Tag Archives: nabi ayub

Bacaan Dzikir Nabi Ayub AS saat Sakit untuk Meminta Kesembuhan


Jakarta

Sakit merupakan suatu ujian yang tidak dapat kita hindari. Dzikir Nabi Ayub AS adalah doa yang dipanjatkan ketika sedang ditimpa ujian dari Allah SWT dalam bentuk penyakit.

Semasa hidupnya, tubuh Nabi Ayub AS diselimuti rasa sakit yang tak terhingga, tapi hatinya teguh dalam kesabaran. Dalam keterpurukan, dia berdzikir, “Hanya pada-Mu aku memohon kesembuhan”.

Ujian dalam bentuk penyakit tersebut tidak pernah membuat Nabi Ayub AS menyerah pada imannya kepada Allah SWT. Ujian tersebut melahirkan kesabaran yang luar biasa sehingga Allah SWT mendengar doanya dan memberikan kesembuhan sebagai balasan atas ketabahan dan kepercayaannya.


Nah, dalam artikel ini, kita akan mempelajari tentang dzikir Nabi Ayub AS yang dilantunkan saat memohon kesembuhan dari penyakit yang sedang menimpa. Untuk memahaminya, simak pembahasannya sebagai berikut.

Penyakit Dalam Islam

Dikutip dari buku Bahagia Ketika Sakit: Meraih Kemuliaan di Tengah Ujian Iman oleh Abu Muhammad Rafif Triharyanto, banyak yang masih salah paham tentang penyakit yang diberikan oleh Allah SWT.

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa penyakit adalah wujud murka dan laknat Allah SWT. Bahkan, beberapa orang kemudian menggugat dan memprotes Allah SWT terkait dengan penyakit yang menimpanya.

Sebenarnya, rasa sakit justru merupakan ujian yang menunjukkan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Sakit merupakan sarana untuk bisa lebih dekat dengan Allah SWT dan penghapusan dosa-dosa.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT ketika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka, menguji dengan musibah. Siapa yang ridho dengan musibah itu dengan ujian Allah SWT, maka Allah SWT akan ridho kepadanya. Sebaliknya siapa yang marah dengan musibah itu, maka dia akan mendapatkan murka dari Allah SWT.” (Hr. Ahmad dan Tirmidzi).

Maka dari itu, bagi hamba Allah SWT yang beriman, datangnya musibah berupa penyakit perlu disikapi dengan rasa sabar dan ikhlas. Karena Allah SWT sedang menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Betapa mulia dan istimewanya orang yang sedang ditimpa sakit karena sakitnya itu menjadi bukti dan kasih sayang Allah SWT padanya.

Bacaan Dzikir Nabi Ayub

Bagi umat Islam yang sedang dilanda dengan sebuah penyakit, maka sebaiknya sabar dan tetap berdoa meminta kesembuhan kepada Allah SWT. Kita harus tetap bertawakat dan berprasangka kepada Allah SWT sambil terus berdoa memohon kesembuhan.

Berikut ini adalah dzikir Nabi Ayub AS yang tertulis dalam Al Quran Surat Al-Anbiya ayat 83: https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-anbiya

… رَبَّهٗٓ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Bacaan latin: … Rabbahu anni massaniyad-durru wa anta ar-hamur-rahimin.

Artinya: “… Ya Rabb, sesungguhnya aku telah ditimpa suatu penyakit, padahal Engkau Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang.”

Keteladanan Nabi Ayub AS

Meski mengalami ujian dengan penyakit yang luar biasa, Nabi Ayub AS tidak pernah meragukan takdir Allah SWT. Dzikir yang dilantunkan oleh Nabi Ayub AS mencerminkan tawakal dan keimanan yang tidak tergoyahkan.

Dalam situasi yang sangat buruk, Nabi Ayub AS tetap berbaik sangka kepada Allah SWT. Sikapnya yang tidak tergoyahkan dalam ujian mengajarkan kita sebagai umat Islam tentang pentingnya bersabar dalam menghadapi cobaan.

Sambil berserah kepada Allah SWT dengan melantunkan dzikir Nabi Ayub AS, kita juga tentu harus melakukan berbagai macam usaha untuk bisa sembuh. Usaha tersebut bisa dilakukan dengan cara mendatangi dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Kisah Nabi Ayub AS ini memberikan kita pelajaran berharga bawah ujian penyakit merupakan bagian dari rencana-Nya, dan dengan bersabar, kita bisa mendapatkan keberkahan dan kesembuhan. Keteladanan ini mengajarkan bahwa dalam kesulitan, tawakal dan kesabaran membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Istri Nabi Ayub yang Menjual Rambutnya agar Bisa Beli Makanan



Jakarta

Nabi Ayub AS memiliki seorang istri yang setia dan sabar. Sang istri tetap mendampingi Nabi Ayub AS saat dilanda kemiskinan dan didera penyakit.

Banyak kisah yang menceritakan Nabi Ayub AS dan istrinya. Pasangan ini tetap berdampingan dalam segala kondisi, termasuk ketika Allah SWT memberi ujian berupa kemiskinan dan sakit parah.

Dalam buku Kisah Orang-orang Sabar karya Nasiruddin S. Ag., MM dikisahkan bahwa Nabi Ayub awalnya dikaruniai harta berlimpah, namun kemudian Allah SWT mengambil seluruh hartanya lagi.


Nabi Ayub AS yang asalnya mempunyai banyak putra, satu per satu dicabut nyawanya hingga tak ada sisa. Nabi Ayub AS yang tadinya gagah dan sehat, kemudian ditimpa penyakit yang tak ada obatnya.

Penyakit langka ini membuat badannya membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Istri-istrinya, satu per satu meninggalkannya, namun hanya satu yang setia.

Dalam buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, istri Nabi Ayyub disebutkan ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa nama istri Nabi Ayyub adalah Rahmah binti Afratsim. Selain itu ada juga yang mengemukakan nama istrinya yakni Liya binti Yusuf binti Ya’qub.

Istrinya ini adalah yang justru paling cantik di antara semua istri Nabi Ayub AS.

Nabi Ayub AS merupakan sosok yang penyabar. Ia dengan lapang dada menerima ujian dari Allah SWT meskipun seluruh masyarakat mengasingkannya. Kesabaran Nabi Ayub AS juga dimiliki sang istri.

Dalam keterpurukannya, Nabi Ayub tetap ingat dan patuh kepada Allah. la selalu rajin bermunajat, bukan berdoa untuk kesembuhan, tapi berdoa agar diberi ketabahan menerima segala ujian.

Suatu hari Nabi Ayub AS dan istrinya tak memiliki sesuatu apa pun untuk mengisi perutnya. Nabi Ayub AS dan istri setianya kelaparan.

Sang istri kemudian pergi ke pasar. Bukan untuk menjual atau membeli sesuatu, karena memang tak punya apa-apa yang dapat dijual. Tidak juga memiliki uang untuk membeli bahan kebutuhan.

Istri Nabi Ayub AS justru menjual rambutnya yang panjang hanya untuk membeli makanan bagi suami tercinta. Pada zaman itu, masyarakat memang terbiasa memakai rambut palsu atau rambut penyambung.

Ketika si istri pulang dengan membawa makanan, Nabi Ayub AS bukannya gembira dengan apa yang dilakukan istrinya, ia malah marah karena istrinya telah menyalahi hukum Allah SWT dengan menjual rambutnya hanya demi makanan.

Nabi Ayub bersumpah, bila Allah SWT memberi kesembuhan ia akan menghukum istrinya, mencambuk seratus kali.

Akhirnya Nabi Ayub memanjatkan doa agar diberi kesembuhan. Singkat kata, Allah SWT pun akhirnya memberi kesembuhan.

Setelah mendapatkan kesembuhan, Nabi Ayub AS hendak melaksanakan sumpahnya untuk menghukum sang istri. Tapi mengingat kesetiaan dan kesalehan perempuan ini, Allah SWT yang Maha Penyayang mengajari Nabi Ayub AS bagaimana melaksanakan sumpah, memukul istri 100 kali tapi tak menyakiti.

Caranya yakni menggabungkan 100 lidi yang diikat jadi satu menjadi sapu, lantas dipukulkan sekali dengan keras. Dengan demikian, berarti Nabi Ayub AS telah memukul 100 kali sekaligus.

Inilah kesabaran yang dicontohkan oleh Nabi Allah. Semua cobaan yang dilaluinya tidak sedikit pun menggoyahkan keimanan dan kesabarannya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ayyub AS Hadapi Ujian Berat Belasan Tahun hingga Dikucilkan



Jakarta

Nabi Ayyub AS mendapat ujian berat dari Allah SWT selama belasan tahun. Sejumlah riwayat menyebut ia menderita penyakit kulit yang tak kunjung sembuh hingga orang-orang meninggalkannya.

Nabi Ayyub AS adalah salah satu nabi sekaligus rasul yang kisahnya termaktub dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa’ ayat 163,

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ


Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud.”

Sebagai seorang utusan Allah SWT, Ayyub AS dikenal sebagai pribadi yang sangat sabar. Saking sabarnya, ia bahkan tidak mengeluh ketika diberi ujian berupa penyakit kulit yang mendera tubuhnya selama bertahun-tahun.

Dijelaskan dalam kitab Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir terjemahan Umar Mujtahid, Ayyub AS adalah seseorang yang kaya raya. Sebelum ditimpa musibah, ia memiliki harta yang berlimpah mulai dari binatang ternak, budak, hingga tanah yang terbentang dari Tsaniyah sampai Hauran. Nabi Ayyub AS memiliki banyak anak dan seorang istri.

Allah SWT mengujinya dengan penyakit kulit dan mengambil seluruh kenikmatan Ayyub AS. Berbagai musibah kian menghampiri sang nabi, mulai dari anak-anaknya yang meninggal hingga hartanya yang habis tak bersisa.

Penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS membuatnya dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, Anas meriwayatkan bahwa Ayyub AS dibuang di tempat sampah milik bani Israil hingga tubuhnya dikerumuni lalat dan berbagai macam serangga lainnya.

Tak seorang pun merasa kasihan kepada Nabi Ayyub AS selain sang istri yang setia mendampinginya. As Saddiy menceritakan,

“Daging yang melekat pada tubuh Ayyub mulai berjatuhan hingga tidak ada yang tersisa di tubuhnya, kecuali tulang belulang dan otot-ototnya saja. Sementara itu, istrinya tiada henti menemui beliau sembari membawa abu gosok sebagai alas untuk berbaring.”

Dalam kondisi yang memprihatinkan itu, istri Nabi Ayyub AS bekerja pada orang lain agar dapat mencukupi kebutuhan hidup bersama suaminya. Ketika tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya bekerja, sang istri menjual salah satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat dan ditukarkan dengan makanan yang sangat banyak.

Mengetahui hal itu, Nabi Ayyub AS lantas berdoa kepada Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surah Al-Anbiya ayat 83,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

Singkat cerita, penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS akhirnya sembuh atas pertolongan dari Allah SWT dengan mengabulkan doa-doanya. Kala itu, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ayyub AS agar menghentakkan kakinya ke tanah hingga terpancarlah air yang dapat digunakannya untuk mandi dan meminumnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Shad ayat 42,

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Setelah Nabi Ayyub AS mandi dan minum dengan air tersebut, seketika penyakit kulit yang menimpanya sembuh, badannya sehat kembali, dan wajahnya pun tampak lebih segar dan berseri.

Tak sampai di situ, Ayyub AS kembali dianugerahi dengan kekayaan seperti sedia kala. Ia hidup bahagia bersama sang istri dan bersyukur kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Nabi Ayub dan Rasulullah SAW Diuji dengan Penyakit Jelang Wafat



Jakarta

Nabi bukanlah sekadar sebuah gelar, mereka adalah individu yang dipilih oleh Allah SWT, memiliki keteguhan hati yang tak tergoyahkan, keimanan yang mendalam, dan diuji dengan berbagai kesulitan luar biasa.

Ada seorang nabi diuji dengan diberikan penyakit yang tidak bisa disembuhkan bagi zaman sebelumnya, zaman saat itu, hingga zaman setelahnya. Berikut ini penjelasan dan jawaban mengenai sosok nabi apa yang diuji dengan penyakit.

Berikut ini kisah sakitnya nabi utusan Allah SWT yang menandakan bahwa para nabi juga lah manusia biasa.


Kisah Sakitnya Nabi Ayub AS

Mengutip buku Dahsyatnya Syukur yang ditulis Prof. Dr. Komaruddin Hidayat membahas mengenai ujian yang Allah SWT berikan kepada nabi Ayub AS.

Dikisahkan bahwa Nabi Ayub AS merupakan nabi yang mempunyai kekayaan berlimpah, namun tidak membuat dirinya menjadi sombong, malah membuatnya semakin taat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Ketaatan nabi Ayub inilah menjadikan para iblis marah dan iri, maka mereka bersungguh-sungguh untuk menggoyahkan keimanan beliau. Iblis pun menghadap kepada Allah SWT sambil meminta izin untuk menggoda dan menguji nabi Ayub.

Allah lantas mengabulkan keinginan iblis tersebut, bukan karena Allah tidak peduli dengan nabinya, tetapi Allah bermaksud untuk menjadikan kejadian ini sebagai teladan bagi umat manusia.

Ujian pertama Allah SWT mengabulkan para iblis untuk mengambil harta kekayaan nabi Ayub, dengan cara mematikan seluruh hewan ternak, kebun-kebun mengering, buah-buahan membusuk, rumah dimusnahkan.

Nabi Ayub AS tetap sabar dan bersyukur, tidak mengeluh, apalagi berprasangka buruk kepada-Nya, beliau menyadari semua yang dimiliki adalah kepunyaan Allah SWT. Beberapa kali iblis mencobai menghasutnya, namun tidak membuahkan hasil.

Hal ini tidak membuat para iblis menyerah dalam menguji nabi Ayub, mereka pun memberikan berbagai macam penyakit ke seluruh tubuh nabi Ayub. Seluruh persendian terasa remuk, badannya panas-dingin, dadanya terasa sesak dan sakit, muncul batuk-batuk berdarah, kulitnya dipenuhi bintik-bintik merah.

Bintik merah itu lama kelamaan berubah menjadi koreng bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap, membuat nabi Ayub hanya bisa berbaring di tempat tidurnya, semua kebutuhannya dilayani oleh sang istri.

Kian hari penyakit nabi Ayub semakin parah, bahkan penyakit tersebut bertahan di tubuh beliau selama 7 tahun, akhirnya nabi Ayub AS curhat mengenai kondisinya.

Pesan nabi Ayub AS tergambarkan dalam surah Al-Anbiya ayat 83:

۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ ٨٣

Artinya: “(Ingatlah) Ayyub ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku,) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

Allah menjawab doa nabi Ayyub AS melalui surah Shad ayat 42:

اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ ٤٢

Artinya: “(Allah berfirman,) “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”

Nabi Ayyub AS lantas mandi dan meminum air tersebut, seketika penyakitnya sembuh.

Nabi Muhammad AS Sakit Sebelum Wafatnya

Neti S., Aisyah Fad, Endah W dalam buku berjudul Nabi Muhammad Saw – Kisah Manusia Paling Mulia Di Dunia menuliskan kisah wafatnya manusia paling mulia di dunia ini.

Pada tanggal 28/29 bulan Safar 11 H Nabi Muhammad SAW merasakan sakit sepulang menghadiri pemakan jenazah seorang sahabat di Baqi.

Rasulullah sakit selama 13/14 hari, meskipun sakit selama 11 hari Nabi Muhammad SAW tetap melaksanakan salat bersama para sahabatnya. Kemudian, penyakit beliau semakin berat, dan menghendaki untuk berada di rumah Aisyah pada hari-hari terakhirnya.

Beberapa hari terakhir tersebut juga Abu Bakar telah menjadi imam salat menggantikan Nabi Muhammad SAW. Lalu, ½ hari sebelum wafat, Rasulullah keluar untuk menunaikan salat Zuhur, dan duduk di samping Abu Bakar.

Rasulullah memerdekakan budaknya, bersedekah, dan memberikan senjata-senjatanya kepada umat Islam.

Wasiat Rasulullah SAW

Menjelang wafatnya Rasulullah menyampaikan pesan laknat Allah bagi Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi menjadi masjid.

Nabi Muhammad SAW juga menegaskan, “Jagalah salat! Jagalah salat! Jangan sekali-kali terlantarkan budak kali.” Wasiat ini diulang-ulang hingga beberapa kali.

Pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, di waktu Dhuha, Nabi Muhammad SAW wafat di pangkuan Aisyah RA dalam usia 63 tahun lebih 4 hari.

Demikianlah pembahasan tentang nabi yang diuji dengan penyakit. Nabi Ayub AS yang diuji Allah dengan penyakit yang belum pernah ada sebelumnya dan setelahnya, serta Nabi Muhammad SAW yang mengalami sakit menjelang wafatnya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com