Tag Archives: menopause

3 Pelumas Alami untuk Wanita yang Sudah Menopause, Bikin Auto Basah


Jakarta

Pelumas alami untuk wanita yang sudah menopause kerap kali dicari oleh banyak orang. Pasalnya, ketika wanita mulai memasuki masa menopause, seks mungkin tidak terasa senikmat dulu. Masalah pada umumnya adalah karena keringnya vagina sehingga membuat berhubungan seksual terasa menyakitkan.

Menopause menandai berakhirnya siklus menstruasi seseorang. Setelah 12 bulan tidak haid, mereka yang sebelumnya merasakan haid akan dinyatakan menopause. Rata-rata hal ini terjadi di sekitar usia 40-an atau 50-an.

Dikutip dari Healthline, pada masa menopause tubuh mengalami perubahan hormon secara signifikan. Secara khusus, kadar esterogen dan progesterone menurun. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk salah satunya kekeringan pada vagina.


Kekeringan vagina bisa menjadi masalah bagi banyak wanita menopause. Kekeringan adalah tanda khas dari sindrom genitourinari menopause, juga dikenal sebagai vaginitis atrofi atau atrofi vagina. Dengan kondisi ini, jaringan vagina menjadi lebih tipis dan lebih mudah teriritasi. Kondisi ini diakibatkan penurunan alami kadar estrogen tubuh selama menopause.

Dinding vagina biasanya memiliki lapisan tipis yang lembab. Kelembaban ini disekresikan oleh sel-sel dinding vagina dan membantu sperma bertahan dan berjalan. Ini pula yang mengurangi gesekan selama berhubungan seksual.

Ketika produksi estrogen mulai menurun, sekresi dan kelembaban vagina berkurang sehingga menyebabkan kekeringan pada vagina.

Gejala kekeringan vagina

  • Iritasi, terbakar, atau gatal
  • Gairah seks menurun
  • Pendarahan pasca-seks
  • Infeksi saluran kemih berulang

Penyebab kekeringan vagina

  • Merokok
  • Depresi
  • Tingkat stress tinggi
  • Beberapa pengobatan kanker

Pelumas Alami untuk Wanita yang Sudah Menopause

Terdapat beberapa pengobatan alami atau rumahan untuk meringankan rasa tidak nyaman ketika bercinta, di antaranya

1. Minyak kelapa

Penelitian telah membuktikan bahwa minyak kelapa murni adalah perawatan yang baik untuk kekeringan pada kulit karena memiliki sifat pelembab dan antibakteri. Secara umum, mengolesi minyak kelapa ke kulit luar dianggap aman. Meskipun begitu, bicarakanlah kepada dokter sebelum menggunakan minyak ini sebagai pelumas vagina.

2. Air Kelapa

Kelapa memang buah yang kaya manfaat. Selain minyaknya yang baik untuk kulit, air kelapa juga bagus untuk diminum guna menghilangkan bakteri. Air kelapa juga dapat membantu meredakan dehidrasi yang dapat memperburuk gejala kekeringan vagina. Bukan dioles ya, tapi diminum.

3. Vitamin E

Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak yang memiliki fungsi ganda sebagai antioksidan penangkal penyakit. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan pelumasan dan mengurangi kekeringan pada vagina.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Terungkap Kedalaman Miss V saat ‘Terangsang’ Menurut Studi


Jakarta

Vagina atau Miss V adalah salah satu organ tubuh wanita yang memiliki banyak manfaat. Vagina berfungsi sebagai jalan keluarnya bayi dan darah menstruasi. Saat bercinta, vagina berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke rahim dan tempat menyalurkan hasrat seksual.

Vagina ternyata bersifat elastis. Panjang vagina mampu berubah pada situasi dan kondisi tertentu. Ketika sesuatu dimasukkan ke dalam Vagina seperti penis, jari, tampon, atau mainan seks, dinding vagina mengembang melebar menyesuaikan benda asing tersebut.

Dikutip dari Men’s Health, penelitian dalam British Journal of Obstetrics & Gynaecology menemukan rata-rata kedalaman vagina adalah 3,77 inci atau 9,6 cm dalam kondisi normal.


Sama seperti penis, saat terangsang vagina bisa melebar antara 4,25-4,75 inci atau setara 10,8-12 cm. Menurut Go Ask Alice di Universitas Columbia, selama bergairah, darah mengalir ke area genital yang menyebabkan rahim dan leher rahim naik dua pertiga bagian atas vagina yang memanjang.

Saat melahirkan, ukuran vagina akan berubah sebentar sebelum kembali normal. Untuk mengakomodasi jalan lahir bayi, serviks, saluran vagina, dan vulva melebar hingga berdiameter sekitar 10 cm. Dikutip dari Healthline, beberapa wanita yang melahirkan mungkin mengalami vagina yang terasa longgar, kering, hingga nyeri. Vagina menjadi lebih kencang dalam beberapa hari setelah melahirkan dan kembali ke bentuk semula sekitar 6 bulan pascamelahirkan.

Seiring berjalannya waktu, elastisitas vagina dapat berkurang. hal ini terjadi karena wanita mulai memasuki masa menopause yang melemahkan otot vagina. Sering menjalani persalinan juga dapat mengurangi elastisitas vagina. Beberapa faktor lain yang memengaruhi elastisitas vagina misalnya operasi dan mengejan akibat sembelit atau penambahan berat badan.

(Celine Kurnia/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Oh.. Ini yang Bikin Ukuran Kedalaman Miss V Berubah-ubah


Jakarta

Vagina merupakan organ intim wanita yang spesial. Organ ini mengeluarkan darah menstruasi tiap bulannya serta berfungsi sebagai jalan keluarnya bayi. Vagina juga merupakan organ pembersih diri dengan kemampuan untuk mengubah bentuk. Saat mengandung, dimasuki tampon, penis, dan bahkan mainan seks, organ ini dapat meregang sendirinya sesuai dengan keadaan.

Dikutip dari Insider, penelitian pada tahun 2005 menyatakan rata-rata kedalaman vagina adalah 9,6 cm dan dapat meregang hingga 17,7 cm. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tiap perempuan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda sehingga kedalaman vagina dapat bervariasi dari orang ke orang.

Vagina memiliki beberapa jenis jaringan yang melapisi bagian dalamnya, salah satunya yaitu mukosa. Mukosa terdiri dari sel-sel khusus yang mengeluarkan cairan pelumas. Inilah yang akan membantu dinding vagina meregang.


Lalu, faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan vagina berubah dari waktu ke waktu?

Melahirkan

Persalinan dapat mempengaruhi kedalaman vagina karena otot dasar panggul, yang menopang organ panggul seperti rahim, kandung kemih, dan usus, meregang untuk menopang berat bayi. Beberapa wanita mungkin melihat perbedaan pada bagian kewanitaan mereka setelah kelahiran anak, tetapi umumnya vagina kembali ke bentuk pra-kelahiran sekitar enam bulan hingga satu tahun setelah melahirkan.

Menopause

Dalam masa menopause, kadar estrogen turun sehingga membuat lapisan vagina lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Kondisi ini dikenal sebagai atrofi vulvovaginal. Berkurangnya kadar estrogen juga mengakibatkan peningkatan pH vagina yang membuat vagina kekurangan asam, layaknya sebelum pubertas.

Apakah vagina dapat mengendur saat seks?

Terdapat mitos yang menyatakan bahwa sering melakukan seks akan membuat vagina menjadi “longgar” dan menyebabkan seks menjadi kurang nikmat. Akan tetapi, hal ini tidaklah benar.

Vagina yang dianggap longgar tidak memiliki hubungan dengan sering tidaknya seseorang bercinta. Perasaan longgar ini justru dapat disebabkan karena kurang gairahnya pasangan atau ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi yang kuat. Maka dari itu, penting untuk melakukan komunikasi dengan pasangan Anda tentang keinginan, kebutuhan, dan keterbukaan masing-masing untuk mencoba hal-hal baru dalam berhubungan seksual.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Cara Agar Miss V Tak Gampang Kena Infeksi Jamur dan Bakteri


Jakarta

Vagina merupakan organ yang berperan besar dalam sistem reproduksi wanita. Layaknya bagian tubuh yang lain, organ ini juga perlu diperhatikan dan dijaga kesehatannya.

Mempertahankan keseimbangan pH vagina merupakan hal yang penting dalam menjaga kesehatan vagina. Terdapat berbagai faktor yang dapat menganggu keseimbangan pH vagina, seperti infeksi, vaginosis bakterialis, menstruasi, menopause, atau penggunaan produk-produk tertentu.

Dikutip dari Medical News Today, kadar normal pH vagina tergolong cenderung asam, berkisar sekitar 3,8 hingga 5. Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri Laktobasilus pada vagina yang bersifat asam.


Pada wanita usia reproduktif, kadarnya berkisar sekitar 4 sampai 4,5. Sedangkan pada wanita yang sudah memasuki masa menopause, kadar pHnya tergolong lebih tinggi, berkisar di atas 4,5.

Kadar ini dapat membantu menjaga ekosistem vagina, melindungi dari infeksi bakteri dan jamur. Dalam kondisi pH yang terlalu tinggi, bisa menyebabkan terjadinya infeksi karena mendorong pertumbuhan bakteri dan jamur pada vagina.

Cara Menjaga Keseimbangan pH Vagina

1. Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih yang keras

Sabun memiliki kadar pH yang tergolong tinggi sehingga menggunakannya untuk membersihkan vagina juga dapat meningkatkan kadar pH vagina.

Dibandingkan menggunakan sabun, lebih baik untuk membersihkan vagina dengan menggunakan air hangat. Bila ingin menggunakan produk pembersih, gunakanlah yang sifatnya ringan atau lembut hanya pada bagian vulva atau bibir vagina.

Bagian dalam vagina merupakan organ yang memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih pada bagian dalam vagina.

2. Ganti tampon atau pembalut secara rutin

Tampon atau pembalut perlu diganti secara rutin setiap empat sampai delapan jam, tergantung dengan intensitas darah yang dikeluarkan dan jenis pembalut yang digunakan. Penting untuk mengganti secara rutin untuk menghindari risiko infeksi bakteri pada vagina.

3. Gunakan pelindung ketika berhubungan seksual

Air mani atau cairan lainnya dapat turut mempengaruhi dan mengganggu keseimbangan vagina. Sifatnya yang basa akan secara otomatis meningkatkan kadar pH pada vagina.

4. Hindari penggunaan produk berparfum pada vagina

Segala jenis produk berparfum, seperti sabun dan pembalut atau tampon berparfum, dapat meningkatkan risiko infeksi jamur dan mengganggu keseimbangan pH pada vagina.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Garuk-garuk Miss V Melulu Sehabis Bercinta? Ini 6 Kemungkinan Penyebabnya


Jakarta

Vagina adalah organ yang tergolong sangat sensitif. Banyak hal yang bisa menyebabkan iritasi pada vagina, vagina kering, hingga infeksi bakteri ataupun jamur.

Hal tersebut dapat menyebabkan rasa gatal, rasa sakit, hingga rasa terbakar pada vagina. Kondisi-kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam berhubungan seksual.

Dikutip dari Insider, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan vagina gatal setelah berhubungan seksual, berikut adalah 6 di antaranya.


1. Vagina kering

Vagina seharusnya dalam kondisi yang lembap dan ketika berhubungan seksual, vagina dapat menghasilkan pelumas alaminya sendiri. Namun, beberapa dapat membuat seseorang tidak menghasilkan pelumas alami yang cukup untuk melembapkan vagina, seperti misalnya kondisi menopause.

Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen menyebabkan berkurangnya juga kelembapan pada dinding vagina. Selain saat menopause, perubahan hormonal pada masa kehamilan dan menyusui juga dapat menyebabkan perubahan pada kelembapan vagina.

Vagina yang kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual hingga menimbulkan gejala seperti iritasi, rasa gatal, dan rasa sakit setelah berhubungan seksual.

2. Alergi

Alergi terhadap bahan lateks yang digunakan pada kondom bukanlah suatu kondisi yang langka. Kondisi alergi ini dapat menimbulkan reaksi, seperti rasa gatal, kemerahan, hingga ruam pada vagina.

3. Dermatitis vulva atau vulvitis

Kondisi ini terjadi ketika kulit pada vulva atau bibir vagina mengalami iritasi. Biasanya banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penggunaan pelumas yang berparfum atau berwarna, yang dapat menimbulkan permasalahan pada vulva.

Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan sabun, pembalut, hingga celana dalam yang berbahan sintetis.

Kondisi ini dapat diatasi dengan menghindari penggunaan produk-produk berparfum, mandi air hangat, mengeringkan bagian vulva dengan sempurna setelah mandi, dan menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat atau berbahan katun.

4. Infeksi jamur

Infeksi jamur dapat terjadi akibat pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan pada vagina. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, hingga rasa terbakar saat atau setelah berhubungan seksual.

Gejala lain yang menandakan adanya infeksi jamur adalah keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang kental, putih, atau bertekstur bagai keju, pembengkakan atau kemerahan pada bagian bibir vagina, dan rasa sakit atau tidak nyaman pada vagina.

5. Vaginosis bakterialias

Keseimbangan pH pada vagina dapat terganggu setelah berhubungan seksual akibat pengaruh dari sperma pria. Kondisi keseimbangan pH yang terganggu dapat memicu pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko terkena vaginosis bakterialis.

6. Infeksi menular seksual (IMS)

Seringkali, penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual tak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, salah satu gejala yang paling umum adalah rasa gatal pada organ intim. Berhubungan seksual ketika mengalami infeksi menular seksual dapat membuat pembengkakan dan rasa gatal semakin parah.

Gejala yang perlu diperhatikan adalah keputihan yang tidak biasa, rasa sakit hingga pendarahan ketika berhubungan seksual, rasa sakit ketika buang air kecil, dan rasa sakit pada perut bagian bawah.

Apapun faktor penyebabnya, ketika vagina dalam kondisi gatal, aktivitas seksual sebaiknya dihindari sampai vagina benar-benar pulih agar tidak semakin memperburuk gejala.

Bila rasa gatal disertai dengan gejala lainnya yang tidak biasa dan mengganggu, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Penyebab Gatal di Area Kewanitaan Setelah Berhubungan Seks


Jakarta

Hal tersebut dapat menyebabkan rasa gatal, rasa sakit, hingga rasa terbakar pada vagina. Kondisi-kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam berhubungan seksual.

Dikutip dari Insider, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan vagina gatal setelah berhubungan seksual, berikut adalah 6 di antaranya.

1. Vagina kering

Vagina seharusnya dalam kondisi yang lembap dan ketika berhubungan seksual, vagina dapat menghasilkan pelumas alaminya sendiri. Namun, beberapa dapat membuat seseorang tidak menghasilkan pelumas alami yang cukup untuk melembapkan vagina, seperti misalnya kondisi menopause.


Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen menyebabkan berkurangnya juga kelembapan pada dinding vagina. Selain saat menopause, perubahan hormonal pada masa kehamilan dan menyusui juga dapat menyebabkan perubahan pada kelembapan vagina.

Vagina yang kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual hingga menimbulkan gejala seperti iritasi, rasa gatal, dan rasa sakit setelah berhubungan seksual.

2. Alergi kondom

Alergi terhadap bahan lateks yang digunakan pada kondom bukanlah suatu kondisi yang langka. Kondisi alergi ini dapat menimbulkan reaksi, seperti rasa gatal, kemerahan, hingga ruam pada vagina.

3. Dermatitis vulva atau vulvitis

Kondisi ini terjadi ketika kulit pada vulva atau bibir vagina mengalami iritasi. Biasanya banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penggunaan pelumas yang berparfum atau berwarna, yang dapat menimbulkan permasalahan pada vulva.

Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan sabun, pembalut, hingga celana dalam yang berbahan sintetis.

Kondisi ini dapat diatasi dengan menghindari penggunaan produk-produk berparfum, mandi air hangat, mengeringkan bagian vulva dengan sempurna setelah mandi, dan menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat atau berbahan katun.

4. Infeksi jamur

Infeksi jamur dapat terjadi akibat pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan pada vagina. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, hingga rasa terbakar saat atau setelah berhubungan seksual.

Gejala lain yang menandakan adanya infeksi jamur adalah keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang kental, putih, atau bertekstur bagai keju, pembengkakan atau kemerahan pada bagian bibir vagina, dan rasa sakit atau tidak nyaman pada vagina.

5. Vaginosis bakterialias

Keseimbangan pH pada vagina dapat terganggu setelah berhubungan seksual akibat pengaruh dari sperma pria. Kondisi keseimbangan pH yang terganggu dapat memicu pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko terkena vaginosis bakterialis.

6. Infeksi menular seksual (IMS)

Seringkali, penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual tak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, salah satu gejala yang paling umum adalah rasa gatal pada organ intim. Berhubungan seksual ketika mengalami infeksi menular seksual dapat membuat pembengkakan dan rasa gatal semakin parah.

Gejala yang perlu diperhatikan adalah keputihan yang tidak biasa, rasa sakit hingga pendarahan ketika berhubungan seksual, rasa sakit ketika buang air kecil, dan rasa sakit pada perut bagian bawah.

Apapun faktor penyebabnya, ketika vagina dalam kondisi gatal, aktivitas seksual sebaiknya dihindari sampai vagina benar-benar pulih agar tidak semakin memperburuk gejala.

Bila rasa gatal disertai dengan gejala lainnya yang tidak biasa dan mengganggu, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Kering Melulu? 9 Makanan Ini Bikin Wanita Lebih Siap ‘Basah’ saat Bercinta


Jakarta

Iritasi akibat vagina kering merupakan permasalahan yang dialami banyak wanita. Dikutip dari By Winona, 50 persen wanita berusia 50 tahun ke atas mengalami vagina kering, sedangkan 25 persen wanita mengalami vagina kering saat berhubungan seksual dan 16 persen lainnya mengalami sakit atau nyeri pada vagina.

Penyebabnya pun beragam. Mulai dari penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh hingga tanda-tanda dari adanya infeksi jamur atau penyakit menular seksual. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh faktor emosional, seperti tingkat stres atau kecemasan yang tinggi yang dapat menghambat aliran darah ke vagina.

Kondisi vagina kering tak bisa diremehkan karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan memicu gejala lainnya. Vagina yang kering dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, rasa membakar, menurunnya gairah seksual, dan rasa nyeri atau sakit saat berdiri, duduk, buang air kecil, serta berhubungan seksual.


Ternyata, banyak opsi bahan-bahan alami yang mudah ditemukan, sehat, aman bagi tubuh, dan bermanfaat dalam membantu melembapkan vagina

1. Makanan yang mengandung asam lemak omega-3

Makanan yang mengandung asam lemak omega-3 memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi pelumas alami bagi vagina dan memicu aliran darah. Beberapa contoh makanan yang mengandung asam lemak ini adalah labu, biji bunga matahari, biji wijen, dan ikan, terutama salmon, tuna, dan ikan makerel.

2. Makanan kaya akan isoflavon

Kandungan isoflavon dapat membantu menjaga keseimbangan kadar estrogen yang menurun ketika wanita mulai memasuki usia menopause. Produk kedelai memiliki kandungan isoflavon yang begitu kaya.

Selain membantu meringankan gejala vagina kering, kandungan ini juga dapat membantu mengatasi permasalahan pada kulit. Beberapa contoh produk kedelai yang dapat dikonsumsi dan mudah ditemukan adalah tahu, tempe, dan edamame.

3. Sayuran hijau

Sayuran hijau, seperti bayam dan sayur kale, memiliki segudang nutrisi baik bagi tubuh. Sayuran-sayuran ini dapat membantu mencegah vagina kering dan meningkatkan stimulasi pada vagina.

4. Vitamin A, B, dan E

Vitamin A, B, dan E dapat ditemukan pada banyak sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, atau bahkan dalam bentuk suplemen. Tiga vitamin ini memegang peran utama dalam meningkatkan kelembapan pada vagina.

5. Jus kranberi

Jus kranberi memiliki berbagai kandungan baik bagi tubuh, termasuk vitamin C dan E. Jus ini bermanfaat dalam menjaga keseimbangan pH vagina dan meringankan iritasi pada vagina. Selain itu, jus kranberi juga dipercayai dapat membantu mengurangi gejala infeksi saluran kemih.

6. Ubi

Ubi adalah bahan makanan yang kaya akan kandungan beta karoten dan vitamin A. Kandungan ini bermanfaat dalam melindungi penipisan dinding rahim, mengencangkan jaringan otot vagina, dan membantu menyeimbangkan kadar estrogen dalam tubuh.

7. Probiotik

Produk mengandung probiotik, seperti yogurt, kombucha, dan acar, memiliki kandungan yang bermanfaat dalam menjaga keseimbangan pH vagina dan berperan penting dalam mencegah terjadinya infeksi.

8. Alpukat

Alpukat adalah buah yang dikenal akan kandungan lemak sehatnya. Buah ini juga memiliki kandungan vitamin B-6 dan potasium yang terbukti bermanfaat dalam meningkatkan kelembapan vagina, mengencangkan dinding vagina, dan membantu meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh.

9. Makanan pedas

Cabai memiliki kemampuan untuk melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh dan dapat membantu menstimulasi saraf yang dibutuhkan untuk meningkatkan gairah seksual seseorang.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

10 Ciri Menopause Awal yang Paling Banyak Dialami Wanita


Jakarta

Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi pada wanita secara alami. Dikutip dari Healthline, masa ini biasanya dimulai ketika seorang wanita sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut. Umumnya, kondisi ini dialami oleh wanita berusia 45 sampai 55 tahun, meski tak menutup kemungkinan bisa terjadi lebih awal pada kasus tertentu.

Setiap wanita memiliki pengalamannya sendiri dalam menghadapi menopause. Pada umumnya, gejala menopause semakin terlihat atau terasa bila menopause terjadi dalam periode waktu yang singkat atau secara tiba-tiba.

Kondisi tertentu yang bisa berdampak pada kesehatan ovarium atau tempat penyimpanan telur dan penghasil hormon pada wanita, seperti kanker, biasanya mempengaruhi gejala yang muncul. Gaya hidup seperti kebiasaan merokok juga bisa berdampak.


Ciri-ciri awal menopause yang paling umum terjadi atau dirasakan adalah sebagai berikut.

1. Menstruasi yang lebih sedikit

Kadar darah saat menstruasi yang lebih tinggi atau rendah dari yang biasanya dirasakan.

2. Gejala vasomotor atau VMS

Pada umumnya meliputi hot flashes, night sweats, dan flushing. Hot flashes atau sensasi panas yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh bagian atas. 75 persen wanita mengalami gejala ini saat memasuki masa menopause.

3. Night sweats atau berkeringat di malam hari

Night sweats adalah keringat yang sering muncul saat malam hari. Biasanya datang secara tiba-tiba dan bisa disertai dengan gejala lain, seperti demam atau menggigil. Flushing adalah kondisi kemerahan pada wajah tanpa adanya infeksi atau peradangan tertentu.

4. Kesehatan mental yang terganggu

Gangguan pada kesehatan dan kestabilan mental seseorang juga seringkali dirasakan saat memasuki masa menopause, seperti depresi, kecemasan, insomnia atau kesulitan tidur, dan kesulitan untuk berkonsentrasi.

5. Gangguan pada pertumbuhan rambut

Menopause juga seringkali menyebabkan kerontokan atau penipisan pada rambut. Selain itu, menopause juga bisa memicu pertumbuhan rambut di area lain tubuh, seperti pada wajah, leher, dada, dan punggung.

6. Peningkatan berat badan

Banyak wanita yang memasuki masa ini mengeluhkan adanya peningkatan berat badan secara signifikan.

7. Permasalahan pada organ reproduksi

Vagina kering juga bisa menjadi salah satu permasalahan yang timbul akibat menopause. Menurunnya produksi hormon pada tubuh bisa menyebabkan vagina menjadi kering. Vagina yang kering bisa menimbulkan rasa gatal dan sakit. Tak hanya pada vagina, infeksi saluran kemih juga kerap dialami oleh banyak wanita.

8. Menurunnya gairah seksual

Perubahan kadar hormon pada tubuh memegang peran besar dalam fungsi seksual seseorang. Ketika mengalami penurunan kadar hormon estrogen dan testosteron, wanita bisa mengalami kesulitan dalam terangsang.

9. Rasa sakit atau nyeri

Wanita yang mengalami menopause biasanya mengalami rasa sakit di bagian kepala, sendi, maupun payudara.

10. Kulit terasa lebih kering

Tak hanya vagina yang mengalami kering, kulit tubuh juga seringkali menjadi lebih kering. Selain itu, area sekitar mulut dan mata juga mengalami hal yang sama.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

7 Makanan Pembersih Miss V, Sehat dan Tetap ‘Menggigit’


Jakarta

Menjaga kebersihan vagina adalah hal yang paling penting dilakukan oleh setiap wanita. Selain itu, pola makan yang sehat dan seimbang tidak hanya menyehatkan tubuh saja, namun juga bermanfaat untuk kesehatan vagina. Ketika wanita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, dapat menyebabkan vagina menjadi infeksi dan memiliki bau yang tidak enak.

Seperti yang diketahui oleh kebanyakan orang, vagina adalah organ reproduksi yang mempunyai peran besar dalam kehidupan wanita. Jika kesehatan vagina tidak dapat dijaga dengan benar, maka menyebabkan masalah pada sistem reproduksi. Hal tersebut yang menyebabkan wanita memiliki gangguan kesuburan dan aktivitas seksual yang terganggu.

Vagina yang sehat dengan kadar pH yang seimbang akan terhindar dari berbagai permasalahan. Namun, jika kadar pH tidak seimbang maka bakteri akan berkembang biak dan menyebabkan adanya infeksi pada vagina.


Kadar pH yang tidak seimbang disebabkan oleh sabun yang memiliki wangi, hal ini yang menyebabkan keasaman alami vagina menjadi terganggu. Selain itu, pakaian yang ketat juga menyebabkan perubahan pH karena tidak adanya sirkulasi udara untuk kelembaban kulit.

Dikutip dari Healthline, berikut delapan jenis makanan yang dapat menyehatkan vagina:

1. Sayuran hijau

Mengkonsumsi sayuran hijau terbukti dapat menyehatkan tubuh dan vagina. Selain itu, sayuran dapat memperlancar sirkulasi darah karena memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh. Aliran darah ini dapat membantu dalam masalah vagina kering, meningkatkan gairah seksual, dan kandungan vitamin E, magnesium, dan kalsium dapat memperkencang otot vagina.

2. Ubi

Ubi kaya akan beta karoten dan vitamin A. Nutrisi yang ada pada ubi dapat memperkuat jaringan otot dinding rahim dan vagina, selain itu dapat meningkatkan kesuburan dan produksi hormon seks. Ubi memiliki kandungan vitamin, kalsium, folat, dan beta-karoten yang dapat mencegah bakteri vaginosis atau infeksi vagina lainnya dan sangat direkomendasi bagi wanita dengan PCOS.

3. Jus kranberi

Banyak penelitian yang telah memberikan saran untuk wanita mengkonsumsi jus kranberi tanpa pemanis atau kapsul ekstrak untuk mengatasi permasalahan infeksi saluran kemih. Buah kranberi memiliki antioksidan dan senyawa asam yang dapat melawan infeksi dan bakteri pada kandung kemih.
Selain itu, buah ini dapat mempertahankan keseimbangan pH vagina dan membuat vagina menjadi lebih sehat akibat infeksi yang dapat menyebabkan bau tidak sedap.

4. Kedelai

Kedelai seperti olahan tempe dan tahu dapat menjaga kesehatan tubuh, terutama ketika kadar estrogen berkurang yang menyebabkan wanita susah bergairah. Terdapat banyak hal yang dapat menurunkan kadar estrogen seperti mengkonsumsi obat hingga menopause. Namun, kekurangan estrogen juga menyebabkan vagina menjadi kering pasca menopause.

5. Mengkonsumsi buah

Selain menyehatkan tubuh, buah juga dapat meningkatkan aliran darah karena memiliki antioksidan yang tinggi. Buah dapat menjaga sel-sel dan mengurangi stres yang dapat meningkatkan kesuburan wanita. Kamu dapat mengkonsumsi buah yang mengandung antioksidan tinggi seperti dilema, bluberi, stroberi, apel, dan alpukat.

Alpukat terbukti dapat meningkatkan libido. Buah ini memiliki kaya akan lemak sehat dan vitamin, sehingga meningkatkan kadar estrogen, memperkuat dinding vagina dan meningkatkan keberhasilan jika wanita mengatasi permasalahan kesuburan dengan IVF,

6. Makanan kaya probiotik

Wanita dapat mengkonsumsi yogurt untuk membuat usus menjadi sehat dan mengurangi gejala adanya infeksi pada vagina. Bakteri baik yang ada pada yogurt dapat meningkatkan pH vagina dan mencegah adanya pertumbuhan bakteri yang berbahaya. Selain itu, wanita dapat mengkonsumsi kimchi ataupun teh kombucha agara jumlah bakteri baik pada vagina tetap terjaga.

7. Mengkonsumsi omega-3

Mengkonsumsi ikan yang memiliki omega-3 dapat membantu sirkulasi aliran darah untuk meningkatkan gairah seks. Selain itu, mengkonsumsi ikan juga dapat meringankan kram saat menstruasi.

Kandungan omega-3 yang terdapat pada ikan kembung, salmon, dan juga sarden dapat meningkatkan performa di ranjang. Hormon tubuh dapat meningkatkan sirkulasi darah ke alat kelamin, sehingga pasangan lebih mudah untuk bergairah.

(Jieffa Nurhaliza/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Hal yang Diam-diam Membunuh Gairah Seksual, Bikin Bercinta Jadi Turn Off


Jakarta

Bercinta seharusnya menjadi hal yang paling diinginkan oleh pasangan. Namun jika tiba-tiba perasaan itu hilang, artinya ada sejumlah faktor yang memang telah membunuh gairah seksual. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh pria, wanita juga dapat mengalami penurunan gairah seksual.

Dikutip dari Entertainment Times, berikut hal-hal yang dapat membuat menurunnya gairah seksual pada pria dan wanita:

1. Konsumsi alkohol

Minum alkohol secara berlebihan dapat menurunkan gairah seks. Tak hanya pria, wanita yang minum alkohol menyebabkan masalah kekeringan pada vagina. Konsumsi alkohol dapat menurunkan lubrikasi sehingga vagina akan sulit mencapai orgasme.


2. Disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi merupakan kondisi yang mempengaruhi hubungan seksual, terkadang kondisi ini juga menjadi tanda adanya penyakit tertentu. Seseorang yang mengalami gejala disfungsi ereksi dapat menyebabkan stres dan depresi.

Adapun gejalanya dapat berupa, kesulitan dalam ereksi dan mempertahankannya selama berhubungan seksual, serta berkurangnya gairah seks dan sensitivitas di penis.

Kondisi ini umumnya terjadi pada pria di atas 40 tahun. Cara paling aman untuk memperbaiki permasalahan ini adalah merubah gaya hidup dengan mengkonsumsi makanan yang meningkatkan gairah.

3. Depresi

Gangguan pada suasa hati ini adalah respons mental seseorang dalam menghadapi permasalahan. Depresi dapat mempengaruhi metabolisme gula darah yang dapat menurunkan gairah seksual.

Jika mengalami depresi, cobalah mengatasinya dengan mengatur pola hidup dengan istirahat yang cukup, olahraga, melakukan yoga, dan bercerita kepada pasangan untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

4. Menopause

Menopause adalah kondisi yang ditandai dengan berakhirnya siklus menstruasi. Pada wanita, menopause mempengaruhi produksi hormon pada tubuh sehingga gairah seksual dapat mengalami perubahan atau penurunan.

Saat menopause, kadar hormon estrogen mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan aliran darah yang mengalir ke vagina menjadi sedikit yang menyebabkan vagina menjadi kering. Terkadang, kondisi ini yang menyebabkan wanita tidak menginginkan berhubungan seks karena akan terasa menyakitkan.

5. Kurang tidur

Kurang tidur dapat membuat kita sulit untuk berkonsentrasi. Saat lelah, seks menjadi kurang bergairah dan kamu tidak dapat memberikan kepuasan untuk pasangan.

Selain itu, kurang tidur juga mempengaruhi kesuburan pria. Penelitian juga mengungkapkan bahwa pria dengan kualitas tidur yang kurang memiliki air mani yang lebih rendah dibanding dengan pria yang memiliki kualitas tidur cukup.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy