Tag Archives: menangis

Mengapa Bayi Lahir Langsung Menangis? Ini Alasan Menurut Hadits


Jakarta

Tangisan bayi yang baru lahir telah dijelaskan dalam Islam melalui sejumlah hadits. Dikatakan, hal ini berkaitan dengan perbuatan setan.

Menurut hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, bayi yang baru lahir langsung menangis disebabkan karena sentuhan setan. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Nabi SAW pernah bersabda,

“Setiap anak yang terlahir pasti akan disentuh oleh setan saat ia dilahirkan, maka anak itu akan berteriak menangis karena sentuhan tersebut. Lain halnya ketika Siti Maryam melahirkan anaknya.”


Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa mengatakan, setelah Abu Hurairah RA menyampaikan riwayat tersebut, ia menyebut firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (QS Ali Imran: 36)

Hadits tersebut turut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari Bab Tafsir bagian Firman Allah, “Dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya…” dan Imam Muslim dalam Shahih Muslim bab Keutamaan, bagian Keutamaan Nabi Isa.

Ibnu Jarir dalam Tafsir Ibnu Jarir turut meriwayatkan hadits serupa dengan sanad yang berbeda namun dengan matan yang sama. Ia meriwayatkan dari Ahmad bin Faraj, dari Baqiyah, dari Abdullah bin Zubaidi, dari Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah RA.

Ada pula hadits yang menyebut bahwa setan akan memukul dada si bayi yang dilahirkan oleh ibunya sehingga ia akan menangis. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad dari Haitsam, dari Hafsh bin Maisarah, dari Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW.

“Setiap manusia ketika dilahirkan oleh ibunya pasti dipukul oleh setan di kedua dadanya, kecuali ketika Maryam melahirkan anaknya. Lihatlah bagaimana teriakan seorang bayi ketika ia dilahirkan.”

Para sahabat menjawab, “Benar sekali wahai Rasulullah SAW.”

Nabi SAW berkata,” Teriakan itu adalah akibat pukulan setan di kedua dadanya.”

Menurut riwayat Imam Ahmad lainnya, setan akan menikam pinggang bayi yang dilahirkan. Hal itulah yang kemudian membuat bayi langsung menangis saat lahir. Menurut Ibnu Katsir, sanad riwayat ini memenuhi syarat shahih Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkan dengan sanad ini dalam Shahih-nya.

Dua Bayi yang Tak Menangis saat Lahir

Dalam hal ini, ada dua bayi yang tidak menangis saat lahir. Mereka adalah Maryam binti Imran dan putranya, Nabi Isa AS. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Setiap manusia yang terlahir pasti akan disentuh oleh setan dengan jarinya, kecuali Maryam binti Imran dan anaknya, Isa.” (HR Ahmad dalam Musnad Ahmad)

Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi dalam kitab Iltiqa’ Al-Masihain fi Akhir az-Zaman turut menyebutkan riwayat serupa yang bersumber dari Imam Bukhari dan Muslim masing-masing meriwayatkan dalam Shahih-nya.

Adapun, mengacu pada riwayat yang menyebut bahwa setan akan menikam pinggang bayi ketika dilahirkan, saat setan akan menikam Maryam dan Isa AS, ia justru menikam hijab yang menutupinya. Hal ini menjadi alasan mengapa bayi Maryam dan Isa AS tidak menangis saat dilahirkan.

Anjuran Azan saat Kelahiran Bayi

Islam menganjurkan agar mengumandangkan azan dan ikamah bagi bayi yang baru lahir. Anjuran ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Hasan ibnu Ali sebagaimana dinukil Syamsul Rizal Hamid dalam buku 1500++ Hadits & Sunnah Pilihan. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang telah lahir anaknya, lalu diazankan pada telinga kanan anak itu dan ikamah pada telinga kirinya, maka anak tersebut tidak akan mudah diganggu jin dan terlepas dari penyakit (yang sering menimpa anak-anak).”

Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menyebut sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan azan untuk cucunya, Husain bin Ali, ketika dilahirkan oleh Fathimah. Riwayat ini termuat dalam Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan lainnya dari Abu Rafi RA.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Pohon Kurma yang Menangis pada Hari Jumat, Kenapa?



Jakarta

Semasa Rasulullah SAW masih berdakwah, banyak sekali kisah yang menarik untuk kita dengarkan dan ambil pelajarannya. Salah satunya adalah sebuah kisah pohon kurma yang menangis pada hari Jumat.

Kisah ini diabadikan dalam salah satu riwayat dari Jabir bin Abdullah RA. Mengutip Mukhtashar Shahih al-Bukhari oleh Imam Zainuddin az Zubaidi, Jabir berkata,

“Apabila Rasulullah khutbah, beliau biasa berdiri di bawah pohon kurma. Ketika sebuah mimbar disediakan untuk beliau, kami mendengar pohon kurma itu menangis seperti tangisan unta betina yang hamil maka beliau turun dari mimbar dan mengelus pohon tersebut.” (HR Bukhari)


Kisah Pohon Kurma Menangis pada Hari Jumat

Kisah ini dapat diawali dengan menengok kembali tugas dan pekerjaan Rasulullah SAW sesudah berhijrah dari Makkah ke Madinah. Mengutip tulisan Ustaz Dr. Miftahur Rahman El-Banjary dalam buku Cinta Seribu Dirham Merajut Kerinduan kepada Rasulullah Al-Musthafa. Pekerjaan pertama Rasulullah SAW sesampainya di Madinah adalah membangun masjid.

Masjid itu diberi nama Masjid Nabawi yang didirikan tepat dimana unta Rasulullah berhenti. Tanah tempat unta itu berhenti adalah miliki anak yatim bersaudara.

Selanjutnya, diketahui bahwa tanah yang telah dibeli tersebut berbentuk seperti bujur sangkar dengan luas hanya sekitar 1.060 meter persegi. Masjid yang didirikan pada awal masa itu pun sangat sederhana, hanya berupa tanah lapang yang dikelilingi tembok tanah liat menyerupai lingkaran.

Saat masjid ini sudah beroperasi, Rasulullah SAW seringkali melakukan dakwah dengan berdiri menghadap ke arah jamaah. Beliau berdiri di bagian masjid paling depan dengan bersandar pada satu batang pohon kurma, di bagian kanan yang sekarang kita kenal sebagai mihrab nabi.

Ketika jumlah jemaah semakin bertambah banyak, orang-orang berdesakan memenuhi masjid. Mereka yang duduk di barisan belakang atau paling jauh dari Rasulullah SAW tidak bisa melihat wajah beliau.

Para sahabat saat itu juga kasihan melihat Rasulullah SAW yang kelelahan jika berdiri terlalu lama saat berdakwah. Sebagian sahabat ada yang mengusulkan untuk membuat mimbar khusus bagi Rasulullah.

Di atas mimbar itu, Rasulullah akan dapat sesekali duduk beristirahat atau bahkan menyampaikan khutbahnya sambil duduk. Di samping itu pula, para sahabat yang berada di posisi paling belakang tetap bisa menyaksikan wajah Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW kemudian menyetujuinya.

Pada suatu hari Jumat ketika mimbar yang dibuat khusus untuk Rasulullah selesai, Beliau keluar dari pintu kamarnya. Beliau berjalan menuju mimbar dengan melewati sebuah pohon kurma itu.

Ketika Rasulullah SAW menaiki mimbar untuk berkhutbah, seketika para sahabat yang hadir di masjid itu mendengar bunyi rintihan memelas seperti menangis. Bahkan, debu-debu dari tembok masjid itu berguguran.

Suara tangisan itu terdengar semakin lama semakin kencang. Para sahabat yang mencari sumber suara tangisan itu merasa semakin kebingungan.

Rasulullah SAW kemudian turun dari mimbar dan mendekati pohon kurma yang sering beliau gunakan sebagai sandaran. Beliau meletakkan tangannya yang mulia pada batang pohon kurma itu kemudian mengusap dan memeluknya.

Atas izin Allah SWT, perlahan-perlahan suara tangisan tersedu sedu itu perlahan mereda. Belum terjawab rasa penasaran dalam diri para sahabat yang hadir, Rasulullah SAW pun mengajak berbicara kepada pohon kurma itu.

Rasulullah berkata, “Maukah kamu aku pindahkan ke kebun kamu semula, berbuah dan memberikan makanan kepada kaum mukminin atau aku pindahkan kamu ke surga, setiap akar kamu menjadi minuman dari minuman-minuman di surga, lalu para penghuni surga menikmati buah kurmamu.”

Pohon kurma tanpa keraguan memilih pilihan yang kedua. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Af’al insya Allah! Demi Allah, yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika tidak aku tenangkan dia, niscaya dia akan terus merintih hingga hari kiamat karena kerinduannya kepadaku.”

Dalam redaksi lain, mengutip Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dalam Hadza al Habib Muhammad Rasulullah Ya Muhibb, diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah terlihat berbicara dengan sebatang pohon kurma. Kemudian, wanita dari Anshar berkata kepada beliau,

“Wahai Rasulullah, aku memiliki anak seorang tukang kayu. Bolehkah aku menyuruhnya membuatkan mimbar untuk engkau dari pohon itu untuk berkhutbah?”

Rasulullah menjawab, “Ya, boleh.” Maka si tukang kayu membuatkan beliau mimbar dari pohon kurma tersebut.

Pada suatu Jumat, Rasulullah SAW sudah mulai berkhutbah di atas mimbar, bukan lagi di atas potongan pohon kurma seperti pada masa awal pendirian masjid. Tiba-tiba batang kurma yang dijadikan mimbar itu menangis seperti tangis seorang bayi.

Rasulullah SAW berkata, “Batang pohon ini menangis karena merasa telah dilupakan.” demikian diterjemahkan Iman Firdaus dalam buku My Beloved Prophet.

Dalam riwayat Bukhari dikatakan, “Batang kurma tersebut berteriak seperti teriakan seorang bayi. Rasulullah lalu turun dari mimbar itu dan memeluknya, sementara mimbar dari pohon kurma itu terus menangis. Rasulullah berkata, “Pohon kurma ini menangis karena mendengar zikir diucapkan di atasnya.”

Menurut Syaikh Abu Bakar, pohon kurma tersebut menangis karena mendengar zikir Rasulullah SAW dan sedih karena berpisah dengan Beliau yang selalu berkhutbah di atasnya. Padahal pohon kurma tersebut merupakan benda mati yang tak memiliki roh dan akal.

Hal ini, kata Syaikh Abu Bakar, menjadi tanda dan bukti yang menunjukkan kenabian Muhammad SAW dan kebenaran risalahnya. Dan hal ini juga merupakan mukjizat besar yang hanya dimiliki oleh Rasulullah SAW.

Ibnu Hajar dalam pendapat yang dikutip Imam An Nawawi melalui Syarah Riyadush Shalihin Jilid 3 menambahkan, hadits tentang kisah pohon kurma yang menangis tersebut menjadi bukti bahwa Allah SWT terkadang memberi nalar pada benda mati bak seekor hewan bahkan seperti seekor hewan yang mulia. Wallahu’alam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Nabi Adam Menangis Ratusan Tahun usai Diturunkan dari Surga, Begini Kisahnya



Jakarta

Allah SWT menurunkan Nabi Adam AS ke bumi setelah sebelumnya tinggal di surga. Menurut sejumlah riwayat, ketika itu Nabi Adam AS menangis hingga ratusan tahun.

Kisah turunnya Nabi Adam AS ke bumi diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 35-36. Allah SWT berfirman,

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ٣٥ فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ ٣٦


Artinya: “Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!” Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”

Menurut Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa, ayat di atas menunjukkan bahwa Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan langsung ke bumi dalam satu tahap. Al-Hafizh ibnu Asakir meriwayatkan dari Mujahid bahwa Allah SWT memerintahkan dua malaikat untuk mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari sisi-Nya.

Pada saat itu, Jibril melepas mahkota dari kepala Nabi Adam AS, sementara Mikail melepas tanda kehormatan dari jidatnya. Selanjutnya, benda-benda berharga itu digantungkan pada sebatang dahan.

Menurut riwayat yang terdapat dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali karya M. Abdul Mujieb dkk, Nabi Adam AS menangis selama 300 tahun ketika diturunkan dari surga. Riwayat ini berasal dari Hasan, ia berkata,

“Sesungguhnya Nabi Adam AS menangis ketika diturunkan dari surga selama tiga ratus tahun, hingga jurang Sarandib penuh dengan air matanya.”

Sufi besar dan ahli makrifat abad ke-7, Syaikh Abdul Aziz ad-Dirini, dalam Kitab Thaharatul Qulub turut menceritakan kisah menangisnya Nabi Adam AS selama 300 tahun. Ia menceritakan dari Wahab bin Munabbih.

Dikatakan, ketika turun ke bumi, Nabi Adam AS diam selama tujuh hari, menangis hingga air matanya kering, dan kepalanya menunduk. Lalu, Allah SWT bertanya, “Beban berat apa yang Aku lihat menimpa dirimu?”

Nabi Adam AS menjawab, “Wahai Tuhan, musibahku besar dan kesalahan mengelilingiku. Aku dikeluarkan dari malakut Tuhanku, hingga kini berada di negeri kehinaan, padahal sebelumnya berada di negeri kemuliaan. Aku berada di negeri kesengsaraan, padahal sebelumnya berada di negeri kebahagiaan. Aku berada di negeri keletihan, padahal sebelumnya berada di negeri kesenangan. Aku berada di negeri ujian, padahal sebelumnya berada di negeri kesehatan. Karenanya, bagaimana mungkin aku tidak menangisi kesalahanku?”

Lalu, Allah SWT mewahyukan, “Wahai Adam, bukankah Aku memilihmu untuk diri-Ku menghalalkan negeri-Ku, mengistimewakanmu dengan kemuliaan-Ku, serta memerintahkanmu untuk mewaspadai amarah-Ku? Bukankah Aku menciptakanmu dengan tangan-Ku, meniup roh-Ku ke dalam dirimu, memerintahkan para malaikat bersujud kepada-Mu, namun kamu malah bermaksiat kepada perintah-Ku, melupakan janji-Ku, dan perlahan mendekati amarah-Ku. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, seandainya bumi penuh dengan para lelaki yang semuanya sepertimu, mereka beribadah kepada-Ku, bertasbih kepada-Ku, lalu bermaksiat kepada-Ku, maka Aku benar-benar akan menempatkan mereka di tempat orang-orang yang bermaksiat.”

Lalu, Nabi Adam AS menangis selama 300 tahun.

Sementara itu, dalam riwayat lain yang berasal dari Hasan, Nabi Adam AS menangisi surga selama 70 tahun karena menyesali kesalahannya dan menangis selama 40 tahun ketika anaknya terbunuh.

Sebagaimana Al-Auza’i menceritakan dari Hasan (Ibnu Athiyah) yang berkata, “Adam menempati surga selama seratus tahun.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Enam puluh tahun. Beliau menangisi surga selama tujuh puluh tahun. Menangis selama tujuh puluh tahun karena menyesali kesalahannya dan menangis selama empat puluh tahun ketika anaknya terbunuh.” (HR Ibnu Asakir)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Saat Umar Menangis Lihat Nabi Tidur Hanya Beralaskan Tikar



Jakarta

Sahabat nabi, Umar bin Khattab RA, pernah sampai menangis karena melihat kesederhanaan Rasulullah SAW. Hal ini diceritakan dalam salah satu riwayat hadits dari Anas bin Malik RA.

Dikutip dari Ibnul Jauzi dalam Al-Wafa, Anas RA bercerita, saat itu Rasulullah SAW tengah tiduran hanya beralaskan tikar dan mengenakan selimut. Bantal yang digunakan sebagai penyangga kepalanya terbuat dari kulit yang diisi serabut.

Seorang sahabat kemudian turut masuk ke kamar Rasulullah SAW, berikut dengan Umar bin Khattab RA.


Saat itulah, Rasulullah SAW membalikkan badannya sehingga Umar bin Khattab RAmelihat pakaian Rasulullah SAW tersingkap pada bagian punggungnya. Umar bin Khattab RA melihat ada bekas-bekas pada punggung beliau karena alas tidurnya yang terlalu keras. Setelahnya, Umar bin Khattab RA menangis.

Rasulullah SAW yang melihat itu pun bertanya pada Umar bin Khattab RA, “Apa yang membuatmu menangis?”

Umar bin Khattab RA menjawab, “Demi Allah, saya menangis setelah mengetahui bahwa engkau lebih mulia dari raja-raja dan kaisar. Mereka hidup sesuai dengan kemauannya di dunia (mewah dan kaya),”

“Sementara engkau adalah Rasulullah SAW (utusan Allah). Seperti yang saya lihat, engkau tidur di tempat yang seperti ini (sangat sederhana),” lanjut Umar bin Khattab.

Setelahnya, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Bukankah kamu suka kalau mereka mendapat kesenangan dunia sementara kita mendapat kesenangan akhirat?”

Umar bin Khattab menjawab lagi, “Tentu, wahai rasul.”

“Memang demikianlah adanya,” kata Rasulullah SAW. (HR Ahmad)

Tidak hanya tempat tidurnya, kesederhanaan Rasulullah SAW juga tampak pada seluruh perabotan rumah tangga yang dimilikinya. Salah satunya yang diceritakan oleh Abu Rifa’ah tentang kursi di rumah Rasulullah SAW.

“Saya mendatangi Rasulullah SAW, beliau duduk di atas kursi yang terbuat dari serabut, yang kakinya terbuat dari besi.”

Alas karpet yang dimiliki Rasulullah SAW terbuat dari kulit yang diisi serabut. Kondisinya bahkan sudah usang hingga membuat salah seorang kaum Anshar membawakan permadani berisi wol untuk beliau.

Namun, Rasulullah SAW menolak pemberikan permadani tersebut dan meminta Aisyah RA untuk mengembalikannya. Aisyah RA awalnya sempat menolak, namun Rasulullah SAW mengulangi perintahnya sampai tiga kali dan berkata,

“Wahai Aisyah, demi Allah, kalau aku mau, niscaya Allah akan memberikan gunung emas dan gunung perak kepadaku.” Aisyah pun mengembalikan permadani tersebut. (HR Al Baihaqi)

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Hal Aneh yang Mungkin Bisa Terjadi Setelah Orgasme, Termasuk Sakit Kepala

Jakarta

Orgasme adalah sensasi penuh kenikmatan yang dicapai setiap pasangan saat berhubungan intim. Meskipun begitu, masih banyak misteri seputar orgasme yang hingga saat ini masih belum terpecahkan oleh para ahli.

Misalnya, beberapa orang bisa mengalami gejala-gejala setelah orgasme, seperti sakit kepala, menangis, bersin, dan lain sebagainya. Namun, belum banyak data atau penelitian yang bisa menjelaskan penyebab dari hal tersebut. Akibatnya, beberapa orang mengira gejala-gejala itu menandakan kondisi kesehatan yang serius.

Berikut hal-hal yang bisa terjadi setelah orgasme beserta penjelasan dari para ahli, dikutip dari Huffpost.


1. Sakit Kepala

Beberapa orang bisa mengalami sakit kepala setelah orgasme. Sakit kepala pasca orgasme ini kerap menyerang pria dan orang yang mengidap migrain.

Biasanya, sakit kepala tersebut hanya berlangsung selama beberapa menit. Tapi pada beberapa kasus, sakit kepala bisa bertahan selama beberapa jam hingga beberapa hari.

“Beberapa orang melaporkan rasa sakit yang semakin meningkat saat mereka terangsang, kebanyakan orang yang mengalami ini melaporkan sakit kepala yang parah dan tiba-tiba tepat sebelum atau selama orgasme,” ungkap penulis Becoming Cliterate: Why Orgasm Equality Matters-And Hot to Get It, Laurie Mintz.

Meski penyebab sakit kepala saat orgasme masih belum diketahui sepenuhnya, beberapa ahli percaya hal tersebut dipicu oleh lonjakan hormon adrenalin saat berhubungan seks.

Sakit kepala akibat berhubungan intim biasanya bukan menjadi gejala yang serius. Tapi pada kasus yang langka, sakit kepala bisa disertai dengan gejala lain seperti muntah atau kaku di leher. Jika mengalami hal tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit yang lebih serius.

2. Menangis

Percaya atau tidak, menangis setelah orgasme ternyata merupakan hal yang cukup umum terjadi. Mintz mengungkapkan hal ini bukan disebabkan oleh perasaan sedih, melainkan karena rasa kedekatan dan cintah terhadap pasangan.

“Hal ini paling sering terjadi dalam konteks hubungan dekat dan penuh cinta, dan sebenarnya terkait dengan emosi bahagia,” ucapnya.

Sementara itu, pakar terapi seks Vanessa Marin mengatakan menangis pasca orgasme juga dikenal dengan sebutan Postcoital Dysphoria.

“Ini dikenal sebagai Postcoital Dysphoria. Banyak orang melaporkan merasa sedih, kewalahan, menangis, atau emosional setelah orgasme,” bebernya.

3. Euforia atau Gembira Berlebihan

Selain membuat menangis, orgasme juga bisa membuat sejumlah orang merasa euforia atau gembira yang berlebihan.

“Bagi sebagian orang, perasaan euforia itu tampak sangat intens. Suasana hati mereka meningkat, mereka merasa lebih positif, dan kepercayaan diri mereka meningkat. Kami tidak begitu tahu mengapa orgasme dapat memicu reaksi berbeda pada orang yang berbeda,” ucap Marin.

4. Bersin

Para peneliti juga masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab bersih setelah orgasme. Namun, beberapa berspekulasi hal tersebut disebabkan oleh kesalahan sinyal pada sistem saraf otonom yang berperan dalam mengatur refleks, seperti bersin dan rangsangan seksual.

“Kadang-kadang sinyal dalam sistem ini salah, dan saya pikir ini mungkin menjadi alasan mengapa beberapa orang bersih ketika memikirkan tentang seks,” jelas spesialis THT dari Rumah Sakit John Radcliffe Oxford, dr Mahmood Bhutta.

5. Kaki Gemetar

Beberapa wanita mengaku kakinya gemetar setelah mengalami orgasme. Selama klimaks, otot-otot tubuh akan menegang, dan bukan hanya di area intim saja.

Ketika seks selesai dan otot-otot tubuh mulai mengendur, maka gemetar, kram, atau kontraksi dapat terjadi. Spesialis obstetri dan ginekologi Jessica Williams mengatakan kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi air putih, atau makanan yang mengandung kalium, seperti pisang, alpukat, atau yogurt.

“Ketahuilah kondisi normal tubuh Anda, dan jika kaki Anda gemetar, pastikan untuk tetap terhidrasi,” ucapnya.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy