Tag Archives: mukjizat

Benarkah Jari Rasulullah SAW Bisa Mengeluarkan Air?



Jakarta

Mukjizat adalah karunia yang Allah SWT berikan kepada nabi dengan tujuan untuk mempermudah utusan-Nya mengemban tugas. Rasulullah SAW adalah salah satu yang dikaruniai mukjizat memancarkan air dari sela-sela jarinya.

Kisah pertama mukjizat Nabi Muhammad SAW ini terabadikan dalam riwayat hadits pada Kitab Fadha’il ash Shahabah yang diceritakan Anas bin Malik. Berikut bunyi haditsnya:

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا بِمَاءٍ فَأُتِيَ بِقَدَحٍ رَحْرَاحٍ فَجَعَلَ الْقَوْمُ يَتَوَضَّؤُونَ فَحَزَرْتُ مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى الثَّمَانِينَ. قَالَ: فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَى الْمَاءِ يَنْبُعُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ. رواه مسلم


Artinya: “Dari Anas RA bahwasannya Nabi SAW pernah meminta air, lalu diberikan kepada beliau sebaskom air. Maka berwudhulah kaum muslimin dengan air itu. Aku memperkirakan jumlah mereka berkisar antara enam puluh sampai delapan puluh orang. Dan aku menyaksikan sendiri air itu keluar dari sela-sela jari beliau.” (HR. Muslim).

Dikutip dari buku Mukjizat Nabiku Muhammad karya Muhammad Ash-Shayyim, ada berbagai kisah menyebutkan mukjizat Rasulullah SAW yang mampu mengeluarkan air dari celah jarinya. Berikut hadits lain yang menceritakan kisah tersebut:

عن أنس رضي الله عنه قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وحانت صلاة العصر وهو بالزوراء (موضع بسوق المدينة) فالتمس الناس الوضوء فلم يجدوه فأتى رسول الله صلى الله عليه وسلم بوضوء في إناء فوضع يده في ذلك الإناء. فأمر الناس أن يتوضؤوا منه فرأيت الماء ينبع من بين أصابعه صلى الله عليه وسلم. فتوضأ الناس حتى توضؤوا عن آخرهم. قيل لأنس: كم كنتم فقال: كنا زهاء ثلاثمئة.

Artinya: Dari Anas bin Malik RA, dia mengatakan mengatakan: “Aku melihat Rasulullah SAW ketika waktu Ashar, beliau berada di dekat pasar Madinah, telah tiba dan orang-orang sedang mencari air wudhu, namun mereka belum mendapatkannya. Lantas dibawakan air wudhu kepada Rasulullah SAW maka Rasulullah SAW meletakkan tangannya ke dalam bejana tersebut. Beliau pun memerintahkan orang-orang untuk berwudhu darinya. Anas berkata: Aku melihat air mengalir dari bawah jari-jari beliau (Nabi SAW), sehingga mereka berwudhu sampai orang yang terakhir.” Anas ditanya, berapa jumlah mereka ketika itu. Anas menjawab, “Kurang lebih 300 orang.” (HR Muslim).

Dikisahkan Nabi Muhammad SAW ketika itu berada di Zawra atau tempat yang agak tinggi di Masjid Nabawi. Beliau diketahui memasukkan tangannya ke dalam sebuah ember.

Atas izin Allah SWT, air secara tiba-tiba memancar dari jari-jemari beliau. Para kaum muslimin saat itu pun berwudhu dari air tersebut.

Qatadah yang mendengar kisah ini pun bertanya pada Anas, “Berapa jumlah kalian saat itu?”

Anas menjawab, “Sekitar tiga ratus orang,” (HR Bukhari dan Muslim).

Bukti lainnya terangkum dalam sejumlah kitab shahih terutama dari shahih Bukhari dan Muslim. Dalam sebuah riwayat yang berasal dari Salim bin Abi al Ju’d dari Jabir bin Abdillah al Anshari RA yang berkata,

“Pada saat melakukan perjalanan Hudaibiyah, para sahabat mengalami kehausan. Sementara, di hadapan Nabi Muhammad SAW terdapat kantong dari kulit. Kemudian beliau berwudhu.”

Melihat Nabi Muhammad SAW berwudhu lewat kantong tersebut, para sahabat pun menghampiri beliau. Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya, “Ada apa dengan kalian?”

Kemudian, para sahabat menjawab, “Kami tidak memiliki air untuk berwudhu dan untuk minum kecuali yang ada di depanmu ini.”

Lantas, Nabi Muhammad SAW pun memasukkan tangannya ke dalam kantong air tersebut. Seketika air memancar dari jari jemari layaknya sumber mata air. Para sahabat pun mengambil air untuk wudhu dan minum dari pancaran air tersebut.

Salim bertanya pada Jabir, “Berapa jumlah kalian waktu itu?”

Jabir berkata, “Andaikan jumlah kami 100 ribu tentu masih cukup. Namun, ketika itu, jumlah kamihanya seribu lima ratus orang.” (HR Bukhari dan Muslim dalam Bab al Manaqib, al Maghzai, dan al Imarah).

Peristiwa serupa juga disaksikan oleh Ibnu Abbas RA. Saat itu, Rasulullah SAW dan para sahabat tengah melakukan perjalanan pada suatu pagi dan ternyata, mereka telah kehabisan persediaan air.

Seseorang pun mengadukan hal itu pada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, persediaan air di kalangan para prajurit telah habis,”

Kemudian beliau bertanya, “Apakah kamu mempunyai sedikit air?”

“Ya,” jawab orang itu.

“Kalau begitu bawa air itu padaku,” Setelahnya, orang tersebut membawa sebuah wadah kepunyaannya yang berisi sedikit air.

Nabi Muhammad SAW pun terlihat meletakkan jari jemari tangannya di bibir wadah sambil merenggangkannya. Tiba-tiba, ada sumber air memancar dari sela-sela jarinya.

Lalu, beliau pun meminta Bilal bin Rabbah untuk menyerukan panggilan wudhu pada muslim yang lain, “Panggilah orang-orang untuk berwudhu dari air yang diberkahi ini.” (HR Ahmad dan Al Baihaqi).

Wallahu’alam.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Mukjizat Nabi Ishaq, Dikaruniai Panjang Umur dan Ilmu yang Tinggi



Jakarta

Nabi Ishaq AS merupakan salah satu nabi yang diutus Allah SWT untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Nabi Ishaq AS adalah putra dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah.

Semasa hidupnya, Nabi Ishaq AS dikaruniai beberapa mukjizat yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Nabi Ishaq AS termasuk utusan Allah SWT yang memiliki umur panjang.

Mukjizat Nabi Ishaq AS

Allah SWT memberi anugerah kepada Nabi Ishaq AS berupa mukjizat atau kelebihan. Beberapa kisah dan mukjizat Nabi Ishaq diterangkan dalam Al-Qur’an.


Mukjizat Kelahiran Nabi Ishaq AS

Dikutip dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat sejak Adam A.S hingga Muhammad S.A.W karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, Nabi Ishaq AS adalah putra dari Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah.

Allah SWT berfirman dalam surah Ash-Shaffat ayat 112-113,

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ . وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ

Artinya: “Kami telah memberinya kabar gembira tentang (akan dilahirkannya) Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh. Kami melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.”

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, berita kelahiran Nabi Ishaq AS disampaikan oleh para malaikat kepada Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah ketika hendak menuju Madain tempat kaum Luth, untuk membinasakan mereka karena kekafiran dan kekejian mereka.

Kelahiran Nabi Ishaq AS menjadi sebuah mukjizat Allah SWT karena usia Nabi Ibrahim AS dan Sarah sudah sangat tua. Usia Sarah pada saat melahirkan Nabi Ishaq AS adalah 90-an.

Kisah tersebut terdapat dalam surah Hud ayat 69-73, https://www.detik.com/hikmah/quran-online/hud

وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ ٦٩ فَلَمَّا رَآٰ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ ٧٠ وَامْرَاَتُهٗ قَاۤىِٕمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ ٧١ قَالَتْ يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا ۗاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ ٧٢ قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ ٧٣

Artinya: “Sungguh, utusan Kami (malaikat) benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa (suguhan) daging anak sapi yang dipanggang. Ketika (Ibrahim) melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka).” Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya’qub (putra Ishaq). Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

Mukjizat Panjang Umur

Dikutip dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat sejak Adam A.S Hingga Muhammad S.A.W karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, Nabi Ishaq AS termasuk salah satu nabi yang dianugerahi panjang umur oleh Allah SWT.

Nabi Ishaq AS membantu sang ayah, Nabi Ibrahim AS menyebarkan dakwahnya. Allah SWT mengutus Nabi Ishaq untuk meneruskan dakwah Nabi Ibrahim kepada umatnya di tanah Palestina setelah Nabi Ibrahim wafat.

Nabi Ishaq menyerukan kaum di Palestina untuk menyembah Allah, mendirikan sholat, mengingatkan akan akhirat, dan perintah-perintah baik lainnya.

Nabi Ishaq AS diketahui wafat pada usia 170 tahun.

Dikaruniai Nabi Yaqub sebagai Anak

Nabi Ishaq AS belum menikah di usia 40 tahun. Sang ayah, Nabi Ibrahim AS kemudian meminta pelayannya untuk mencarikan istri bagi Nabi Ishaq AS.

Kemudian Nabi Ishaq AS menikah dengan seorang wanita Irak bernama Rifkah. Keduanya kemudian dianugerahi dua anak laki-laki kembar yang kemudian diberi nama Ish dan Yaqub.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Yunus AS di Dalam Perut Paus dan Doa yang Dipanjatkannya



Jakarta

Nabi Yunus AS merupakan satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tersemat dalam Al-Qur’an. Dirinya sempat ditelan oleh ikan paus dan hidup di dalamnya selama berhari-hari atas izin Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an, kisah Nabi Yunus AS tersemat dalam surah As Saffat ayat 139 – 148. Ibnu Katsir dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa yang diterjemahkan oleh Saefullah MS menjelaskan bahwa Nabi Yunus AS diutus oleh Allah SWT kepada negeri Ninawa dekat Kota Mosul, Irak.

Kala itu, beliau ditugaskan untuk mengajak penduduk Ninawa beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan sesembahan berhala mereka. Sayangnya, meski telah berdakwah sekian lama justru kaum Nabi Yunus AS lebih memilih untuk mengingkari Allah SWT.


Segala upaya telah dilakukan oleh Nabi Yunus AS, tapi tetap saja kaumnya enggan beriman kepada Allah SWT. Yunus AS merasa putus asa sekaligus kesal.

Mengutip buku Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir, sang nabi menyampaikan bahwa azab Allah akan turun. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kaumnya yang ingkar itu.

Benar saja, selepas kepergian Nabi Yunus AS datanglah hukuman Allah. Setelah itu, penduduk Ninawa bertaubat dan kembali ke jalan yang benar sekaligus memohon ampun kepada Allah SWT.

Dikatakan, Allah SWT tidak memerintahkan Nabi Yunus AS untuk meninggalkan kaumnya. Namun beliau pergi menaiki kapal yang membawanya ke tempat lain.

Di tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Nabi Yunus AS diterpa badai. Air laut yang mulanya tenang berubah menjadi bergelombang, para penumpang panik karena kapal mulai oleng dan dapat tenggelam karena banyaknya muatan.

Dikisahkan dalam Qashash Al-Anbiyaa, penumpang kapal memutuskan untuk membuat undian. Nantinya, salah satu dari mereka harus dilemparkan ke dalam laut untuk mengurangi beban muatan.

Atas kuasa Allah, nama Nabi Yunus AS muncul berkali-kali hingga pengundian ketiga. Mulanya mereka ragu karena beliau merupakan utusan Allah SWT.

Setelahnya, Nabi Yunus AS dilemparkan ke laut. Allah SWT lalu mengutus ikan besar yang diduga paus untuk menelannya. Walau begitu, Nabi Yunus AS tidak hancur ataupun dimakan oleh paus.

Di dalam perut paus, Yunus AS hidup hingga berhari-hari. Ada perbedaan pendapat terkait waktu lamanya ia menetap di dalam perut paus, sebagian menyebut kurang dari sehari, ada juga yang mengatakan 3 hari, 7 hari, bahkan 40 hari. Hanya Allah SWT yang mengetahui lama waktu sang nabi di dalam paus tersebut.

Berada di dalam kegelapan perut paus tidak membuat Nabi Yunus AS gentar. Dikatakan, ia mendengar ikan-ikan lainnya bertasbih memuji Allah SWT kala dibawa mengarungi lautan oleh ikan paus.

Telur-telur ikan yang banyaknya tak terhingga itu juga turut bertasbih seraya mengagungkan kekuatan dan kebesaran Allah SWT. Nabi Yunus AS lantas menyadari perbuatannya dan bertaubat kepada Allah sambil membaca doa yang diabadikan pada surat Al Anbiya ayat 87,

لآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Arab latin: Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Itulah kisah Nabi Yunus AS saat di dalam perut ikan paus. Semoga kisah tersebut dapat diperoleh hikmahnya.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Daud AS, Seorang Raja yang Adil dan Mampu Melunakkan Besi



Jakarta

Nabi Daud AS adalah salah satu nabi dan rasul yang namanya disebutkan dalam Al-Qur’an. Dirinya dikenal sebagai raja yang cerdas, kuat dan pemberani.

Dikisahkan dalam buku Kisah-kisah Terbaik Al-Qur’an oleh Kamal As-Sayyid, Nabi Daud AS memiliki suara yang sangat indah. Siapapun yang mendengarkannya akan tertarik pada beliau.

Dalam Al-Qur’an, cerita mengenai Nabi Daud AS tersemat dalam surat Al Baqarah, Al Anbiya, An Naml, Saba’ dan Shad. Sebagai seorang raja yang adil, ia memerintah rakyatnya berdasarkan hukum Allah dan membela orang-orang yang tertindas.


Kerajaan yang dimiliki oleh Nabi Daud AS bahkan terkenal sangat kuat dan tidak dapat dikalahkan oleh musuh. Mengutip buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul susunan Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, saking kuatnya kerajaan Daud AS selalu memperoleh kemenangan.

Nabi Daud AS sebetulnya bukan keturunan raja. Dirinya diangkat menggantikan Raja Thalut untuk memimpin Bani Israil.

Rakyat Daud AS menjalani kehidupan yang sangat bahagia ketika dirinya memimpin. Nabi Daud AS tinggal di Kota Bethlele, Palestina.

Meski dirinya seorang raja, Nabi Daud AS tidak pernah terlena akan kekayaannya. Ia selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT.

Salah satu mukjizat Nabi Daud AS adalah melunakkan besi layaknya lilin dan mengubah bentuk besi-besi itu tanpa api atau peralatan apapun. Dikutip dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW tulisan Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, mukjizat yang dimilikinya sebagai pembukti bahwa Daud AS adalah rasul Allah dan melemahkan musuh-musuhnya.

Dalam surat Saba’ ayat 10, Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”

Dengan mukjizatnya itu, Nabi Daud mampu membuat baju besi yang dimodifikasi sedemikian rupa. Bajunya dapat membuat pemakainya lebih bebas bergerak dan tidak kaku.

Drs. Husaini, SH dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul Nabi Daud Alaihis Salam Sebagai Sosok Hakim yang Bijaksana, menyebut bahwa baju besi tersebut merupakan pakaian yang dikenakan untuk memelihara manusia dari serangan yang mematikan saat perang Thalut sedang terjadi antara satu pasukan perang dengan lainnya.

Wallahu ‘alam bishhawab.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Sulaiman AS dan Semut yang Berdoa agar Diturunkan Hujan



Jakarta

Nabi Sulaiman AS terkenal dengan mukjizatnya yang dapat berbicara dengan hewan. Tak sampai di situ, Sulaiman AS bahkan mampu membuat para hewan itu patuh terhadap perintahnya.

Nabi Sulaiman AS juga mampu berbicara dengan bangsa jin. Selain itu, dirinya dianugerahi kekayaan dan kekuasaan yang luar biasa oleh Allah SWT.

Menurut buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman: Amalan-amalan Pelimpah Rezeki Nabi Sulaiman tulisan Muhammad Gufron Hidayat, dengan kekayaan yang melimpah itu justru Nabi Sulaiman AS semakin bertakwa kepada Allah SWT. Dikatakan, dirinya merupakan orang terkaya di muka bumi.


Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah SWT agar diberikan mukjizat dan harta kekayaan yang melimpah. Dalam Al-Qur’an surat An Naml ayat 35, Allah SWT berfirman:

وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ

Arab latin: Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa nāziratum bima yarji’ul-mursalụn

Artinya: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”

Selain kaya raya, ada sebuah cerita menarik mengenai Nabi Sulaiman AS dan hewan semut yang meminta air. Seperti yang diketahui, sang nabi diberi mukjizat memahami bahasa hewan dan berbicara dengan mereka.

Mengutip buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur’an karya Adil Musthafa Abdul Halim. Kala itu, Sulaiman AS hendak melaksanakan salat istisqa sebelum akhirnya mendapati seekor semut yang sedang terbaring sambil mengangkat tangan dan kakinya ke arah langit seraya berkata,

“Ya Allah sesungguhnya saya adalah salah satu makhluk ciptaan-Mu yang tidak bisa hidup tanpa curahan air dari-Mu. Jika kamu tidak mencurahkan air kepada kami, kami akan binasa.”

Usai menyaksikan perbuatan si semut, Sulaiman AS lalu meminta orang-orang yang mengiringinya untuk kembali lalu berkata,

“Sesungguhnya Allah telah mencurahkan air berkat doa makhluk lain,”

Dalam kesempatan lain, ada juga kisah Nabi Sulaiman AS dengan gerombolan semut. Menukil buku The Leadership of Sulaiman karya Ibnu Mas’ud, kala itu pasukan Sulaiman AS melakukan parade.

Pasukannya tidak hanya terdiri dari manusia, melainkan juga jin dan burung. Ketika hendak melewati segerombolan semut, ratu semut meminta gerombolannya agar menghindar dari jalanan untuk bersembunyi di dalam lubang-lubang agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman AS.

Sulaiman AS ternyata mendengar percakapan gerombolan semut itu. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk berhenti sejenak seraya berkata,

“Berhentilah sejenak. Kita memberi jalan untuk makhluk yang berlindung kepada Allah Ta’ala,”

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surah An Naml ayat 18-19,

(18) حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ
(19) عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Artinya: hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Para pasukan Nabi Sulaiman AS merasa bingung, sebab di depan mereka tidak ada satu pun makhluk hidup yang melintas. Sang nabi lantas memberitahu bahwa sehasta tepat di depannya ada lembah dengan jumlah jutaan semut yang sedang mencari perlindungan agar tidak terlindas oleh kuda pasukannya.

Setelahnya, Sulaiman AS berkata:

“Wahai Tuhanku, berikanlah ilham dan taufik kepadaku agar aku dapat mensyukuri nikmat dan keutamaan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku. Berikanlah taufik kepadaku agar aku dapat melakukan kebaikan yang dapat mendekatkan aku kepadamu serta perbuatan yang kamu sukai dan kamu ridhai. Masukkanlah aku ke surga yang merupakan rumah yang indah bersama dengan hamba hamba-Mu yang saleh.”

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Mukjizat Nabi Yakub dan Kisah Singkatnya


Jakarta

Nabi Yaqub AS adalah salah satu nabi memiliki sejumlah mukjizat. Mukjizat Nabi Yaqub AS yang terkenal adalah memiliki indra penciuman yang tajam.

Nabi Yakub AS adalah anak dari Nabi Ishaq AS bin Ibrahim AS dan Rifqah binti A’zar. Dirinya diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada menjadi rasul di negeri Kan’an. Hal ini diceritakan dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi oleh Rizem Aizid.

Nabi Yakub AS memiliki empat orang istri. Istri-istri Nabi Yakub AS adalah Laya (Leah), Rahil (Rahel), Zulha, dan Balhah.


Pernikahan Nabi Yakub AS dengan Laya dikaruiani empat orang keturunan, yakni Rabil, Yahuda, Syam’un, dan Lawi. Sedangkan dengan Rahil, ia dikaruniai dua orang anak berakhlak mulia bernama Yusuf dan Bunyamin.

Nabi Yakub AS memiliki julukan Israil. Kata Israil diambil dari gabungan dua kata, “Isra” yang artinya “budak,” dan “eli” yang artinya “Tuhan.” Dalam bahasa Arab, nama ini biasanya disebut dengan Abdullah.

Maka dari itu, keturunan anak cucu Israil atau Nabi Yakub AS disebut dengan Bani Israil. Mereka mulai menyebar di seluruh penjuru dunia. Ada dari mereka yang tetap berpegang pada agama Nabi Yakub AS, ada juga yang memeluk agama lain.

Mukjizat Nabi Yakub

Sebagai seorang nabi tentunya Nabi Yakub AS dianugerahi mukjizat oleh Allah SWT. Apa saja mukjizat Nabi Yakub AS tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Bisa Mencium Aroma dari Jarak yang Sangat Jauh

Diambil dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Muhammad SAW oleh Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, mukjizat Nabi Yakub AS adalah memiliki indra penciuman yang sangat tajam.

Nabi Yakub AS bisa mencium aroma dari tempat yang ditempuh dalam delapan hari perjalanan. Ini terjadi ketika ia mencium baju Nabi Yusuf AS dan mendapatkan semerbak wanginya.

2. Bersifat Tawakal dan Mengetahui Segalanya dari Allah SWT

Mukjizat Nabi Yakub AS yang kedua adalah tawakal dan mengetahui segalanya dari Allah SWT. Hal ini dicantumkan dalam surah Yusuf ayat 86 yang berbunyi,

قَالَ اِنَّمَآ اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dia (Ya’qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan kelebihan ilmu Nabi Yaqub AS dalam surah Yusuf ayat 96 yang berbunyi,

فَلَمَّآ اَنْ جَاۤءَ الْبَشِيْرُ اَلْقٰىهُ عَلٰى وَجْهِهٖ فَارْتَدَّ بَصِيْرًاۗ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْۙ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya’qub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Ya’qub) berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

3. Menguasai Bahasa Aramiya

Mujizat Nabi Yakub AS selanjutnya adalah mampu menguasai bahasa Aramiya dengan dialek Kan’an (suku) Hyksos dari Arab Mutarriba. Ini adalah orang Arab sebelum berkembangnya Arab Musta’riba keturunan Nabi Ismail AS bahasa kakeknya, Ibrahim AS, yaitu bahasa Aramiya dengan dialek Kildani.

Nabi Yaqub AS wafat ketika usianya sudah menginjak 147 tahun di Mesir. Wafat pada usia tua ini juga kerap disebut sebagai salah satu mukjizat Nabi Yaqub AS.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Yusuf AS Menafsirkan Mimpi, Salah Satu Mukjizat dari Allah SWT



Jakarta

Nabi Yusuf AS diberi ilmu berupa kemampuan menafsirkan mimpi. Ilmu ini termasuk ke dalam mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.

Yusuf AS adalah anak dari Yaqub AS yang juga merupakan keturunan Nabi Ibrahim AS, dari anaknya yaitu Ishaq AS. Dirinya diperintahkan berdakwah untuk bangsa Kan’an dan Firaun di Mesir, kisah mengenai Nabi Yusuf AS tercantum dalam surat Yusuf.

Mengutip dari buku Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan Yusuf Alaihi Salam oleh Sulistyawati Khairu, dakwah Nabi Yusuf AS kali pertamanya terjadi di dalam penjara. Penyebab sang nabi dijebloskan ke dalam penjara sendiri dikarenakan terlalu tampan dan membuat majikannya Al-Aziz tidak nyaman.


Ketika di penjara, Nabi Yusuf AS bertemu dengan dua orang pegawai istana Raja, mereka saling bercerita dan berbagi kisah. Kepribadian Yusuf AS yang baik menyebabkan dirinya dapat berteman akrab dengan kedua pekerja itu.

Dahulu, mereka adalah pelayan kerajaan, namun karena dituduh memasukkan racun ke dalam makanan dan minuman akhirnya mereka dimasukkan ke dalam penjara. Suatu malam, saat semua orang dalam penjara itu tertidur, kedua orang bekas pelayan kerajaan itu mendapat sebuah mimpi yang sungguh menakjubkan.

Keduanya sama-sama bermimpi memiliki kaitan dengan pekerjaan mereka sebelum masuk penjara. Karena merasa ada hal yang aneh, maka mereka menceritakan perihal mimpi itu kepada Nabi Yusuf AS.

Melalui mukjizat yang Allah SWT berikan kepada Nabi Yusuf AS, beliau mengetahui arti mimpi dari kedua bekas pelayan itu. Namun, Yusuf AS tidak menceritakan secara langsung, melainkan menggunakan kesempatan tersebut untuk berdakwah dan mengajarkan kepada mereka untuk menyembah Allah SWT.

Kemampuan Yusuf AS dalam menafsirkan mimpi ini juga menjadi penyelamat bagi dirinya. Dikisahkan dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 43, seorang Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan tujuh tangkai lainnya yang kering.

Tidak ada seorang pun yang dapat menafsirkan mimpi sang raja. Akhirnya, salah seorang pemuda yang mengingat kemampuan Nabi Yusuf AS mengusulkan kepada raja.

وَقَالَ ٱلْمَلِكُ إِنِّىٓ أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٍ ۖ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ أَفْتُونِى فِى رُءْيَٰىَ إِن كُنتُمْ لِلرُّءْيَا تَعْبُرُونَ

Artinya: “Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering”. Hai orang-orang yang terkemuka: “Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat menabirkan mimpi’

Raja Mesir itu kemudian memanggil Nabi Yusuf AS dan memintanya menafsirkan mimpi serba tujuh itu. Jadi, tujuh sapi gemuk mewakili kebaikan dan kesuburan, sedangkan tujuh sapi kurus menandakan keburukan dan kekeringan. Nabi Yusuf memaknainya sebagai tujuh tahun musim panen dan tujuh tahun kekeringan panjang.

Sementara itu, biji gandum mewakili hasil pertanian. Menurut Nabi Yusuf, selama tujuh tahun musim panen dan tanah sedang subur, pemerintah dan rakyat perlu berhemat dengan menyimpan sebagian hasil pertanian untuk tujuh tahun berikutnya.

Setelahnya, sang raja langsung memerintahkan anak buahnya untuk membuat lumbung. Lumbung tersebut digunakan untuk menyimpan bahan makanan perbekalan yang sekiranya cukup untuk tujuh tahun kemarau panjang seperti yang diramalkan.

Berkat mukjizatnya itu, Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara dan diangkat menjadi bendahara kerajaan.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

10 Mukjizat Nabi Daud, Mampu Lunakkan Besi



Jakarta

Umat Islam wajib mengetahui 25 para nabi dan rasul. Salah satu dari 25 para nabi dan rasul tersebut adalah Nabi Daud AS.

Selain kisahnya dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Daud AS memiliki beberapa mukjizat. Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Daud AS dalam menyebarkan ajaran Islam.

Beberapa kisah tentang Nabi Daud AS termaktub dalam ayat Al-Qur’an, demikian juga dengan mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud AS.


Mukjizat Nabi Daud AS

Dirangkum dari buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS Hingga Muhammad SAW oleh Usman bin Affan bin Abul AS bin Umayyah bin Abdu Syams:

1. Berhasil Mengalahkan Raja Jalut

Nabi Daud AS menjadi raja setelah terbunuhnya raja kafir yang bernama Jalut. Kemudian, pasukan Thalut yang sedikit berhasil mengalahkan pasukan Jalut.

Kisah kemenangan Nabi Daud AS tersebut termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 251,

فَهَزَمُوْهُمْ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَقَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوْتَ وَاٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهٗ مِمَّا يَشَاۤءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الْاَرْضُ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ ٢٥١

Artinya: “Mereka (tentara Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.”

2. Karunia Hikmah Ilmu dan Kenabian

Allah SWT memberikan hikmah dan ilmu pengetahuan kepada Nabi Daud AS. Hikmah dan ilmu pengetahuan tersebut termaktub dalam surah Shaad ayat 17-20

اِصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوٗدَ ذَا الْاَيْدِۚ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌ ١٧ اِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهٗ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِشْرَاقِۙ ١٨ وَالطَّيْرَمَحْشُوْرَةً ۗ كُلٌّ لَّهٗٓ اَوَّابٌ ١٩ وَشَدَدْنَا مُلْكَهٗ وَاٰتَيْنٰهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ ٢٠

Artinya: “Bersabarlah atas apa yang mereka katakan dan ingatlah akan hamba Kami, Daud, yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia adalah orang yang selalu kembali (kepada Allah). Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi. (Kami menundukkan pula) burung-burung dalam keadaan berkumpul. Masing-masing sangat patuh kepadanya (Daud). Kami menguatkan kerajaannya serta menganugerahkan hikmah (kenabian) kepadanya dan kemampuan dalam menyelesaikan perkara.”

3. Orang Pertama yang Mengerjakan Puasa Sunnah Daud

Nabi Daud AS adalah seorang hamba yang sangat tulus dan selalu bersyukur. Beliau senantiasa berpuasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya. Nabi Daud AS selalu bangun di tengah malam, tidur sepertiga malam dan berjalan seperenamnya.

Meskipun diberikan kerajaan, Nabi Daud AS tetap bekerja keras dan hanya memakan hasil jerih payahnya sendiri. Bahkan, di kehidupannya yang sederhana terlihat dari syari’atnya, puasa Nabi Daud AS yaitu berpuasa setiap dua hari sekali. Hingga saat ini, puasa sunnah daud masih dilakukan umat Islam.

4. Karunia Kitab Zabur

Allah SWT menganugerahkan Nabi Daud AS kitab suci Zabur (Mazmur). Tujuannya adalah sebagai bekal untuk mengajarkan kepada kaumnya agar menyembah Allah SWT dan mengerjakan ibadah puasa.

Selain berisi pelajaran dan peringatan, Kitab Zabur juga berisi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan. Nyanyian ini sering juga disebut dengan Mazmur.

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS pada malam ke-13 Ramadhan setelah 500 tahun dari turunnya Taurat.

5. Karunia Kerajaan Besar

Allah SWT memberikan Nabi Daud AS sebuah kerajaan yang besar. Dengan kerajaan tersebut, Allah SWT memerintahkan Nabi Daud AS untuk melaksanakan pemerintahan dengan adil.

Nabi Daud AS menjadi raja pengganti Thalut. Nabi Daud AS diberikan kesempatan untuk menjadi raja yang memimpin kerajaan kuat yang tidak dapat dikalahkan musuh dan selalu mendapat kemenangan.

6. Gunung dan Burung Bertasbih Bersama Nabi Daud AS

Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Daud AS dengan menundukkan gunung dan membuat burung bertasbih bersamanya setiap pagi dan senja. Nabi Daud AS diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-burung.

Nabi Daud AS memiliki suara yang sangat merdu dan tidak ada bandingannya. Jika Nabi Daud AS sedang membacakan Kitab Zabur, maka suaranya yang merdu dan lembut jika didengar oleh orang yang sakit, maka ia akan sembuh.

7. Melunakkan Besi Seperti Lilin

Nabi Daud AS dapat melunakkan besi menjadi lunak seperti lilin, sehingga ia dapat merubah besi itu tanpa memerlukan api atau peralatan apapun. Dari besi itu, Ia dapat membuat baju besi yang kokoh.

8. Kisah Nabi Daud Dengan Ulat

Dalam kitab Imam Al-Ghazali menceritakan, Nabi Daud AS sedang membaca Kitab Zabur dan datanglah seekor ulat merah.

Lalu Nabi Daud AS berkata pada dirinya “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”. Atas izin Allah SWT, ulat tersebut berkata, “Wahai Nabi Allah ! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma sholli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa shohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali’.”

Hingga pada akhirnya, Nabi Daud AS menyadari kesalahannya karena memandang remeh ulat tersebut. Nabi Daud AS yang takut kepada Allah SWT tersebut kemudian bertobat dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.

10. Membangun Baitul Maqdis

Pada suatu hari, penyakit kolera di kerajaan Nabi Daud menyebar dan mengakibatkan banyak rakyatnya mati. Kemudian Nabi Daud AS berdoa kepada Allah SWT agar wabah tersebut hilang.

Atas izin Allah SWT, wabah tersebut hilang. Untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT, Nabi Daud AS bersama sang putra, Nabi Sulaiman AS membangun tempat suci yang bernama Baitul Maqdis yang kini dikenal sebagai Masjidil Aqsa di Palestina.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Keluarnya Unta Betina dari Batu yang Besar



Jakarta

Nabi Saleh AS adalah nabi yang diutus untuk kaum Tsamud. Ia termasuk ke dalam 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui dalam Islam.

Kaum Tsamud enggan beriman kepada Allah SWT. Mereka kerap kali menyembah berhala seperti kaum sebelumnya yang disebut bangsa Ad.

Dalam surah Al A’raf ayat 74, Allah SWT berfirman:


وَٱذْكُرُوٓا۟ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ ٱلْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَٱذْكُرُوٓا۟ ءَالَآءَ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Artinya: “Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 74)

Dikisahkan melalui buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karya Ridwan Abdullah Sani, tempat tinggal kaum Tsamud berada di antara Hijaz dan Syam. Dahulu, kawasan itu dikuasai oleh kaum Ad.

Kaum Tsamud memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Tanah mereka subur, binatang ternaknya gemuk-gemuk dan berkembang biak dengan baik.

Alih-alih bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, mereka justru ingkar. Dakwah Nabi Saleh AS tak pernah mereka percaya dan selalu ditepis.

Sampai akhirnya, kaum Tsamud menantang Nabi Saleh AS menunjukkan mukjizatnya. Mereka meminta Saleh AS mengeluarkan unta dari batu yang sangat besar.

Apabila Nabi Saleh AS dapat melakukan hal tersebut, kaum Tsamud berjanji akan beriman kepada Allah SWT. Benar saja, atas kuasa Sang Khalik, Saleh AS mampu mengeluarkan unta betina dari batu yang besar.

Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 64,

وَيٰقَوْمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيْب٦٤

Artinya: “Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Oleh karena itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kamu memperlakukannya dengan buruk yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.”

Lagi-lagi, kaum Tsamud ingkar terhadap apa yang mereka janjikan sebelumnya. Mereka tetap tidak percaya dan membunuh unta tersebut.

Tindakan kaum Tsamud mengundang turunnya azab Allah SWT. Nabi Saleh AS lantas memperingatkan mereka akan azab yang datang dalam kurun waktu tiga hari. Sayangnya, mereka enggan percaya.

Menukil buku Kisah para Nabi oleh Ibnu Katsir, azab kepada kaum Tsamud dimulai ketika Allah SWT memerintahkan para malaikat melemparkan bebatuan kepada sejumlah orang yang berniat untuk membunuh Nabi Saleh AS.

Pada Jumat pagi, seluruh wajah kaum Tsamud mendadak berubah menjadi merah. Ketika sore hari mereka lalu berkata, “Sudah dua hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”

Kemudian, di hari selanjutnya maka seluruh wajah kaum Tsamud berubah menjadi hitam. Sorenya, mereka berkata, “Sepertinya waktu yang ditentukan sudah tiba.”

Atas kuasa Allah SWT, ketika matahari telah terbit muncul suara yang sangat keras dari atas hingga memecahkan jantung kaum Tsamud. Dari bawah mereka, bumi berguncang tak karuan. Tak lama setelahnya, satu persatu penduduk kaum Tsamud meninggal dunia.

Naudzubillah min dzalik.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ibrahim AS, Selamat Meski Dibakar Hidup-hidup



Jakarta

Nabi Ibrahim AS adalah salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui. Kisahnya tercantum dalam sejumlah ayat Al-Qur’an.

Dalam buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir disebutkan nama asli Ibrahim AS ialah Ibrahim bin Tarikh. Ibunya bernama Buna binti Karbita bin Kartsi. Ibrahim AS juga disebut sebagai rasul ulul azmi yang merupakan gelar bagi rasul Allah SWT dengan kedudukan tinggi.

Selain itu, ia juga memiliki julukan Abul Anbiya yang berarti ayahanda dari para nabi. Putranya merupakan seorang nabi juga yang tak lain Ismail AS.


Beliau memiliki sejumlah mukjizat, salah satunya tidak hangus meski dibakar. Kisahnya bermula ketika ia menghancurkan berhala-berhala di dalam gedung.

Mengutip buku Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Yudho Pramuko, kala itu Raja Namrud beserta pengikutnya sedang pergi ke luar untuk melaksanakan upacara keagamaan. Karenanya, gedung tempat berhala menjadi sepi.

Mengetahui hal itu, Nabi Ibrahim AS langsung masuk ke dalam gedung dan menghancurkan satu persatu berhala. Kendati demikian, ia menyisakan satu berhala paling besar.

Ibrahim AS kemudian meletakkan kapak yang ia gunakan di leher berhala besar dalam keadaan menggantung. Setelahnya, ia pulang ke rumah.

Saat Raja Namrud dan para pengikutnya kembali, alangkah terkejutnya mereka melihat berhala-berhala yang mereka sembah sudah hancur. Mengetahui Nabi Ibrahim AS yang menghancurkannya, Raja Namrud segera menangkap san nabi.

Ketika dibawa ke pengadilan raja dan disaksikan masyarakat umum, Raja Namrud bertanya.

“Hai Ibrahim! Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu?”

“Bukan!” jawab Ibrahim AS.

Merasa geram, Raja Namrud mendesak Ibrahim untuk menjawab.

“Jangan mungkir, hai Ibrahim! Akui saja perbuatanmu itu,”

“Tidak!” kata Nabi Ibrahim AS.

Jawaban Ibrahim AS memicu kemarahan Raja Namrud. Akhirnya, Nabi Ibrahim menambahkan ucapannya.

“Baiklah, kita sama-sama berakal. Persoalan saat ini adalah mencari pelaku penghancuran berhala itu. Siapa yang telah memperlakukan berhala-berhala seperti itu. Sebetulnya, buktinya sudah ada. Sekarang di hadapan kita ada satu patung besar dan di lehernya tergantung kapak besar. Mungkin dialah pelakunya!”

Ucapan Nabi Ibrahim membuat Raja Namrud Geram.

“Kau banyak akal. Kau pikir aku dan rakyatku sebdooh itu? mana mungkin patung bisa aku ajak bicara dan aku tanyakan siapa pelakunya. kau terlalu bodoh, hai Ibrahim!”

“Hai Raja Namrud! Rupanya yang bodoh bukan aku, tapi engkau dan seluruh rakyatmu. Buktinya, patung yang tidak berdaya apa–apa, tidak bisa bicara, tidak bisa dimintai pertolongan, dan tidak bisa mendatangkan kebaikan dan kejelekan itu, engkau sembah dan engkau puja,” kata Ibrahim AS menanggapi Raja Namrud.

Ia lalu melanjutkan, “Kalau engkau dan rakyatmu sudah tahu bahwa patung dan berhala yang kalian sembah itu tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, dan tidak bisa dimintai pertolongan, mengapa kalian sembah dan kalian puja? Di hadapannya, kalian berdoa. Kalian meminta kebaikan dan keselamatan. Sudah jelas, patung-patung yang kalian sembah itu tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari bahaya kehancuran,”

Mendengar jawaban Nabi Ibrahim AS, Raja Namrud dan para pengikutnya merasa terpojok. Ucapan beliau memang masuk akal, sehingga mereka tidak bisa berkata-bata.

Namun, akhirnya secara serentak mereka menangkap Nabi Ibrahim AS dan hendak membakarnya. Seketika itu juga, Raja Namrud menyuruh rakyatnya mencari kayu bakar.

Atas izin Allah, ketika api dinyalakan justru Nabi Ibrahim AS tidak merasa panas. Sebaliknya, api tersebut malah menyejukkan Ibrahim. Hal ini termasuk ke dalam salah satu mukjizat yang Allah SWT berikan kepada beliau.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya’ ayat 68-70,

(68) قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ

(69) قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ

(70) وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ

Artinya: “Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”, mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.”

Menyaksikan peristiwa itu, Raja Namrud dan seluruh orang di sana tercengang. Akhirnya, ia memerintahkan agar pembakaran dihentikan dan Ibrahim AS dibebaskan.

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh al-Hafid Abu Ya’la, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS akan dilemparkan ketengah api yang berkobar itu, ia berdoa sebagai berikut,

اللهُمَّ أَنْتَ الْوَاحِدُ فِي السَّمَاءِ وَأَنَا الْوَاحِدُ فِي الْأَرْضِ لَيْسَ اَحَدٌ يَعْبُدُكَ غَيْرِي حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ

Arab latin: Allahumma antal wahidu fissama’i wa anal wahidu fil ardi laisa ahadun ya ‘buduka gairī hasbiyallahu wa ni’mal wakil.

Artinya: Ya Allah! Engkau Esa di langit dan aku sendirian di bumi. Tiada seorang pun yang taat kepada-Mu selain aku. Bagiku cukuplah Allah sebaik-baik tempat berserah diri.

Wallahu ‘alam bishawab.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com