Tag Archives: mutiara ramadan

3 Ustaz akan Isi Kajian Bulan Suci di Mutiara Ramadan, Catat Waktunya Ya!



Jakarta

Hari-hari terakhir bulan Ramadan menjadi salah satu momen istimewa bagi umat Islam. Terlebih ada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Alangkah baiknya bila muslim bisa mengisi sisa waktu Ramadan dengan menyaksikan tayangan kajian Mutiara Ramadan bersama para ustaz hanya di detikcom dan detikHikmah.

Deni Darmawan dalam buku Keajaiban Ramadan, menjelaskan keberadaan malam kemuliaan di bulan Ramadan yang dikenal dengan Lailatul Qadar. Menurut sebuah riwayat, malam Lailatul Qadar terletak pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, tepatnya pada malam-malam ganjil. Rasulullah SAW bersabda,

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ


Artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Aisyah RA mengatakan, “Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadan Rasulullah SAW mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari)

Pada malam tersebut pula, disebut lebih baik daripada seribu bulan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Qadr.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”

Bersamaan dengan keistimewaannya ini, tentunya muslim juga perlu menambah ilmu agama agar senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Tahun ini, detikcom dan detikHikmah kembali menghadirkan Mutiara Ramadan dengan membawa tiga nama ustaz sebagai pengisi kajian.

Ketiga ustaz yang akan mengisi tayangan Mutiara Ramadan tersebut adalah Ustaz Adiwarman Karim, Ustaz Oni Sahroni, dan Ustaz Zacky Mirza. Para ustaz ini akan menemani sisa-sisa hari Ramadan detikers dengan kajian yang sayang untuk dilewatkan pada sore dan malam hari.

Mutiara Ramadan bersama Ustaz Adiwarman Karim akan dimulai besok, Rabu, 5 April hingga 14 April 2023 pada pukul 19.45 WIB. Hari berikutnya kemudian diisi oleh kajian dari Ustaz Oni Sahroni yang berlangsung dari 12 hingga 16 April 2023 pada pukul 15.00 WIB.

Sebagai penutup, Ustaz Zacky Mirza akan mengisi kajian di Mutiara Ramadan pada 17-21 April 2023 untuk pukul 19.45. Catat waktunya dan jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan Mutiara Ramadan hanya di detikcom dan detikHikmah. Cek teaser-nya DI SINI, ya!

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Silaturahmi di Bulan Ramadan



Jakarta

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalin tali silaturahmi. Adiwarman A. Karim menjelaskan dalil dalam Al-Qur’an dan hadits tentang keutamaan serta manfaat silaturahmi.

Salah satu manfaat silaturahmi adalah memperpanjang umur serta melancarkan rezeki. Hal tersebut diungkapkan Adiwarman A. Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Rabu (5/4/2023).

“Silaturahim banyak jenisnya, apalagi di bulan Ramadan. Kita harus banyak silaturahim,” kata Adiwarman.


Manfaat silaturahim ini diungkapkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits,

“Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” (HR. Al-Bazzar, Hakim).

Lebih lanjut, Adiwarman juga menyebutkan silaturahim banyak jenisnya. “Yang penting jalani silaturahim. Bagaimana bisnis bisa maju kalau nggak silaturahim, bener nggak? Bagaimana orang bisa ingat kita, bagaimana orang bisa kenal kita kalau nggak silaturahim?” ujarnya.

Manfaat silaturahmi yang kedua adalah mendapatkan pahala yang besar. Disebutkan Rasulullah SAW bahwa pahala menjalin silaturahmi lebih besar daripada membebaskan seorang budak.

Dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 10, Allah berfirman tentang balasan kebaikan bagi orang-orang yang berbuat baik.

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

“Dengan silaturahim kita memasukkan rasa bahagia kepada hati orang lain. Ini amalan yang paling cepat sampai kepada Allah SWT,” sambung Adiwarman.

Manfaat apalagi yang bisa didapatkan dengan silaturahmi? Yuk Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Jenis-jenis Silaturahmi dan Manfaatnya di Bulan Ramadan tonton DI SINI.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Adiwarman A. Karim: Perbuatan yang Membawa Keberkahan



Jakarta

Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang akan melimpahkan keberkahan bagi hambanya yang melakukan amal kebaikan. Perbuatan yang membawa keberkahan ini dapat dirasakan manfaatnya di dunia maupun di akhirat.

Adiwarman A. Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Kamis (6/4/2023) menjelaskan perbuatan yang membawa keberkahan.

“Keberkahan Allah dilimpahkan kepada kita semua. Urusan rezeki mau kaya mau miskin, Allah yang mengatur,” ujarnya.


Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang doa yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki sekaligus doa memohon perlindungan.

“Rasulullah ajarkan doa yang di Indonesia salah kaprah jadi doa mau makan padahal ini doa cari rezeki,” ujar Adiwarman.

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannaar.”

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Makna keberkahan juga dibahas oleh Adiwarman. Ia menyebutkan dalam ajaran Islam keberkahan memiliki empat makna.

1. Siapa yang melakukan perbuatan ia bahagia
2. Membawa kebahagiaan bagi orang sekitar
3. Merasa mendapat manfaat dari perbuatan
4. Orang sekitar mendapat manfaat dari perbuatan kita

Hal ini juga turut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 60

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Artinya: Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

“Terus buat kebaikan karena kita mengharapkan berkahnya Allah. Di bulan Ramadan banyak keberkahan. Dalam sahur ada berkahnya. Keberkahan ini yang harus kita cari,” jelas Adiwarman.

Perbuatan apa lagi yang membawa keberkahan dan manfaat bagi seorang muslim? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Bentuk Perbuatan yang Membawa Keberkahan tonton videonya DI SINI.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Lakukan Kebaikan, Sebelum Ajal Menjemput



Jakarta

Bersegera dalam melakukan kebaikan merupakan perintah Allah SWT. Kebaikan yang dilakukan di dunia akan mendapat ganjaran kebaikan pula. Lakukan kebaikan sebelum kematian menjemput, hal ini disampaikan oleh Adiwarman Karim dalam Mutiara Ramadan detikHikmah.

Allah SWT senang terhadap hamba-Nya yang berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 148. Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ – ١٤٨


Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Adiwarman A. Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Jumat (7/4/2023) menjelaskan tentang pentingnya melakukan kebaikan selama masih hidup di dunia.

“Waktu kita dalam bentuk janin, masih dalam usia 4 bulan, Allah meniupkan ruh ke dalam janin tersebut. Ada 3 hal telah selesai ditentukan takdirnya oleh Allah, pertama ajal, kemudian rezeki, dan ketiga jodoh,” kata Adiwarman.

Lebih lanjut, Adiwarman menegaskan bahwa tiga hal ini merupakan rahasia Allah SWT. Oleh karenanya, usahakan untuk bersegera dalam melakukan kebaikan. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan ajalnya menjemput.

“Kita tidak pernah tahu kapan ajalnya. Tidak bisa ambil patokan kapan matinya, orang tua mati, anak muda mati, orang sakit mati, orang sehat mati, jangan tunda berbuat kebaikan,” jelas Adiwarman.

Selain ajal, Adiwarman mengatakan, takdir yang juga telah ditentukan oleh Allah SWT adalah rezeki. Setiap orang juga tidak tahu kapan pastinya ia berada dalam berkecukupan atau dalam keadaan kekurangan.

“Harta bisa hilang begitu saja. Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa rezeki yang paling rendah itu itu adalah harta,” katanya.

Harta yang dimiliki di dunia ini hendaknya dijadikan media untuk bersedekah. Adiwarmam menyebutkan bahwa harta yang disedekahkan akan kekal di dunia dan juga di akhirat.

Surah Al-‘Asr dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa setiap manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang melakukan amal sholeh.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍوَٱلْعَصْرِ

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

“Kita ini manusia, tidak bisa melawan waktu, kita semua merugi kalau lalai. Kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh. itu sebabnya kita harus segera melakukan amal perbuatan baik itu tanpa menunda-nunda,” lanjut Adiwarman.

Bagaimana memantapkan hati untuk bersegera melakukan perbuatan baik? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Lakukan Kebaikan Sekarang Sebelum Kematian Menjemput tonton DI SINI.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Adiwarman Karim: Apa Itu Ekonomi Syariah?



Jakarta

Minat masyarakat pada sistem perekonomian syariah semakin meningkat. Seperti apa sebenarnya ekonomi syariah dijalankan, dan apa bedanya dengan ekonomi konvensional?

Adiwarman Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Sabtu (8/4/2023), menjelaskan tentang ekonomi syariah dan juga cirinya.

Menurut Adiwarman, ekonomi syariah bukanlah sebuah hal yang aneh. Ada beberapa hal yang membuat sistem ekonomi syariah berbeda dengan sistem ekonomi yang dijalankan secara konvensional.


Ada tiga hal dalam sistem ekonomi syariah yang juga menjadi cirinya.

1. Halal, artinya sistem perekonomian dijalankan secara halal
2. Thayyib, artinya sistem perekonomian dijalankan secara baik dan profesional
3. Berkah, ekonomi syariah harus membawa keberkahan dan memberikan banyak manfaat

“Karena tiga hal itu, sudah sepantasnya ekonomi syariah menjadi tuan di rumahnya sendiri. Ekonomi syariah menginspirasi pelaku ekonomi Indonesia melalui 3 hal ini, InsyaAllah masyarakat akan dapat menerima ekonomi syariah dengan baik,” ujar Adiwarman.

Sistem ekonomi syariah di Indonesia sendiri sudah banyak diterapkan dalam berbagai sektor, seperti sektor finansial hingga sektor riil. Adiwarman mengatakan sekarang ini banyak sektor bank, asuransi hingga multifinance syariah. Sementara di sektor riil, ada hotel syariah, rumah sakit syariah dan lain sebagainya.

“Masyarakat ingin kepastian halal, dilakukan dengan baik, membawa keberkahan untuk dirinya dan orang sekitarnya,” lanjut Adiwarman.

Dijelaskan pula bahwa sistem ekonomi syariah mulai dijalankan di Indonesia pada tahun 1992 melalui Bank Muamalat di zaman Presiden Soeharto. Seiring perkembangan zaman, kini di masa pemerintahan Presiden Jokowi sudah ada 3 anak usaha BUMN yakni Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah yang dimerger jadi satu menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Sekarang Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Itu satu hal, satu sisi keberhasilan Bank Syariah Indonesia,” jelas Adiwarman.

Pemilik nama lengkap Adiwarman Azwar Karim juga menyampaikan pentingnya terbentuk ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.

“Yang lebih penting dari itu yakni terbentuknya suatu ekosistem ekonomi syariah sehingga bukan hanya maju sendirian tapi maju bareng-bareng,” ujarnya.

Bank Syariah Indonesia juga saat ini tercatat sebagai pembayar zakat terbesar di Indonesia.

Mau tahu lebih jelas tentang sistem ekonomi syariah? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Apa Itu Ekonomi Syariah? tonton DI SINI.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Adiwarman A. Karim: Ikhtiar Mendapatkan Banyak Rezeki



Jakarta

Ada banyak jenis rezeki yang diberikan Allah SWT. Harta, kesehatan, anak yang sholeh dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah juga termasuk bagian dari rezeki.

Dalam Mutiara Ramadan detikcom, Minggu (9/4/2023) Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang ikhtiar mendapatkan rezeki yang berlimpah dan penuh berkah.

Pada topik kali ini, Adiwarman menjelaskan bahwa rezeki dari Allah sudah diatur sesuai kehendaknya. Tugas manusia adalah berusaha menjemput rezeki tersebut.


“Rezeki itu sudah ditakar, nggak akan tertukar. Allah yang atur. Ada orang yang seumur-umur miskin terus, ada orang yang seumur-umur kaya terus, ada yang miskin nanti tuanya dia kaya. macam-macam skenario hidupnya,” ujar Adiwarman.

Lebih lanjut, Adiwarman menjelaskan bahwa ada tingkatan dari rezeki yang diberikan Allah SWT. Ia juga menegaskan bahwa rezeki tidak selalu berbentuk harta.

“Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa rezeki yang paling rendah adalah harta, rezeki yang paling tinggi kesehatan, rezeki yang utama anak yang soleh dan sholehah, rezeki yang patut disyukuri adalah husnul khatimah, kita menutup akhir hayat kita dengan akhir yang baik,” jelas Adiwarman.

Adiwarman juga mengutip ayat Al-Qur’an dalam surat Ibrahim ayat 7, yang berbunyi:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Arab-Latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna ‘ażābī lasyadīd

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Ada tiga tugas seorang mukmin dalam mencari rezeki:

1. Ikhtiar sebaik-baiknya dalam mencari rezeki
2. Berdoa
3. Ridha dengan pemberian Allah SWT

Rasulullah SAW bahkan mengatakan bahwa ada dosa yang bisa dihapus dengan mencari rezeki.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya diantara dosa-dosa, ada yang tidak bisa dihapus dengan pahala puasa, salat haji, dan umroh, namun hanya bisa dihapus dengan kesusah payahan dalam mencari nafkah”. (H.R Bukhari).

Adiwarman menjelaskan, berdasarkan hadits Rasulullah SAW tersebut bahwa ikhtiar itu akan menggugurkan dosa-dosa, ikhtiar itu akan mengundang keberkahan dari doa kita dan ikhtiar itu akan mengundang ridho-nya Allah SWT.

Simak video selengkapnya tentang rezeki yang banyak dan berkah di Mutiara Ramadan: Cara Mendapat Rezeki Lebih Banyak tonton DI SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Adiwarman A. Karim: Cara Aman Berinvestasi Syariah



Jakarta

Investasi syariah menjadi pilihan banyak muslim karena mengusung hukum ajaran Islam dalam prosesnya. Sebenarnya bagaimana tips dan cara berinvestasi secara syariah?

Dalam Mutiara Ramadan detikcom, Senin (10/4/2023), Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang investasi syariah, termasuk tips dan cara berinvestasinya.

“Investasi syariah insyaAllah syariah. Tabungan syariah, tabungan syariah, bank syariah, ngga usah nanya lagi, udah pasti syariah,” ujar Adiwarman.


Lebih lanjut, Adiwarman menjelaskan beberapa hal yang menjadi ciri investasi syariah. “Di Indonesia, setiap produk jasa keuangan syariah mendasarkan dirinya pada fatwa-fatwa dewan syariah MUI. Yang kedua, di institusi tersebut ada dewan pengawas syariahnya. Yang ketiga ada OJK yang jagain agar regulasi tidak dilanggar,” terang Adiwarman.

Selain ciri tersebut, seorang yang ingin berinvestasi syariah juga harus memperhatikan beberapa tips. Adiwarman membagikan tipsnya berikut:

1. Pastikan Legalitasnya

Sekarang banyak penipuan terkait produk syariah. Menurut Adiwarman, perkara yang harus diperhatikan, apakah dia mendapat legalitas dari pihak yang berwenang, dalam hal ini OJK.

2. Cek Syariahnya

Cara melakukan pemeriksaan jaminan syariah, yakni dengan memastikan apakah ada dewan syariah MUI dalam lembaga jasa keuangan tersebut.

3. Lihat Kinerjanya

Hal selanjutnya yang harus menjadi bahan pertimbangan ketika hendak berinvestasi syariah adalah melihat kinerja dari lembaga tersebut. Sebab, ada lembaga keuangan yang legal dan syariah namun kinerjanya buruk.

Tiga kriteria ini harus menjadi bahan pertimbangan sebelum memulai investasi syariah.

“Saat ini banyak sekali lembaga jasa keuangan yang menawarkan produk syariah. Dengan memilih dan menggunakan produk syariah tadi kita sudah menyatakan keberpihakan kita terhadap, pertama pada legalitas yang berlaku di Indonesia, kita juga menundukkan diri kita pada sistem hukum yang berlaku. Dengan demikian jika sewaktu-waktu ada persoalan yang terjadi, kita dilindungi oleh regulasi yang ada,” jelas Adiwarman.

Simak video selengkapnya tentang investasi syariah di Mutiara Ramadan: Mau Berinvestasi Aman? Ini Cara Investasi Secara Syariah tonton DI SINI.

(dvs/rah)



Sumber : www.detik.com

Hal-hal yang Menghilangkan Keberkahan Puasa



Jakarta

Banyak amalan yang bisa dikerjakan ketika bulan Ramadan, dan ada pula yang harus dihindari agar ibadah puasa penuh berkah. Adiwarman A. Karim menjelaskan beberapa hal yang harus dihindari agar pahala dan keberkahan Ramadan tidak berkurang.

Dalam Mutiara Ramadan detikcom, Selasa (11/4/2023) Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam. Perbuatan ini dapat menghilangkan pahala serta keberkahan puasa.

“Dalam fikih muamalah ada kaidah yang berbunyi: untuk urusan muamalah semuanya boleh, kecuali yang dilarang. Oleh karena itu untuk urusan muamalah, kita tidak perlu mencari apakah dahulu Rasulullah SAW dan sahabat pernah mencontohkan, tidak perlu. Yang harus dipegang adalah apakah hal ini ada larangannya atau nggak, kalau tidak ada, lakuin,” ujar Adiwarman.


Lebih lanjut, Adiwarman mengatakan dalam Al-Qur’an ada urusan muamalah yang mengatur tentang harom lidzatihi dan harom lighairi.

Haram lidzatihi maksudnya adalah hukum asal makanan itu sendiri sudah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini Adiwarman menyebutkan empat hal yang termasuk haram lidzatihi.

“Dalam Al-Qur’an, urusan muamalah yang termasuk harom lizatihi ada 4, nggak boleh makan babi, khamar, darah dan bangkai. Udah 4 itu. Nggak usah mikir-mikir rekayasa makanan, misalnya daging babi rasa sapi, tetap haram,” ujar Adiwarman.

Sementara itu ada yang termasuk haram lighairihi yakni bendanya halal (tidak haram) namun cara penanganan atau memperolehnya tidak dibenarkan oleh ajaran Islam. Haram lighairihi maksudnya hukum asal makanan itu sendiri sudah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits

Adiwarman menjelaskan haram lighairihi ada 7 macam, diantaranya yakni riba, penipuan dan transaksi yang tidak jelas.

Mau tahu apa saja yang termasuk dalam haram lighairihi? Simak video selengkapnya tentang perbuatan yang harus dihindari saat puasa di Mutiara Ramadan: Hal-hal yang Menghilangkan Keberkahan Puasa tonton DI SINI.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Ustaz Oni Sahroni: Pentingnya Akad Saat Bertransaksi



Jakarta

Salah satu prinsip dalam bertransaksi sesuai dengan syariah adalah akad. Ustaz Oni Sahroni dalam Mutiara Ramadan Rabu (12/04/2023) menjelaskan tentang bagaimana pentingnya akad saat bertransaksi.

Ada empat yang penting harus diperhatikan dalam bertransaksi. Yang pertama adalah menentukan judul perjanjian. Sebagai contoh, kalau kita punya driver harus jelas judul akadnya. Akad ini disebut juga dengan ijarah, dimana si driver ini menjual jasa. Haknya namanya fee. Kalau kita menginvestasi berarti kita bagi hasil.

“Judul perjanjian harus jelas untuk menentukan hak dan kewajiban,” jelas Ustaz Oni Sahroni.


Kedua judul perjanjian akadnya apa harus ditulis hak dan kewajiban seperti apa. Yang ketiga setelah dituangkan pastikan masing-masing pihak tahu dan paham hak dan kewajibannya apa.

Dan yang keempat semua berkomitmen untuk menunaikan seluruh klausul yang ada dalam perjanjian. “Nah itu empat poin sebagai tuntunan syariah bagi kita yang melakukan kerjasama, transaksi, bermitra agar muncul hak dan kewajiban untuk sama-sama kita tunaikan dan laksanakan,” jelasnya.

Allah SWT menjelaskan tentang akad dalam surat Al-Maidah ayat 1 yakni:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُم بَهِيمَةُ ٱلْأَنْعَٰمِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى ٱلصَّيْدِ وَأَنتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aufụ bil-‘uqụd, uḥillat lakum bahīmatul-an’āmi illā mā yutlā ‘alaikum gaira muḥilliṣ-ṣaidi wa antum ḥurum, innallāha yaḥkumu mā yurīd

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

Ustaz Oni menegaskan, kalau sudah berkomitmen kita harus menunaikan akad.

Dan surat Al-Baqarah ayat 282:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَٱكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِٱلْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلْحَقُّ وَلْيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔا ۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُۥ بِٱلْعَدْلِ ۚ وَٱسْتَشْهِدُوا۟ شَهِيدَيْنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَٱمْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَىٰهُمَا ٱلْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُوا۟ ۚ وَلَا تَسْـَٔمُوٓا۟ أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدْنَىٰٓ أَلَّا تَرْتَابُوٓا۟ ۖ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوٓا۟ إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا۟ فَإِنَّهُۥ فُسُوقٌۢ بِكُمْ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh, walyaktub bainakum kātibum bil-‘adli wa lā ya`ba kātibun ay yaktuba kamā ‘allamahullāhu falyaktub, walyumlilillażī ‘alaihil-ḥaqqu walyattaqillāha rabbahụ wa lā yabkhas min-hu syai`ā, fa ing kānallażī ‘alaihil-ḥaqqu safīhan au ḍa’īfan au lā yastaṭī’u ay yumilla huwa falyumlil waliyyuhụ bil-‘adl, wastasy-hidụ syahīdaini mir rijālikum, fa il lam yakụnā rajulaini fa rajuluw wamra`atāni mim man tarḍauna minasy-syuhadā`i an taḍilla iḥdāhumā fa tużakkira iḥdāhumal-ukhrā, wa lā ya`basy-syuhadā`u iżā mā du’ụ, wa lā tas`amū an taktubụhu ṣagīran au kabīran ilā ajalih, żālikum aqsaṭu ‘indallāhi wa aqwamu lisy-syahādati wa adnā allā tartābū illā an takụna tijāratan ḥāḍiratan tudīrụnahā bainakum fa laisa ‘alaikum junāḥun allā taktubụhā, wa asy-hidū iżā tabāya’tum wa lā yuḍārra kātibuw wa lā syahīd, wa in taf’alụ fa innahụ fusụqum bikum, wattaqullāh, wa yu’allimukumullāh, wallāhu bikulli syai`in ‘alīm

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

“Jika kalian bertransaksi tidak tunai sebaiknya dicatat agar tidak melalaikan kewajiban,” tambah Ustaz Oni.

Rasulullah SAW bersabda:

“Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi).

Selengkapnya tentang pentingnya akad saat bertransaksi bisa kamu simak selengkapnya dalam Mutiara Ramadan bersama Ustaz Oni Sahroni DI SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Ekonomi Islam yang Berjalan Harmonis



Jakarta

Dalam ajaran Islam, ada sistem ekonomi yang dijalankan sesuai syariah. Sejak zaman Rasulullah SAW, sudah terbukti bahwa ekonomi syariah ini dapat berjalan dengan harmonis.

Dalam Mutiara Ramadan detikcom, Rabu (12/4/2023) Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang ekonomi Islam yang berjalan sesuai syariah sehingga keberadaannya memberikan manfaat dan keberkahan bagi banyak orang.

Adiwarman A. Karim selaku praktisi ekonomi syariah mengangkat kisah sahabat Rasulullah SAW yakni Salman Al Farisi yang dikenal sebagai pengusaha sukses. Saat Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, Salman Al Farisi termasuk sahabat yang ikut serta.


“Saking cintanya kepada Islam, dia tinggal semua hartanya semua bisnisnya di Makkah. Karena orang Makkah bilang, ente boleh ikutan hijrah ke Madinah tapi semua harta nggak boleh dibawa ke Madinah,” kata Adiwarman.

Lebih lanjut, Adiwarman menjelaskan bahwa Salman Al Farisi datang ke Madinah tanpa membawa apapun. Namun karena ia merupakan sosok yang cerdas dan pandai berbisnis, akhirnya ia mencoba menerapkan sistem ekonomi syariah di Madinah.

“Beliau lihat pasar di Madinah, pasar orang Yahudi. Dia lihat ada tanah kosong, dia beli tanah kosong tersebut untuk dibuat pasar, dibuat petak-petak, dibuat lapak. Salman bikin pasar, orang nggak perlu sewa lapak. Jualan dulu, nanti kemudian baru bagi hasil,” beber Adiwarman.

Melihat sistem yang berlaku di pasar besutan Salman, akhirnya banyak orang yang tertarik berjualan di pasarnya. Hal ini akhirnya membuat orang Yahudi merasa terganggu.

Seorang sahabat kemudian mendatangi Rasulullah, dan berkata, “Kami ini dagang, untungnya kecil, sementara orang yahudi kalau dagang untungnya besar, padahal barangnya sama.” Rasulullah bilang, “Kok bisa begitu?” “Iya karena orang Yahudi mengurangi timbangan sehingga untungnya besar.””

Rasulullah kemudian bersabda,

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَانَقَصَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ اِلَّا أُخِذُوْابِاالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمَؤُوْنَةِ وَجَوْرِالسُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوْازَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ اِلَّا مُنِعُواالْقَطْرَمِنَ السَّمَاءِوَلَوْ لَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوْا.

Artinya: Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa kaum itu dengan kemarau berkepanjangan, dan beratnya beban hidup mahalnya makanan, dan zalimnya penguasa atas kaum itu. Dan tidak pula suatu kaum menolak mengeluarkan zakat kecuali mereka juga di halangi turunnya hujan dari langit, akan tetapi jika bukan karena kasihan terhadap hewan-hewan pasti tidak akan diturunkan hujan.

Adiwarman melanjutkan kisahnya, dalam dua tahun ekonomi Yahudi dapat dikalahkan. “Di sini kita lihat keadilannya dalam ekonomi Islam.”

Mau tahu cara berdagang secara syariah? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Kunci Ekonomi Islam yang Selalu Harmonis tonton DI SINI.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com