Tag Archives: myanmar

Ini Daftar Vaksin untuk Haji dan Umrah Menurut Aturan Terbaru Pemerintah Saudi


Jakarta

Menunaikan ibadah haji dan umrah memerlukan persiapan yang baik, termasuk perlindungan kesehatan dengan vaksinasi.

Pemerintah Arab Saudi mewajibkan dan merekomendasikan beberapa vaksin untuk jemaah, dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit. Peraturan ini mulai berlaku per 1 Februari 2025.

Jenis Vaksin yang Dibutuhkan untuk Haji dan Umrah

Berikut adalah vaksin yang diperlukan untuk jemaah haji dan umrah berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.


1. Vaksin Meningokokus

Vaksin meningitis meningokokus merupakan vaksin yang diwajibkan bagi semua jemaah berusia lebih dari 2 tahun. Jemaah harus menerima vaksin meningokokus quadrivalent (ACYW) dan vaksinasi harus dilakukan minimal 10 hari sebelum keberangkatan.

Ada dua jenis vaksin yang diterima oleh pemerintah Saudi, yaitu vaksin polisakarida quadrivalent (ACYW) dengan masa berlaku 3 tahun dan vaksin konjugasi quadrivalent (ACYW) dengan masa berlaku 5 tahun.

2. Vaksin Polio

Vaksin polio wajib bagi jemaah yang berasal dari negara dengan risiko tinggi penyebaran polio. Bagi jemaah yang datang dari negara dengan kasus poliovirus atau vaksin yang beredar, harus mendapatkan dosis vaksin polio (bOPV atau IPV) antara 4 minggu hingga 12 bulan sebelum keberangkatan.

Negara-negara tersebut termasuk Papua Nugini, Indonesia, Myanmar, dan Somalia.

3. Vaksin Demam Kuning (Yellow Fever)

Vaksin demam kuning wajib bagi jemaah yang datang dari negara dengan risiko penyebaran penyakit ini. Jemaah harus memiliki Sertifikat Internasional Vaksinasi sebagai bukti vaksinasi. Tanpa bukti tersebut, jemaah tidak diperbolehkan masuk.

Negara-negara tersebut yaitu Angola, Argentina, Benin, Bolivia, Plurinasional (Negara Bagian), Brasil, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Kolombia, Kongo, Pantai Gading, Rakyat Demokratik, Ekuador, Guinea Ekuatorial, Etiopia, Guinea Prancis , Gabon, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Kenya, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Panama, Paraguay, Peru, Senegal, Sierra Leone, Sudan Selatan, Sudan, Suriname, Togo, Trinidad dan Tobago, Uganda, Venezuela (Republik Bolivarian).

Adapun jemaah asal Indonesia tidak diwajibkan menerima vaksin ini sebelum ke Tanah Suci.

Vaksin Tambahan

Selain vaksin yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis vaksin lain yang sebaiknya diperiksa sebelum keberangkatan haji dan umrah.

Disarankan para jemaah untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis untuk meninjau status imunisasi, termasuk bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, agar mendapatkan imunisasi yang sesuai dan tetap sehat selama perjalanan.

Vaksin yang perlu diperiksa dan diperbarui mencakup:

1. Vaksin khusus untuk tujuan tertentu, seperti:

  • Kolera
  • Hepatitis A & B
  • Ensefalitis Jepang
  • Meningokokus
  • Polio (dosis booster untuk dewasa)
  • Demam tifoid
  • Demam kuning
  • Rabies

2. Vaksin rutin yang perlu diperbarui, seperti:

  • Difteri, tetanus, dan pertusis
  • Hepatitis B
  • Haemophilus influenzae tipe b
  • Human papillomavirus (HPV)
  • Influenza musiman
  • Campak, gondongan, dan rubella
  • Pneumokokus
  • Polio
  • Rotavirus
  • Tuberkulosis
  • Varisela

Selain itu, jemaah yang berasal dari negara dengan risiko tinggi penyakit menular seperti Angola, Brasil, Kamerun, Ethiopia, Nigeria, Sudan, dan Venezuela harus lebih berhati-hati serta mengikuti pedoman kesehatan tambahan yang diterapkan oleh otoritas Arab Saudi.

Pencegahan Penyakit bagi Jemaah

Pemerintah Arab Saudi dan otoritas kesehatan memberikan edukasi kepada jemaah mengenai penyakit menular, gejala, serta cara pencegahannya. jemaah juga disarankan untuk tidak membawa makanan dari luar kecuali dalam jumlah kecil dan dikemas rapat, guna menjaga keamanan konsumsi selama perjalanan.

Jika terjadi wabah atau keadaan darurat kesehatan global, pemerintah Arab Saudi dapat menerapkan kebijakan tambahan bekerja sama dengan WHO untuk melindungi jemaah haji dan umrah serta mencegah penyebaran penyakit ke negara asal mereka.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Ternyata Rata-rata Ukuran Mr P di RI Lebih Panjang dari Negara Tetangga


Jakarta

Sebagian orang mungkin suka membanding-bandingkan ukuran penisnya dengan orang lain. Hal ini kadang kala dapat menimbulkan kecemasan di antara laki-laki. Pasalnya, tak jarang ukuran penis dijadikan patokan kepuasan pasangan di ranjang. Namun, tak perlu khawatir, sebuah penelitian mengungkap bahwa rata-rata ukuran penis orang Indonesia berada di atas negara-negara tetangga.

Sebuah studi yang dilakukan oleh From Mars mengungkap ukuran penis rata-rata dari berbagai negara di seluruh dunia. Namun, sebelum mengungkap data tersebut, tim peneliti menekankan bahwa studi ini dilakukan dengan mengandalkan data yang dilaporkan sendiri sehingga sangat mungkin banyak responden yang mungkin sedikit mengubah ukuran asli mereka. Meskipun demikian, penelitian ini dapat memberi gambaran dasar tentang ukuran rata-rata di seluruh dunia.

Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata ukuran penis orang Indonesia adalah 11,67 cm ketika ereksi. Menariknya, Indonesia menjadi negara ASEAN dengan rata-rata ukuran penis tertinggi dibandingkan negara tetangga lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.


Dari 87 negara, Indonesia menduduki peringkat ke-77, disusul oleh Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Bangladesh, Hong Kong, Sri Lanka, Filipina, Myanmar, dan di peringkat terakhir yaitu Kamboja.

Ekuador menduduki puncak daftar negara dengan ukuran penis yakni 17,61 cm saat ereksi. Negara-negara Afrika menempati mayoritas dari sepuluh besar, dengan Belanda menjadi satu-satunya negara Eropa yang berhasil masuk ke peringkat 7 teratas.

Sementara itu, tidak ada negara dari Asia yang berhasil masuk ke peringkat atas. Bahkan, Kamboja berada di urutan terakhir dengan rata-rata ukuran penis 10,04 cm ketika ereksi.

Mungkin hasil riset ini menimbulkan tanya, apakah ukuran penis menjadi sesuatu yang penting? Jawabannya adalah mungkin iya, mungkin tidak. Jika khawatir akan ukuran penis dalam hal performa seksual, penting untuk diingat bahwa masing-masing orang berbeda, tidak hanya ukurannya, tetapi juga preferensinya.

Preferensi ukuran penis sama halnya dengan preferensi saat tertarik pada pasangan dengan tipe tubuh, warna rambut, dan ciri kepribadian. Beberapa perempuan mungkin lebih tertarik pada penis yang lebih besar dari rata-rata. Namun, ada pula yang lebih suka penis yang lebih kecil dari rata-rata.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy