Tag Archives: muslim

Ini Bentuk Sedekah yang Diganjar Pahala Berlimpah, Apa Itu?


Jakarta

Sedekah adalah amalan yang ringan yang bisa dikerjakan muslim. Anjuran sedekah tercantum dalam beberapa ayat suci Al-Qur’an, salah satunya pada surah Al Baqarah ayat 254.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ٢٥٤

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum datang hari (Kiamat) yang tidak ada (lagi) jual beli padanya (hari itu), tidak ada juga persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang zalim.”


Selain itu, Rasulullah SAW dalam haditsnya turut menerangkan tentang anjuran bersedekah bagi muslim. Dari Hudzaifah, Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap yang baik itu sedekah.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah. Hadits shahih, Al Albani men-shahihkan hadits ini dalam Al Misykat, Shahih at-Targhib, dan Silsilah Ahadits Ash-Shahihah)

Menurut buku 100 Kesalahan dalam Sedekah karya Reza Pahlevi Dalimuthe, muslim yang bersedekah sama dengan mengeluarkan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, perlu dipahami juga bahwa sedekah banyak bentuknya tak selalu dengan harta.

Berkaitan dengan itu, ada bentuk sedekah yang jika dikerjakan maka muslim mendapat pahala berlimpah. Sedekah jenis ini hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan.

Bentuk Sedekah yang Pahalanya Berlimpah

Sedekah yang pahalanya berlimpah adalah wakaf dan salat Dhuha. Sebagaimana diketahui, wakaf tergolong sebagai sedekah jariyah yang artinya meski muslim telah wafat, pahalanya terus mengalir.

Ini diterangkan dalam hadits riwayat Muslim yang dinukil dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 oleh Imam Nawawi yang diterjemahkan Misbah. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila anak Adam (manusia) telah wafat, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya.” (HR Muslim)

Menurut kitab Hadyul Islami Fatawi Mu’ashirah oleh Yusuf Al-Qardhawi terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani, wakaf tergolong sebagai sedekah jariyah sebab ketika pewakaf meninggal maka harta miliknya masih digunakan untuk kebaikan kepentingan umum.

Pengertian wakaf sendiri didefinisikan sebagai pemberian yang dilakukan dengan cara menahan dan menjadikannya bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Maksud menahan di sini adalah menghindarkan barang itu agar tidak diwariskan, dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan dan sejenisnya seperti diterangkan dalam buku Hukum Perwakafan di Indonesia susunan Hujriman.

Contoh dari wakaf seperti tanah untuk membangun masjid, musala, pesantren, sekolah, dan semacamnya. Wakaf juga bisa berupa perkebunan, pertokoan, dan lainnya yang hasilnya ditujukan untuk membiayai dakwah, pendidikan, sarana peribadatan dan semacamnya.

Adapun, mengenai salat Dhuha yang termasuk sebagai bentuk sedekah dengan pahala berlimpah termasuk amalan sunnah muakkad. Dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Pada setiap ruas tulang seseorang di antara kalian di setiap pagi ada kewajiban sedekah. Setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, tiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Namun, semua itu dapat dicukupi dengan salat dua rakaat yang dikerjakan seseorang di waktu Dhuha.” (HR Muslim)

Bahkan, dijelaskan dalam buku Amalan Pembuka Rezeki oleh Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu, muslim yang mengerjakan salat Dhuha diganjar pahala setara ibadah umrah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan salat wajib, pahalanya adalah seperti pahala haji, dan barang siapa melakukan salat Dhuha, pahalanya adalah seperti pahala umrah, dan melaksanakan salat setelah salat tanpa ada kesia-siaan antara keduanya, ia akan mendapat tempat yang tinggi.” (HR Abu Dawud)

Adab Sedekah bagi Muslim

Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Mausuatul Adab al-Islamiyyah yang diterjemahkan Abu Ihsan Al-Atsari menjelaskan beberapa adab sedekah bagi muslim. Apa saja? Berikut bahasannya.

  1. Ikhlas bersedekah untuk mencari rida Allah SWT
  2. Mendahulukan sedekah wajib ketimbang sunnah (dalam hal ini berarti zakat harus ditunaikan lebih dulu)
  3. Tidak menunda sedekah wajib (zakat) tanpa alasan yang diperbolehkan
  4. Bersedekah pada orang yang membutuhkan
  5. Bersedekah kepada orang terdekat
  6. Sedekah dari hasil yang baik dan halal
  7. Merahasiakan sedekah
  8. Tidak mengungkit sedekah yang dikeluarkan

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

5 Keutamaan Sedekah Jumat yang Sayang Dilewatkan


Jakarta

Hari Jumat memiliki keistimewaan khusus dalam Islam, setiap amal ibadah yang dilakukan pada hari tersebut memiliki ganjaran besar. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan pada hari Jumat adalah bersedekah.

Bersedekah di hari Jumat tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang menerimanya, tetapi juga mendatangkan kebaikan bagi yang memberi. Lalu, apa saja keutamaan sedekah Jumat yang dapat diraih oleh seorang muslim? Berikut penjelasannya.

Keutamaan Sedekah Jumat

Inilah beberapa keutamaan sedekah Jumat yang sayang apabila dilewatkan begitu saja.


1. Sedekah di Hari Jumat Merupakan Waktu yang Mulia

Pada dasarnya, bersedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, menurut buku Cantik dengan Sedekah karya Indrita R, bersedekah pada hari Jumat sangat dianjurkan karena keutamaan sedekah Jumat dan faedahnya yang luar biasa.

Setiap hari Jumat, para malaikat melaporkan segala amal perbuatan yang telah dikerjakan. Oleh karena itu, dengan bersedekah pada hari Jumat, dosa-dosa yang telah diperbuat dapat dihapus atau diringankan.

2. Pahala Dilipatgandakan

Dalam Buku Panduan Khutbah Jumat untuk Pemula, Irfan Maulana mengutip sebuah hadits riwayat Abi Syaibah yang menyebutkan bahwa,

“Sedekah itu dilipat gandakan pahalanya pada hari Jumat (yakni bila sedekah itu pada hari Jumat maka pahala berlipat ganda dari hari lain.” (HR Abi Syaibah)

Pahala sedekah yang dilipatgandakan di hari Jumat disebabkan oleh kemuliaan waktu tersebut. Karena, ada beberapa faktor yang menyebabkan amal dilipatgandakan pahalanya, salah satunya adalah keutamaan waktu dan tempat.

Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri, sehingga “gabungan” dari ibadah mulia sedekah dengan hari Jumat yang mulia ini akan mendatangkan pahala yang lebih besar.

3. Harta Sedekah yang Dikeluarkan Akan Dibalas Sebesar Gunung

Mengutip kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam al-Ghazali terjemahan Jamaluddin, Allah SWT akan melipatgandakan rezeki yang disedekahkan, yang diperoleh dari hasil usaha yang baik, terutama jika sedekah tersebut dikeluarkan pada hari Jumat.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bersedekah sekarung kurma, yang diperoleh dari usaha yang baik, Allah tidak menerima kecuali sesuatu yang baik, maka akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya dan berkah-Nya. Kemudian Dia mengembangkan sedekah itu untuk pemiliknya sebagaimana kalian mengembangkan maharnya, hingga satu suap menjadi seperti Gunung Uhud.”

Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan, “Apa yang ada dalam sedekah, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berlipat ganda yang sangat banyak. Di sisi Allah SWT, masih ada tambahannya.”

Kemudian beliau membaca surah Al-Baqarah ayat 245,

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

4. Mencegah Kematian yang Buruk

Sedekah memiliki kekuatan yang luar biasa dalam melindungi seseorang dari segala bentuk musibah, termasuk dapat memadamkan amarah Allah SWT dan menghadang kematian yang buruk.

Oleh karena itu, sedekah di hari Jumat, yang merupakan waktu yang mulia, akan semakin memperkuat perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT.

Dalam riwayat disebutkan, “Allah menolak 70 pintu kematian yang buruk dengan sedekah.”

5. Diberi Naungan oleh Allah SWT

Seorang muslim yang bersedekah di hari Jumat, terutama secara sembunyi-sembunyi, akan diberi naungan oleh Allah SWT.

Ada tujuh golongan yang diberi naungan oleh Allah SWT, di mana pada hari itu tiada naungan kecuali naungan-Nya. Rasulullah SAW bersabda, di antara mereka adalah, “Seseorang yang bersedekah, kemudian dia menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang tangan kanannya sedekahkan.”

Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Sedekah secara rahasia kepada orang fakir atau kesungguhan dari orang miskin.”

Kemudian, beliau membacakan ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 271,

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Bentuk Sedekah Sederhana di Hari Jumat

Terdapat banyak amalan sederhana yang bisa dilakukan oleh seorang muslim untuk memperoleh keutamaan sedekah Jumat, bahkan tanpa harus mengeluarkan harta secara material.

Bahkan, salah satu bentuk sedekah yang sangat sederhana bisa dimulai melalui ucapan. Mengutip kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi terbitan Cordova Mediatama, dalam sebuah riwayat disebutkan,

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ ، قَالَ: (( وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ )) متفقٌ عَلَيْهِ ، وَهُوَ بَعْضُ حَدِيْثِ تَقَدَّمَ بِطُولِهِ .

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Bertutur kata yang baik adalah bagian dari sedekah.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Selain itu, amalan lain yang juga termasuk dalam sedekah adalah berbagai bentuk zikir yang dapat diucapkan seorang muslim. Setiap kali seseorang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir, mereka tidak hanya memperoleh keberkahan dari bacaan dzikir tersebut, tapi juga akan memperoleh pahala dari sedekah.

وَعَنْ أَبِي ذَرٍّ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ، قَالَ: (( يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ: فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَر صَدَقَةٌ ، وَيُجْزىء مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى ))

Artinya: Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, setiap mencegah dari kemungkaran adalah sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat salat Duha.” (HR Muslim)

Amalan-amalan tersebut, meskipun sederhana, memiliki nilai sedekah yang besar, terutama jika dilakukan pada hari Jumat. Dengan melaksanakan amalan-amalan ini, seorang muslim tidak hanya memperoleh pahala, tetapi juga bisa meraih keutamaan sedekah Jumat yang sangat mulia.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Islamisme Obama



Jakarta

Barack Hussen Obama memang bukan muslim tetapi ia memahami substansi ajaran Islam secara benar. Pemahaman keislaman Obama, yang dalam artikel ini diistilahkan dengan Islamisme Obama, sama dengan yang dianut oleh mainstream muslim. Obama memahami Islam sebagai agama kemanusiaan, directions di dalam menjalani kehidupan yang bermartabat, dan agama yang menjunjung tinggi keadilan, keharmonisan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan demokrasi. Pemahaman keislaman seperti ini yang membuat Obama tak pernah gentar untuk memberi ruang bagi Islam dan umat Islam di AS, karena menurutnya, Islam dalam pemahaman yang demikian sesuai dengan Piagam Deklarasi Kemerdekaan AS yang dulu pernah diredaksikan oleh Presiden Thomas Jefferson.

Obama tidak pernah bergeming sedikitpun ketika ia disorot oleh warganya sebagai Presiden yang member angin terhadap terorisme dengan cara memberi ruang bebas kepada umat Islam di AS. Ia sangat yakin, terorisme dan kekerasan lainnya tidak sejalan dengan substansi ajaran Islam dan agama manapun. Ia tetap kosisten membedakan antara Islam sebagai ajaran universal dan perilaku tertentu umatnya yang melakukan kesalahan dengan menggunakan baju agama (Islam). Obama sekaligus menjawab tantangan yang pernah dipopulerkan Hungtington yang terkenal dengan diksi “conflict of civilization”-nya.


Obama adalah pemimpin As pertama yang berani berbicara tentang Islam di depan ribuan umat Islam yang diliput secara langsung oleh media-media internasional. Ia seperti tak punya beban menyampaikan pidato itu. Ia mengawali pidatonya dengan menyatakan: “Saya datang ke Kairo untuk mencari sebuah awal baru antara Amerika Serikat dan Muslim diseluruh dunia, berdasarkan kepentingan bersama dan rasa saling menghormati – dan didasarkan kenyataan bahwa Amerika dan Islam tidaklah eksklusif satu sama lain, dan tidak perlu bersaing. Justru keduanya bertemu dan berbagi prinsip-prinsip yang sama – yaitu prinsip-prinsip keadilan dan kemajuan; toleransi dan martabat semua umat manusia.

Sebagaimana kitab suci Al Qur’an mengatakan, “Ingatlah kepada Allah dan bicaralah selalu tentang kebenaran.”). “Saya penganut Kristiani, tapi ayah saya berasal dari keluarga asal Kenya yang mencakup sejumlah generasi penganut Muslim. Sewaktu kecil, saya tinggal beberapa tahun di Indonesia dan mendengar lantunan adzan di waktu subuh dan maghrib. Ketika pemuda, saya bekerja di komunitas-komunitas kota Chicago yang banyak anggotanya menemukan martabat dan kedamaian dalam keimanan Islam mereka”.

Pidato Obama itu sesungguhnya mencerminkan kepribadian dan karakter sejati AS. Ia mempunyai obsesi untuk kembali jalan bagi era Kebangkitan dan Pencerahan di Eropa yang pernah dirintis sejumlah ilmuan muslim. Sebagai mantan mahasiswa jurusan sejarah, ia mengungkapkan: “Prestasi umat Islam di masa lampau menemukan aljabar, kompas, magnet, alat navigasi, optik, keahlian dalam menggunakan pena dan percetakan; dan pemahaman mengenai penularan penyakit serta pengobatannya. Budaya Islam telah memberikan kita gerbang-gerbang yang megah dan puncak-puncak menara yang menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun dan tempat-tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai. Dan sepanjang sejarah, Islam telah menunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal-hal yang mungkin”.

Selama dekade terakhir ini AS menganggap Islam sebagai bagian penting dari Amerika. Ia mencontohkan ketika warga Muslim-Amerika pertama terpilih sebagai anggota Kongres belum lama ini, ia mengambil sumpah untuk membela Konstitusi kami dengan menggunakan Al-Qur’an yang disimpan oleh salah satu Bapak Pendiri kami, Thomas Jefferson, di perpustakaan pribadinya”. Lebih lanjut ia meyakinkan bahwa: “Jadi janganlah ada keraguan: Islam adalah bagian dari Amerika. Dan saya percaya bahwa Amerika memegang kebenaran dalam dirinya bahwa terlepas dari ras, agama, dan posisi dalam hidup, kita semua memiliki aspirasi yang sama – untuk hidup dalam damai dan keamanan; untuk memperoleh pendidikan dan untuk bekerja dengan martabat; untuk mengasihi keluarga kita, masyarakat kita, dan Tuhan kita. Ini adalah hal-hal yang sama-sama kita yakini. Ini adalah harapan dari semua kemanusiaan”.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Populasi Muslim di AS



Jakarta

Agak sulit memastikan berapa angka pasti populasi muslim di AS karena sensus di sana jarang melibatkan agama sebagai postulat yang harus diobyektifasi, karena agama dianggap wilayah yang sangat privat. Namun demikian, akhir-akhir ini sudah mulai ada kelompok yang berkepentingan untuk mengukur kekuatan dan potensi umat Islam di AS, termasuk data-data kuantitatif umat Islam di AS. Konon saat ini pemerintah AS sedang mempelajari kemungkinan adanya sensus populasi setiap penganut agama dan non beragama di AS. Tentu kita akan menunggu hasilnya.

Ada sejumlah survei yang pernah berusaha menghitung populasi warga AS berdasarkan agama dan kepercayaan, tetapi sekali lagi ini bukan angka resmi dari pemerintah AS. Meskipun bukan angka resmi tetapi survey-survey di AS memiliki ketentuan tersendiri, yang tidak boleh asal-asalan karena bisa diprotes bahkan bisa diproses hukum kalau ternyata hasil surveinya salah lalu menimbulkan kegaduhan di dalam masyarakat.

Sejumlah hasil survey menunjukkan pertumbuhan populasi muslim paling cepat perkembangannya di AS. Jika saat ini masih berkisar 4-7 juta jiwa, dan diperkirakan tahun 2050 akan melewati 8,1 juta jiwa. Sejumlah pengamat masa depan AS akan dipadati oleh populasi muslim, sebagaimana halnya di sejumlah negara di Eropa. Hillary Clinton sendiri mengakui bahwa “Islam is the fastest growing religion in the world”. Sangat masuk akan karena pola migrasi muslim saat ini sedang menyerbu negara-negara yang aman untuk berinvestasi, perfect untukmendidik anak, aman untuk meminta suaka politik, dan syurga bagi para expertist yang disukai di AS. Soal bagaimana menyeleksi agar yang masuk di AS bukan kelompok keras, apalagi teroris, AS sudah punya system proteksi yang berlapis. Itulah sebabnya dalam sebuah data survey menunjukkan, populasi muslim di AS tidak didominasi oleh para pencari kerja kasar seperti di Eropa tetapi di AS lebih didominasi oleh imigran muslim professional. Adalah wajar juga jika pendapatan perkapita komunitas muslim di AS setara dengan warga AS lainnya, karena mereka terdiri atas para pekerja professional.


Data terakhir (bulan Maret 2009, 10 tahun lalu) dari State Department of US memerinci asal usul etnik muslim sbb: African American 25%, Arab 26%, Asia Selatan 34%, dan lainnya 15%. Dibandingkan dengan panganut agama lain: Christian 78.5%, dengan perincian Protestant 51.3%, Katolik Roma 23.9%, Mormon 1.7%, Kristen lainnya 1.6%, tidak berafiliasi (unaffiliated) 12.1%, tidak beragama tertentu 4%, lain-lain yang belum teridentifikasi agamanya (unspecified) 2.5%, Yahudi 1.7%, Budha 0.7%, dan Islam 0.6%.

Data dari PEW Research Cebter mengungkapkan klasifikasi imigran muslim didominasi oleh negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Banglades 35%, Timur Tengah dan Afrika 25%, Asia lainnya dan Pasifik 3%, Subsahara Afrika 9%, Iran 11%, Eropa 4%, Amerika 4%, dll kurang dari 1%. Dari asal usul kelahiran 23% jumlah populasi muslim lahir di Asia Pasifik, seperti Iran, Indonesia, dll, 25% dating dari Timur Tengah dan Afrika bagian utara, 9% datang dari sub-Sahara Afrika, 4% lahir di Eropa, dan 4% lahir dari sekitar Amerika. Imigran paling besar datang dari Pakistan (15%), Iran (11%), India (7%), Afganistan (6%), Iraq (5%), Kuwait (3%), Syiria (3%), dan Mesir (3%).

Kecenderungan populasi muslim di AS dekade terakhir menunjukkan angka peningkatan yang sangat signifikan. Agak ironis, justru pertumbuhan populasi besar itu terjadi pasca peristiwa 11/9. Komunitas muslim di AS menurut survey terakhir bukan hanya populasinya bertambah secara kuantitatif tetapi berbanding lurus dengan perkembangan kualitas dan tingkat kesejahteraan mereka. Populasi muslim di AS didominasi oleh kaum profesional. Berbeda dengan populasi muslim di Eropa didominasi para pekerja upah rendah. Komunitas muslim di AS menunjukkan kecenderungan sebagai warga yang lebih taat hukum.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Estimasi Populasi Muslim di AS Tahun 2050



Jakarta

Estimasi PEW Research Center tentang pertumbuhan populasi muslim di AS tahun 2050 akan melejit menjadi 73%, jauh melampaui pertumbuhan populasi Kristen (35%), Hindu (34%), Yahudi (15%), agama dan kepercayaan lokal (11%), tidak berafiliasi (9%), Budha (0,3%), dan lainnya (6%). Saat ini diprediksi populasi total umat Islam di AS antara 6-7 juta jiwa. Yang menarik ialah 2,5 juta jiwa terlahir non muslim tetapi saat ini menjadi bagian dari penganut agama Islam.

Bukan hanya di AS tetapi juga di negara-negara lain akan terjadi ledakan penduduk muslim terbesar dan jauh melampaui agama-agam dan kepercayaan agama lain. PEW RC juga mengungkapkan umat Islam India akan menjadi penganut agama Islam di duninia, menggeser posisi Indonesia yang sudah berjumlah lebih dari 130 juta jiwa. Penganut agama Hindu di India sekitar 80,5 persen atau 857 juta jiwa, dan pemeluk Islam sebanyak 16,4 persen atau 174 juta jiwa. PEW RC juga menyebutkan pertumbuhan pemeluk agama Islam di dunia diprediksi akan lebih banyak dibandingkan dengan jemaat Kristen. Bahkan, pada 2070, jumlah umat muslim diperkirakan paling besar di dunia.

PBB juga pernah merelist jumlah penduduk pada 2010 dengan total 6,9 miliar jiwa. Pada tahun itu, agama Kristen menjadi mayoritas dengan total 31,4 persen atau sekitar 2,2 miliar jiwa. Agama Islam berjumlah 1,6 miliar (23,2%), Orang-orang yang tidak meiliki agama sekitar 1,1 miliar (16,4%), agama Hindu sekitar 1 miliar (15%), agama Budha 487,8 (7,1%), agama lokal di sekitar 404,6 juta (5,9%), agama Yahudi sekitar 13,8 juta jiwa (0,2%), dan agama-agama lainnya sekitar 58,1 juta jiwa (0,8%). Bandingkan juga pertumbuhan total populasi manusia pada tahun 2050 diprediksi mencapai 9,3 miliar, agama Kristen diimbangi umat Islam di angka 2,9 miliar (31,4%). Agama Islam dengan angka 2,8 miliar (29,7%). Tidak beragama sekitar 1,2 miliar jiwa. Agama Hindu 14,9 (13,2%) atau sekitar 1,4 miliar jiwa. Agama Buddha 487 juta jiwa (5,2%), agama lokal sekitar persen atau 450 juta jiwa (4,8%). Yahudi 16 juta jiwa (0,2%), dan agama lainnya sekitar 61,4 (0,8).


Lebih lanjut PEWRS menjelaskan bahwa pertumbuhan umat Islam di dunia mengalami perkembangan pesat terutama disebabkan karena perkembangan umat Islam terbesar datang dari India dan Benua Afrika. Seperti di India, walau mayoritas penduduknya beragama Hindu, jumlah pemeluk Islam pada 2050 atau 2070 akan menjadi paling besar di dunia. Jumlah penganut Islam di India melebihi umat muslim di Indonesia.

Negara-negara sub-Sahara juga akan menyumbangkan populasi muslim baru terbesar selama tiga dekade mendatang. Selanjutnya beberapa negara seperti Inggris, Australia, Benin, Bosnia-Herzegovina, Prancis, Belanda, Selandia Baru, dan Republik Makedonia, tingkat populasi umat Kristen berkurang dari 50 persen. Di Eropa, jumlah muslim mencapai 10 persen dari total populasi pada 2050. Islam pun menjadi agama mayoritas di 51 negara. Hal lain membuat agama Islam cepat berkembang karena pertumbuhan agama Kristen di Amerika Serikat turun lebih dari tiga perempat dari populasi pada 2010 dan menjadi dua pertiga pada 2050. Agama Yahudi pun tidak akan menjadi terbesar setelah Kristen.

“Umat muslim lebih banyak di Amerika dibandingkan orang yang mengaku Yahudi sebagai dasar agama,” ujar laporan Pew. Tentu saja secara global, umat Islam di dunia juga memiliki tingkat kesuburan tinggi. Rata-rata, 3,1 anak per perempuan. Sedangkan, jemaat Kristen memiliki rata-rata 2,7 anak per perempuan dan Yahudi rata-rata 2,3 anak per perempuan. Jika angka tersebut tidak banyak berubah, jumlah seluruh pemeluk muslim di dunia akan setara dengan jumlah jemaat Kristen atau sekitar 32,3 persen pada 2070.

Sedangkan, jumlah umat muslim akan terus bertambah dan diprediksi akan meningkat menjadi 35 persen dari populasi manusia tahun 2100. Diprediksi pada tahun 2100, umat muslim akan lebih banyak daripada jemaat Kristen. Karena dari seluruh populasi di dunia maka sekitar 35% akan memeluk agama Islam, sedangkan 34 persen menjadi jemaat Kristen. Sisanya, pemeluk agama Hindu, Buddha, agama kepercayaan, Yahudi, dan tidak.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah, Hasilkan Perjanjian dengan Kaum Yahudi



Jakarta

Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW berdakwah di dua kota Makkah dan Madinah, masing-masing tempat dijajaki Rasulullah dengan strategi yang berbeda. Lalu bagaimana strategi dakwah Rasulullah di Madinah?

Dari buku Pendidikan Agama Islam karya Muhammad Fodhil, S.Pd.I., M.Pd dkk dijelaskan ketika kaum Quraisy mengetahui telah banyak sahabat Rasulullah yang meninggalkan Makkah menuju Madinah dengan membawa seluruh harta mereka.

Maka para pembesar Quraisy di setiap kabilah berkumpul untuk membahas langkah strategis untuk menghalau dakwah Rasulullah SAW. Hasil rapat dari setiap pemuda yang gagah perkasa ialah hendak mengepung Nabi Muhammad SAW dan membunuhnya.


Setelah itu, malaikat Jibril turun ke bumi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, untuk memberitahukan kepada Rasulullah rencana dari kaum Quraisy, serta meminta beliau untuk tidak tidur di tempat tidur biasanya.

Hingga di malam harinya mendekati keberangkatan Rasulullah SAW ke Madinah, Ali bin Abi Thalib pun menggantikannya di tempat tidur biasanya. Lalu Rasulullah keluar bersama Abu Bakar, hingga sampai ke Madinah.

Sasaran Dakwah Rasulullah SAW di Madinah

· Orang yang baru masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar

· Orang yang belum masuk Islam, seperti kaum Yahudi penduduk Madinah

· Masyarakat sekitar dan di luar kota Madinah, bangsa Arab atau di luar Arab

Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah

Dari buku Sejarah Kebudayaan Islam: Teori, Prosedur dan Ruang Lingkupnya karya Ahmad Suryadi, S.Pd., M.Pd. dijelaskan beberapa strategi dakwah nabi Muhammad SAW ketika berada di kota Madinah.

Dakwah kepada orang-orang yang sudah memeluk Islam bertujuan supaya mereka memahami dengan benar esensi ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu tujuan dakwah kepada orang belum masuk Islam, agar mereka berkenan menjadi Muslim.

1. Strategi Dakwah Pertama Ialah Membangun Masjid

Ketika Rasulullah memasuki Madinah, sebagian besar masyarakat Madinah terutama kaum Anshar sudah memeluk Islam, hingga mereka menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat beristirahat. Tempat itu akhirnya menjadi masjid.

Masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW sesudah membangun masjid Quba adalah masjid Nabawi atau masjid Madinah, dengan fungsi utama sebagai tempat ibadah, dan tempat bermusyawarah dalam merumuskan berbagai bentuk pemerintahan.

2. Strategi Dakwah Kedua Membentuk Persaudaraan

Kaum Muslim yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut kaum Muhajirin, sedangkan penduduk Madinah yang menerima hijrahnya umat Islam dikenal sebagai kaum Anshar.

Penduduk yang hijrah dari Makkah ke Madinah umumnya sangat miskin, karena mereka meninggalkan harta benda mereka di kota lama mereka, maka Rasulullah SAW membangun pertalian keluarga besar Islam, seperti Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Ja’far Ibnu Abi Thalib, Muaz Ibnu Zabal, dll.

3. Strategi Dakwah Ketiga Hasilkan Perjanjian dengan Masyarakat Yahudi dan Madinah

Rasulullah SAW membuat perjanjian yang dikenal sebagai perjanjian “Madinah” pada tahun 623 M atau tahun 2 H.

Isi perjanjian Madinah adalah sebagai berikut:

· Kaum Muslimin dan kaum Yahudi akan hidup berdampingan secara damai, dan bebas untuk melaksanakan agama dan kepercayaan masing-masing.

· Antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi akan memikul biaya hidup masing-masing, apabila keduanya ada yang dimusihi atau diserang, maka kedua belah pihak wajib membela atau membantu

· Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi wajib saling tolong-menolong

· Tanah Madinah akan menjadi tanah suci

· Rasulullah SAW menjadi pemimpin untuk seluruh penduduk Madinah

Substansi Dakwah Rasulullah di Madinah

Pendidikan Agama Islam karya Bachrul Ilmy menyebutkan beberapa substansi dari dakwah Rasulullah di Madinah, diantaranya yaitu:

· Pembinaan akidah, ibadah, dan muamalah kaum Muslimin

· Pembinaan Ukhuwah Muhajirin dan Anshar

· Pembinaan kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah

· Pemetaan dan pertahanan sosial dalam menjaga stabilitas Madinah

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Mitos tentang Muslim Amerika



Jakarta

Menurut Imam Faisal Abdur Rauf, pengarang buku: What’s Right With Islam Is What’s Ringht With America, ada lima mitos tentang muslim Amerika. Yang dimaksud mitos menurut beliau bukan fakta. Sebaliknya muslim AS tidak berbeda dengan warga AS lainnya. Bahkan sebagian besar muslim AS paling taat hukum, anti kriminal, dan disiplin dan jujur membayar pajak.

Kelima mitos tersebut ialah, Pertama, muslim AS diimejkan sebagai pendatang dari luar negeri (foreigners). Ini tidak benar karena lebih banyak warga muslim yang hidup di AD adalah penduduk asli AS (citizens) yang dapat dibuktikan kartu-kartu identitas dan paspor. Warga muslim AS bukan hanya dari kulit berwarna tetapi juga kulit putih dan kulit hitam. Apalagi saat ini sudah banyak sekali yang tadinya orang tuanya poregners tetapi anak-anaknya lahir dan besar di AS, ahkan di antaranya sudah banyak berkiprah di pemerintahan dan militer AS. Bagaimana mereka bisa dikesankan foreignes?

Kedua, muslimAS ersifat etnik, berbudaya khusus, dengan gaya politik monolitik. Ini juga tidak sepenuhnya benar, karena seperti umat beragama lainnya di AS, muslim AS tidak menonjolkan etnik dan budaya secara ekslusif. Mereka bergaul bebas tanpa beban etnik dan budaya serta tidak juga membebani orang lain dengan ciri khasnya. Seorang muslim sulit dibedakan antara non muslim American dan non-American, terutama di musim dinigin, umumnya orang menggunakan penutup kepala untuk mencegah hawa dinginn yang menyengat. Aliran politik muslim AS juga menyebar ke berbagai partai politik, tidak berkumpun pada satu partai. Jadi tidak benar muslim AS pandangan politiknya monolitik.


Ketiga, muslim AS menekan perempuan (oppress women). Faktanya kaum perempuan muslim AS lebih otonom dan lebih mandiri. Soal resspek terhadap suami memang ia karena kultur Islam memang menganjurkan suami isteri harus saling menghargai dan bersama-sama memelihara anak dan bertanggung jawab di dalam urusan rumah tangga. Jika perempuan menunjukkan begitu loyal terhadap suami dan keluarga itu bukan karena ditekan oleh kaum laki-laki tetapi perempuan shalehah ditandai dengan respektifnya terhadap keluarga. Keunggulan masyarakat Islam terletak pada terciptanya harmonisasi di dalam keluarga. Pembagian kerja secara seksual terkadang memang tidak bisa dihindari, tetapi itu bukan berarti oppressed women. Ada sebuah kerelaan yang tulus yang dilakukan kaum perempuan melakukan hal demikian itu karena pada saat yang bersamaan anggota keluarga laki-lakinya, apakah itu suami, atau ayah, juga melakukan hal yang sama dalam bidang lain. Dengan demikian, terjadi relasigender yang paralel antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga Islam. Hanya saja kita sering melihatnya secara sepihak, tidak komperhensif, sehingga kelihatan ada bias gender dalam lingkungan keluarga muslim.

Keempat, muslim AS sering menjadi alamat kelompok teroris (homegrown terrorists), ini juga tidak sepenuhnya benar. Bahkan yang umat Islam seringkali menjadi sasaran korban kelompokm teroris. Soal ada teroris beralamat di alamat yang sama dengan orang-orang Islam secara sosiologis itu wajar, karena memang mungkin anggota keluarga mereka di sana. Namun tidak identik antara komunitas muslim dengan kelompok teroris. Yang paling aktif bahkan pro-aktif terlibat dalam pencegahan teroris adalah komunitas muslim AS. Umat Islam AS paling tidak nyaman terhadap aksi teroris di mana-mana, karena pasti sasaran opini publik adalah umat Islam, termasuk dirinya.

Kelima, muslim AS selalu membawa-bawa hokum Syari’ah. Ini juga tidak sepenuhnya benar. Syari’ah yang bersifat hukum privat dan Fikih Ibadah, memang ia tetapi Syari’ah dalam aspek Fikih Siyasah (politik) tidak pernah digagas di AS. Muslim AS tahu diri sebagai kelompok minoritas, secara logika dan secara demokratis sulit mengusung Fikih Siyasah Ifikih Politik) di AS. Bagi umat Islam di AS, hukum positif AS tidak menghalangi umat Islam untuk menjadi muslim sejati.

Nasaruddin Umar
Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Fenomena Mark A.Gabril dan AS



Jakarta

Tentu saja ada sekelompok orang yang tidak senang melihat Islam berkembang di AS. Mereka selalu mem-blow-up setiap kasus yang menjelekkan Islam, termasuk dalam tahun 2000-an karya-karya murtad Ibn Warraq (nama samaran) yang pindah ke agama Keristen (atau ateis?) memublikasikan banyak buku yang menohok keaslian Kitab Suci Al-Qur’an. Akan tetapi provokasinya menjadi absurd setelah karya-kaya kemukjizanan Al-Qur’an bermunculan di AS yang ditulis oleh orang-orang Barat sendiri yang tadinya non-muslim menjadi muslim. Banyak orang yang tadinya membenci Islam dan menyerang kitab suci Al-Qur’an kemudian berubah pikiran. Di antaranya ialah Garry Wills, mantan pendukung berat Presiden Donald Trump, menulis sebuah buku yang mengejutkan dan kini menjadi penyandang The New York Times Bestselling. Buku itu ialah What the Qur’an Meant and It Matters. Tadinya begitu negative pandangannya terhadap Al-Qur’an tetapi setelah membaca secara keseluruhan Al-Qur’an maka lahirlah buku ini yang begitu kuat simpatinya terhadap kandungan isi Al-Qur’an.

Jika Allah SWT akan memberi hidayah kepada hamba-Nya maka sekeras apapun anti keislaman Umar ibn Khattab, yang pernah berencana membunuh Nabi Muhammad Saw tiba-tiba menjadi pembela setia ajaran Islam. Sebaliknya jika Allah SWT membutakan hati seseorang, sekalipun dari TK sampai DR dan Gurubesar di Universitas Al-Azhar tetap saja tergelincir, seperti yang menimpa Mark A.Gabriel, yang sekarang menjadi fenomenal di AS. Ia lahir sebagai muslim dari keluarga fanatik, mengecap pendidikannya sejak taman kanak-kanak sampai ke jenjang S3 Fakultas Adab di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia sempat menjadi profesor Sejarah Peradaban Islam di Universitas terkemuka ini. Ia termasuk pemikir muda yang moderat.

Suatu saat ia diculik kelompok garis keras dan ditahan di tahanan bawah tanah di Mesir. Ia disiksa dengan berbagai macam siksaan, termasuk kukunya dicopot satu persatu. Ia dianggap sebagai kelompok liberal dan antek Barat. Suatu ketika ia berhasil lolos di malam hari dan kembali ke rumahnya. Bukannya mendapat sambutan dari ayahnya, ia pun didamprak oleh ayahnya dan diusir karena pikirannya dianggap terlalu “maju”. Ibunya memberi kunci mobil dengan uang seadanya agar lari sejauh-jauhnya. Ia pun menancap gas tanpa tujuan dan tidak terasa memasuki jalur lintas Afrika. Terakhir ia terdampar di salah satu kota di Afrika Selatan. Di sana ia berkenalan dengan seorang pendeta Kristen dan di sana ia memutuskan untuk pindah. Entah bagaimana caranya akhirnya ia sampai ke AS dan di sana ada sekelompok orang memberi peluang untuk menulis dan berbicara di berbagai forum, meskipun kalangan intelektual AS tidak langsung merespon positif mental-kepribadian orang seperti Max Gabrill, karena masih sangat labil.


Ia menulis buku yang pernah menjadi The Best seller di AS dengan judul: “Islam and Terrorism” diterbitkan oleh Charisma House A Srang Company (2002). Kesimpulan dalam buku itu ialah Islam berada di balik terorisme, bukan orang Islam. Teroris muslim hanyalah korban dari agamanya yang menganjurkan terorisme. Di antara pokok-pokok pikiran Mark dalam buku ini antara lain: Surat al-Qital (Muhammad) sebagai Legitimator Perang. Surah ini seperti genderang perang untuk kaum kafir. Ia juga menilai Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk lebih memprioritaskan membunuh musuh ketimbang menjadikannya tawanan perang.

Hal demikian tersebut dalam Q.S. al-Anfal [8]: 67. Ia tidak mau tahu kalau ayat-ayat itu memiliki sabab nuzul tersendiri. Pandangan Mark ini sangat berlebihan karena doktrin jihad dalam al-Qur’an tidak pernah bersifat pre emptive, mendahului dalam memerangi. Fakta sejarah membuktikan bahwa masyarakat Islam di Madinah tetap bersahabat dengan pemeluk agama lain dari kalangan Yahudi dan Kristen. Sungguh tidak berdasar jika menyebut al-Qur’an memusuhi ahl al-kitab. Bukankah al-Qur’an juga menceritakan bahwa di antara ahl al-kitab tersebut terdapat orang yang dapat diamanati harta yang banyak, akan menjaga keutuhannya hingga dikembalikan kepada pemiliknya (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 75). Konon Mark Gabrill saat ini sedang bingung dengan keputusannya sendiri dan banyak menutup diri.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Pengertian, Hukum, Unsur-unsur dan Keutamaannya



Jakarta

Dakwah umumnya digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada orang lain, dan bertujuan untuk mengajak mereka memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama. Namun, apa sebenarnya arti dakwah?

Pengertian Dakwah

Dikutip dari buku Sejarah Dakwah karya Jamaluddin secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa arab دَعَا يَدْعُوا دَعْوَةً (da’a yad’u da’watan) yang berarti memanggil, mengajak, menyeru, dan meminta.

Menurut istilah, pengertian dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana menuju jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT demi kebahagiaan dunia dan akhirat.


Salah satu pengertian dakwah secara etimologi adalah menyeruh manusia kejalan keselamatan, ini sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 25,

وَ اللَّهُ يَدْعُوْا إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab Latin: wallâhu yad’û ilâ dâris-salâm, wa yahdî may yasyâ’u ilâ shirâthim mustaqîm

Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”

Menurut buku Pengantar Studi Ilmu Dakwah karya Abu Al-Fath Al -Bayanuni, para ulama bersepakat tentang kewajiban berdakwah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka dengan hatinya. Itulah iman yang paling lemah.”

Dikutip dari buku pengantar Ilmu Retorika Dakwah karya Ahmad Hawassy, tujuan utama dan satu-satunya dakwah adalah agar umat manusia beribadah hanya kepada Allah SWT semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun selain-Nya, dengan meniti syariat sesuai perintah Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup mereka.

Sebagaimana dikisahkan oleh Abu Sufyan bin Harb kepada Kaisar,

“Dia (Nabi Muhammad SAW) memerintahkan kami untuk menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan ia melarang kami menyembah apa-apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami….”

Unsur-unsur Dakwah

Adapun unsur-unsur dakwah yang dikutip dari sumber sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Dai: Juru dakwah yang berperan sebagai penyampai ajaran, pemimpin, dan penasihat yang memberikan nasihat dengan baik.

2. Maddatu Al Dakwah (Pesan Ilahi): Ajaran Islam yang diambil dari Al-Quran dan hadits, serta rumusan para ulama, yang harus disampaikan oleh dai.

3. Tariqatu Al Dakwah (Metode): Cara-cara yang digunakan dai untuk berdakwah, yang berlandaskan hikmah dan kasih sayang.

4. Wasilah (Media): Sarana yang digunakan untuk berdakwah, baik langsung (tatap muka) maupun jarak jauh (telepon, televisi, radio, dan sebagainya.)

5. Mad’u (Sasaran Dakwah): Individu atau kelompok yang menjadi target dakwah.

6. Atsar (Efek): Dampak yang ditimbulkan pada mad’u setelah menerima dakwah.

Keutamaan Berdakwah

Masih merujuk pada buku Pengantar Ilmu Retorika Dakwah, dakwah memiliki berbagai keutamaan, di antaranya adalah:

1. Dakwah Adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul)

Para rasul adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk melakukan tugas utama mereka yakni berdakwah. Keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya kerja dakwah ini pada manusia yang paling utama dan mulia yaitu Rasulullah SAW dan saudara-saudara beliau para nabi dan rasul.

2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang terbaik)

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena dakwah memelihara amal islami dalam pribadi dan masyarakat.

Membangun potensi dan memelihara amal saleh adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa dakwah ini maka amal saleh tidak akan berlangsung.

3. Para Dai Akan Memperoleh Balasan Yang Besar Dan Berlipat Ganda

Sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib,

“Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah”. (Bukhari, Muslim & Ahmad)

Hadits ini menunjukkan bahwa usaha seorang da’ï menyampaikan hidayah kepada seseorang adalah sesuatu yang amat besar nilainya di sisi Allah SWT, lebih besar dan lebih baik dari kebanggaan seseorang terhadap kendaraan merah miliknya.

4. Dakwah Dapat Menyelamatkan Manusia dari Azab Allah (An-Najatu Minal ‘Adzab)

Dakwah yang dilakukan oleh seorang dai akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dakwah. Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya dihadapan Allah SWT sehingga ia terhindar dari azab Allah SWT.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Apa Arti Syafakillah dan Syafakallah? Bisa jadi Doa ketika Menjenguk Orang Sakit



Jakarta

Tatkala menjumpai bahwa orang terdekat baik kenalan, teman, saudara, kerabat, dan anggota keluarga yang sakit maka kerap kali kita mengucapkan ‘syafakillah‘ atau ‘syafakallah’. Ungkapan ini bermakna doa bagi kesembuhan.

Ungkapan syafakillah dan syafakallah terbilang familier di masyarakat, bahkan semakin populer. Hal ini tentu menjadi tren yang positif karena mendoakan sesama saudara muslim adalah amalan yang terpuji di mata Allah.

Lantas, apa sebenarnya arti dan makna dari syafakillah dan syafakallah?


Anjuran Menjenguk Orang Sakit

Imam Muslim meriwayatkan beberapa hadits tentang keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit. Hadits tersebut berbunyi: “Sesungguhnya seorang Muslim ketika menjenguk saudaranya sesama muslim, maka dia senantiasa berada di khurfah surga hingga ia kembali.”

Khurfah surga yang dimaksud dalam hadits tersebut maksudnya adalah kebun, sebagaimana dijelaskan dalam buku Adab Menjenguk Orang Sakit yang ditulis oleh Hafidz Muftisany, seseorang yang menjenguk orang sakit akan mendapat pahala yang banyak seperti halnya orang yang berada di kebun surga Allah SWT.

Mengutip buku Fiqih Ibadah Bagi Orang Sakit dan Bepergian oleh Enang Hidayat, M.Ag. dijelaskan menurut Ibnu Taimiah, menjenguk orang sakit yang beragama Islam hukumnya fardhu kifayah, artinya wajib dilakukan tetapi apabila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka gugur kewajiban tersebut.

Sedangkan Ibnu Hazm berpendapat, menjenguk orang sakit beragama Islam hukumnya fardhu, sekalipun hanya sekali. Akan tetapi, beliau tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hukum fardhu tersebut, apakah fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

Namun, berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’), hukum menjenguk orang sakit hukumnya sunnah. Hal ini didasarkan pada anjuran Rasulullah yang selalu mendoakan orang sakit karena menurut beliau, banyak sekali manfaat yang didapat apabila kita menjenguk orang yang sakit.

Bagi orang yang menjenguk, dapat mengambil hikmah dan pelajaran atas sakit yang diderita oleh orang yang sakit. Adapun bagi orang yang sakit, dapat menjadi penghiburan sehingga orang tersebut mendapat kekuatan untuk melawan penyakitnya tersebut.

Bahkan, meskipun terkesan sepele, menjenguk orang yang sakit juga dapat menjaga tali silaturahmi yakni dengan mengirimkan dukungan dan doa kepada orang lain.

Arti Syafakillah dan Syafakallah

Syafakillah atau syafakallah diambil dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Arab-latin: “Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman.”

Artinya: “Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” (HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191).

Dikutip dari buku Menulis Buku, Alternatif bagi Guru oleh Ardhi Aditya, syafakallah (شفاك الله) merupakan ucapan doa bagi orang yang sakit, yang artinya “Semoga Allah menyembuhkanmu.”

Jika orang yang sakit itu perempuan, maka ucapan itu berubah menjadi syafakillah. Jadi, yang membedakan keduanya hanya kepada siapa doa tersebut ditujukan, tergantung subjeknya.

Untuk orang ketiga aturannya secara kebahasaan berbeda lagi. Misalnya, dalam kasus ada kabar bahwa seorang saudara jauh sedang sakit. Maka kalimat yang dikatakan adalah syafahullah jika yang sakit laki-laki dan syafahallah jika yang sakit perempuan.

Kedua kalimat berikut berarti, “Semoga Allah menyembuhkannya.”

Doa Menjenguk Orang Sakit

Selain doa singkat syafakillah dan syafakallah, kita juga dapat memanjatkan doa agar orang yang sakit segera diangkat penyakit serta dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Ini juga dapat menjadi bentuk dukungan dalam kebaikan, sebagaimana doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk orang sakit.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Arab latin: Allahumma rabban naasi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syaafi. Laa syaafiya illā anta syifaa’an lā yughaadiru saqaman.

Artinya: “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Dalam menjenguk, hendaknya juga memperhatikan adab seperti misalnya menutup aurat, membawakan buah tangan dengan ikhlas meski sederhana, dan juga berkata baik karena perkataan tersebut dapat menjadi doa, utamanya akan kesembuhan.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau mayit maka ucapkanlah ucapan yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan atas apa yang kalian ucapkan.”

Demikian penjelasan dari syafakillah dan syafakallah yang banyak digunakan orang untuk mendoakan orang sakit. Semoga dapat menjadi amalan saat menjenguk keluarga atau kerabat yang sakit.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com