Tag Archives: mu

Aku Belum di Versi Terbaik


Jakarta

Benjamin Sesko sudah mulai buka keran gol di Manchester United. Sang striker akui, masih belum ada di versi terbaik!

Benjamin Sesko sudah cetak dua gol dari tujuh laga di Liga Inggris. Dua golnya dicetak ke gawang Brentford dan Sunderland.


Benjamin Sesko baru dibeli Manchester United dari RB Leipzig pada musim panas 2025 ini. MU menebusnya seharga 76 juta Euro, atau setara Rp 1,4 triliun.

Sesko jadi andalan Setan Merah sebagai ujung tombak. Pemain berusia 22 tahun itu bersaing dengan Zirkzee di pos nomor 9, tapi Sesko sejauh ini jadi pilihan utama manajer Ruben Amorim.

Benjamin Sesko mengaku dirinya sudah mulai nyetel. Tapi Sesko tegaskan, dirinya belum capai versi terbaik!

“Belum, belum (jadi versi terbaik-red). Aku masih membiasakan diri membaca permainan, serta terus mencoba lebih terhubung bersama tim. Aku yakin bisa jadi lebih baik lagi dan akan berusaha menunjukannya,” paparnya dilansir dari BBC.

Apa rasanya main di Liga Inggris?

“Secara umum, permainan di sini lebih cepat sehingga aku hanya punya sedikit waktu untuk mengambil keputusan. Permainannya penuh fisik, tetapi aku mulai terbiasa pelan-pelan,” tutupnya.

Sesko mencetak 13 gol dari 33 laga di Bundesliga musim lalu. Bisa berapa gol di Liga Inggris musim ini?

(aff/cas)



Sumber : sport.detik.com

Niat, Cara, Doa, Waktu dan Keutamaannya


Jakarta

Dalam kehidupan ini, tujuan utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah tidak terbatas pada yang wajib saja, namun juga mencakup berbagai amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk menambah pahala dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Di antara amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan adalah sholat Tahajud, sholat malam yang dikerjakan di waktu sepertiga malam terakhir.

Sholat Tahajud bukan hanya bentuk pengabdian, tetapi juga bukti kecintaan seorang hamba kepada Rabb-nya. Sholat ini sangat disukai oleh Allah SWT karena dilakukan dalam kondisi yang tidak mudah, ketika kebanyakan manusia sedang terlelap. Maka tidak heran jika Allah mengangkat derajat orang-orang yang istiqomah dalam mendirikan sholat Tahajud.


Niat Sholat Tahajud

Kita harus mengetahui niat sholat Tahajud untuk mendapatkan keutamaannya yang besar. Mengutip buku berjudul The Miracle of Night Sholat Tahajud karya Ustadz Hasan Albany, berikut ini adalah bacaan niat sholat Tahajud.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tahajjud rak’ataini lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku (niat) sholat sunnah tahajud dua raka’at, karena Allah ta’ala”

Tata Cara Sholat Tahajud

Sebagaimana dikutip dari buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud karya Hendri Kusuma Wahyudi, Lc, berikut ini adalah tata cara Sholat Tahajud.

Berikut ini urutan atau tata cara pelaksanaan sholat Tahajud sebagaimana dikutip dari buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud karya Hendri Kusuma Wahyudi, Lc:

  1. Niat sholat Tahajud di dalam hati.
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca surat Al-Fatihah
  5. Membaca surat dari Al-Qur’an (penjelasan lengkap ada di bagian pembahasan selanjutnya)
  6. Rukuk
  7. I’tidal
  8. Sujud pertama
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua
  11. Mengulang gerakan yang sama pada rakaat kedua
  12. Setelah sujud kedua di rakaat kedua, membaca tasyahud akhir
  13. Salam sebagai penutup sholat

Keutamaan Sholat Tahajud

Berikut ini beberapa keutamaan yang diperoleh oleh seorang Muslim yang rutin melaksanakan sholat Tahajud, sebagaimana disampaikan dalam buku Shalat Tahajud Cara Rasulullah SAW Sesuai Al-Qur’an & Hadits karya Ustaz Hamdi El-Natary.

1. Pahala Berlimpah

Sholat Tahajud diganjar pahala yang berlimpah karena dilakukan di waktu yang penuh keberkahan dan sangat dicintai oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 113-115,

“Mereka itu tidak sama. Di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu pada malam hari. sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar serta bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)-Nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran: 113-115)

2. Mempertebal Keimanan

Salah satu keutamaan dari melaksanakan sholat Tahajud adalah mampu melatih diri untuk beribadah dengan lebih khusyuk dan penuh penghayatan, sehingga dapat memperkuat iman dan menumbuhkan ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) pada malam hari. kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya, kami akan menurunkan bacaan pada waktu itu lebih berkesan,” (QS Al-Muzzammil: 1-6)

3. Masuk Golongan Orang Beriman

Mereka yang rutin mengerjakan sholat Tahajud akan digolongkan sebagai hamba-hamba Allah yang taat. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Furqan ayat 63-64.

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka,” (QS Al Furqan: 63-64).

Doa Setelah Sholat Tahajud

Setelah melaksanakan sholat Tahajud, terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca guna memohon ampun, keberkahan, dan rahmat dari Allah SWT. Dikutip dari buku Kitab Induk Doa & Dzikir Terlengkap karangan Nasrullah dan Tim Shahih, berikut ini adalah doa Tahajud.

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Bacaan latin: Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ’atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a’lantu, wa mâ anta a’lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepadaMu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya padaMu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Waktu Sholat Tahajud

Menurut penjelasan dalam buku Panduan Salat Lengkap dan Praktis karya Ahmad Sultoni, sholat Tahajud adalah sholat sunnah malam yang hanya dapat dilakukan setelah melaksanakan sholat Isya dan disertai tidur terlebih dahulu.

Berikut ini pembagian waktu terbaik untuk melaksanakan sholat Tahajud:

1. Waktu Utama Sholat Tahajud

Waktu utama untuk melaksanakan sholat Tahajud adalah sepertiga malam pertama, yaitu setelah sholat Isya hingga pukul 10 malam. Namun, pelaksanaannya tetap harus didahului dengan tidur terlebih dahulu.

2. Waktu Lebih Utama Sholat Tahajud

Sepertiga malam kedua, yaitu antara pukul 10 malam hingga pukul 1 dini hari, merupakan waktu yang lebih utama dibandingkan waktu sebelumnya untuk melaksanakan sholat Tahajud.

3. Waktu Paling Utama Sholat Tahajud

Waktu terbaik untuk salat Tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir, dari pukul 01.00 dini hari hingga menjelang Subuh. Pada waktu tersebut, Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa dan mengampuni hamba-Nya yang memohon.

Batas Waktu Sholat Tahajud

Bersumber dari sumber sebelumnya, sholat Tahajud memiliki batas waktu pelaksanaan yang dimulai setelah seseorang menunaikan sholat Isya dan tidur terlebih dahulu. Waktu ini berlangsung sepanjang malam hingga menjelang masuknya waktu subuh.

Artinya, batas akhir sholat Tahajud adalah saat fajar mulai terbit atau sebelum adzan Subuh dikumandangkan.

Bolehkah Sholat Tahajud Tanpa Tidur?

Sholat Tahajud adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah bangun tidur. Oleh karena itu, tidur terlebih dahulu menjadi syarat sah dalam pelaksanaan sholat Tahajud.

Mengutip laman Kemenag, jika seseorang mengerjakan sholat malam tanpa tidur sebelumnya, maka sholat tersebut tidak tergolong sebagai sholat Tahajud. Hal ini dijelaskan oleh Imam Romli dalam Nihayatul Muhtaj Ila Syarhil Minhaj (Beirut, Darul Fikr: 1404 H) juz 2, halaman 131:

وَيُسَنُّ (التَّهَجُّدُ) بِالْإِجْمَاعِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى {وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ} [الإسراء: ٧٩] وَلِمُوَاظَبَتِهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَهُوَ التَّنَفُّلُ لَيْلًا بَعْدَ نَوْمٍ

Artinya: “Sholat Tahajud disunnahkan dengan kesepakatan ulama berdasarkan firman Allah Taala: Dan pada sebagian malam hari sholat Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu (QS. Al-Isra’: 79) dan juga berdasarkan ketekunan nabi Muhammad SAW dalam melaksanakannya. Sholat tahajud adalah sholat sunnah di malam hari setelah tidur.”

Dengan pendapat yang sama Syekh Sulaiman Ibn Muhamad ibn Umar Al-Bujairomi menyebutkan:

وَتَهَجُّدٌ – أَيْ: تَنَفُّلٌ بِلَيْلٍ بَعْدَ نَوْمٍ

Artinya: “Dan sunnah melaksanakan sholat Tahajud, yaitu sholat sunnah setelah tidur.”

قَوْلُهُ: (بَعْدَ نَوْمٍ) وَلَوْ يَسِيرًا، وَلَوْ كَانَ النَّوْمُ قَبْلَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، لَكِنْ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ التَّهَجُّدُ بَعْدَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، حَتَّى يُسَمَّى بِذَلِكَ وَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ

Artinya: “Penjelasan kalimat [setelah tidur]: Walaupun tidur sebentar dan tidurnya dilakukan sebelum sholat Isya, tapi sholat Tahajud tetap dilakukan setelah sholat Isya. Oleh sebab itu sholat ini disebut sholat Tahajud (Tahajud: tidur di waktu malam) dan inilah pendapat yang mu’tamad [kuat]. (Sulaiman Ibn Muhamad ibn Umar Al-Bujairomi, Hasyiyatul Bujairomi ala Syarhil Minhaj, [Mesir, Mustafa al-Babi al-Halabi: 1345 H] juz 1, halaman 286)

Dengan demikian, tidak sah jika Tahajud dilakukan tanpa tidur terlebih dahulu. Sholat Tahajud hanya bisa dilakukan setelah seseorang tertidur, meskipun hanya sebentar, sebelum bangun untuk melaksanakannya.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Sedekah di Hari Jumat, Ada Pahala yang Berlipat Ganda


Jakarta

Hari Jumat dianggap sebagai hari yang baik dan paling mulia menurut ajaran Islam. Bukan hanya ada kewajiban salat Jumat untuk muslim laki-laki tetapi pada hari itu juga banyak amalan yang dianjurkan seperti bersedekah.

Selain mencatat peristiwa-peristiwa besar, menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah 2 Jilid Lengkap Edisi Indonesia terbitan Cakrawala, pada hari Jumat juga terdapat waktu khusus ketika doa-doa pasti dikabulkan jika sesuai dengan syariat.

Hal tersebut berdasarkan pada pernyataan dalam beberapa hadits. Salah satunya, dari Abu Lubabah Al-Badri RA, Rasulullah SAW bersabda,


“Pemuka seluruh hari dalam seminggu adalah hari Jumat. Ia merupakan hari paling mulia di sisi Allah SWT, bahkan ia lebih mulia dibandingkan dengan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah SWT. Pada hari Jumat terjadi lima peristiwa besar, yaitu: Allah SWT menciptakan Adam AS, Allah SWT menurunkan Adam AS ke bumi, Allah SWT mewafatkan Adam AS, dan pada hari Jumat ada saat di mana tidak seorang pun berdoa kepada-Nya pada saat itu melainkan Allah SWT pasti akan memperkenankan doanya selama permintaannya tidak mengandung perkara yang diharamkan. Di samping itu, hari Jumat merupakan hari di mana hari kiamat akan terjadi. Tiada malaikat, langit, bumi, angin, gunung, tidak pula laut melainkan semuanya merasa ketakutan jika hari Jumat telah tiba.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

Pada hari Jumat sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, karena pahala amal di hari itu dilipatgandakan. Ini mencakup berbagai bentuk perbuatan yang baik, termasuk ucapan, zikir, dan juga bersedekah.

4 Keutamaan Sedekah di Hari Jumat

Sedekah merupakan salah satu amal yang sangat mulia dan dianjurkan bagi setiap muslim. Di antara berbagai waktu untuk bersedekah, hari Jumat dianggap sebagai waktu yang paling baik karena memiliki sejumlah keutamaan khusus.

1. Hari Terbaik

Sedekah di hari Jumat juga lebih baik daripada bersedekah di hari lainnya. Dikutip dari buku Panduan Amalan Hari Jumat karya Mahmud Ahmad Mustafa, Ibnul Qayyim berkata,

“Sedekah di hari Jumat dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya. Saya telah menyaksikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jumat beliau bawa apa yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannya menuju masjid secara sembunyi-sembunyi. Dan aku mendengarnya berkata, ‘Jika Allah SWT memerintahkan kita bersedekah di sisi Rasulullah SAW, maka bersedekah di hadapan Allah SWT itu tentu lebih utama dan lebih layak dengan keutamaan’.”

2. Pahala Amal Dilipatgandakan

Merujuk pada buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula oleh Irfan Maulana dan sumber sebelumnya, hari Jumat merupakan hari di mana pahala amal dilipatgandakan. Diriwayatkan dari Ka’ab yang mengutip sabda Rasulullah SAW,

“Pahala sedekah berlipat-lipat ganda pada hari Jumat.” (HR Ibnu Abi Syaibah)

Sedekah di hari Jumat terdapat adanya gabungan dua kebaikan yakni, sedekah dan hari Jumat yang sama-sama mulia dan penuh keutamaan.

3. Penghapus Dosa

Dikutip dari sebuah hadits dalam Riyadush Shalihin 2 karya Imam Nawawi Edisi Indonesia terbitan Solo Cordova Mediatama, Mu’adz bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan apa yang dapat memasukkan ke surga dan menjauhkan dari neraka.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa amalan tersebut termasuk sedekah.Allah SWT mempermudah pelaksanaannya bagi mereka yang diberi kemudahan.

Kemudian, Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api, dan salat seorang laki-laki pada pertengahan malam.” (HR Tirmidzi, hadits hasan shahih)

4. Sedekah Tak Menyusutkan Harta

Dikutip dari Terjemahan Wasiat Rasulullah SAW buat Lelaki dari Muhammad Khalil Itani oleh Ahmad Syakirin, bersedekah pada hari Jumat tidak hanya mendatangkan keberkahan dan pahala yang lebih besar, tetapi juga merupakan sebuah ajaran bahwa sedekah tidak akan menyusutkan harta.

Sebaliknya, sedekah akan menambah keberkahan dan melipatgandakan rezeki di sisi Allah SWT.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْمٍ إِلَّا عِرًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Artinya: “Tidak akan berkurang harta karena sedekah. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba lantaran pemberian maafnya kecuali kemuliaan dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu kepada Allah melainkan Dia akan mengangkat (derajat)-nya.” (HR Muslim)

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Era Jahiliyah



Jakarta

Abad yang paling suram pada kehidupan manusia terjadi pada abad ke 6 dan ke 7 Masehi. Sejak berabad-abad sebelumnya peradaban manusia telah meluncur dan jatuh secara drastis di bumi persada ini. Peradaban ini telah melupakan Sang Khalik sehingga ia telah lupa pada dirinya sendiri dan hari depannya. Manusia telah kehilangan kesadarannya, kebijaksanaannya, hilang juga kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang salah, antara yang mulia dan yang hina.

Mereka ( para agamawan ) telah melarikan diri dari kehidupan yang sudah bejat ini, dan berlindung di dalam biara-biara, gereja, bahkan ke goa-goa untuk memencilkan diri. Mereka lari karena tidak berhasil memperjuangkan untuk mempertahankan agama, politik, kemerdekaan ruhani serta kebendaan. Adapun dari mereka yang masih tertinggal dalam kehidupan ramai telah menjalin persekutuan dengan para raja dan penguasa dunia, membantu dalam perbuatan dosa dan bahkan ikut makan harta orang lain secara zalim.

Sejatinya kehidupan itu berputar, terjadi beberapa abad yang lampau dan bisa berputar terjadi pada abad ini. Hak persamaan terkikis dengan dominasi kelompok tertentu dalam pengelolaan dan penguasaan aset, hak adil bagi masyarakat miskin menjadi marginal, munculnya pasar kebohongan dan miskin kejujuran. Kekejian dalam genosida etnis tertentu memperoleh dukungan. Semua ini menjadikan masyarakat apatis, tidak merasa ada perubahan saat terjadi pergantian Penguasa karena tiada perubahan sikap ( tetap zalim ).


Ingatlah bahwa kezaliman itu sangat dibenci oleh Sang Khalik, sebagaimana firman-Nya dalam surah al-An’am ayat 45 yang terjemahannya,”Maka orang-orang zalim itu dimusnahkan hingga ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Makna ayat ini adalah : Peringatan sudah disampaikan, teguran secara halus maupun keras juga sudah diberikan, bahkan aneka nikmat sudah mereka terima, mereka masih saja durhaka. Maka berlakulah ketentuan Allah SWT. yaitu orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya sehingga tidak tersisa. Dan itu semua bukan karena Allah SWT. berbuat aniaya kepada mereka, karena semua yang ditentukan-Nya adalah baik, maka segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

Tiadanya kemampuan membedakan yang benar dengan yang salah maka terjadilah perbuatan-perbuatan salah yang dibenarkan dan perbuatan benar yamg disalahkan. Mereka ( penguasa ) telah terhijab sehingga lalai bahwa kekuasaannya itu sebenarnya tiada berarti apa-apa dibanding kekuasaan Allah SWT. Mereka merasa mampu menjadikan seseorang sebagai pemimpin dan mengatur dalam kehidupan. Tindakan ini menjadikan Allah SWT. murka dan pasti akan memberikan azabnya yang sangat pedih. Ketakaburan seseorang yang berkuasa, biasanya akan diberi hadiah oleh Sang Pencipta berupa : Direndahkannya rezeki, direndahkan derajatnya dan direndahkan kesehatannya.

Kekuasan menjadikan seseorang meningkat derajatnya atau direndahkan derajatnya ( hina ) bukan pada manusia. Ingatlah selalu firman Allah SWT. dalam surah ali-Imran ayat 26 yang berbunyi, “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Adapun inti makna ayat di atas adalah : Tidak seorang pun mampu mengangkat derajat orang lain dan memuliakannya kecuali atas izin-Nya, dan tidak seorang pun mampu menjatuhkan kekuasaan orang lain dan menghinakannya kecuali atas izin-Nya. Maka kekuasaan ini ( milik-Nya ) janganlah seseorang meskipun berkuasa penuh ikut campur.

Masa jahiliyah ini terjadi sebelum kelahiran ajaran Islam, pada masa itu peran agama-agama besar di begal oleh orang-orang yang berakhlak rendah, dipermainkan oleh orang-orang yang mengejar kemewahan dunia, juga kaum munafik sehingga agama telah kehilangan jiwa dan bentuknya semula. Agama tidak dapat melaksanakan tujuannya terhadap dunia dan tidak dapat menyampaikan dakwanya kepada umat manusia.

Saat itulah dunia telah bangkrut dalam segala segi pembentukan akhlak dan tiada menentu arah kehidupan. Tidak lagi mempunyai ketentuan hukum yang suci jernih sebagai agama samawi ( langit ) dan tidak mempunyai peraturan yang tetap serta berlaku bagi umat manusia.

Maka pada abad itulah lahir seorang Nabi terakhir sebagai utusan-Nya untuk menyempurnakan segala sesuatu tentang kehidupan dunia. Pada saat Sang Nabi SAW. berusia 40 tahun, turunlah firman-Nya yang pertama dan seterusnya sampai akhir. Inilah firman-Nya sebagai penyempurna kitab-kitab agama samawi yang ada sebelumnya.

Penulis nukil salah satu surah yang menjadi landasan hidup umat manusia. Teologi al-Insyirah mengajarkan hidup lapang dan optimistis. Agar insan beriman tidak serba sempit dan negatif dalam menghadapi musibah dan masalah

Tuhan mengajarkan jiwaal-Insyirah(kelapangan) dalam menghadapi segala dinamika hidup. Sebagaimana firman-Nya: “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu. Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan sebutan nama(mu) bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan, hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS al-Insyirah: 1-8).

Semoga Allah SWT. selalu membantu untuk mengingat-Nya, beribadah kepada-Nya dan terhindar dari rongrongan hawa nafsu.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Orang Baik di Dunia Adalah Orang Baik di Akhirat, Ini Haditsnya


Jakarta

Orang yang baik di dunia adalah orang yang baik di akhirat. Keterangan ini mengacu pada sabda Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih.

Hadits ini diriwayatkan dari Qabishah ibnu Burmah Al Asadi, ia berkata,

كُنتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: أَهْلُ الْمَعْرُونِ في الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِي الْآخِرَةِ، وَأَهْلُ الْمُنْكَرِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمُنْكَرِ فِي الْآخِرَةِ


Artinya: “Saya pernah berada di samping Nabi SAW, lalu saya mendengarkannya bersabda, ‘Orang yang baik di dunia adalah orang yang baik di akhirat, dan orang yang keji di dunia adalah orang yang keji di akhirat’.” (Shahih Lighairihi dalam kitab Ar-Ruadhun-Nadhir)

Menurut penjelasan dalam kitab Shahih Adabul Mufrad karya Imam Bukhari yang ditakhrij Syaikh Al-Albani dan diterjemahkan Abu Ahsan, maksud hadits tersebut adalah pelaku kebaikan mendapat kebaikan dari Allah SWT dan pelaku kemungkaran akan ditimpa kemungkaran yakni siksa di akhirat.

Pentakhrij kitab mengatakan seolah-olah hadits tersebut merupakan tafsir firman Allah SWT dalam surah Az Zalzalah ayat 8,

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ ٨

Artinya: “Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.”

Hadits serupa turut diriwayatkan dari Mu’tamir, ia berkata,

ذَكَرْتُ لِأَبِي حَدِيثَ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ سَلْمَانَ، أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ أَهْلَ الْمَعْرُوفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِي الْآخِرَةِ، فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُهُ مِنْ أَبِي عُثْمَانَ يُحَدِّثُهُ، عَنْ سَلْمَانَ، فَعَرَفْتُ أَنَّ ذَاكَ كَذَاكَ فَمَا حَدَّثْتُ بِهِ أَحَدًا قَطُّ حَدَّثَنَا مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Artinya: “Saya menyebutkan kepada bapak saya hadits Abu Utsman dari Salman, bahwasanya dia berkata, ‘Sesungguhnya pelaku kebaikan di dunia mereka adalah pelaku kebaikan di akhirat’.” Lalu Mu’tamir berkata, “Sesungguhnya saya mendengarkan hadits tersebut dari Abu Utsman, yang meriwayatkan dari hadits Salman, maka saya tahu bahwa kebaikan itu seperti itu dan aku sama sekali tidak pernah mengatakan hadits itu pada orang lain.” (Menurut riwayat dari Abu Utsman, Rasulullah SAW bersabda seperti itu)

Hadits tersebut derajatnya shahih, diriwayatkan dengan periwayatan yang mauquf dan merupakan hadits shahih lighairihi yang diriwayatkan dengan periwayatan yang marfu’. Keterangan ini terdapat dalam kitab Ar-Radhun-Nadhiru.

Setiap Kebaikan Adalah Sedekah

Masih dalam kitab Shahih Bukhari, ada sejumlah hadits yang menyatakan setiap kebaikan adalah sedekah. Hadits ini diriwayatkan dari Jabir ibnu Abdullah dari Nabi SAW yang bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.”

Sedekah bisa dilakukan dengan berbagai cara, tak semata melalui harta. Abu Musa berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wajib (atas) setiap orang muslim untuk bersedekah.”

Para sahabat berkata, “Bagaimana jika dia tidak mendapatkan (sesuatu untuk disedekahkan)?”

Nabi SAW menjawab, “Hendaknya dia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga memberikan kemanfaatan bagi dirinya lalu bersedekah.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia tidak mampu (bekerja) atau tidak dapat melakukannya?”

Nabi SAW menjawab, “Hendaknya dia menolong orang yang sangat membutuhkan bantuan.”

Sahabat bertanya, “Jika dia tidak mampu untuk melakukannya?”

Nabi SAW menjawab, “Hendaknya dia memerintahkan kebaikan atau memerintahkan yang ma’ruf.”

Sahabat bertanya, “Jika dia tidak mampu untuk melakukannya?”

Nabi SAW menjawab, “Hendaknya dia menahan diri untuk tidak melakukan kejahatan, maka sesungguhnya hal itu adalah sedekah baginya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut shahih, sebagaimana dikeluarkan dalam kitab Ash-Shahihah. Bukhari mengeluarkan dalam kitab Al Adab bab Kullu Ma’rufin Sadaqah dan Muslim mengeluarkannya dalam kitab Az-Zakat bab Bayanu Anna ismas-Shadaqati yaqa’u ‘ala kulli nau’in minal-ma’ruf.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Jangan Pernah Meminta Kematian, Ini Penjelasan Haditsnya


Jakarta

Allah SWT sudah memberikan takdir masing-masing untuk setiap makhluk hidup di dunia ini. Hidup dan mati makhluk juga sudah ditentukan oleh Allah SWT.

M Quraish Shihab mengatakan dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat, “Orang banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam satu butir tumbuhan terdapat kehidupan dan dia berpotensi untuk berkembang. Orang seringkali tidak menyadari perbedaan antara hidup dan potensi hidup,” tulisnya.

Untuk itu manusia yang masih hidup pasti akan berguna untuk manusia yang lain. Meskipun dalam hidup penuh dengan cobaan dan tantangan, kita sebagai muslim harus tetap menjalani kehidupan dengan beribadah dan berusaha.


Dijelaskan dalam kitab An Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim yang ditulis Ibnu Katsir dan diterjemahkan Ali Nurdin, kita tidak boleh meminta kematian kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits menurut riwayat Ahmad dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا.

Artinya: “Janganlah sekali-kali seorang dari kamu sekalian menginginkan mati. Dijelaskan hendaknya manusia jangan berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Dan sesungguhnya apabila orang itu telah mati, maka terputus amalnya. Padahal umur seorang mukmin itu sesungguhnya justru akan menambah kebaikan kepadanya.”

Larangan Mengharap Kematian

Ahmad berkata, “Hasan menuturkan kepada kami, Ibnu Lahi’ah bercerita kepada kami, Ibnu Yunus mengisahkan kepada kami dari Abu Hurairah dari Rasulullah bahwasanya beliau bersabda:

“Janganlah sekali-kali di antara kalian mengharap kematian dan tidak boleh memohon kematian sebelum menimpanya, kecuali jika sudah percaya dengan amalnya. Pasalnya, jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalnya. Sesungguhnya, bertambahnya umur seorang mukmin itu membawa kebaikan’.” (HR. Ahmad)

Dalil mengenai dibolehkannya meminta kematian saat timbul fitnah adalah hadis yang diriwayatkan Ahmad dalam Musnad-nya dari Mu’adz bin Jabal dalam hadis tentang mimpi yang panjang.

Dalam hadist tersebut dituturkan: “Ya Allah, aku memohon kepadamu perbuatan baik, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin, Engkau memberikan ampunan untukku dan merahmatiku, dan jika Engkau hendak menimpakan fitnah kepada satu kaum, matikanlah aku tanpa ada fitnah. Ya Allah, aku memohon berikan cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta pada semua amal yang mendekatkanku pada cinta-Mu.” (HR. Ahmad)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Allahumma Antassalam Beserta Arti dan Keutamaannya


Jakarta

Dzikir merupakan salah satu cara umat muslim untuk menenangkan diri dan lebih dekat kepada Allah SWT. Ada banyak bacaan dzikir yang sering diucapkan oleh umat muslim, salah satunya adalah allahumma antassalam.

Dengan sering berdzikir, hal ini dapat membantu menenangkan hati dan pikiran dari segala keburukan. Dalam surat Hud ayat 3, Allah SWT berfirman tentang perintah dzikir kepada seluruh umatnya:

وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗ وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ ٣


Artinya: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).”

Lalu, dalam surat Al-Baqarah ayat 152, Allah SWT kembali berfirman mengenai keutamaan berdzikir:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Bacaan allahumma antassalam merupakan salah satu dzikir yang sering dibaca setelah salat. Ingin tahu bacaan allahumma antassalam lengkap dengan Latin dan artinya? Simak dalam artikel ini.

Bacaan Allahumma Antassalam: Latin dan Artinya

Berikut bacaan dzikir allahumma antassalam lengkap dengan Latin dan artinya yang termuat dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq:

اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Latin: Allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzaljala li wal ikram.

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Dzat yang memberi keselamatan. Dari-Mu keselamatan (bersumber). Engkau Maha Agung, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim dan lainnya)

Waktu Membaca Dzikir Allahumma Antassalam

Bacaan dzikir allahumma antassalam merupakan bacaan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Bacaan tersebut disunnahkan untuk dibaca setelah salam.

Dalam suatu hadits dari Tsauban RA berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika selesai salat mengucap ‘Astaghfirullah’ tiga kali, kemudian mengucap ‘Allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzaljala li wal ikram’.” (HR Muslim)

Selain itu, dianjurkan juga membaca dzikir allahumma antassalam setelah melaksanakan salat hajat atau salat tahajud minimal 99 kali. Kemudian, diakhiri dengan doa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk, kemudahan, dan hati yang tenang selama menjalani kehidupan.

Dalam surat An-Nisa ayat 103, Allah SWT berfirman tentang anjuran berdzikir setelah melaksanakan salat:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Keutamaan Membaca Dzikir Allahumma Antassalam

Dalam buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu Akan Tenang oleh Nurul Qamariyah, ada sejumlah keutamaan dari membaca dzikir allahumma antassalam, di antaranya:

  • Menuntun seseorang pada ketenangan serta kemantapan hati dalam menjalin hubungan kerja.
  • Dijauhkan dari perbuatan jahat dan maksiat.
  • Meyakini bahwa Allah SWT satu-satunya yang berhak menyandang ‘As-Salam’.

Jika kamu konsisten membaca dzikir allahumma antassalam, insya Allah akan selalu diberikan kemudahan dan kelancaran. Apabila terjadi kesulitan dalam hidup, insya Allah akan diberikan kekuatan dan mendapat jalan keluar yang baik.

Demikian pembahasan mengenai bacaan dzikir allahumma antassalam beserta Latin dan artinya. Semoga bermanfaat.

(ilf/row)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Sholat Dhuha, Amalan Pembuka Rezeki


Jakarta

Doa setelah sholat Dhuha merupakan amalan pembuka rezeki. Sholat Dhuha sendiri merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan pada pagi hari, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapapun yang melaksanakan sholat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Menukil dari buku Keberkahan Sholat Dhuha: Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki tulisan Ustaz Arif Rahman, sholat Dhuha dilakukan ketika matahari terbit sampai menjelang waktu Dzuhur. Sholat Dhuha bisa dikerjakan sekitar jam 7 pagi.


Jumlah rakaat sholat Dhuha adalah dua, namun yang lebih utama yaitu empat rakaat. Diterangkan melalui buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap oleh Cepi Burhanudin, terkait jumlah rakaat tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

“Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at sholat di awal siang. Maka itu akan membuatmu cukup di akhir siang.” (HR Ahmad)

Doa setelah Sholat Dhuha: Arab, Latin dan Arti

1. Doa setelah Sholat Dhuha Versi Pertama

Setidaknya terdapat dua versi doa sholat Dhuha. Bacaan pertama ini dinukil dari buku Bertambah Kaya & Berkah dengan Shalat Dhuha susunan Ustaz Khalillurahman El-Mahfani.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab latin:

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya :

“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu.”

“Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

2. Doa setelah Sholat Dhuha Versi Kedua

Selain doa di atas, muslim juga bisa mengamalkan doa sholat Dhuha berikut yang dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki oleh Ustaz Arif Rahman.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ‏:‏ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الضُّحَى ثُمَّ قَالَ‏:‏ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، حَتَّى قَالَهَا مِئَةَ مَرَّةٍ

Artinya: Aisyah berkata, “Rasulullah SAW melaksanakan sholat dhuha, kemudian beliau mengucapkan: Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka antat tawwabur rohim (Ya Allah, ampuni dosa saya dan terimalah taubat saya. Sesungguhnya Engkau maha penerima taubat dan Maha Pengampun), hingga 100 kali.” (HR Bukhari)

Keistimewaan Mengamalkan Doa setelah Sholat Dhuha

Berikut beberapa keistimewaan yang dapat diraih muslim jika mengamalkan doa setelah sholat Dhuha sebagaimana diterangkan dalam buku Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa setelah Shalat Fardhu & Sunnah oleh H M Amrin Ra’uf.

  • Dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT
  • Tubuh menjadi sehat
  • Rezekinya dilancarkan oleh Allah SWT
  • Pintu rezeki dibukakan
  • Dijauhkan dari segala tipu daya dunia

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Abu Jahal Siapanya Nabi Muhammad?


Jakarta

Dakwah Nabi Muhammad SAW tidak selalu berjalan mulus. Beliau kerap mendapat cobaan dari kaum kafir Quraisy yang membenci Al-Qur’an dan agama Islam.

Salah satu tokoh besar Quraisy yang terkenal menentang dakwah Nabi Muhammad SAW adalah Abu Jahal. Mengutip buku Cerita Al-Qur’an oleh M. Zaenal Abidin, nama asli Abu Jahal adalah Amir Ibnul Hasyim. Julukan Abu Jahal artinya Bapak Kebodohan.

Mengutip Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Chalil, jika dilihat dari jalur keluarga, Abu Jahal memiliki hubungan keluarga yang jauh dengan Nabi Muhammad SAW.


Kisah Abu Jahal Ingin Mencelakai Nabi Muhammad SAW

Abu Jahal dikenal kejam dalam membenci Nabi Muhammad SAW. Ada kisah Abu Jahal dalam menentang dakwah Nabi Muhammad SAW dan hendak mencelakainya meskipun selalu gagal.

Kembali mengutip buku Tarikh Nabi Muhammad, Abu Jahal sempat mencoba memukul kepala Nabi Muhammad SAW dengan batu saat beliau sedang salat. Namun, saat ia ingin melempar sebuah batu, ia justru terhempas ke belakang.

Abu Jahal bersaksi bahwa ia melihat seekor unta besar yang hendak menendangnya, sehingga ia berusaha menghindar. Namun, kawan-kawannya tidak mempercayai cerita itu dan tidak menghiraukan perkataan Abu Jahal lagi karena dianggap pembohong.

Lalu dalam kisah lain yang dikutip dari buku Cerita Al-Qur’an, Abu Jahal sempat meminta Nabi Muhammad SAW ke rumahnya, ia mengaku sakit keras. Nabi Muhammad SAW yang menerima kabar tersebut datang ke rumah Abu Jahal tanpa menaruh curiga sedikit pun.

Setibanya di rumah Abu Jahal, Nabi Muhammad SAW hanya berdiri di depan pintu kamarnya tanpa masuk. Abu Jahal yang sudah menanti kedatangan Nabi Muhammad SAW segera beranjak dari tempat tidur.

Ia menghampiri Nabi Muhammad SAW yang menjenguknya, namun apa yang terjadi? Abu Jahal malah terperosok ke dalam lubang yang ia buat sendiri. Rupanya, Abu Jahal hendak menjebak dan mencelakai Nabi Muhammad SAW. Kabar bahwa Abu Jahal sedang sakit adalah akal-akalan Abu Jahal.

Abu Jahal Ditaklukkan di Perang Badar

Mengutip buku Nabi Muhammad Sang Pejuang Hebat karya, Perang Badar salah satu perang Islam utama yang mengubah wajah sejarah Islam dan menegaskan arah perjalanan umat Islam. Perang ini menjadi lentera penerang jalan kaum muslimin dan membawa mereka kepada kemenangan yang langgeng.

Merangkum buku Dua Sahabat Penakluk Abu Jahal karya Fadila Harum, dua pemuda Anshar bernama Muadz bin Amr dan Muawwidz bin Atra adalah orang yang sedih melihat Nabi Muhammad SAW dimusuhi oleh Abu Jahal. Meskipun pada saat Perang Badar kedua sahabat itu masih berusia belasan tahun, Nabi Muhammad SAW melihat potensi yang bagus dari diri mereka untuk berperang.

Melihat Abu Jahal di Medan perang, Muadz dan Muawwidz tidak ragu untuk mendekati Abu Jahal. Dengan gagah berani keduanya bersama-sama menghadapi prajurit-prajurit Quraisy dan dapat berhadapan langsung dengan Abu Jahal.

Dikisahkan bahwa Mu’awwidz berhasil menyabet kaki Abu Jahal hingga tersungkur sekarat. Dia tidak dapat bergerak namun masih cukup sadar untuk merasakan azabnya.

Saat berada diambang kematian, Abu Jahal masih sempat menatap Abdullah bin Mas’ud seraya berkata, “Beritahukanlah kepada Nabi kalian bahwa saya telah membencinya sepanjang hidup saya, dan bahkan sampai saat ini, api kebencian masih membara di hati saya.”

Kemudian, Abdullah bin Mas’ud memenggal kepala Abu Jahal. Kepala Abu Jahal dibawa ke Nabi Muhammad SAW sedangkan mayatnya dilemparkan ke dalam sumur tempat mayat-mayat kaum musyrik dilemparkan, yakni di dalam sumur Badar.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com