Tag Archives: nabi ayyub

Doa Hari Asyura 10 Muharram yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Hari Asyura jatuh pada 10 Muharram. Membaca doa dan dzikir bisa menjadi amalan di hari Asyura.

Muharram adalah salah satu bulan yang mulia. Pada bulan pertama dalam kalender Hijriah ini, disunnahkan mengerjakan amalan puasa pada 9, 10 dan 11. Tepat pada tanggal 10 Muharram, disebut sebagai hari Asyura yang memiliki banyak keutamaan.

Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam al-Ghazali yang diterjemahkan Jamaluddin dijelaskan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ketika Nabi tiba di Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.


Beliau bertanya kepada mereka tentang puasa itu. Mereka menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Nabi Musa dan bani Israil menang kepada kaum Firaun. Jadi, kami berpuasa sebagai bentuk pengagungan kepada Nabi Musa.”

Lalu Nabi bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Lalu beliau memerintahkan berpuasa pada hari Asyura.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa sebelum dan sesudah hari Asyura untuk membedakan dengan orang-orang Yahudi.

“Selisihilah orang-orang Yahudi, puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharam.”

Asyura merupakan hari yang istimewa. Pada hari Asyura, Nabi Adam AS diterima tobatnya, penciptaan Nabi Adam AS dan dimasukkan ke dalam surga pada hari Asyura. Penciptaan Arsy, kursi, langit, matahari, bulan, dan bintang pada hari Asyura.

Kemudian Nabi Ibrahim AS dilahirkan pada bulan Asyura. Begitu juga dia selamat dari api, terjadi pada bulan Asyura. Selamatnya Nabi Musa AS dan kaumnya, tenggelamnya Firaun dan para pengikutnya juga terjadi pada hari Asyura.

Hari Asyura juga menjadi momen kelahiran Nabi Isa dan hari diangkatnya ke langit. Nabi Idris AS diangkat ke tempat yang tinggi, perahu Nabi Nuh AS berlabuh di Gunung al-Judi, Nabi Sulaiman AS diberikan kerajaan yang besar, Nabi Yunus AS dikeluarkan dari perut ikan, penglihatan Nabi Yaqub AS dikembalikan, Nabi Yusuf AS dikeluarkan dari sumur, Nabi Ayyub AS disembuhkan dari penyakit, dan hujan pertama yang turun dari langit ke bumi, semua itu terjadi pada hari Asyura. Wallahu a’lam.

Doa Hari Asyura

Berdoa menjadi satu amalan yang dapat dikerjakan kapan pun, termasuk di hari Asyura. Melansir NU Online, berikut doa yang bisa dibaca pada hari Asyura 10 Muharram.

سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Subḫânallâhi mil-al mîzani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Mahasuci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

وَالْحَمْدُ ِللّٰهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Walḫamdulillâhi mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Lailahaillallâhu mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

اَللهُ أَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Allâhu Akbaru mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridha wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Allah Mahabesar sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhi mil-al mîzâni wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa ‘adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, jumlah nikmat-nikmat dan timbangan ‘arsy.”

لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ

Arab-latin: Lâ malja-a wa lâ manjâ minallâhi illâ ilaih.

Artinya: “Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya.”

سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Subḫanallâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Mahasuci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Alḫamdulillâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Lâ ilâha illallâh ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

اَللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Allâhu akbar ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimâtillâhit tâmmâti.

Artinya: “Allah Mahabesar sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab-latin: Hasbunallâhu wa ni’mal wakîl ni’mal maulâ wa ni’man nashîr.

Artinya: “Allah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong.”

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Arab-latin: Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muḫammadin wa ‘alâ âlihi wa shaḫbihi wa sallama tasliman katsira(n).

Artinya: Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, kepada keluarga dan sahabat beliau dengan keselamatan yang berlimpah.

Bacaan doa hari Asyura 10 Muharram tersebut ditulis Syekh Sulaiman al-Jalam dalam Hasyiyah Al-Jamal ‘Ala Syarhil Manhaj, Juz II: 348.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Muhammad dan Nabi Ayyub ketika Alami Kesulitan


Jakarta

Berdoa menjadi salah satu ibadah. Melansir buku Doa Ajaran Ilahi yang ditulis Anis Masykhur dan Jejen Musfah, doa menjadi penyerahan sesuatu kepada Allah SWT. Untuk penyelesaian suatu masalah.

Oleh karena itu, orang berdoa sebaiknya disertai dengan hati yang penuh kehadiran kepada Allah, yakni segala lafaz yang diucapkan, dipahami dan direnungkan.

Selain itu orang yang berdoa harus menyadari sebagai pihak yang faqir. Allah SWT berfirman dalam surah Fathir ayat 15:


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ١٥

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Doa ketika Mengalami Kesulitan

رَبِّ أَنِّي مَسَّنِي الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Rabbi annî massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-rahimîn

Artinya: Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang (QS Al-Anbiya’: 83).

Doa ini merupakan pengaduan Nabi Ayyub a.s Beliau dikenal sebagai seorang Nabi yang dicoba Allah dengan cobaan yang bertumpuk- tumpuk dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Cobaan tersebut mulai dari ditinggal wafat anak-anaknya, harta kekayaannya terkuras habis, terbakar, terkena hama, dan banjir; dan pada akhirnya ditimpa penyakit yang sangat menjijikkan, yaitu penyakit kulit sehingga diusir dari kampungnya. Hanya istrinya, satu-satunya manusia yang setia mendampinginya. Cobaan tersebut, menurut riwayat Hasan dari Qatadah, menimpa Nabi Ayyub selama 7 tahun.

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ketika Nabi Ayyub a.s. ditimpa cobaan yang sangat berat ini, setan juga gencar sekali melancarkan godaan-godaannya melalui berbagai lini.

Sasaran pertama adalah para penduduk, sehingga Ayyub diasingkan (diusir) dari kehidupan masyarakat.

Kedua, Ayyub diiming-imingi obat yang terbuat dari khamr (sejenis minuman arak yang memabukkan) dengan jaminan, bila ia menggunakannya akan mendapati kesembuhan dari penyakit hina tersebut.

Setan berkata: “Bila dirimu ingin sembuh, cobalah obat dari khamr ini.”

Ketiga, istrinya hampir saja tergoda oleh setan untuk meninggalkan dirinya; dan godaan-godaan lainnya.

Nabi Ayyub membaca doa ini terus menerus dan memohon kepada Allah SWT sampai akhirnya diberikan kesembuhan.

Doa Rasulullah SAW saat Mengalami Kesulitan

Doa ketika dihadapkan dengan kesulitan yang dibaca Rasulullah SAW ini dikutip dalam buku Ampuhnya Mukjizat Doa dan Dzikir Para Nabi yang ditulis Ustadz Ali Amrin al-Qurawy:

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا.

Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaa.

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau jadikan mudah. Sedangkan, yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR. Ibnu Hibban).

Menurut Ibnu Sunni, Nabi Muhammad SAW membaca doa tersebut apabila menghadapi kesulitan agar dimudahkan oleh Allah SWT.

Allah SWT memberikan ujian demi ujian kepada hamba-Nya. Ujian ini tidak semata-mata dalam bentuk kesulitan atau kemalangan hidup, tetapi kesenangan hidup. Hanya saja, manusia sering kali benar-benar merasa diuji kala ditimpa kesulitan hidup.

(aeb/aeb)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi yang Paling Sabar saat Derita Penyakit Menahun


Jakarta

Salah satu nabi yang paling sabar adalah Nabi Ayyub AS. Beliau adalah nabi yang memiliki kekayaan luar biasa dan seketika diterpa beragam ujian oleh Allah SWT namun tetap bersabar.

Dikutip dari buku Qashash Al-Anbiyaa’ (Kisah para Nabi) tulisan Ibnu Katsir, nama lengkap Nabi Ayyub AS adalah Ayyub bin Mushin bin Rezah bin Esau bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ayyub AS berasal dari negeri Romawi.

Pandangan ulama lain menyebutkan bahwa Nabi Ayyub AS bernama lengkap Ayyub bin Mushin bin Ragel bin Esau bin Ishaq bin Ya’qub.


Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa ibu Nabi Ayub adalah anak perempuan dari Nabi Luth. Sebab, Nabi Ayyub AS memang memiliki keturunan dari Nabi Ibrahim AS seperti tercatat dalam Al-Qur’an, “Dan di antara keturunannya (Ibrahim) ada yang Kami beri petunjuk, yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, dan Harun.” (Al-An’am: 84)

Kisah Kesabaran Luar Biasa Nabi Ayyub AS

Ulama tafsir, pakar biografi, dan ulama lainnya menyatakan bahwa Nabi Ayyub AS adalah seseorang yang memiliki kekayaan melimpah, mencakup berbagai aset mulai dari budak, hewan peliharaan, hingga tanah luas yang terletak di daerah Batsniya di negeri Hawran.

Ibnu Asakir dalam riwayatnya menyatakan bahwa seluruh wilayah tersebut menjadi milik Nabi Ayyub AS. Dan juga disebutkan bahwa Nabi Ayyub AS memiliki istri dan keturunan yang cukup banyak.

Namun, dikisahkah, seketika seluruh kenikmatan dan kekayaan di atas sirna dari diri Nabi Ayyub AS. Bahkan ia diuji dengan berbagai penyakit menahun yang merusak tubuhnya, sehingga tidak ada lagi bagian tubuhnya yang sehat, kecuali hati dan mulutnya saja–keduanya tetap digunakan beliau untuk mengingat Allah SWT.

Walaupun dalam kondisi seperti itu, Nabi Ayyub AS tetap bersabar, melakukan introspeksi diri, dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Ia terus-menerus mengingat Allah SWT pada siang, malam, sore, dan pagi hari.

Penyakit menahun tersebut belakang diketahui melalui sebuah riwayat. Riwayat tersebut berasal dari Mujahid yang menyebutkan, bahwasanya Nabi Ayyub AS adalah orang pertama yang terjangkit penyakit kusta.

Dalam satu riwayat yang diceritakan oleh Humaid, disebutkan bahwa Nabi Ayyub AS menderita penyakit yang sangat langka pada masanya selama delapan belas tahun. As-Suddi juga menuturkan bahwa penyakit tersebut menghancurkan seluruh tubuhnya, sampai-sampai hanya tersisa tulang dan urat-uratnya saja.

Pada masa itu, satu-satunya yang merawat dan setia berada di sisi Nabi Ayyub AS adalah istrinya. Setiap hari, sang istri menaburkan pasir di bawah tubuh Nabi Ayyub AS.

Setelah waktu yang cukup lama berlalu, istri Nabi Ayyub AS berkata, “Wahai suamiku, mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah untuk disembuhkan dari penyakit ini?”

Mendengar pertanyaan itu, Nabi Ayyub AS menjawab dengan bijak, “Aku telah merasakan hidup sehat selama tujuh puluh tahun. Jadi, jika aku harus mengalami penyakit selama tujuh puluh tahun pula, apakah aku tidak mampu bersabar?”

Jawaban Nabi Ayyub AS ini membuat istri Nabi Ayyub AS kagum dan merasa bangga akan kesabaran suaminya.

Bersamaan dengan itu, istri Nabi Ayyub AS dengan tulus rela berkorban untuk membantu suaminya. Ia bersedia bekerja sebagai pelayan dengan upah yang rendah, hanya demi memberi makan kepada Nabi Ayyub AS.

Namun, situasi berubah ketika masyarakat enggan mempekerjakannya karena takut tertular penyakit Nabi Ayyub AS.

Hingga akhirnya, istri Nabi Ayyub AS menjual salah satu ikatan rambutnya kepada seorang anak perempuan dari keluarga tuan rumah yang kemudian memberinya makanan sebagai alat tukarnya. Setelah makanan itu habis dan istrinya tetap belum mendapatkan pekerjaan, ia menjual ikatan rambut terakhirnya untuk mendapatkan makanan.

Nabi Ayyub AS menolak pada awalnya. Namun, pada akhirnya Nabi Ayyub AS setuju untuk makan setelah istrinya mengungkapkan kenyataan bahwa ia harus menjual ikat rambutnya untuk mendapatkan makanan.

Kejadian ini pun menyadarkan Nabi Ayyub AS hingga akhirnya memanjatkan doa kepada Allah SWT dan terabadikan dalam surah Al Anbiya ayat 83, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”

Terlihat dari doa Nabi Ayyub AS yang tidak langsung meminta kesembuhan pada Allah. Sebaliknya, menurut buku Mukjizat Doa-doa yang Terbukti Dikabulkan Allah karya Yoli Hemdi, ia meminta untuk diperlihatkan bentuk Maha Penyayangnya Allah SWT.

Kesabaran dan kesantunan dalam doa Nabi Ayyub agar sembuh dari penyakit tersebut kemudian didengar oleh Allah SWT. Kisah ini tercantum dalam surah Al Anbiya ayat 84 yang berbunyi,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami,”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Kesabaran Ayyub AS saat Diuji Penyakit Kulit Belasan Tahun



Jakarta

Nabi Ayyub AS adalah seseorang yang kaya raya. Hartanya berlimpah serta meliputi berbagai hewan ternak seperti unta, keledai, sapi dan lain sebagainya.

Nama Ayyub AS disebutkan dalam surah An Nisa ayat 163,

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ


Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud.”

Dikisahkan dalam Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS, Nabi Ayyub AS juga memiliki tanah pertanian yang terbentang luas di daerah Hauran. Selain itu, istri dari Nabi Ayyub AS juga melahirkan anak-anak yang baik serta saleh.

Dalam kenikmatan yang Allah SWT limpahkan itu, Nabi Ayyub AS tiba-tiba diberi cobaan kehilangan seluruh harta yang dimilikinya. Deretan musibah menimpa sang nabi, mulai dari anak-anaknya yang meninggal dunia hingga penyakit kulit yang dideritanya selama belasan tahun.

Pada rentang waktu itu, hanya hati dan lidah Ayyub AS yang sehat. Meski ditimpa ujian berat, Nabi Ayyub AS tak henti-hentinya berdzikir kepada Allah SWT. Ia sabar dan tabah menghadapi cobaan yang diberikan Sang Khalik.

Kondisi Nabi Ayyub AS yang seperti itu membuat dirinya dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, ia diusir dari kampung halamannya.

Sampai-sampai, Nabi Ayyub AS dibuang ke tempat sampah milik bani Israil hingga tubuhnya dipenuhi lalat dan berbagai macam serangga. Tak ada seorang pun yang merasa iba kepadanya kecuali sang istri.

Diceritakan oleh As-Saddiy, “Daging yang melekat pada tubuh Nabi Ayyub AS mulai berjatuhan hingga tidak ada yang tersisa di tubuhnya, kecuali tulang belulang dan otot-ototnya saja. Sementara itu, istrinya tiada henti menemui beliau sembari membawa abu gosok sebagai alas untuk berbaring,”

Istrinya berkata, “Duhai Ayyub, seandainya engkau berdoa memohon kepada Tuhanmu, niscaya Dia akan menyembuhkanmu,”

Kemudian Nabi Ayyub AS menjawabnya, “Aku telah menjalani hidup dalam keadaan sehat walafiat selama tujuh puluh tahun. Oleh sebab itu, tidak sewajarnyakah jika aku bersabar kepada Allah dalam menjalani ujian yang lebih pendek dari tujuh puluh tahun?”

Mendengar jawaban Nabi Ayyub AS, sang istri terkejut. Kemudian, ia bekerja pada orang lain agar dapat mencukupi kebutuhan hidup bersama suaminya.

Dikisahkan juga ketika istri Nabi Ayyub AS tidak kunjung mendapat pekerjaan, ia lalu menjual salah satu dari dua kepang rambutnya kepada putri pejabat agar ditukarkan dengan makanan yang banyak. Mengetahui hal itu, sang nabi berdoa pada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam surah Al Anbiya ayat 83,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Dikisahkan dalam buku Cara Nyata Mempercepat Pertolongan Allah karya Syafi’ie el-Bantanie, penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS akhirnya sembuh atas pertolongan dari Allah SWT dengan mengabulkan doa-doanya.

Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ayyub AS agar menghentakkan kakinya ke tanah hingga terpancarlah air yang dapat digunakan untuk mandi serta minum. Perintah itu dijelaskan dalam surah Sad ayat 42,

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Wallahu a’lam.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ayyub AS Hadapi Ujian Berat Belasan Tahun hingga Dikucilkan



Jakarta

Nabi Ayyub AS mendapat ujian berat dari Allah SWT selama belasan tahun. Sejumlah riwayat menyebut ia menderita penyakit kulit yang tak kunjung sembuh hingga orang-orang meninggalkannya.

Nabi Ayyub AS adalah salah satu nabi sekaligus rasul yang kisahnya termaktub dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa’ ayat 163,

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ


Artinya: “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud.”

Sebagai seorang utusan Allah SWT, Ayyub AS dikenal sebagai pribadi yang sangat sabar. Saking sabarnya, ia bahkan tidak mengeluh ketika diberi ujian berupa penyakit kulit yang mendera tubuhnya selama bertahun-tahun.

Dijelaskan dalam kitab Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir terjemahan Umar Mujtahid, Ayyub AS adalah seseorang yang kaya raya. Sebelum ditimpa musibah, ia memiliki harta yang berlimpah mulai dari binatang ternak, budak, hingga tanah yang terbentang dari Tsaniyah sampai Hauran. Nabi Ayyub AS memiliki banyak anak dan seorang istri.

Allah SWT mengujinya dengan penyakit kulit dan mengambil seluruh kenikmatan Ayyub AS. Berbagai musibah kian menghampiri sang nabi, mulai dari anak-anaknya yang meninggal hingga hartanya yang habis tak bersisa.

Penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS membuatnya dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, Anas meriwayatkan bahwa Ayyub AS dibuang di tempat sampah milik bani Israil hingga tubuhnya dikerumuni lalat dan berbagai macam serangga lainnya.

Tak seorang pun merasa kasihan kepada Nabi Ayyub AS selain sang istri yang setia mendampinginya. As Saddiy menceritakan,

“Daging yang melekat pada tubuh Ayyub mulai berjatuhan hingga tidak ada yang tersisa di tubuhnya, kecuali tulang belulang dan otot-ototnya saja. Sementara itu, istrinya tiada henti menemui beliau sembari membawa abu gosok sebagai alas untuk berbaring.”

Dalam kondisi yang memprihatinkan itu, istri Nabi Ayyub AS bekerja pada orang lain agar dapat mencukupi kebutuhan hidup bersama suaminya. Ketika tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya bekerja, sang istri menjual salah satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat dan ditukarkan dengan makanan yang sangat banyak.

Mengetahui hal itu, Nabi Ayyub AS lantas berdoa kepada Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surah Al-Anbiya ayat 83,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

Singkat cerita, penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub AS akhirnya sembuh atas pertolongan dari Allah SWT dengan mengabulkan doa-doanya. Kala itu, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ayyub AS agar menghentakkan kakinya ke tanah hingga terpancarlah air yang dapat digunakannya untuk mandi dan meminumnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Shad ayat 42,

ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ

Artinya: (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Setelah Nabi Ayyub AS mandi dan minum dengan air tersebut, seketika penyakit kulit yang menimpanya sembuh, badannya sehat kembali, dan wajahnya pun tampak lebih segar dan berseri.

Tak sampai di situ, Ayyub AS kembali dianugerahi dengan kekayaan seperti sedia kala. Ia hidup bahagia bersama sang istri dan bersyukur kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ayyub Lengkap yang Sabar Hadapi Ujian Hidup


Jakarta

Nabi Ayyub AS adalah seorang nabi yang dikaruniai harta berlimpah oleh Allah SWT. Namun, dengan harta yang berlimpah, Nabi Ayyub AS tidak pernah sekali saja merasa sombong.

Merangkum Kisah Nabi Ayyub oleh Yayat Sri Hayati, alkisah sekitar 1420-1540 SM, hiduplah Nabi Ayyub AS. Beliau ditugaskan Allah SWT untuk berdakwah di Haran, Syam.

Nabi Ayyub AS masih keturunan dari Nabi Ishaq AS dan ayahnya adalah seseorang yang kaya raya. Ayahnya memiliki peternakan serta perkebunan yang luas, dan saat ayahnya wafat, semua itu diwariskan ke Nabi Ayyub AS.


Meskipun hidup dengan limpahan karunia dari Allah SWT, tidak membuat Nabi Ayyub AS luput dari ujian dan cobaan. Merangkum buku Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Iip Syarifah, berikut kisahnya.

Diuji Kekayaan Harta

Nabi Ayyub AS adalah keturunan orang kaya yang diwariskan ayahnya setelah wafat. Nabi Ayyub AS menikah dengan cucu Nabi Yusuf AS, Rahmah, mereka hidup bahagia dan dikaruniai banyak anak.

Karunia lainnya yang dianugerahi Allah SWT kepada Nabi Ayyub AS adalah hewan ternak yang banyak, kebun yang luas, taman-taman yang indah dan harta lainnya yang semakin melimpah. Selain harta, Nabi Yusuf AS juga dikaruniai kesehatan, istri yang salihah dan cantik, serta keturunan yang taat.

Hidup dengan harta yang banyak justru tidak membuat Nabi Ayyub AS lalai dan sombong, melainkan semakin banyak hartanya semakin dermawan beliau kepada orang lain. Semakin banyak karunia Allah SWT kepadanya, semakin taat Nabi Ayyub AS dan keluarganya kepada Allah SWT.

Akhlak mulia menghiasi diri Nabi Ayyub AS, sehingga Nabi Ayyub dihormati dan disukai banyak orang. Nabi Ayyub AS sangat paham jika kekayaan yang dititipkan Allah SWT kepadanya harus dipergunakan sesuai dengan ketentuan-Nya.

Diuji Kehilangan Anak dan Kesehatan

Iblis mulai mengancam Nabi Ayyub AS. Mulai dari ketika anak-anak Nabi Ayyub AS sedang berada di rumah saudaranya, iblis merobohkan rumah itu sehingga semua anak Nabi Ayyub AS meninggal.

Nabi Ayyub AS yang mendapat kabar jika semua anaknya sudah meninggal, menerimanya dengan sabar tenang. Beliau sangat yakin bahwa anak-anaknya adalah milik Allah SWT, jadi kapan pun Allah SWT dapat mengambilnya.

Iblis yang merasa gagal pada percobaan pertamanya kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayyub AS. Akibatnya, Nabi Ayyub AS menderita berbagai jenis penyakit hingga tubuhnya tampak semakin kurus, tenaganya semakin lemah dan wajahnya menjadi pucat.

Karena penyakit yang dideritanya, Nabi Ayyub AS dijauhi oleh orang-orang karena penyakit yang dideritanya dapat menular dengan cepat lewat sentuhan. Beliau terasingkan dan hanya istrinya yang menemani.

Iblis berencana menghasut istri Nabi Ayyub AS dengan menyamar sebagai teman dekat Nabi Ayyub AS. Iblis membanding-bandingkan kehidupan Nabi Ayyub AS yang lampau ketika masih kaya raya, sehat dan dihormati banyak orang dengan kondisi saat ini.

Setelahnya, Rahmah mendekati sang suami yang tengah kesakitan kemudian meminta Nabi Ayyub AS berdoa kepada Allah SWT agar dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang mereka alami. Dan Nabi Ayyub menjawab,

“Aku malu memohon kepada Allah untuk membebaskan kita dari kesengsaraan dan penderitaan ini. Padahal, kebahagiaan yang telah Allah berikan lebih lama. Jika engkau telah termakan hasutan dan bujukan iblis sehingga imanmu mulai menipis dan merasa kesal menerima takdir dan ketentuan Allah ini, tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dan kekuatan badanku pulih kembali. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan takdir-Nya.”

Doa Nabi Ayyub

Setelah ditinggalkan oleh istrinya, Nabi Ayyub AS tinggal seorang diri di rumahnya tidak ada yang menemani. Cobaan tersebut justru membuat kesabaran dan keimanan Nabi Ayyub AS semakin bertambah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas disebutkan bahwa Nabi Ayyub AS menjalani ujian tersebut selama 18 tahun.

Pada suatu hari, singgahlah pemikiran setan dibenaknya yang membisikkan untuk berhenti bersabar dan terus membisikkan keputusasaan. Pada akhirnya, Nabi Ayyub AS berhasil menghalau pikiran setan tersebut. Nabi Ayyub AS kemudian mengadu dan berdoa kepada Allah SWT:

وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ

Artiya: Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).” (QS Sad: 41)

Setelah melewati masa-masa sulit, akhirnya Allah SWT menerima doa Nabi Ayyub AS yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman. Allah SWT berfirman:

اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ

Artinya: “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (QS Sad: 42)

Nabi AS Ayyub bergegas mandi dan minum dari air tersebut. Dengan izin Allah SWT, Nabi Ayyub langsung sembuh dari penyakitnya dan beliau terlihat lebih sehat serta kuat dari sebelumnya.

Pada saat yang sama, istri yang telah diusir dan meninggalkan beliau seorang diri merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya. Namun, ia hampir tidak mengenali Nabi Ayyub AS yang kini ada di hadapannya dengan Nabi Ayyub AS yang terakhir kali ia lihat sebelum pergi.

Rahmah langsung memeluk sang suami dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya. Allah SWT telah mengembalikan kesehatan suaminya, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Nabi Ayyub AS saat sakit telah bersumpah akan mencambuk istrinya 100 kali jika telah sembuh. Ia merasa wajib untuk melaksanakan sumpahnya, tetapi ia merasa kasihan kepada istrinya yang telah menunjukkan kesetiaan dan menemani dalam keadaan suka maupun duka.

Akhirnya, Allah SWT berfirman kepada Nabi Ayyub AS untuk memberikan jalan keluar terbaik,

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْۗ اِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًاۗ نِعْمَ الْعَبْدُۗ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌ

Artinya: Ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukullah (istrimu) dengannya dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya). (QS Sad: 44)

Allah membalas kesabaran dan keteguhan iman Nabi Ayyub AS dengan memulihkan kesehatannya, mengembalikan kekayaan dan harta bendanya, kesabaran serta anak yang jumlahnya lebih banyak.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Zulkifli AS, Sosok Raja yang Penyabar dan Bijaksana


Jakarta

Nabi Zulkifli AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul utusan Allah SWT yang kisahnya termaktub dalam Al-Qur’an. Ia memiliki nama asli Basyar dan merupakan keturunan dari Nabi Ayyub AS.

Nabi Zulkifli AS merupakan raja yang dikenal penyabar dan bijaksana. Simak kisah lengkapnya dalam artikel berikut.

Nabi Zulkifli Diangkat Menjadi Raja Menggantikan Raja Ilyasa

Zulkifli AS merupakan sosok raja yang bijaksana, adil, dan sederhana. Diperkirakan, Nabi Zulkifli AS hidup pada 1500 atau 1425 SM dan memiliki dua orang putra.


Menukil dari buku Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul yang ditulis Nurul Ihsan, Nabi Zulkifli AS diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1460 SM. Beliau diutus kepada kaum Amoria di Damaskus.

Gelar raja yang diperoleh Nabi Zulkifli AS diperoleh karena sosoknya yang rendah hati. Kala itu, seorang raja bernama Ilyasa sudah tidak dapat menjalankan pemerintahan karena usianya yang sudah tua.

Sang raja membutuhkan pemimpin pengganti, namun dirinya tidak memiliki putra pewaris kerajaan. Akhirnya, raja Ilyasa mengumpulkan rakyat untuk meminta kesediaan menggantikannya sebagai pemimpin Bani Israil.

Raja Ilyasa mengajukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk raja pengganti. Persyaratan itu mencakup berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak boleh marah.

“Adakah yang sanggup dari kalian semua?” kata Raja Ilyasa bertanya.

Tak seorang dari rakyatnya yang sanggup. Terlebih, memang tidak mudah menemukan calon pengganti raja dengan persyaratan yang begitu sulit.

Lalu, seorang pemuda yang tak lain adalah Nabi Zulkifli AS menawarkan diri untuk menggantikan raja. Mulanya, Raja Ilyasa tidak percaya bahwa Zulkifli AS dapat menyanggupi persyaratannya, namun sang nabi terus menyakinkan raja.

Akhirnya Raja Ilyasa percaya, sementara Nabi Zulkifli AS memenuhi persyaratan dan menepati janjinya. Ia sangat sabar untuk bangun salat di malam hari, berpuasa pada siang hari dan tidak marah. Zulkifli AS juga tidak pernah emosi ketika menetapkan putusan hukum.

Usai menggantikan Raja Ilyasa, Nabi Zulkifli AS tidak pernah marah. Ia sangat menjaga waktu tidurnya dan waktu-waktu lain untuk mengurus rakyat.

Meski Zulkifli AS berpuasa pada siang hari, ia tetap melayani rakyatnya dengan sepenuh hati. Tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin tidak pernah ia baikan.

Ketika malam tiba, Zulkifli AS menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kesabaran Nabi Zulkifli AS yang luar biasa tertuang dalam surah Al Anbiya ayat 85,

وَاِ سْمٰعِيْلَوَاِ دْرِيْسَوَذَاالْكِفْلِ ۗكُلٌّمِّنَالصّٰبِرِيْنَ

Artinya : “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.”

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com