijak kepadaku meskipun sebenarnya mampu untuk menghukumku, Engkau menyeru kepadaku untuk bertobat setelah kenekatanku (bermaksiat) kepada-Mu. Ya Allah sungguh aku memohon ampunan kepada-Mu dari amal itu, maka ampunilah diriku. YaAllah dan amal yang telah aku lakukan yang Engkau ridai dan Engkau janjikan pahala dan ampunan atasnya, maka terimalah amal itu dariku, dan jangan Engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Zat yang Maha Mulia, wahai Zat yang Maha Pengasih dari para kekasih. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.”

Hukum Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun

Tidak ada dalil yang menyebut secara eksplisit terkait doa akhir tahun dan awal tahun baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah SAW. Walau demikian, bacaan ini merujuk pada anjuran berdoa secara umum seperti diterangkan dalam surah Ghafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ ٦٠

Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Itulah ketentuan waktu membaca doa akhir tahun dan awal tahun. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com