Tag Archives: menteng

Cerita Profesor dari Turki Tentang Negara Religius tapi Banyak Korupsinya



Jakarta

Dalam sebuah diskusi yang digelar Institute for Humanitarian Islam (IFHI) di Menteng pada Jumat (18/7) kemarin, Guru Besar Tasawuf asal Turki, Profesor Mahmud Erol Kilic mendapat pertanyaan menarik, “Mengapa masih banyak kasus korupsi di negara yang terkenal paling religius?”

Pertanyaan tersebut berhubungan status Indonesia yang mendapat predikat sebagai negara religius tetapi masih banyak terjadi kasus korupsi. Bahkan korupsi tak hanya dilakukan oleh orang yang awam tentang agama, tetapi beberapa di antaranya melibatkan ulama.

Mahmud Erol Kilic mengatakan kasus seperti di atas tak hanya terjadi di Indonesia. Dalam 60 tahun terakhir beberapa negara muslim lain seperti Maroko dan Turki juga mengalami hal serupa.


Hal tersebut, kata Kilic, terjadi lantaran adanya pemahaman tentang agama yang belum komprehensif. Mayoritas ulama di negara-negara Islam selama ini cenderung lebih banyak mengajarkan ilmu fikih yang fokus pada kewajiban saja, tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman soal etika.

Tidak banyak pendakwah atau ulama yang memberitahukan tentang larangan melakukan korupsi. “Ulama lebih serang mengajarkan dalam beragama (Islam) setelah mengerjakan sholat, puasa sudah selesai itu kewajiban. Tak banyak yang menyerukan bahwa korupsi itu haram,” kata Kilic.

Ada juga sebagian muslim yang beranggapan bahwa ketika mendapatkan uang hasil korupsi, dosanya bisa dihapus dengan sedekah atau menggunakannya untuk membangun masjid. “Menurut saya hal ini sangat keliru,” kata dia.

Selama beberapa tahun berturut-turut Indonesia dinobatkan sebagai negara paling religius. Berdasarkan survei Lembaga Pew Research Center yang dipublikasikan pada 9 Agustus 2024 menobatkan Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya paling religius dan taat beribadah. Pada survei Pew Research Center yang dipublikasikan pada 20 Juli 2020 dengan judul, “The Global God Divide” juga menempatkan Indonesia berada di peringkat pertama negara paling religius.

Ironisnya menurut Transparency International Indonesia (TII), Indonesia dipersepsikan sebagai negara dengan tingkat korupsi yang buruk. Hal ini mengacu pada Skor CPI Indonesia. Meski sebenarnya di tahun 2024 skor CPI Indonesia meningkat sebesar 3 (tiga) poin dari tahun 2023, yakni dari 34 menjadi 37. Capaian skor CPI tersebut menempatkan peringkat Indonesia naik dari 115 pada tahun 2023 menjadi ranking 99 dari total 180 negara yang disurvei TII.

(erd/kri)



Sumber : www.detik.com

MUI Minta Polisi Tak Represif ke Pengibar Bendera One Piece Jelang HUT RI



Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara soal fenomena pengibaran bendera kelompok fiksi bajak laut dari serial One Piece yang dilakukan oleh sebagian masyarakat jelang peringatan HUT ke-80 RI. MUI meminta aparat penegak hukum untuk tidak mengambil tindakan represif.

Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, mengatakan bahwa pendekatan persuasif harus dikedepankan. Ia menilai banyak anak muda yang kreatif dan semangatnya bisa disalurkan untuk hal-hal yang lebih positif.

“Kalau saya sih setuju dilakukan langkah-langkah persuasif, karena banyak anak muda yang kreatif bisa dilarikan ke soal-soal yang solutif dan bisa kreatif membangun bangsa ke depan,” ujar Masduki di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025), dikutip dari laman MUI.


Menurut Masduki, pengibaran bendera One Piece ini bisa dimaknai sebagai cara anak muda menyampaikan aspirasinya, meskipun ia menilai momennya kurang tepat. Sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan, Masduki menegaskan bahwa kekerasan bukanlah solusi.

“Tapi setidaknya itu tidak tepat waktu, dan sebaiknya kita imbau kepada generasi muda, yang mengibarkan hal-hal semacam itu, saya kira waktunya tidak pas,” tegasnya.

Masduki menjelaskan, saat ini Indonesia sedang berada dalam masa transisi kekuasaan dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo, dengan tantangan ekonomi yang cukup besar. Ia menilai, bulan Agustus seharusnya menjadi momentum untuk membangun semangat kebangsaan bersama.

“Kondisi ekonominya masih penuh tantangan ke depan yang harus kita bangun. Kemudian suasana kebatinan, kita susun bersama, melangkah bersama secara integral, ini membutuhkan suasana di bulan Agustus ini untuk membangun batin semangat ke depan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Masduki menyebut pengibaran bendera fiksi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan yang biasa digaungkan menjelang HUT RI. Ia membandingkannya dengan kreativitas lain yang justru menguatkan nilai-nilai kebangsaan, seperti mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut atau di puncak gunung.

“Pengibaran bendera one piece bertentangan dengan nuansa kebangsaan jelang HUT ke-80 RI,” pungkasnya.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

MUI Minta Polisi Tak Represif ke Pengibar Bendera One Piece Jelang HUT RI



Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara soal fenomena pengibaran bendera kelompok fiksi bajak laut dari serial One Piece yang dilakukan oleh sebagian masyarakat jelang peringatan HUT ke-80 RI. MUI meminta aparat penegak hukum untuk tidak mengambil tindakan represif.

Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, mengatakan bahwa pendekatan persuasif harus dikedepankan. Ia menilai banyak anak muda yang kreatif dan semangatnya bisa disalurkan untuk hal-hal yang lebih positif.

“Kalau saya sih setuju dilakukan langkah-langkah persuasif, karena banyak anak muda yang kreatif bisa dilarikan ke soal-soal yang solutif dan bisa kreatif membangun bangsa ke depan,” ujar Masduki di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025), dikutip dari laman MUI.


Menurut Masduki, pengibaran bendera One Piece ini bisa dimaknai sebagai cara anak muda menyampaikan aspirasinya, meskipun ia menilai momennya kurang tepat. Sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan, Masduki menegaskan bahwa kekerasan bukanlah solusi.

“Tapi setidaknya itu tidak tepat waktu, dan sebaiknya kita imbau kepada generasi muda, yang mengibarkan hal-hal semacam itu, saya kira waktunya tidak pas,” tegasnya.

Masduki menjelaskan, saat ini Indonesia sedang berada dalam masa transisi kekuasaan dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo, dengan tantangan ekonomi yang cukup besar. Ia menilai, bulan Agustus seharusnya menjadi momentum untuk membangun semangat kebangsaan bersama.

“Kondisi ekonominya masih penuh tantangan ke depan yang harus kita bangun. Kemudian suasana kebatinan, kita susun bersama, melangkah bersama secara integral, ini membutuhkan suasana di bulan Agustus ini untuk membangun batin semangat ke depan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Masduki menyebut pengibaran bendera fiksi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan yang biasa digaungkan menjelang HUT RI. Ia membandingkannya dengan kreativitas lain yang justru menguatkan nilai-nilai kebangsaan, seperti mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut atau di puncak gunung.

“Pengibaran bendera one piece bertentangan dengan nuansa kebangsaan jelang HUT ke-80 RI,” pungkasnya.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

BWI Targetkan Anak Muda Punya Gaya Hidup Berwakaf



Jakarta

Badan Wakaf Indonesia (BWI) menargetkan wakaf menjadi gaya hidup anak muda. Target ini mulai digodok BWI lewat digitalisasi instrumen wakaf.

Hal ini disampaikan Ketua BWI Kamaruddin Amin saat membuka Puncak Harlah ke-17 BWI di Hotel Pullman Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (30/8/2024) malam.

“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, anak-anak muda Indonesia itu memiliki gaya hidup berderma, berwakaf,” kata Kamaruddin.


Kamaruddin mengakui, tantangan utama untuk mendekatkan anak muda dengan wakaf adalah fasilitas wakaf itu sendiri. Salah satunya dengan digitalisasi instrumen wakaf.

“Menciptakan instrumen yang mudah dijangkau oleh mereka, instrumen digital misalnya, agar mereka bisa berwakaf,” terang Kamaruddin.

Terkait digitalisasi ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) ini memaparkan, BWI sudah membuat aplikasi untuk memudahkan wakaf. Nama aplikasi tersebut Satu Wakaf Indonesia.

“Itu bisa berwakaf, sekarang juga bisa, (sebesar) Rp 20 ribu dan seterusnya, tergantung keikhlasan,” jelas Kamaruddin.

Tidak hanya aplikasi, Kamaruddin mengatakan pihaknya juga berencana memanfaatkan teknologi lain untuk wakaf. Salah satunya QRIS agar memudahkan masyarakat berwakaf.

“Di masjid-masjid juga kita akan pasang nanti QRIS untuk teman-teman bisa berwakaf dan mudah-mudahan insyaallah. Yang penting insyaallah, tolong kamu dipantau, kredibilitas lembaga itu sangat penting,” ungkap dia.

Turut hadir, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki yang mewakili Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Ia menyinggung soal inovasi teknologi yang perlu diupayakan BWI.

“Pengelolaan wakaf harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat dan kompleks yang mana digitalisasi dan penggunaan teknologi menjadi kebutuhan kita,” katanya.

Menurutnya, hal ini menjadi tantangan besar bagi BWI, yakni sebagai lembaga yang harus terus berinovasi dalam pengelolaan wakaf.

“Tantangan ini mengharuskan BWI untuk memperkuat infrastruktur teknologi dan memperluas literasi digital di kalangan para nazhir dan stakeholder wakaf lainnya,” ujar Saiful.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki dalam acara Puncak Harlah ke-17 BWI di Hotel Pullman Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024).Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki dalam acara Puncak Harlah ke-17 BWI di Hotel Pullman Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024). Foto: Rahma Harbani/detikHikmah

Sebagai informasi, Puncak Harlah BWI yang menginjak usia ke-17 ini digelar pada Jumat (30/8/2024) di Jakarta Pusat. Tema yang diusung pada harlah ini adalah Gerakan Indonesia Berwakaf.

BWI turut mengundang Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi Ahmed bin Essa Al Hazwi, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief, para tokoh, mitra strategis, hingga perwakilan BWI dari seluruh Indonesia.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com

Dokter Urologi Bicara Durasi Ejakulasi, 2 Menit Sudah ‘Klimaks’ Normal Nggak Sih?


Jakarta

Ejakulasi merupakan pertanda seorang laki-laki sudah mencapai titik orgasme atau klimaks seksual. Waktu ejakulasi setiap pria bisa berbeda-beda, lebih cepat maupun sebaliknya.

Spesialis urologi Dr dr Ponco Birowo SpU(K), PhD menyebut cepat atau lambatnya seseorang mencapai tahap klimaks, sebenarnya bukan masalah, selama sang istri masih bisa menerima.

“Kalau dari ejakulasi itu amat sangat relatif. Prinsipnya kalau istrinya oke, suaminya oke, ya nggak masalah. Ada yang ejakulasinya lama 1-2 jam tapi dia (istrinya) merasa nggak puas, ya itu jadi masalah,” kata dr Ponco saat berbincang dengan detikcom di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).


“Walaupun ejakulasinya cepet, tapi istrinya udah ok ya nggak masalah. Kalau kita pakai standar, dikatakan itu (durasi ejakulasi normal) 1,5 menit. Tapi angka 1,5 menit ini sangat relatif, nggak bisa jadi patokan. Walaupun dia 5 atau 10 menit, tapi istrinya nggak puas, ya jadi masalah juga,” sambungnya.

dr Ponco menambahkan untuk para laki-laki sebaiknya juga menjaga kualitas sperma yang dimiliki, yakni dengan selalu menjaga gaya hidup sehat.

“Kita mesti cek gaya hidupnya dia dulu, yang paling penting adalah merokok yang bisa memengaruhi kualitas sperma,” kata dr Ponco.

Kedua adalah sedentary lifestyle atau gaya hidup bermalas-malasan. Menurut dr Ponco laki-laki yang jarang melakukan aktivitas fisik atau olahraga ternyata dapat menurunkan kualitas sperma.

Setelah itu, lanjut dr Ponco adalah menjaga apa-apa saja yang dikonsumsi. Lebih baik menghindari makanan olahan dan cepat saji.

“Jauhi makanan pewarna, pemanis, pengawet seperti itu. Bahan makanan olahan yang diawetkan, misalnya sosis atau mi instan itu secara umum kan nggak sehat,” katanya.

Menurut dr Ponco, memberikan waktu yang cukup pada tubuh untuk istirahat atau tidur bisa membantu menjaga produksi sperma yang berkualitas.

“Sama pola hidup yang satunya lagi istirahat, paling bagus ya paling nggak 8 jam sehari ya istirahat (tidur),” tutur dr Ponco.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Dokter Urologi Ungkap Ciri-ciri Sperma Sehat, Bisa Dilihat dari Warnanya


Jakarta

Kesuburan pria terletak pada sperma sebagai elemen penting dalam reproduksi. Sperma yang sehat dan subur akan memperlancar proses pembuahan. Sebaliknya, sperma yang tidak subur cenderung kesulitan membuahi sel telur yang berada di rahim wanita.

Mengenali ciri sperma yang sehat dan subur bermanfaat khususnya bagi pasangan suami-istri yang ingin segera memiliki momongan.

Spesialis urologi Dr dr Ponco Birowo, SpU(K), PhD mengatakan salah satu ciri yang bisa dilihat adalah warna air maninya. Apabila air mani seorang pria berwarna seperti putih mutiara, hal ini bisa menandakan seseorang memiliki sperma yang sehat.


Kendati begitu, dr Ponco menyebut warna air mani seperti itu tak menjamin juga bahwa seorang pria memiliki sperma yang sehat. Karenanya membutuhkan alat bantu seperti mikroskop untuk mengetahui lebih lanjut terkait kualitas dari sperma.

“Pas kita cek di mikroskop ternyata nggak ada spermanya atau spermatozoanya itu jelek kualitasnya. Jadi ibaratnya kalau kita, semangka nih, buat semangka itu kan ada merah-merahnya atau yang kuning ya, ada bijinya, bijinya itu nggak kelihatan. Yang bisa kita lihat cuman semangka dagingnya warnanya merah atau kuning gitu ya,” katanya kepada detikcom, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).

“Sama juga tadi dengan ciri-cirinya gimana? Sebenarnya kalau dengan mata awam atau dengan penglihatan kita itu sulit. Harus dengan alat bantu yaitu dengan mikroskop,” imbuhnya lagi.

dr Ponco juga mewanti-wanti jika warna sperma berubah menjadi kemerahan. Hal ini bisa mengindikasikan ada darah di dalam sperma. Begitu juga jika sperma berwarna kuning atau kecokelatan, kemungkinan ada infeksi.

“Jadi yang paling bisa membedakan bahwa ini sperma sehat dan ini sperma tidak sehat jadi warna itu tadi,” katanya lagi.

(suc/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy