Tag Archives: muslim

Sesama Muslim Adalah Saudara, Ini Hadits dan Penjelasannya



Jakarta

Ikatan saudara bukan hanya bagi yang memiliki keterikatan darah saja. Rasulullah SAW dalam haditsnya menyebutkan bahwa sesama muslim adalah saudara.

Berbuat dan bersikap baik merupakan anjuran yang tegas diperintahkan bagi seluruh umat Islam. Kepada sesama muslim, wajib hukumnya untuk saling bersikap baik.

Ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang persaudaraan sesama muslim.


Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesama muslim adalah saudara, tidak boleh saling mendzalimi, mencibir atau merendahkan. Ketakwaan itu sesungguhnya di sini,” sambil menunjuk dada dan diucapkannya tiga kali. (Rasul melanjutkan): “Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwanya, hartanya dan kehormatannya.”

Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya.

Merangkum buku 60 Hadits Shahih karya Faqihuddin Abdul dijelaskan bahwa hadits Abu Hurairah ini mengajarkan prinsip yang paling mendasar dalam Islam. Yaitu prinsip kemanusiaan melalui persaudaraan. Sesama muslim adalah saudara.

Dalam hadits ini juga tegas diharamkan saling merendahkan, mencibir, menghina, dan apalagi mendzalimi. Perbuatan tercela ini termasuk tindak kejahatan.

Secara umum, hadits ini bersifat universal yakni tentang persaudaraan sesama manusia. Meskipun hadits ini menyebutkan sesama muslim, tetapi sebenarnya tidak terbatas hanya pada muslim saja.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain bahwa keimanan adalah “mencintai sesuatu untuk manusia sebagaimana sesuatu itu kamu cintai untuk dirimu, dan menghindarkan sesuatu dari mereka sebagaimana sesuatu itu tidak kamu sukai terjadi pada dirimu.” (HR Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga banyak menegaskan tentang persaudaraan. Rasulullah SAW bersabda,

اَلْمُـسْــلِمُ أَخُو اْلمُسْلِمَ لَا یَظْـلِمُ وَلَایُظْلَمُ ـ منفق علیھ

Artinya : “Orang Muslim sesama muslim adalah saudara tidak boleh saling menzalimi dan dizalimi.”

وَااللهُ فِى عَوْنِ اْلعَـبْــدِ مَـا كَا نَ اْلعَـبْـدُ فِى عَـوْنِ أَخِـیْھِ ـ رواه مسلم

Artinya : “Dan Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba Nya itu menolong Saudaranya”(HR. Muslim)

سَ االلهُ عَـنْـھُ كُرْبَــةً
َ نْـیَـا نَفَ
مِنْ كُـرَ بَ الد
مَنْ نَفَّـسَ عَـنْ مُـؤْ مِـنٍ كُـرْ بَـة
مِنْ كُـرَ بٍ یَـوْ مَ اْلقِبَــا مَـةِ ـ رواه مسلم

Artinya : “Dan barang siapa memberikan jalan keluar kepada sesama muslim dari problem hidupnya, maka Allah akan berikan jalan keluar baginya dari kesulitan di akhirat”(HR. Muslim)

ُّ نْـیَا وَلْأ خِــرَةِ ـ رواه مسلم
وَمَنْ سَــتَرَ مُسْـــلِمًا سَــتَرَةُااللهُ فِى الد

Artinya : “Dan barang siapa menutup aib/ cela seseorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan diakhirat”(HR. Muslim)

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Islam hadir untuk kebaikan dan kerahmatan bagi manusia. Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, berhak atas kerahmatan, kemaslahatan, kebaikan dan keadilan.

Perintah untuk berbuat baik pada sesama juga termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 10 dan surat An Nisa ayat 36.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat:10)

Surat An Nisa ayat 36,

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Mengutip tafsir ringkas Kementerian Agama RI, ayat ini menekankan tentang perintah untuk menyembah Allah SWT yang menciptakan kamu dan pasangan kamu, dan jaangaanlan kamu sekali-kali mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah dengan sungguh-sungguh kepada kedua orang tua, juga kepada karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh walaupun tetangga itu nonmuslim, teman sejawat, ibnu sabil, yakni orang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal, dan hamba sahaya yang kamu miliki.

Allah SWT tidak menyukai dan tidak melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada orang yang sombong dan membanggakan diri di hadapan orang lain. Ayat yang lalu ditutup dengan ungkapan ketidaksenangan Allah kepada orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Mereka itu adalah orang yang kikir, dan juga menyuruh orang lain agar berbuat kikir dengan cara menghalangi orang lain berinfak dengan ucapan, dan memberi contoh berinfak dengan jumlah yang sangat ke-cil, dan juga secara terus menerus menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya dengan tidak mau menginfakkannya. Untuk itu, kami telah menyediakan hukuman untuk orang-orang kafir dalam bentuk azab yang menghinakan atas kesombongan mereka itu.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Malam Asyura 10 Muharram Baca Apa? Ini Amalan Doanya


Jakarta

Malam Asyura atau malam 10 Muharram termasuk waktu yang memiliki keutamaan. Ada bacaan yang bisa dipanjatkan umat Islam untuk mengisi waktu tersebut.

Keutamaan malam Asyura ini dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto. Sang Hujjatul Islam memasukkan malam Asyura dalam malam-malam khusus bersama malam 1 Muharram, malam 1 Rajab, malam 15 Rajab, dan malam 27 Rajab.

Imam al-Ghazali kemudian memaparkan hadits yang menyebut keutamaan mengerjakan amal kebajikan pada malam tersebut.


“Siapa saja yang mengerjakan amal kebajikan pada malam-malam ini, niscaya ia akan memperoleh kebaikan seratus tahun.” (HR Muslim dengan redaksi sedikit berbeda)

Terkait amal kebajikan seorang hamba, Allah SWT berfirman dalam surah Al Bayyinah ayat 7,

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ ٧

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan keadaan orang-orang yang berbakti, yakni hatinya beriman dan badan mereka mengamalkan perbuatan yang saleh. Mereka ini adalah sebaik-baiknya makhluk Allah SWT. Abu Hurairah dan segolongan ulama menyimpulkan firman Allah SWT dalam surah Al Bayyinah ayat 7 itu adalah orang-orang yang beriman dari kalangan manusia lebih utama daripada para malaikat.

Anjuran Berdoa pada Malam 10 Muharram

Umat Islam dianjurkan memperbanyak doa pada malam Asyura atau 10 Muharram. Sebab, menurut hadits, doa pada malam tersebut tidak akan tertolak. Hadits ini terdapat dalam buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah karya Ibnu Watiniyah.

Rasulullah SAW bersabda, “Lima waktu yang doa tidak ditolak, yaitu pada malam Jumat, malam 10 Muharram, malam Nisfu Syaban, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Malam Asyura 10 Muharram

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakiil ni’mal maulaa wani’man-nashiir

Artinya: “Allah-lah yang mencukupi kami, Dia-lah sebaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Pelindung, dan sebaik-baik Penolong.”

Doa tersebut dibaca sebanyak 70 kali. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa berikut sebanyak 7 kali,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ اللهِ مِلْأَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا . نَسْتَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَهُوَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ.

Arab latin: Bismillaa hirrahmaa nirrahiim, subhaanallaahi mil’al-miizaani wamuntahal ‘ilmi wamablaghar ridhaa wazinatal’arsyi. laa malja’a walaa manja minallaahi illaa ilaiih, subhaanallaahi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillaahit taammaati kullihaa, nas’alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimiin. walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim, wa huwa hasbunaa wa nimal wakiil ni’mal maulaa wa ni’man nashiir, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii washahbihii wasallama ajma’iin

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, puncak ilmu, dan keridhaan-Nya, serta seberat timbangan ‘Arasy. Tidak ada tempat berlindung dan keselamatan dari Allah selain kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan yang genap dan ganjil, serta seluruh bilangan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna. Kami memohon rahmat-Mu, wahai sebaik-baik Penyayang dari para penyayang. Tak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung. Dialah Allah yang mencukupi kami, sebaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Pelindung, dan sebaik-baik Penolong. Rahmat dan keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semuanya.”

Doa malam Asyura atau 10 Muharram tersebut terdapat dalam buku Doa-doa dalam Acara Resmi, Keagamaan dan Kemasyarakatan karya M Ali Chasan Umar.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Tolong Menolong, Perintahkan Muslim untuk Saling Membantu


Jakarta

Rasulullah SAW mengajarkan umat Islam untuk senantiasa melakukan kebaikan terhadap sesama. Untuk itu, saling tolong menolong dan saling membantu merupakan bagian dari cerminan seorang muslim.

Perintah tolong menolong antar sesama termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Maidah ayat 2. Allah SWT berfirman, “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Merujuk buku Konsep Muamalah Dalam Islam yang disusun oleh Hadi Nur Taufiq, Murdiono dan Muhammad Amin dijelaskan bahwa ayat 2 dalam surah Al-Maidah tersebut berisi perintah Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling membantu dalam perbuatan baik dan itulah yang disebut dengan al birr dan meninggalkan kemungkaran yang merupakan ketakwaan.


Ibnu Qayyim RA menjelaskan bahwa ayat tersebut mencakup semua jenis bagi kemaslahatan para hamba, di dunia maupun di akhirat, baik aantaara mereka dengan sesama, ataupun dengan Rabb-Nya. Sebab, seseorang tidak luput dari dua kewajiban, yaitu kewajiban hablu minallah yakni hubungan terhadap Allah SWT dan hablu minnas kewajiban sebagai makhluk sosial terhadap sesamanya.

Hadits Rasulullah SAW tentang Tolong Menolong

Rasulullah SAW mengajarkan tentang pentingnya tolong menolong. Hal ini disampaikan dalam beberapa hadits.

Berikut hadits Rasulullah SAW tentang tolong menolong:

1. Umat Islam Saling Menguatkan

Dengan saling membantu dan menolong, umat Islam akan semakin kokoh layaknya bangunan. Sebagaimana hadits dari Abu Musa RA, Nabi, Muhammad SAW bersabda, “Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagai sebuah bangunan yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain.” (HR Bukhari)

2. Pahala Memudahkan Sesama

Dari Qutaibah, dari Abu Awanah, dari Al-A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia mengutip perkataan Rasulullah SAW yang bersabda,

١٤٢٥ – (صَحِيحٌ) حَدَّثَنَا فَتَيَبةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ((مَنْ نَفْسَ عَنْ مُؤْمِن كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَهُ اللهُ في الدُّنْيَا وَالْآخِرَة وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ)).

Artinya: “Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan dari seorang mukmin ketika di dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi keburukan seorang muslim, Allah akan menutupi keburukannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Muslim)

3. Bersikap Baik Kepada Siapapun

Rasulullah SAW berkata,

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ تَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ (صحيح البخاري ، رقم: ٦٤٨٤).

Artinya: Dari Anas bin Malik RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tolonglah saudaramu, yang berbuat zalim maupun yang dizalimi.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, ini (kami paham) menolong orang yang dizalimi. Tetapi, bagaimana menolong orang yang justru menzalimi?” Rasulullah SAW menjawab, “Ambil tangannya (agar tidak berbuat zalim lagi).” (HR Bukhari)

4. Keutamaan Orang yang Suka Menolong

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits bersabda, “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin, menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani)

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Masuk dan Keluar Masjid Arab-Latin Versi Panjang-Pendek



Jakarta

Doa masuk dan keluar masjid menjadi amalan yang bisa dibaca setiap muslim. Doa ini berisi ucapan salam yang penuh kebaikan.

Banyak aktivitas ibadah yang bisa dikerjakan di masjid, seperti salat, tadarus ataupun berkumpul dalam majelis ilmu.

Mengutip buku Masjid karya Teguh Purwantari, masjid merupakan istilah yang ditujukan untuk menyebut tempat ibadah umat Islam. Kata masjid berasal dari bahasa Arab, sajada yang artinya bersujud. Dengan demikian masjid berarti tempat bersujud.


Seorang muslim yang hendak masuk ke area masjid ataupun hendak meninggalkan masjid dianjurkan untuk membaca doa.

Menurut buku Doa dan Adab di Masjid Serta Tata Cara Azan dan Iqamah: Seri Doa dan Zikir oleh Imam Nawawi yang diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy, ada hadits yang berisi anjuran mengucapkan salam dan doa saat masuk dan keluar masjid. Hadits tersebut bersumber dari Abu Humaid atau Abu Usaid yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Apabila seseorang di antara kalian memasuki masjid, hendaklah mengucapkan salam kepada Nabi SAW, kemudian mengucapkan, ‘Ya Allah, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.’ Dan apabila ia keluar, hendaknya mengucapkan, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu sebagian dari kemurahan-Mu’.” (HR. Muslim)

Doa Masuk dan Keluar Masjid Sesuai Sunnah

Merangkum buku Zikir dan Doa Penghuni Surga oleh Supriyadi, berikut bacaan doa masuk masjid.

1. Doa Masuk Masjid agar Terbuka Pintu Rahmat

اللَّهُمَّ افْتَحْ لي أبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Latin: Allahummaftha lii abwaaba rahmatik

Artinya: “Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” (HR Muslim)

2. Doa Masuk Masjid Versi Panjang

أعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ

Latin: A’ûdzu billâhil ‘azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba rahmatik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Bukakan lah bagiku segala pintu kemurahan-Mu.”

Ketika hendak keluar masjid maka disunnahkan untuk membaca doa berikut:

1. Doa Memohon Ampunan saat Keluar Masjid

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Latin: Allaahumma innii as’aluka min fadhlik

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon fadilah kepada-Mu.” (HR Muslim)

2. Doa Keluar Masjid Versi Panjang

أعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ

Latin: A’ûdzu billâhil ‘azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba fadhlik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Bukakan lah bagiku segala pintu kemurahan-Mu.”

Adab ketika di Masjid

Mengutip buku Ringkasan Kitab Adab oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan ketika berada di masjid. Berikut beberapa diantaranya:

1. Dianjurkan Bersegera Pergi ke Masjid

Semasa hidup, Rasulullah SAW memotivasi umatnya untuk bersegera pergi ke masjid. Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Seandainya manusia tahu keutamaan yang ada pada adzan dan barisan pertama shalat, kemudian mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara diundi, maka mereka pasti akan mengundinya. Dan seandainya manusia tahu keutamaan yang ada pada salat Dzuhur, mereka pasti akan berlomba untuk datang lebih awal. Dan seandainya mereka tahu keutamaan yang terdapat pada salat Isya dan salat Subuh, mereka pasti akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.”

Hadits ini menerangkan tentang pahala orang yang datang lebih awal ke masjid.

2. Berjalan ke Masjid dengan Khusyuk dan Tenang

Dianjurkan bagi orang yang pergi ke masjid untuk berjalan dengan tenang dan khusyuk. Karena itu akan membuatnya lebih konsentrasi ketika shalat dan menghadirkan hati ketika menghadap Allah SWT.

Dari Abu Qatadah RA, dia berkata,

“Ketika kami sedang salat bersama Nabi SAW, terdengar suara gerakan dan keterburuan beberapa lelaki yang tergesa-gesa untuk salat. Setelah salat selesai, Rasulullah SAW bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, ‘Kami buru-buru ya Rasulullah.’

Rasulullah SAW bersabda, “Jangan lakukan itu. Jika kalian mendatangi masjid, kalian harus tenang, yang kalian dapatkan, maka ikutlah salat, dan yang tertinggal, maka sempurnakanlah.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Ad-Darimi)

3. Salat Dua Rakaat

Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk melaksanakan salat dua rakaat seperti hadits Abu Qatadah As-Sulami RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila salah seorang dari kalian masuk ke dalam masjid, maka salatlah dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR Bukhari, Muslim)

4. Dibolehkan Duduk Menjulurkan Kaki

Di masjid, umat Islam diperbolehkan menjulurkan kaki dengan maksud beristirahat. Rasulullah SAW pernah melakukannya, beliau duduk menjulurkan kakinya dan meletakkan salah satu kakinya di atas kaki lainnya.

Meskipun diperbolehkan, namun tetap harus menjaga sopan santun dan menjaga aurat agar tetap tertutup.

5. Dibolehkan Tidur di Masjid

Diperbolehkan tidur di dalam masjid bagi orang yang ingin istirahat. Para sahabat yang tinggal di masjid, mereka tidur di dalam masjid.

Dan Ibnu Umar RA juga pernah tidur di masjid sebelum dia berkeluarga. Dari Nafi, dia menceritakan, “Abdullah bin Umar memberitahukan kepadaku bahwasanya dia pernah tidur di Masjid Nabawi ketika dia masih remaja dan belum berkeluarga.”

Namun, harus diperhatikan, apabila seorang muslim mengalami mimpi basah di dalam masjid, secepatnya dia harus keluar dari masjid untuk mandi junub.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Arti Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut dan Amalan Sebelum Tidur


Jakarta

Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut adalah doa sebelum tidur yang sering diucapkan oleh umat Muslim. Memang, sejatinya segala aktivitas hidup seorang muslim tidak lepas dari doa.

Hal tersebut sebagai salah satu menghadirkan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk sejak bangun hingga hendak tidur lagi. Bahkan, hal ini juga diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Doa Sebelum Tidur

Berikut adalah kalimat “bismika allahumma ahya wabismika amut” tulisan Arab dan artinya:


بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ

Bismika allahumma ahya wabismika amut.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang menghidupkan dan mematikan.

Anjuran doa saat hendak tidur juga bertujuan agar Allah SWT memberi perlindungan, serta menambahkan kebaikan setelah kita bangun nantinya.

Mengucapkan doa ketika hendak tidur adalah salah satu hal yang di ajarkan Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Abi Dzar RA:

وَرَوَيْنَا فِي ” صَحِيْحِ الْبُخَارِي ” رَحِمَهُ اللهُ ، ِمنْ رِوِايَةِ حُذَيْفَةَ ، وَأَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ : ” بِاسْمِكَ اللُّهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ “.

Artinya:
“Kami meriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari RA. dari riwayat Hudzaifah dan Abi Dzar RA bahwasanya Rasulullah SAW apabila beranjak ke tempat tidurnya, berdoa: ‘Dengan menyebut nama Allah yang menghidupkan dan mematikan.'”

Pada riwayat lain dari hadits dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga mengajarkan amalan doa sebelum tidur dengan cara berikut.

  • Membaca takbir (اَللهُ اَكْبَرُ) sebanyak 33 x.
  • Membaca tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) sebanyak 33 x.
  • Membaca tahmid (اَلْحَمْدُ لِلّهِ) sebanyak 33 x.

Ada juga doa sebelum tidur versi panjangnya:

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Allahuma aslamtuilaika wawajjahtuwajhii ilaika, wafawwadhtuamrii ilaika waalja’tudzahrii ilaika raghbatan waraghbatan ilaika laa maljaawalaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wabinabiyyikalladzi arsalta

Artinya: “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepadaMu lantaran mengharap dan takut kepadaMu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari ancamanMu kecuali hanya kepadaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang Kau turunkan juga (aku beriman) kepada nabiMu yang Kau utus.” (HR, Muslim, Bukhari dan Abu Dawud).

Selain doa-doa tadi, diriwayatkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW juga memanjatkan doa sebelum tidur berikut ini:

Alhamdulillahilladzi ath ‘amana wasaqona wakafana wa awana fakammimman lakafiya lahu walamu’wiya.

Artinya: “Segala puji bagi Allah zat yang telah memberi makan dan minum kepada kami, serta telah mencukupi dan memberi tempat tinggal kepada kami. Betapa banyak orang yang tak ada yang mencukupi dan tak memberi tempat kepadanya.” (HR Muslim)

Amalan Sebelum Tidur yang Diajarkan Rasulullah

Sebelum membaca doa ketika ingin tidur, Rasulullah SAW juga biasa melakukan beberapa. Berikut di antara sunnahnya:

  • Berwudu
  • Mengibaskan tempat tidur
  • Memanjatkan doa.

Amalan sebelum tersebut dijelaskan dalam hadits berikut.

“Jika seseorang di antara kalian hendak tidur, ambillah potongan kain dan kibaslah tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucap ‘Bismillah,’. Karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya.” (HR. Al-Bukhari no. 6320, Muslim no. 2714, at-Tirmidzi no. 3401 dan Abu Dawud no. 5050.)

“Jika kamu ingin tidur maka berwudhulah lebih dulu sebagaimana wudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah ke kanan dan bacalah doa doa sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda: ‘Jadikanlah doa itu sebagai akhir dari semua perkataanmu,” (HR Bukhari Muslim).

Doa Bangun Tidur

Dikutip dari buku Penuntun Doa, Yuk! karya Abu Ihsan, berikut adalah bacaan doa bangun tidur:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Alhamdulillahilladhi ahyana ba’dama amatana wa ilaihinnushur.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan kehidupan, mematikan kami, dan hanya kepada-Nyalah kami kembali.”

Masih mengutip buku yang sama, berikut adalah amalan atau adab setelah bangun tidur yang bisa dilakukan umat muslim:

  • Membaca istighfar 3 x.
  • Membaca syahadat.
  • Membaca doa bangun tidur.
  • Jangan mengusap tangan ke mata, dikhawatirkan tangan kita kurang bersih sehingga bisa menjadikan mata kita gatal atau sakit.
  • Bergegas bangun agar tidak bermalas-malasan.
  • Salat subuh tepat waktu.
  • Merapikan tempat tidur dan kamar.

(khq/fds)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara dan Doa Sholat Dhuha untuk Memohon Limpahan Rezeki


Jakarta

Sholat Dhuha merupakan salah satu ibadah sunah yang memiliki keutamaan istimewa. Berikut bacaan doa setelah sholat Dhuha yang diyakini dapat mendatangkan rezeki.

Sholat Dhuha adalah salat sunah yang dilakukan setelah matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur. Waktu yang paling utama untuk melaksanakannya adalah pada pagi hari ketika matahari mulai naik, sekitar pukul 09.00.

Dalam buku Dahsyatnya Tahajud, Subuh, dan Dhuha karya Adnan Tarsyah, sholat Dhuha dikenal sebagai salat sunah yang dapat menjadi sarana memohon rezeki kepada Allah SWT.


Berdasarkan hadis Qudsi, Allah SWT berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (sholat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga akhir hari.” (HR. Hakim dan Thabrani).

Dalam buku Shalat Subuh dan Shalat Dhuha karya Muhammad Khalid, disebutkan beberapa hadis dari Abu Hurairah RA mengenai keutamaan sholat Dhuha. Salah satu wasiat Rasulullah SAW sebelum wafat adalah:

“Kekasihku, Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga kali dalam sebulan, melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat, dan menunaikan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud).

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa melaksanakan sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membangunkan baginya sebuah istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sholat Dhuha diyakini dapat mendatangkan rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sholat Dhuha membawa rezeki dan menolak kemiskinan. Tidak ada yang menjaga sholat ini kecuali orang-orang yang bertobat.” (HR. Tirmidzi).

Tata Cara Sholat Dhuha

Dalam Buku Saku Dirasat Islamiyah yang disusun oleh KH Mahir M Soleh, Lc dkk., dijelaskan tata cara sholat Dhuha sebagai berikut:

1. Niat Sholat Dhuha

Sebelum memulai sholat, membaca niat berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Saya niat sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.

Kemudian melakukan sholat dua rakaat dengan tata cara seperti sholat pada umumnya. Mulai dari takbiratul ihram sampai salam.

2. Rakaat Pertama

Pada rakaat pertama sholat Dhuha:

  • Membaca Surah Al-Fatihah.
  • Disunahkan membaca Surah Asy-Syams atau Surah Al-Kafirun.

3. Rakaat Kedua

Pada rakaat kedua:

  • Membaca Surah Al-Fatihah.
  • Disunahkan membaca Surah Ad-Dhuha atau Surah Al-Ikhlas.

4. Membaca Doa setelah Sholat Dhuha

Setelah selesai sholat, disarankan membaca doa khusus setelah sholat Dhuha. Berikut bacaannya:

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Arab-Latin: Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.”

Selanjutnya membaca doa meminta rezeki yang halal dan berkah di bawah ini:

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab-Latin: Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

Keutamaan Mengerjakan Sholat Dhuha

Menurut Ustaz Arif Rahman dalam buku Keberkahan Sholat Dhuha, Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah setiap orang bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya di setiap pagi.”

Sedekah dapat berupa bacaan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, serta mengajak orang lain berbuat kebaikan dan mencegah keburukan. Jika tidak mampu melakukan banyak sedekah, cukup melaksanakan dua rakaat Sholat Dhuha sebagai gantinya.

Kemudian dalam riwayat Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekah untuk tiap ruas tulang tersebut.”

Para sahabat bertanya, “Siapakah yang mampu melaksanakan semua itu wahai Rasulullah SAW?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Dahak yang ada di masjid lalu pendam ke tanah, dan membuang suatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.”

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Larangan Mencela Makanan, Jika Tak Suka Tinggalkan


Jakarta

Ada sejumlah adab berkaitan dengan makanan yang perlu menjadi perhatian umat Islam. Salah satunya saat menjumpai makanan yang tidak disukai, Islam melarang mencelanya.

Mencela makanan termasuk perkara yang dilarang berdasarkan hadits Nabi SAW. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkan tanpa mencela.

Dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi tertulis hadits tersebut derajatnya Muttafaq ‘alaih. Hadits dikeluarkan Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Berikut bunyinya,


وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ: مَا عَابَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ طَعَامَاً قَطُّ ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ . متفقٌ عَلَيْهِ .

Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata, ‘Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali, jika beliau menyukainya maka beliau memakannya, dan jika beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya’.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain dikatakan,

وَعَنْ جَابِرٍ : أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدَمَ ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلْ ، فَدَعَا بِهِ ، فَجَعَلَ يَأْكُلُ ، ويقول: (( نِعْمَ الْأُدْمُ الخَلُّ ، نِعْمَ الأُدْمُ الخَلُّ )) رواه مسلم .

Artinya: “Dari Jabir bahwasanya Nabi pernah menanyakan lauk kepada keluarganya, maka mereka menjawab, ‘Kami tidak mempunyai lauk kecuali cuka.’ Beliau lalu memintanya dan makan berkuahkan cuka, kemudian beliau bersabda, ‘Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka’.” (HR Muslim)

Adab Makan yang Dicontohkan Rasulullah

Masih mengacu kitab Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi Edisi Indonesia, berikut sejumlah adab makan yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW memerintahkan membaca basmalah sebelum makan. Diriwayatkan Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah dia membaca basmalah! Jika di awal dia lupa membaca basmalah, maka hendaklah dia mengucapkan Bismillahi awwalahu wa akhirahu (Dengan menyebut nama Allah pada awalnya dan pada akhirnya).” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)

Adapun, anjuran membaca hamdalah setelah makan bersandar pada hadits dari Mu’adz bin Anas RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang makan suatu makanan kemudian berdoa, ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberikanku makanan ini dan telah menganugerahkannya kepadaku dengan tiada daya dan kekuatan dariku’ maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan)

2. Makan dari yang Terdekat

Anjuran makan dari yang terdekat bersandar pada riwayat Umar bin Abi Salamah RA. Ia berkata, “Saya adalah seorang anak kecil yang berada di bawah asuhan Rasulullah SAW, tangan saya (ketika makan) menjelajah semua bagian nampan panjang, lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ‘Wahai anak kecil, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu’!” (HR Muttafaq ‘alaih)

3. Ambil Makanan dari Pinggir Piring, Dilarang Makan dari Tengah

Rasulullah SAW menganjurkan makan mulai dari bagian pinggir piring baru ke tengah. Anjuran ini berkaitan dengan keberkahan makanan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggirnya, dan jangan makan dari tengahnya.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih)

4. Makruh Makan sambil Bersandar

Makan sambil bersandar termasuk perkara yang dilarang dalam Islam. Kemakruhan ini bersandar pada hadits dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdillah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Saya tidak makan sambil bersandar.” (HR Bukhari)

5. Makruh Meniup dalam Minuman

Perkara makruh lainnya berkaitan dengan makan dan minum adalah meniupnya. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi SAW melarang bernapas dalam bejana atau meniupnya. Hadits tersebut dikeluarkan At-Tirmidzi dan ia menyatakan hasan shahih.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Meminta Rezeki, Muslim Amalkan Yuk!


Jakarta

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita berdoa kepada Allah SWT dalam segala hal. Begitu pula berkaitan dengan rezeki.

Allah SWT telah mengatur rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Menurut buku Mengetuk Pintu Rezeki karya Irwan Kurniawan dalam kitab Majma’ Al-Bahrain disebutkan bahwa ada dua macam rezeki yakni lahiriah dan batiniah.

Maksud dari rezeki lahiriah adalah rezeki yang berhubungan dengan fisik manusia dan materi. Contohnya seperti tenaga, kesehatan, serta harta.


Sementara itu, rezeki batiniah dimaknai sebagai rezeki yang dirasakan dengan hati. Misalnya pengetahuan, kebahagiaan, ketenangan, serta perasaan nyaman.

Allah SWT berfirman dalam surat Saba ayat 36,

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Berikut beberapa doa yang bisa diamalkan muslim untuk meminta dan melancarkan rezeki seperti dinukil dari buku Amalan-Amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin dan buku 5 Shalat Pembangun Jiwa oleh Nasrudin Abd Rohim.

Bacaan Doa Mendatangkan dan Melancarkan Rezeki

1. Doa Meminta Rezeki Halal

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مَا يَكْفِينِي وَامْنَعْنِي مَا يُطْعِيْنِي.

Arab latin: Alloohummarzuqnii maa yakfiinii wamna’ ‘annii maa yuthghiinii.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah aku rezeki yang cukup dan baik, cegahlah diriku dari rezeki yang mencelakakan aku.”

2. Doa agar Rezeki Dilancarkan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَزَقَنِي هَذَا مِنْ خَيْرٍ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ، اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ.

Arab latin: Alhamdu lillaahil ladzii rozaqonii haadzaa min ghoiri haulin minnii wa laa quwwatin. Alloohumma baarik fiihi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah memberi rezeki kepadaku dengan tidak ada daya dan kekuatan bagiku. Ya Allah, semoga Engkau berkahi rezekiku.”

3. Surah Al Qasas Ayat 24

رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Arab latin: Rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr

Artinya: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.

4. Doa agar Rezeki Tidak Putus

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَعِيمًا مُقِيمًا الَّذِي لَا يَحُولُ وَلَا يَزُولُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْخَوْفِ.

Arab latin: Alloohuma innii as-alukan naʼiimal muqiimal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu. Alloohumma innii as- alukal amna yaumal khouf.

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu nikmat yang kekal, yang tidak berpindah dan hilang. Ya Allah, aku memohon kepada- Mu keamanan pada hari ketakutan.”

5. Surah Al Maidah Ayat 114

اللهم رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Arab latin: Allaahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maa’idatam minas samaa’i takunu lana ‘iidal li’awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatam mingka warzuqnaa wa anta khairur raaziqiin.

Artinya: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki dan Engkaulah sebaik-baiknya pemberi rezeki.”

6. Doa Memohon Rezeki dan Dihindarkan dari Harta Buruk

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقًا حَلَالاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَأَضَيْرٍ وَلَا نَصَبِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Arab latin: Alloohumma innii as-aluka an tarzuqonii rizqon halaalan waasi’an thoyyiban min ghoiri ta’abin wa laa masyaqqotin wa laa dhoirin wa laa nashobin innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir.

“Ya Allah, aku minta pada Engkau rezeki yang halal, luas, baik, tanpa kerepotan, kemelaratan, dan tanpa keberatan. Sesungguhnya Engkau kuasa atas segala sesuatu.”

Itulah beberapa doa yang dapat diamalkan muslim untuk memohon rezeki. Jangan lupa dibaca ya!

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Tinggi Nabi Adam Menurut Hadits Jauh dari Rata-rata Manusia Sekarang


Jakarta

Nabi Adam AS sebagai manusia pertama ciptaan Allah SWT memiliki tinggi yang jauh berbeda dengan manusia saat ini. Ukurannya disebutkan dalam sejumlah hadits.

Penciptaan Nabi Adam AS diabadikan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Hijr ayat 28,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍۚ ٢٨


Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang dibentuk.”

Nabi Adam AS diciptakan di surga. Dijelaskan dalam Qishshah Bad’i Al-Khalq wa Khalqu Adam Alaihissalam karya Ali Muhammad Muhammad Ash-Shallabi yang diterjemahkan Masturi Irham dan Malik Supar, wujud fisik Nabi Adam AS yang dilihat anak-anaknya di bumi sama dengan wujud fisiknya sata pertama kali diciptakan di surga.

Tinggi Nabi Adam AS Capai 60 Hasta

Tinggi Nabi Adam AS juga dijelaskan dalam hadits. Diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا، ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنْ الْمَلاَئِكَةِ، فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ. فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَقَالُوا: السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَزَادُوهُ: وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ، فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ حَتَّى الآنَ

Artinya: Allah telah menciptakan Adam AS berdasarkan bentuk-Nya, tingginya 60 hasta. Kemudian (Allah) berfirman, “Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepadamu. Itulah kehormatanmu dan keturunanmu.”

Lalu, (Adam) mengucapkan, “Assalamualaikum,” maka, (para malaikat) mengucapkan, “Assalamualaika wa rahmatullah,” (para malaikat) menambahkan ‘warrahmatullahi,’ Maka, setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Berdasarkan hadits yang disebutkan di atas, diketahui tinggi Nabi Adam AS mencapai 60 hasta. Hasta adalah satuan ukuran panjang yang lazim digunakan oleh masyarakat Arab kuno.

Menurut buku Mukjizat Hadits Nabi karya Dana Nur, konversi 60 hasta ke dalam ukuran modern menghasilkan angka sekitar 27,43 meter, yang sering dibulatkan menjadi 30 meter. Temuan ini juga selaras dengan penelitian yang dimuat dalam jurnal Ha Mada Ha Yisraeil B’Angleet V’lvreet, yang menyatakan tinggi rata-rata manusia zaman dulu 90 kaki atau sekitar 27,43 meter.

Tinggi Nabi Adam AS yang mencapai 60 hasta atau setara 27,4 sampai 30 meter turut dijelaskan dalam buku An Na’im Al-Jinsi Li Ahli Al-Jannah karya Syaikh Abdullah bin Qasim Al-Qasimi yang diterjemahkan oleh H. Masturi Irham Munawar dan H. Malik Supar.

Perubahan Postur Tubuh Manusia dari Masa ke Masa

Dalam buku Hadits-hadits Sains, Abdul Syukur Al Azizi menjelaskan bahwa ukuran tubuh manusia terus mengalami penyusutan secara bertahap hingga saat ini. Di masa Nabi Adam AS, rata-rata tinggi manusia mencapai 30 meter, sedangkan manusia modern hanya memiliki tinggi sekitar 1,5 hingga 1,7 meter, menurut Our World in Data.

Jika dihitung, manusia telah mengalami penurunan tinggi sekitar 3,77 mm per tahun sejak zaman Nabi Adam AS. Meskipun angka pasti penyusutan ini masih merupakan perkiraan, tren penyusutan ukuran tubuh manusia ini dianggap sebagai bagian dari rencana Allah SWT yang pasti memiliki hikmah besar.

“Satu hal yang pasti, tinggi manusia mengalami penyusutan. Tentunya, Allah SWT memiliki alasan terbaik terkait penyusutan tubuh manusia, karena rencana-Nya selalu yang paling hebat,” tulis Abdul Syukur Al Azizi.

Penyusutan tinggi manusia turut dijelaskan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda, “Allah menciptakan Adam dalam bentuknya tingginya 60 harta, dan kelak setiap orang yang masuk ke surga akan seperti rupa Adam, dan bentuk makhluk senantiasa berkurang (semakin pendek) hingga sekarang.” (HR Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari)

Terkait warna kulit, Ibnu Katsir dalam kitab Qashash Al-Anbiyaa’ yang diterjemahkan Dudi Rosyadi menyebut, Nabi Adam AS diciptakan dari tanah yang diambil dari berbagai hamparan bumi. Warna-warni tanah yang tersebar di seluruh bumi ini menjadi alasan mengapa keturunan Nabi Adam AS lahir dengan beragam warna kulit hingga saat ini. Variasi tersebut mencerminkan kebesaran Allah SWT dalam menciptakan keanekaragaman manusia.

Tinggi Penghuni Surga seperti Nabi Adam

Meskipun manusia saat ini tidak memiliki postur tubuh setinggi Nabi Adam AS, Rasulullah SAW menyampaikan kabar bahwa penghuni surga nantinya akan memiliki postur tubuh yang serupa dengan nenek moyang mereka, yaitu Nabi Adam AS.

Tubuh penghuni surga akan kembali pada bentuk awal penciptaan manusia, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tinggi badan para penghuni surga ketika mereka memasuki surga adalah 60 hasta, seperti pohon kurma yang tinggi. Mereka makan buah-buah (pohon) di surga sambil berdiri.” (HR Abu Naim)

Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dari Anas bin Malik RA. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menggambarkan ciri-ciri fisik penghuni surga tingginya seperti Nabi Adam AS, ketampanan menyerupai Nabi Yusuf AS, usia muda dan dewasa seperti Nabi Isa AS, serta lisan yang mulia seperti Nabi Muhammad SAW.

“Para penduduk surga ketika masuk surga, tingginya seperti Adam, 60 dzira (hasta), tampan seperti Yusuf, di usia seperti Isa sekitar 33 tahun, memiliki lisan seperti Nabi Muhammad SAW, badan tidak berbulu, berpenampilan muda, dan bercelak.” (HR Ibnu Abid Dunya)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com