Tag Archives: muhammad gufron hidayat

Kisah Nabi Sulaiman Punya Kekayaan Berlimpah, Namun Tetap Bertanggung Jawab



Jakarta

Allah SWT memberikan anugerah yang berbeda pada setiap nabi. Bagi Nabi Sulaiman, diberi limpahan kekayaan dan kekuasaan yang jumlahnya tak terhingga.

Kisah tentang kekuasaan dan kekayaan Nabi Sulaiman diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur’an seperti surat An-Naml. Tak ada yang bisa menandingi kekayaan Nabi Sulaiman, namun ia tetap dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab.

Mengutip buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki oleh Muhammad Gufron Hidayat, SE. I dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan Nabi Sulaiman sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap segala apa yang dimilikinya, termasuk terhadap kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki.


Sikap tanggung jawab Nabi Sulaiman tercermin dalam beberapa tindakan dan bagaimana cara menggunakan harta dan kekuasaan yang dimiliki. Seperti halnya ketika Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan binatang. Namun dalam pertemuan tersebut burung hud-hud tidak hadir.

Peristiwa ini sebagaimana termaktub dalam surat An-Naml Ayat 21

لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَا۟ذْبَحَنَّهُۥٓ أَوْ لَيَأْتِيَنِّى بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ

Artinya: Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”

Sikap tegas yang dimiliki Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud di atas adalah salah satu cerminan bahwa Nabi Sulaiman bertanggung jawab terhadap apa yang dimilikinya.

Dia menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan termasuk semua prajuritnya adalah karunia sekaligus titipan dari Allah SWT yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak. Jika tidak diperhatikan, maka ia telah melalaikan apa yang diberikan Allah.

Terlebih lagi kalau sampai prajuritnya tersebut melakukan hal yang dilarang dalam syariat, maka selain prajuritnya berdosa, maka rajanya pun ikut berdosa karena tidak memperhatikan apa yang dilakukan bawahannya.

Dalam al-Qur’an juga mengisahkan sosok Nabi Sulaiman yang menolak hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis dengan maksud untuk menguji dan menyuap Nabi Sulaiman agar tidak mengganggu kerajaannya yang menyembah matahari. Namun ternyata Nabi Sulaiman menolak hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis untuknya.

Hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa Nabi Sulaiman adalah raja yang bertanggung jawab dan tidak serakah akan harta.

Peristiwa ini tercatat dalam Surat An-Naml ayat 35

وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ

Artinya: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

Sifat tanggung jawab yang dimiliki Nabi Sulaiman tersebut merupakan pangkal dari keimanan, rasa syukur dan kesadaran bahwa semua yang ada di langit dan di bumi ini adalah milik Allah SWT termasuk semua yang ada pada dirinya. Sehingga ia akan menolak serta menjauhi segala hal yang tidak diridhai Allah SWT.

Berapa Harta Kekayaan Nabi Sulaiman?

Banyak yang bertanya-tanya tentang jumlah kekayaan Nabi Sulaiman, namun hingga saat ini belum ada yang bisa menjawabnya.

Mengutip buku Keajaiban Seribu Dinar oleh Miftahur Rahman El-Banjary dijelaskan bahwa manusia paling kaya yang pernah hidup di muka bumi ini adalah Nabi Sulaiman atau dalam literatur Barat dikenal dengan nama King Solomon.

Sebenarnya tidak tersedia data yang lengkap untuk mengkalkulasikan seberapa besar total kekayaan bersih Nabi Sulaiman. Beberapa ahli sejarah mencoba menelusuri manuskrip samawi untuk memprediksikan total kekayaan Nabi Sulaiman.

Sebagian dari mereka meyakini bahwa harta kekayaan Nabi Sulaiman untuk ukuran saat ini berkisar US$500 miliar atau setara Rp 5.000 triliun. Data tersebut baru berdasarkan prediksi. Pada kenyataannya jumlah kekayaan Nabi Sulaiman jauh lebih banyak dari itu.

Wallahu alam.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman dan Semut yang Diabadikan dalam Al-Qur’an


Jakarta

Dalam perjalanan hidup Nabi Sulaiman AS, terdapat banyak mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT, salah satunya adalah kemampuan beliau untuk berbicara dengan hewan. Namun, mukjizat ini beliau gunakan untuk melakukan hal-hal baik terhadap makhluk lain yang berinteraksi dengannya.

Mukjizat Nabi Sulaiman AS tersebut terbukti dalam kisahnya dengan semut, yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an. Salah satu bukti nyata dari mukjizat tersebut dapat dilihat dalam kisah Nabi Sulaiman dan semut berikut ini.

Kisah Nabi Sulaiman Mengengar Percakapan Semut

Dikisahkan dalam buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman yang disusun oleh Muhammad Gufron Hidayat bahwa suatu ketika, Nabi Sulaiman AS beserta rombongan yang terdiri dari manusia, jin, dan bala tentaranya melewati sebuah lembah. Di lembah tersebut, ada sekawanan semut yang sedang beraktivitas sesuai dengan tugas masing-masing.


Sebagian semut bertugas membangun sarang, sebagian lainnya mengangkut material, sementara beberapa semut lagi bekerja menempelkan material satu sama lain hingga membentuk sarang. Semut-semut yang bertanggung jawab mengumpulkan makanan bekerja tanpa kenal lelah, mengangkut makanan di pundaknya untuk disimpan dalam sarang.

Begitu juga semut-semut prajurit, dengan penuh waspada dan teliti mengawasi setiap sudut wilayah untuk mencegah segala gangguan yang mungkin muncul tiba-tiba.

Sebelum iring-iringan Nabi Sulaiman sampai di lembah tersebut, seekor semut penjaga sudah melihat kedatangan rombongan itu. Ia segera melapor kepada pimpinan semut, memberitahukan bahwa Nabi Sulaiman AS dan bala tentaranya akan melewati lembah ini. Semut penjaga menggambarkan bagaimana besar iring-iringan tersebut, serta kemungkinan kehancuran yang dapat menimpa sekawanan semut.

Mendapatkan laporan dari prajuritnya, pimpinan semut pun langsung mengumumkan kepada semua semut untuk segera menyingkir, menyelamatkan diri dari bahaya terinjak oleh rombongan Nabi Sulaiman. Jika tidak, mereka akan hancur.

Salah satu kelebihan Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan untuk mengerti bahasa binatang. Oleh karena itu, ketika pemimpin semut memerintahkan para semut untuk menyingkir, Nabi Sulaiman AS yang sudah sangat dekat dengan mereka langsung memberi perintah kepada pasukannya untuk berhenti.

Nabi Sulaiman AS kemudian tersenyum dan berkata, “Tuhanku, tetapkanlah aku untuk selalu bersyukur atas nikmat-Mu dan selalu melakukan perbuatan yang Engkau ridhoi.”

Nabi Sulaiman AS bersyukur karena dianugerahi kemampuan untuk mengerti bahasa binatang oleh Allah SWT. Ia juga bersyukur karena dengan kemampuan tersebut, ia tidak sengaja menginjak atau membinasakan sekawanan semut.

Kisah Nabi Sulaiman dan semut ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 18-19,

حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لا يَشْعُرُون . فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: ‘Ya Rabbku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Kisah Nabi Sulaiman dan Seekor Semut yang Membawa Kurma

Selain itu, ada pula kisah Nabi Sulaiman dan semut yang diceritakan dalam buku 365 Kisah Teladan Islam karya Ariany Syurfah.

Suatu hari, Nabi Sulaiman AS sedang berjalan-jalan dan bertemu dengan seekor semut kecil yang sedang membawa sebutir buah kurma.

Nabi Sulaiman AS pun bertanya kepada semut itu, “Hai semut kecil, untuk apa kamu membawa sebutir buah kurma itu?”

Semut itu menjawab, “Kurma ini adalah pemberian Allah SWT untuk persediaan makan saya selama setahun.”

Nabi Sulaiman AS pun berkata, “Kemarilah, hai semut!” Semut itu lalu mendekat kepada Nabi Sulaiman.

Setelah dekat, Nabi Sulaiman AS berkata lagi, “Hai semut, aku akan membelah buah kurma ini menjadi dua bagian. Separuhnya akan aku bawa, dan separuhnya lagi untuk persediaanmu selama setahun. Aku ingin melihat apakah kamu dapat bertahan hidup dengan separuh buah kurma.”

Nabi Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol dan berkata, “Sekarang, masuklah ke dalam botol ini dengan membawa separuh buah kurma yang aku berikan.”

Semut itu pun menuruti perintah Nabi Sulaiman AS dan masuk ke dalam botol. Setelah itu, Nabi Sulaiman AS meninggalkan semut tersebut.

Waktu pun berlalu selama setahun, dan Nabi Sulaiman AS merasa penasaran dengan keadaan semut kecil itu, apakah ia dapat bertahan hidup hanya dengan separuh buah kurma atau tidak. Nabi Sulaiman AS pun pergi untuk menemui semut itu.

Betapa takjubnya Nabi Sulaiman AS ketika melihat semut kecil itu masih hidup dan dalam keadaan segar. Sementara itu, separuh buah kurma masih tersisa.

Nabi Sulaiman AS pun bertanya, “Bagaimana kamu bisa bertahan hidup hanya dengan separuh buah kurma? Padahal, biasanya kamu memerlukan sebutir kurma untuk makanan selama setahun?”

Semut itu menjawab, “Saya banyak berpuasa dan hanya mengisap sedikit airnya. Biasanya, Allah SWT memberikan sebutir kurma untuk makanan saya selama setahun. Ketika Anda mengambil separuhnya, saya takut tahun depan Allah SWT tidak memberikan kurma lagi kepada saya, karena saya tahu, Anda bukanlah sang Pemberi Rezeki.”

Demikianlah dua kisah Nabi Sulaiman dengan semut. Semoga kisah-kisah ini dapat diambil pelajarannya agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com