Tag Archives: mr p

Bikin Kaum Adam jadi Insecure di Ranjang, Begini Cara Mengatasi Mikropenis


Jakarta

Bagi sebagian pria, ukuran Mr P amat memengaruhi tingkat kepercayaan dirinya. Apalagi soal urusan ranjang, semakin besar ukuran Mr P maka semakin tinggi pula kepercayaan diri seorang pria dalam memuaskan pasangan.

Karena itu, tidak heran jika pria dengan mikropenis sering minder jika berbicara soal urusan ranjang. Meski ukuran organ vital tidak memengaruhi fungsi reproduktifnya, memiliki Mr P yang panjang dan tebal merupakan sebuah ‘kebanggaan’ yang secara tidak langsung bisa mendongkrak kepercayaan diri dan performa saat sedang berhubungan seks.

Lantas, apakah mikropenis bisa diatasi? Dikutip dari Very Well Health, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.


1. Operasi Pembesaran

Salah satu cara yang paling umum adalah dengan melakukan operasi pembesaran atau yang disebut juga dengan phalloplasty. Ada beberapa metode yang bisa digunakan, misalnya dengan melakukan prosedur pelepasan ligamen yang membuat Mr P ‘berdiri’ saat ereksi.

Dengan melepaskan bagian tersebut, akan menciptakan ilusi Mr P tampak lebih panjang dan besar. Selain prosedur tersebut, pembesaran Mr P juga bisa dilakukan dengan implan atau filler, yang tentunya dilakukan sesuai arahan dokter.

2. Terapi Hormon

Jika mikropenis ditemukan pada usia yang masih sangat muda, maka metode terapi hormon bisa digunakan. Pada prosedur ini, anak akan diberi suntikan hormon testosteron intramuskular (M) yang dapat membantu meningkatkan ukuran organ vitalnya.

Terapi ini umumnya efektif pada anak yang masih berusia di bawah tiga tahun. Meski begitu, penelitian menunjukkan anak usia delapan tahun masih bisa mendapatkan benefit dari terapi ini.

NEXT: Psikoterapi dan konseling

3. Psikoterapi dan Konseling

Mikropenis tidak melulu harus diatasi secara fisik. Karena kondisi ini biasanya berdampak pada kepercayaan diri, maka terapi psikis dan konseling bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

Berkonsultasi dengan psikolog atau konselor kesehatan mental dapat membantu pengidap mikropenis mengatasi perasaan malu, atau kecemasan yang mungkin muncul akibat kondisinya. Selain itu, pendekatan seperti ini juga bisa membantu meningkatkan pandangan terhadap diri sendiri dan kualitas hidup secara menyeluruh.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Waspadai Jika Mr P Berubah Warna, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Jakarta

Pernah berpikir warna penis berubah? Pasti para pria panik ketika mengalaminya. Akan tetapi, hal ini nyatanya bisa terjadi.

Kondisi perubahan warna penis erat kaitannya dengan aliran darah. Sama seperti ketika darah mengalir ke tempat lain di tubuh, peningkatan aliran darah dapat membuat penis terlihat berwarna agak merah.

Perubahan warna ini normal dan mungkin lebih terlihat saat ereksi, yang memungkinkan terjadinya peningkatan aliran darah. Namun, penis akan kembali berwarna semula saat sesudah ereksi.


Pada kondisi lain, saat perubahan warna penis disertai dengan gatal, bengkak, nyeri, atau gejala tidak biasa lainnya, bisa jadi tanda dari penyakit.

Beberapa kondisi lain penyebab penis berubah warna.

1. Memar

Seperti bagian tubuh lainnya, area kejantanan bisa memar. Memar berkembang ketika pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit kita pecah dan mulai bocor.

Ini terjadi ketika melukai diri sendiri dengan cara tertentu, seperti terjebak dalam ritsleting, atau seks kasar. Namun, sama seperti memar apa pun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan akan memulih atau memudar sendiri.

Pada cedera yang lebih parah, mungkin akan mengalami hematoma, atau memar yang sangat dalam. Ini memerlukan perhatian medis segera karena dapat merusak jaringan halus di penis dan testis.

2. IMS

Infeksi menular seksual (IMS) dapat mengubah warna seluruh penis, berupa luka merah-ungu, atau bisa jadi itu adalah gejala herpes.

Herpes sangat menular dan disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), yang memicu lepuh yang menyakitkan.

Luka pada penis juga bisa menjadi tanda awal sifilis, infeksi jahat yang menyebabkan sakit kepala, nyeri sendi, dan kelelahan.

3. Reaksi Alergi

Reaksi alergi dapat menyebabkan perubahan warna kulit dan ruam.

Dalam kasus yang lebih parah dapat memicu kondisi yang disebut sindrom Stevens-Johnson, biasanya disebabkan oleh reaksi obat, yang juga menyebabkan demam, sakit kepala, nyeri sendi, dan batuk.

Sindrom Stevens-Johnson adalah keadaan darurat medis sehingga harus mendapat penanganan.

4. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah kondisi peradangan kulit jangka panjang yang dapat membuat area penis tertutup bercak merah dan ungu. Kondisinya bisa gatal, kulit rapuh dan nyeri saat berhubungan seks.

Penyebab pasti dari kondisi lichen sclerosus tidak diketahui tetapi menurut NHS, bisa terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.

Penyakit ini cukup aman karena tidak dapat ditularkan antarpasangan.

5. Bercak Darah

Bercak darah bisa terjadi di mana saja, termasuk di penis.

Kondisi ini tampak seperti benjolan merah yang terangkat tetapi tidak seperti memar, benjolan tersebut tidak disebabkan oleh cedera.

Sebaliknya, bercak merah merupakan tanda kondisi yang lebih serius yang melibatkan pembuluh darah.

(Faesal Mubarok/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Bapak-bapak Penasaran ‘Size’ Ideal Mr P? Ternyata Begini Cara Mengukurnya

Jakarta

Memiliki penis berukuran besar menjadi dambaan banyak kaum adam. Bahkan, tidak sedikit yang mau melakukan segala cara demi memiliki hal tersebut.

Tapi, sebenarnya seberapa besar penis yang ideal itu? Bagaimana cara mengukurnya?

Ternyata, mengukur penis tidak bisa asal menggunakan meteran saja. Anda harus memposisikan meteran itu di tempat yang tepat agar hasil pengukurannya akurat. Berikut langkah-langkahnya:


  1. Posisikan meteran di pangkal penis dalam keadaan sedang ereksi
  2. Tekan area tulang kemaluan sampai sedalam yang Anda bisa, sampai menyentuh tulang kemaluan
  3. Dari area tulang kemaluan tersebut, tarik meteran hingga ujung penis dan ukur

Adakah Cara Menambah Ukuran Penis?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak pria yang mau melakukan segala cara demi bisa memiliki penis berukuran besar. Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan ukuran penis yang didambakan.

Salah satu cara yang paling sering dan ‘aman’ untuk dilakukan adalah dengan menggunakan pompa khusus untuk penis. Namun perlu diingat, efektivitas alat ini berbeda-beda pada setiap orang, dan beberapa pakar bahkan mengklaim alat ini sama sekali tidak efektif untuk memperbesar ukuran alat vital.

Cara kedua adalah dengan melakukan prosedur medis, seperti operasi, implan, dan filler. Selain biaya yang terbilang mahal, operasi pembesaran penis biasanya memiliki risiko dan kemungkinan terjadinya komplikasi.

Metode lain yang bisa dilakukan adalah dengan pijat khusus untuk meregangkan penis. Pijat peregangan itu bertujuan untuk menciptakan sobekan pada jaringan otot penis. Setelah jaringan-jaringan itu beregenerasi, maka akan membentuk otot baru yang membuat penis tampak lebih panjang.

(ath/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Berapa Lama Khasiat Tisu Magic Bertahan? Begini Faktanya


Jakarta

Hubungan seks yang berkualitas seringkali menjadi salah satu cara untuk menjaga kerekatan hubungan pasutri. Untuk mendapatkannya, para pria kerap mencari cara agar bisa tahan lama untuk memberikan kenikmatan bagi istrinya saat bercinta.

Banyak hal yang biasa dilakukan untuk membuat Mr P alias penis tahan lama, mulai dari mengkonsumsi makanan tertentu, suplemen, hingga menggunakan tisu magic. Tisu magic merupakan tisu sekali pakai yang bisa membuat penis menjadi lebih ‘kebas’ saat bercinta.

Tisu magic mengandung benzocaine, yaitu anestesi lokal yang bisa memberikan efek kebas saat diusapkan ke kulit. Tapi, khasiat tisu magic berapa lama sih bertahannya?


Dikutip dari Healthline, penelitian terkait tisu magic ini diterbitkan dalam Journal of Urology. Namun, terkait khasiat tisu magic berapa lama bisa bertahan sejauh ini belum ada angka yang cocok di setiap kasus.

Dalam studi itu, disebutkan bahwa pria yang menggunakan tisu magic selama dua bulan mampu meningkatkan waktu ejakulasi menjadi rata-rata 4 menit. Durasi itu lebih lama jika tidak memakai tisu magic, yaitu sekitar di bawah dua menit.

Namun, khasiat tisu magic berapa lama bisa bertahannya itu tergantung dari beberapa faktor, seperti:

Area Pemakaian Tisu Magic

Kebanyakan tisu magic dimaksudkan hanya untuk pada bagian kepala penis, sehingga pria biasanya masih memiliki sensasi di batang penis. Diketahui, kepala penis memiliki ujung saraf paling banyak, jadi cara ini bisa mengurangi sensasi hubungan seksual secara signifikan.

Jika tisu magic digunakan untuk mengusap atau menyeka seluruh penis, dari kepala hingga batang, dapat membuat pria lebih tahan lama saat berhubungan seks. Hal ini karena khasiat tisu magic yang mematikan saraf dari atas ke bawah.

Waktu Mulai Menggunakan Tisu Magic

Jika pria berejakulasi dalam 30 detik atau kurang, tisu magic mungkin akan bertahan membuat sensasi ‘mati rasa’ selama 30 hingga 60 detik lagi. Hal ini secara teknis masih dianggap ‘prematur’, tetapi dapat menghasilkan kepuasan seksual yang lebih besar bagi pasutri.

Terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan tisu untuk bekerja dan berapa lama tisu tersebut bertahan akan sangat bergantung pada tisu yang digunakan. Namun umumnya, proses ini memerlukan waktu beberapa menit untuk bekerja, dan diperkirakan akan bertahan selama 1 hingga 2 jam.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Nggak Perlu Insecure! Ini 5 Posisi Bercinta Paling Cocok buat Mr P Kecil


Jakarta

Banyak pria yang tidak percaya diri lantaran ukuran Mr P-nya relatif kecil. Padahal, ukuran bukanlah suatu masalah yang harus dikhawatirkan karena ukuran tidak ada hubungannya dengan tingkat kepuasan di ranjang. Asalkan, pria tahu benar cara memanfaakannya dengan percaya diri.

Perlu diingat bahwa Miss V sendiri memiliki jumlah ujung saraf yang terbatas, terlebih dibandingkan dengan klitoris. Jadi, penetrasi yang dalam seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus dalam bercinta.

Namun, jika ingin memaksimalkan Mr P dengan ukuran yang kecil, terdapat beberapa posisi yang memungkinkan penetrasi lebih dalam dan memuaskan dibandingkan posisi lainnya. Dikutip dari Healthline, berikut adalah posisi-posisinya.


1. A leg up

Posisi ini membuat kaki tidak menghalangi terjadinya penetrasi kontak secara penuh. Posisi ini juga memberikan kedua pihak akses yang mudah ke klitoris untuk mendapatkan kenikmatan maksimal.

Untuk melakukannya, pasangan wanita berbaring telentang dan menyampirkan satu kaki di bahu pasangannya. Pasangan pria mengangkangi kaki lainnya dan memasukinya.

Letakkan bantal di bawah pinggul jika diperlukan untuk membantu mengangkat vagina agar lebih mudah dimasuki.

2. Doggy style

Doggy style telah terbukti karena memberikan penetrasi yang lebih dalam dengan pemandangan yang seksi.

Pasangan wanita merangkak sementara pasangan pria berlutut dan memasukinya dari belakang. Untuk penetrasi yang lebih dalam lagi, pasangan wanita dapat menurunkan kepala dan dadanya ke tempat tidur sambil melengkungkan punggungnya.

3. Cowgirl

‘Vulva on top’ atau yang lebih dikenal sebagai ‘cowgirl’ dimulai dengan pasangan pria berbaring telentang sementara pasangan wanita naik menghadap ke arahnya.

Posisi ini memungkinkan penetrasi yang paling dalam dan pasangan yang berada di atas dapat memastikan Mr P tetap berada di dalam dengan menggunakan menggesekkan dari sisi ke sisi, bukan hanya berkerak ke atas dan ke bawah.

Next: Face to face dan pile driver

4. Face to face

Posisi face to face atau bertatap muka membuat semua bagian tubuh yang paling seksi bersentuhan. Posisi ini juga memungkinkan terjadinya kontak mata dan memudahkan dalam bercumbu.

Untuk melakukan posisi ini, pasangan pria duduk di ujung tempat tidur atau kursi. Pasangan wanita mengangkangi pangkuan pasangannya untuk melakukan penetrasi.

5. Pile driver

Posisi ini memerlukan kelenturan tubuh yang kebih dan alat pembantu seperti karpet atau selimut di lantai.

Pada posisi ini, wanita berbaring telentang dan mengayunkan kaki ke atas dan ke belakang di atas kepala sehingga kaki berada sedekat mungkin dengan lantai. Selanjutnya, pasangan pria berjongkok di atas dan memasukinya, berjongkok untuk mendorong masuk dan keluar.

(Syifaa F. Izzati/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Di Usia Berapa Sih Ukuran Mr P Sudah ‘Mentok’ Berhenti Memanjang?


Jakarta

Sebenarnya, kapan sih pertumbuhan ukuran penis berakhir? Hal ini kerap menjadi pertanyaan banyak pria. Perlu diketahui, umumnya pertumbuhan penis berlangsung selama masa pubertas yaitu di usia 9 hingga 14 tahun.

Saat pria memasuki masa pubertas, ia akan mengalami banyak perubahan pada fisiknya. Termasuk pertumbuhan penis, rambut kemaluan, perubahan suara, tinggi badan, peningkatan massa otot dan terjadinya mimpi basah.

Sebenarnya, pertumbuhan, bentuk dan ukuran penis bervariasi tidak ada patokan atau tolak ukur yang pasti. Selama tidak terjadi masalah terkait fungsi kandung kemih dan organ reproduksi, perihal ukuran sebenarnya tak perlu dikhawatirkan.


Hormon testosteron pada pria dapat meningkat selama pubertas, yang mana hal ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan yang beragam. Umumnya, masa pubertas ditandai dengan perubahan testis, yang mana dimulai dari perubahan skrotum. Kulitnya menjadi gelap, membesar dan posisinya menurun.

Sekitar satu tahun pertumbuhan testis terjadi, mulailah penis tumbuh. Pada pertumbuhan penis, diawali dengan pertumbuhan ukuran panjang terlebih dahulu. Setelah itu, diikuti dengan pertumbuhan lebar atau ketebalannya.

Sama halnya seperti pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan penis juga terjadi secara bertahap. Penis dapat berhenti tumbuh saat masa pubertas berakhir. Hal ini berlangsung sekitar lima tahun dan biasanya berakhir antara usia 18-21 tahun.

Rata-rata ukuran penis saat tidak ereksi yaitu 9 cm dan jika sedang ereksi rata- rata ukuran penis dapat berubah sekitar 12 cm. Namun, tidak ada ukuran penis yang pasti, setiap pria pasti memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi.

Umumnya pada usia sekitar 21 tahun, penis tidak akan mengalami pertumbuhan lagi. Ukuran penis di saat usia tersebut akan menjadi ukuran tetap dan tidak dapat diubah.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Mr P Bau Tak Sedap? Mungkin Ini Penyebabnya


Jakarta

Penis merupakan organ yang sangat penting bagi reproduksi pria. Oleh karena itu, organ vital ini harus dijaga kebersihannya. Pada umumnya, penis yang sehat dan bersih tak akan mengeluarkan bau tidak sedap.

Namun, jika muncul bau dari penis, kondisi ini bisa menandakan kurangnya menjaga kebersihan penis atau mengisyaratkan adanya kondisi medis tertentu yang perlu diperhatikan. Penis bau tentu bisa membuat seseorang merasa malu, apalagi terhadap pasangan.

Menurut Mike Bohl, MD, MPH, dari klinik kesehatan pria digital Roman, terdapat beberapa alasan mengapa penis mengeluarkan aroma yang bau sepanjang hari.


Dikutip dari Health, berikut beberapa alasan penis mengeluarkan bau tidak sedap:

1. Keringat

“Sebagian besar tubuh ditutupi kelenjar keringat yang disebut kelenjar eccrine, yang mengeluarkan air dan garam dan bagus untuk mendinginkan tubuh,” kata dr Bohl.

“Tapi ada jenis kelenjar keringat lain yang disebut kelenjar apokrin, yang lebih besar, mengeluarkan senyawa tambahan seperti protein dan lemak, dan sebagian besar bertanggung jawab atas bau badan,” tambahnya.

Kelenjar apokrin hanya bisa ditemukan di bagian tubuh tertentu, yakni ketiak dan selangkangan. Untuk kondisi ini, penis sebenarnya memiliki bau seperti ketiak daripada aroma lengan yang telah berkeringat seharian.

2. Kurangnya sirkulasi udara

Alasan lain mengapa penis mengeluarkan bau adalah karena posisinya yang tertutup dan tidak banyak bergerak.

“Ada lebih sedikit udara segar di area tersebut dan juga lebih sulit untuk menghilangkan keringat dan sel kulit mati – semuanya pada dasarnya tetap menempel di penis,” jelasnya.

Menurut dr Bohl, jika penis memiliki bau seperti ketiak dan kaki, pria tidak perlu khawatir. Hal ini menunjukkan bahwa penis memiliki kesehatan yang normal.

3. Kurang menjaga kebersihan

Jika pakaian dalam tidak bersih dan terdapat sisa urine setelah buang air kecil bisa menyebabkan penis mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Maka dari itu, usahakan selalu mengganti pakaian dalam ketika melakukan aktivitas sehari-hari yang mengeluarkan banyak keringat.

Dengan membersihkan penis di kamar mandi, seharusnya bisa menyingkirkan bau yang tidak sedap. Tetapi, jika penis memiliki bau yang tidak bisa hilang, hal ini memungkinkan seseorang mengalami masalah kesehatan, seperti:

4. Infeksi menular seksual (IMS)

Dalam beberapa kasus, infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan penis bau. Jenis IMS yang paling mungkin menyebabkan bau tak sedap pada penis adalah gonore dan klamidia.

Selain penis bau, pengidap gonore dapat menunjukkan gejala berupa keluarnya cairan berwarna hijau, putih, atau kuning dari penis, nyeri saat kencing, dan radang di kulup. Sementara, pengidap klamidia mungkin juga menunjukkan gejala yang meliputi keluarnya cairan encer berwarna putih dari penis, sakit saat buang air kecil, dan nyeri testis.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Apa Itu Impoten? Berikut Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Jakarta

Disfungsi ereksi, juga dikenal sebagai impotensi, adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

Kondisi disfungsi ereksi adalah masalah yang sangat umum, terutama di kalangan pria yang lebih tua. Diperkirakan setengah dari semua pria berusia antara 40 dan 70 tahun terpengaruh sampai taraf tertentu.

Apa itu Impotensi?

Dikutip dari PBS, Disfungsi ereksi, umumnya dikenal sebagai impotensi, adalah ketidakmampuan terus-menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi berkualitas yang cukup untuk hubungan seksual yang memuaskan. Impotensi adalah gejala, bukan penyakit, tetapi disfungsi ereksi bisa menjadi masalah medis yang serius.


Masalah umum pada pria yang ditandai dengan ketidakmampuan terus-menerus untuk mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual, atau ketidakmampuan mencapai ejakulasi, atau keduanya.

Impoten dapat bervariasi, hal ini dapat mencakup ketidakmampuan total untuk mencapai ereksi atau ejakulasi, kemampuan yang tidak konsisten untuk melakukannya, atau kecenderungan untuk mempertahankan ereksi dalam waktu yang sangat singkat.

Penyebab Impotensi

Disfungsi ereksi terjadi karena berbagai penyebab, berikut penyebabnya:

1. Merokok

Merokok telah terbukti mengganggu aliran darah arteri dan juga dapat merusak arteri penis, mengurangi aliran darah yang dibutuhkan untuk mempertahankan ereksi.

2. Diabetes

Ini adalah salah satu penyebab impotensi yang paling umum, karena diabetes dapat menyebabkan perubahan aliran darah melalui penyempitan pembuluh darah, atau kerusakan ujung saraf di penis.

3. Ketidakseimbangan Hormon

Hanya sebagian kecil kasus impotensi yang disebabkan oleh masalah hormonal, seperti testosteron yang tidak mencukupi.

4. Kerusakan Neurologis

Cedera pada sumsum tulang belakang atau otak, atau penyakit saraf seperti penyakit Alzheimer dapat menyebabkan impotensi. Disfungsi ereksi sering dikaitkan dengan multiple sclerosis dan penyakit Parkinson.

5. Bedah Panggul

Pembedahan atau radiasi pada perut, kandung kemih, rektum, atau usus besar dapat menyebabkan kerusakan saraf di area tersebut. Kerusakan dapat mengganggu sinyal yang harus ditransmisikan antara otak dan alat kelamin untuk memungkinkan ereksi dan orgasme.

6. Trauma Panggul

Cedera akibat kecelakaan, terutama kecelakaan yang berhubungan dengan bersepeda, olahraga air, senam, dan menunggang kuda, dapat menyebabkan impotensi.

7. Obat-obatan

Banyak obat resep, terutama obat tekanan darah atau antidepresan, dapat menyebabkan impotensi, seperti halnya beberapa obat bebas.

8. Psikologis

Depresi, kecemasan, masalah harga diri, kemarahan, ketakutan, dan penyakit mental lainnya dapat menyebabkan impotensi.

9. Penyakit Vaskular

Penyakit vaskular seperti pengerasan pembuluh darah atau penyakit jantung dapat mengurangi aliran darah, mengurangi kemampuan penis untuk tumbuh cukup untuk mempertahankan ereksi.

Faktor Risiko Impotensi

Meskipun penyebab impotensi bersifat fisik dan psikologis, ada faktor gaya hidup dan medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko penyebab tersebut. Misalnya, penggunaan tembakau dapat membatasi aliran darah ke pembuluh darah vena dan arteri, menyebabkan masalah pembuluh darah dari waktu ke waktu yang menyebabkan impotensi.

Usia adalah salah satu faktor risiko terbesar dalam impotensi. Impotensi terjadi pada sekitar 20-40 persen pria yang lebih tua. Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko impotensi pada pria berusia antara 40 dan 70 tahun meningkat sebesar 10% setiap tahun.

Ada banyak alasan, seperti penis menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan, kadar hormon menurun, masalah kardiovaskular menjadi lebih umum, dan libido secara alami menurun seiring bertambahnya usia.

Faktor risiko lain termasuk obesitas, cedera yang merusak saraf atau arteri yang terlibat dalam ereksi, minuman keras, atau alkoholisme. Terkadang impotensi dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi minum dan merokok, namun terkadang memerlukan pengobatan khusus.

Dalam kasus lain, pengobatan seperti terapi radiasi atau operasi prostat dapat menjadi faktor risiko impotensi dan mungkin diperlukan untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Gejala Impotensi

Dikutip dari Everyday Health, impoten menunjukkan beberapa gejalas jika menderita impotensi, ada beberapa gejala yang mungkin dialami sebagai berikut:

1. Kesulitan mendapatkan ereksi

2. Kesulitan mempertahankan ereksi untuk waktu yang lama

3. Gairah seksual menurun

4. Perasaan malu atau bersalah inferioritas

5. Gejala gangguan seksual lainnya

Beberapa kelainan seksual terkait dengan impoten dan dapat menyebabkan gejala seperti impoten, seperti:

  • Ejakulasi dini (ejakulasi terlalu cepat)
  • Ketidakmampuan untuk orgasme setelah rangsangan yang memadai
  • Ejakulasi tertunda (ketika ejakulasi terlalu lama)

Pencegahan Impoten

Langkah-langkah tertentu dapat membantu menurunkan risiko impotensi, di antaranya sebagai berikut :

1. Makan makanan yang sehat
2. Berhenti merokok
3. Menurunkan berat badan berlebih
4. Berolahraga setiap hari
5. Menjaga tekanan darah normal dan kadar kolesterol
6. Mendapatkan bantuan untuk masalah kecanduan alkohol atau narkoba
7. Belajar tentang efek samping dari obat-obatan yang diminum
8. Mempertimbangkan konseling pasangan jika Anda dan pasangan kesulitan berkomunikasi

Cara Mengatasi Impoten

Pengobatan disfungsi ereksi terutama dilakukan dengan menghilangkan penyebab masalahnya, baik itu fisik maupun psikologis.

Perubahan gaya hidup

Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin menyarankan penurunan berat badan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ini dapat membantu meringankan gejala dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Pemberian obat untuk mengatasi aterosklerosis

Penyempitan arteri atau aterosklerosis adalah salah satu penyebab impotensi yang paling umum. Selain perubahan gaya hidup, pasien juga diberi obat penurun kolesterol statin dan obat penurun tekanan darah.

Obat-obatan untuk disfungsi ereksi dan pompa penis

Obat jenis sidenafil bisa memperbaiki disfungsi ereksi, meski tidak mengobati secara keseluruhan. Sedangkan pompa penis membantu mengalirka n darah ke kepala Mr P.

Perawatan psikologis

Jenis penanganan ini termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi seks. Secara umum, pengobatan untuk disfungsi ereksi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kebanyakan pria akhirnya bisa berhubungan seks lagi.

(row/row)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Ternyata Ada Benarnya, Ukuran Mr P Bisa Dilihat dari Besar Hidung

Jakarta

Berbicara tentang ukuran penis, ada banyak teori yang mencoba memastikan faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan atau penurunan ukuran penis.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim Rumah Sakit Universitas Ulsan di Korea Selatan mendukung hasil penelitian di Jepang dari tahun 2021, menemukan bahwa panjang hidung berpengaruh terhadap besarnya ukuran penis.

Pria dengan panjang hidung 4,5 cm memiliki rata-rata ukuran penis tidak ereksi 10 cm. Sedangkan, pria dengan hidung mencapai panjang 5,5 cm memiliki ukuran penis rata-rata 13,4 cm.


Hasil studi ini melibatkan lebih dari 1.160 pria berusia 30-an, juga mendukung bahwa pria dengan kaki besar cenderung memiliki alat kelamin yang lebih lebar. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa efek yang sama terlihat pada pria dengan jari manis yang lebih panjang.

Korelasi Terhadap Ukuran Penis

“Ukuran hidung merupakan indikator penting dari ukuran penis. Dan lingkar penis meningkat dengan ukuran kaki,” ucap peneliti dr Sungwoo Hong.

Para ilmuwan berpikir bahwa kondisi ini terjadi karena paparan tingkat testosteron yang lebih tinggi di dalam rahim. Hormon tersebut diketahui berperan penting dalam pembentukan hidung dan alat kelamin bayi laki-laki.

Selain itu, genetika memainkan peran penting dalam menentukan ukuran penis. Namun, faktor lain, seperti hormon, lingkungan, dan nutrisi, juga bisa mempengaruhi ukuran penis.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Sering Jadi Pertanyaan, Kapan Mr P Berhenti Bertumbuh? Ini Penjelasan Medisnya


Jakarta

Banyak orang khawatir soal ukuran penis. Paalnya mereka percaya, panjang-pendeknya penis bisa memengaruhi kepuasan pasangan. Lantas sebenarnya, pada usia berapa sih ukuran penis seseorang berhenti bertumbuh?

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penis akan berhenti bertumbuh pada usia tertentu. Berdasarkan hasil studi, saat pubertas berakhir, penis akan berhenti tumbuh. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang mencapai usia sekitar 18 tahun.

Untuk laki-laki, pubertas terjadi pada usia 9 sampai 14 tahun dan biasanya berlangsung selama 3-4 tahun. Selama waktu ini, penis akan menjadi lebih panjang dan lebih tebal. Tingkat di mana pertumbuhan terjadi bervariasi dari satu orang ke orang lain.


Perubahan lain yang mempengaruhi penis dan alat kelamin selama masa pubertas meliputi:

    • Pertumbuhan testis
    • Penipisan dan kemerahan pada skrotum
    • Pertumbuhan rambut kemaluan di sekitar penis
    • Emisi semen nokturnal, atau “mimpi basah”
    • Ereksi dan ejakulasi lebih sering

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penis

Beberapa faktor mungkin berperan dalam menentukan ukuran penis seseorang, misalnya faktor genetik. Selain itu, tingkat testosteron dalam tubuh juga bisa mempengaruhi.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa paparan bahan kimia tertentu di dalam rahim dapat memengaruhi bagaimana gen dan hormon bermanifestasi dalam tubuh, yang juga dapat mempengaruhi ukuran penis. Sebaliknya, tidak terpenuhinya nutrisi yang cukup di dalam rahim dapat mempengaruhi perkembangan penis.

Di masa dewasa, faktor kelebihan berat badan bisa membuat penis terlihat lebih kecil.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy